apakah yang dapat kalian teladani dari seorang khalifah harun ar-rasyid

tirto.id - Selepas Bani Umayyah lengser, kekuasaan kekhalifahan Islam berpindah ke Dinasti Abbasiyah yang berlangsung pada 750-1258 Hijriah atau 1261-1517 Masehi. Selama masa Kekhalifahan Abbasiyah ini, sejarah ilmu pengetahuan berkembang pesat.

Kekhalifahan Abbasiyah dipelopori oleh Abu Al-Abbas As-Saffah yang meruntuhkan Dinasti Umayyah pada 1261 Masehi. Abu Al-Abbas As-Saffah juga didaulat sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah.

Perkembangan sistem politik dan ilmu pengetahuan maju pesat di masa Dinasti Abbasiyah yang melanggengkan kekuasaannya sampai lima abad di kawasan Timur Tengah.

Penamaan Abbasiyah dinisbatkan kepada Abbas bin Abdul Muththallib yang berasal dari Bani Hasyim. Keturunan Bani Hasyim mengklaim paling berhak memegang tampuk kekuasaan karena nenek moyang mereka adalah paman Nabi Muhammad SAW.

apakah yang dapat kalian teladani dari seorang khalifah harun ar-rasyid

Baca juga:
  • Revolusi Bani Abbasiyah Menggusur Kuasa Bani Umayyah
  • Sejarah Kekhalifahan Umayyah, Kejayaan, Hingga Keruntuhannya
  • Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Dinasti Umayyah

Alasan lainnya, dikutip dari "Perkembangan Politik dan Ilmu Pengetahuan pada Dinasti Abbasiyah" yang ditulis Abdullah Manshur, adalah bahwa warisan tidak diturunkan kepada sepupu jika masih ada paman, begitu pula dengan keturunan perempuan.

Di era Dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan Islam berkembang pesat. Masa puncaknya ketika pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 H) dan Khalifah Al-Ma'mun Ar-Rasyid (813-833 H).

Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Daulah Abbasiyah (2012), Khairul Umam merangkumnya sebagai berikut:

1. Ilmu Tafsir

Pada masa Dinasti Abbasiyah, berkembang dua aliran tafsir yang terus digunakan hingga sekarang. Dua aliran tafsir itu adalah tafsir bi al-matsur dan tafsir bi ar-rayi.

Aliran pertama lebih menekankan kepada penafsiran ayat-ayat Alquran dengan hadis dan pendapat-pendapat para sahabat. Sementara itu, aliran yang kedua lebih banyak berpijak pada logika daripada nas syariat.

Ahli tafsir Alquran yang terkenal di masa itu adalah Ibn Jarir al-Thabari dengan karangannya yang bertajuk Jami Al-Bayan fi Tafsir Alquran.

Ada pula dikenal Al-Baidhawi dengan Muallim Al-Tanzil, Al-Zamakhsyari dengan karangannya yang berjudul Al-Kasyaf, Al-Razi dengan Tafsir Al-Kabir, dan lain sebagainya.

Baca juga:
  • Sejarah Kisah Hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah
  • Sejarah Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Arti Namanya
  • Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tradisi Perayaannya di Dunia

2. Ilmu Kalam atau Teologi Islam

Berkat singgungan Islam dengan filsafat Yunani, berkembang juga ilmu kalam atau teologi Islam di masa Dinasti Abbasiyah. Alquran dan hadis ditelaah kembali menggunakan akal dan rasio.

Salah satu mazhab ilmu kalam, aliran Mu'tazilah, mencapai masa keemasannya di Dinasti Abbasiyah. Tokoh-tokoh seperti Washil bin Atha', Abu Huzail, dan An-Nadzham tercatat sebagai orang-orang berpengaruh di aliran ini.

Di masa kepemimpinan Khalifah Al-Ma'mun, aliran Mu'tazilah bahkan dijadikan mazhab resmi dinasti ini.

Terdapat pula ulama Abu Hasan Al-Asyari yang berusaha menjembatani pemikiran Mu'tazilah dan hadis-hadis nabi. Pemikirannya hingga sekarang terus dipelajari umat Islam.

Baca juga:
  • Alasan Umar bin Khattab Menolak Salat di Gereja
  • Khalifah yang Membangun Gereja Suci & Makam Yesus
  • Penjelasan 4 Teori Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

3. Ilmu Tasawuf

Di masa Dinasti Abbasiyah, muncul beberapa tokoh tasawuf besar seperti Imam Ghazali, Al-Hallaj, Syahabuddin, Al-Qushairi, dan lain sebagainya.

Ilmu tasawuf mengalami perkembangan pesat dan dikaji ulang untuk menjawab tantangan zamannya. Kitab yang dikarang Imam Ghazali Ihya Ulumuddin terus dipelajari hingga sekarang.

Demikian juga karangan Al-Hallaj, At-Thawashin, hingga Awarifu Al-Ma'arif yang ditulis Syahabuddin.

