Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi brainly

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan dalam cara berpikir serta caranya untuk mengendalikan diri. Manusia diberikan nafsu juga hasrat. Yaitu hasrat untuk mencapai tujuan dengan memenuhi syarat untuk menjadi manusia yang berkarakter.

Dengan kelebihan akal pikiran dan budi pekerti yang Tuhan titipkan, manusia mampu berpikir tentang bagaimana cara ia hidup, dan bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Dengan perkembangan pola pikir yang luas, setiap bentuk dari masalah yang dialaminya akan menemui jalan keluar sendiri.

Dan dengan budi pekerti, manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang perasa. Makhluk yang senantiasa menggunakan kata hati, berupa panduan akal dan perasaan yang dapat membedakan antara perbuatan baik dan yang buruk.

Apa yang dimaksud dengan hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk sosial?

Menurut Murtadlo Munthahari, manusia adalah makhluk serba dimensi (1992:125) Hal ini dapat dilihat dari;

PostTerkait

Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi brainly

Santri dan Teknologi

24 November 2020
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi brainly

Akhirnya! 2 kategori Beasiswa diberikan kepada 6 Mahasantri El Azzam

25 September 2020
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi brainly

Menciptakan Usaha pada Masa Pandemi

23 Agustus 2020
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi brainly

Hiasi Muharram dengan Amalan Mulia

23 Agustus 2020
  • Dimensi pertama, secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum, istirahat dan menikah supaya ia dapat tumbuh dan berkembang.

  • Dimensi kedua, manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian.

  • Dimensi ketiga, manusia memiliki perhatian terhadap keindahan.

  • Dimensi keempat, manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.

  • Dimensi kelima, manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia dikarunia akal, pikiran dan kehendak bebas, sehingga ia mampu menahan hawa nafsu dan menciptakan keseimbangan dalam hidupnya.

  • Dimensi keenam, manusia mampu mengenal dirinya (Assegaf, 2005: 57).

Kamu sudah tidak asing lagi dengan kalimat yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial bukan? Interaksi yang terjadi antara seseorang dengan yang lain, merupakan bentuk atau ciri dari makhluk itu sendiri.
Antara manusia yang satu dengan yang lainnya, akan saling membutuhkan. Sekali pun kamu menampik dengan mengatakan bahwa semua hal mampu kamu lakukan dengan sendiri, namun kamu masih membutuhkan keberadaan orang-orang disekitarmu.

peranan manusia sebagai makhluk sosial, sejatinya sudah menjadi kodratnya secara lahiriyah. Setiap kegiatan yang dilakukan guna keberlangsungan hidupnya, disadari atau tidak disadari memiliki konteks dalam kehidupan sosial

Mengapa manusia perlu untuk bersosialiasi?

Setiap interaksi yang dilakukan sesama manusia digunakan untuk berkomunikasi. Mulai dari interaksi dalam ruang lingkup keluarga hingga mencapai ranah umum untuk pemenuhan kegiatan sosial. Misalnya dalam hal pekerjaan.

Kegiatan sosialisasi pun dianggap berhasil jika setiap individu mampu mengetahui perannya di dalam suatu masyarakat.

Untuk mengetahui hakikat manusia sebagai makhluk sosial, tentunya kamu harus memulai ini secara pribadi. Maksudnya pahami dulu makna yang terkandung dari manusia sebagai pribadi yang berhakikat.

Kemudian setelah kamu tahu makna tersebut, setiap individu akan menjadikan setiap norma-norma sosial yang tumbuh di masyarakat akan dijadikannya sebagai patokan atau acuan dalam kehidupan berkelompok atau lebih luasnya bermasyarakat.

Sejak kapan manusia dituntut untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi?

Pendidikan sosial kiranya sudah mulai ditanamkan didalam diri setiap insan saat kita masih kanak-kanak. Dimana anak usia lima tahun, sudah mulai mengenali lingkungan, berinteraksi dengan anak sebayanya dan juga yang paling penting dengan keluarganya sendiri.

Pendidikan sosial yang diberikan pada anak jika dilakukan secara tepat sasaran, mampu membentuk pribadi anak yang mandiri dan pandai bersosialiasi. Sehingga, dalam menjajaki masa-masa pertumbuhannya kelak tak akan ada istilah kesulitan dalam pergaulan atau pun timbulnya rasa minder.

Ruang lingkup sosial bagi setiap manusia apakah sama?

Seperti telah dipaparkan diatas, ruang lingkup sosialisasi yang pertama kali kamu kenal adalah di dalam keluarga. Interaksi yang terjadi pun sangat kompleks, sehingga bisa dikatakan bahwa ruang lingkup setiap orang bersumber dari satu hal, yaitu keluarga.

Untuk selanjutnya, kegiatan sosial pun berlanjut pada tahap jenjang pendidikan. Dimana kepribadian diri kita semua dibentuk dalam lingkungan pendidikan secara bertahap.

Namun, pemahaman setiap orang tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial belum dipahami secara mendalam. Kebanyakan dari mereka hanya tahu konsepnya saja, tanpa tahu bagaimana penerapan dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang nyata.

Lalu bagaimana langkah-langkah bersosialiasi yang baik dan sesuai dengan norma dalam masyarakat?

Hendaknya setiap orang menjaga perilaku dalam bersosialiasi. Perilaku manusia dalam menyikapi kehidupan, bisa menjadi tolak ukur baik buruknya seseorang di mata publik. Sikap mencerminkan pribadi kita. Bagaimana seseorang bersikap dan bagaimana cara ia dalam berperilaku, merupakan wujud jati diri yang ia miliki.

Dalam bersosialiasi, seseorang bisa mendapatkan citra yang baik jika halnya perilakunya sopan dan santun. Begitu pun sebaliknya, jika ia terkesan menunjukkan emosionalnya secara terang-terangan, berperilaku buruk dan terkesan acuh tak acuh, maka publik akan melabeli dirinya sebagai orang asos atau anti sosial.

Di negara indonesia pada umumnya, kehidupan bermasyarakat lebih mengacu pada budaya timur tengah. Sehingga nilai-nilai kepercayaan terhadap agama yang dianut pun, menjadi dasar manusia dalam hidup bersosialiasi maupun dalam berperilaku.

PENUTUP

Cara setiap individu mungkin berbeda-beda dalam mengekspresikan diri. Namun, jati bangsa ditentukan oleh perilaku bangsanya sendiri dalam memahami hakikat kedudukan manusia. Setiap manusia mempunyai harkat dan derajat yang sama di mata Tuhan. Tak ada lagi istilah diskriminasi dalam sejarah bangsa kita.

Stop dehumanisasi. Wujudkan Indonesia yang sejahtera dan bangsa yang berharkat sosial yang tinggi.

Tags: adatbudayaHakikat manusia sebagai makhluk sosialperilaku masyarakat
ShareSendShare