Baca juga:
  • Bukan Fans Liverpool, Ben Bird Jadi Mualaf Berkat Mo Salah
  • Paul Pogba: Islam Menjunjung Tinggi Kemanusiaan
  • Tiga Belas Alasan Emmanuel Adebayor Masuk Islam

4. Ilmu Geografi

Pada masa Dinasti Abbasiyah, peta dunia atau globe pertama dibuat. Globe ini dikenal dengan sebutan Tabule Regoriana.

Penyusunan globe ini dipelopori oleh Al-Idrisi atau Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah Al-Idrisi. Peta berbahasa Arab tersebut menampilkan daratan Eurasia, benua Afrika, dan Asia Tenggara.

Peta Tabule Regoriana inilah yang dijadikan rujukan Christopher Columbus untuk mengelilingi dunia hingga menemukan benua Amerika.

Baca juga:
  • Sejarah Kesultanan Tidore: Pendiri, Kejayaan, & Daftar Raja-Sultan
  • Sejarah Kesultanan Demak: Kerajaan Islam Pertama di Jawa
  • Kesultanan Aceh: Sejarah Masa Kejayaan dan Peninggalan

5. Ilmu Kimia

Salah satu tokoh terbesar di bidang kimia yang lahir di masa Dinasti Abbasiyah adalah Jabir bin Hayyan. Hingga sekarang, ia diakui sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab.

Jabir mengembangkan secara ilmiah dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Ia juga memperbaiki metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.

Beberapa buku hasil karangannya masih menjadi rujukan hingga sekarang mencakup Kitab At-Tajmi' (tentang Konsentrasi), Az-Zibaq As-Syarqi (Air Raksa Timur), Kitab Ar-Rahmah, dan lain sebagainya.

Baca juga:
  • Kerajaan Islam Kutai Kartanegara: Sejarah & Daftar Raja-Sultan
  • Sejarah Awal Kesultanan Mataram Islam, Letak, dan Pendiri Kerajaan
  • Sejarah Runtuhnya Kesultanan Mataram Islam & Daftar Raja-raja

6. Ilmu Kedokteran dan Farmasi

Di masa Dinasti Abbasiyah, penyakit cacar dan measles pertama kali dibedakan. Prinsip seton dalam operasi juga ditemukan. Tokoh pelopornya yang terkenal adalah Ar-Razi atau Abu Bakar Muhammad Bin Zakariya Ar-Razi.

Pada saat itu, Ar-Razi adalah dokter anak masyhur dengan karya kedokteran Al-Hawi, buku ensiklopedia kedokteran.

Selain itu, ada juga Ibnu Sina atau Abu Ali Husain bin Hasan Ali bin Sina yang mengkodifikasi pemikiran kedokteran Yunani dan Arab di bukunya Al-Qanun fi At-Thib.

Karyanya juga berupa ensiklopedia kedokteran, serta menjadi referensi penting kedokteran di masa itu, bahkan sempat menjadi rujukan primer kedokteran di Eropa selama lima abad (dari abad ke-12 hingga 17 M).

Baca juga:
  • Kesultanan Gowa Masa Islam: Sejarah, Peninggalan, Daftar Raja
  • Sejarah Kerajaan Samudera Pasai: Pendiri, Masa Jaya, & Peninggalan
  • Sejarah Kesultanan Banten dan Daftar Raja yang Pernah Berkuasa

7. Ilmu Matematika

Ilmu matematika mencapai kemajuan pesat di masa Dinasti Abbasiyah. Tokoh terkenalnya adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yang menemukan angka 0 (nol). Di masa itu, dikenal juga bilangan positif dan negatif, pengetahuan tentang akar, aljabar, dan aritmatika.

Buku fenomenal yang dihasilkan Al-Khawarizmi adalah Hisab Al-Jabr. Ia juga menjelaskan mengenai logaritma dan dikenal sebagai penemu pertama kalkulasi tersebut.

Di masa Dinasti Abbasiyah, ilmu matematika klasik di Yunani dan India dipelajari untuk menghasilkan integrasi matematika modern. Buku-buku Yunani diterjemahkan ke Bahasa Arab untuk dipelajari dan dikembangkan.

Baca juga:
  • Nama Asli Wali Songo: Strategi Dakwah & Wilayah Persebarannya
  • Jalan Setapak Syekh Siti Jenar
  • Sejarah Keruntuhan Kerajaan Demak: Penyebab dan Latar Belakang

8. Sejarah

Di bidang sejarah, muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun. Awalnya, ia belajar di Al-Azhar, Mesir. Usai menuntut ilmu di sana, Ibnu Khaldun mendirikan lembaga pendidikannya sendiri untuk mengkaji dan mempelajari sejarah.

Murid-murid yang belajar langsung pada Ibnu Khaldun adalah Al-Aqrizi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Jalaluddin As-Suyuti, dan lain sebagainya.

Baca juga:
  • Panglima Islam Kekaisaran Cina Merambah Nusantara
  • Sejarah Kesultanan Ternate: Kerajaan Islam Tertua di Maluku Utara
  • Hari Istiqlal 22 Februari: Sejarah Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Baca juga artikel terkait KEKHALIFAHAN ABBASIYAH atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/isw)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan masa Bani Abbasiyah.