Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan

Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan

Perbesar

Ilustrasi pernikahan. (dok. pexels.com/Asnida Riani)

4. Menguatkan Ibadah sebagai Benteng Kokoh Akhlaq Manusia

Dalam Islam, pernikahan merupakan hal yang mulia, karena pernikahan merupakan sebuah jalan yang paling bermanfaat dalam menjaga kehormatan diri serta terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

Hal ini pula sesuai dengan HR. Muslim No. 1.400 di mana Rasullullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya."

Dan sasaran utama dalam pernikahan dalam Islam ialah untuk menundukkan pandangan serta membentengi diri dari perbuatan keji dan kotor yang dapat merendahkan martabat seseorang. Dalam Islam, sebuah pernikahan akan memelihara serta melindungi dari kerusakan serta kekacauan yang ada di masyarakat.

5. Memperoleh Ketenangan

Dalam Islam, sebuah pernikahan sangat dianjurkan karena tujuan pernikahan nantinya akan ada banyak manfaat yang didapat. Perasaan tenang dan tentram atau sakinah akan hadir selepas menikah.

Namun dalam sebuah pernikahan jangan hanya mengandalkan perasaan biologis serta syahwat saja, karena hal ini tidak akan sanggup untuk menumbuhkan ketenangan di dalam diri seseorang yang menikah.

6. Memperoleh Keturunan

Sesuai dengan Surat An Nahl Ayat 72, Allah SWT telah berfirman, yang artinya:"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"

Maka dapat dilihat tujuan pernikahan dalam Islam lainnya ialah untuk memperoleh keturunan. Tentunya dengan harapan keturunan yang diperoleh ialah keturunan yang sholeh dan sholehah, agar dapat membentuk generasi selanjutnya yang berkualitas.

7. Investasi di Akhirat

Anak yang diperoleh dari sebuah pernikahan tentunya sebagai investasi kedua orangtua di akhirat. Hal itu karena anak yang sholeh dan sholehah akan memberikan peluang bagi kedua orangtuanya untuk memperoleh surga di akhirat nanti. Berbekal segala ilmu dalam beragama yang diperoleh selama di dunia, bekal doa dari anak merupakan hal yang dapat diharapkan kelak.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Banjir Rob Menggila di Pesisir Utara Jateng, Fenomena dan Penyebabnya?

Oleh Husnul Abdi pada 14 Jun 2021, 19:00 WIB

Diperbarui 14 Jun 2021, 19:00 WIB

Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan

Perbesar

ilustrasi pernikahan | pexels.com/@pixabay

Liputan6.com, Jakarta Tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya untuk hidup bersama di dunia, namun juga menyiapkan kehidupan di akhirat nanti. Pernikahan bahkan dapat membuat hidup seseorang berubah menjadi lebih baik bila dijalani dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. 

Menikah juga membuat seorang muslim terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bersabda: 

"Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu, maka menikahlah. Sungguh menikah itu lebih menentramkan mata dan kelamin. Bagi yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa bisa menjadi tameng baginya." (HR. Bukhari No. 4779).

Tujuan pernikahan dalam Islam tentunya bukan hanya untuk menjauhkan seorang muslim dari perbuatan maksiat saja. Menikah juga menjadi pembuka kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT dan beribadah lebih banyak kepadaNya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/6/2021) tentang tujuan pernikahan dalam Islam.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan

Perbesar

Ilustrasi Pernikahan. Credit: pexels.com/Deden

Penyempurna Agama

Tujuan pernikahan dalam Islam yang pertama adalah sebagai penyempurna agama. Menikah merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan agama. Dengan menikah maka separuh agama telah terpenuhi. Jadi salah satu dari tujuan pernikahan ialah penyempurnakan agama yang belum terpenuhi agar semakin kuat seorang muslim dalam beribadah.

Rasullullah Shallallaahu'alaihi wasallam bersabda:

"Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya" (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman).

Melaksanakan Sunah Rasul

Tujuan pernikahan dalam Islam selanjutnya ialah melaksanakan sunah rasul, sebagai panutan dalam menjalan kehidupan. Namun sebagai seorang muslim tentu saja kita memiliki panutan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Pernikahan merupakan salah satu sunnah dari Rasulullah. Hal ini senada dengan sabda Nabi Muhammad SAW berikut:

Artinya: "Dari Aisyah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Menikah itu termasuk dari sunahku, siapa yang tidak mengamalkan sunahku, maka ia tidak mengikuti jalanku. Menikahlah, karena sungguh aku membanggakan kalian atas umat-umat yang lainnya, siapa yang mempunyai kekayaan, maka menikahlah, dan siapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena sungguh puasa itu tameng baginya.” HR. Ibnu Majah.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan

Perbesar

Ilustrasi pernikahan (dok.unsplash/ Khadija Yousaf)

Menjaga Diri dari Hal-Hal yang Dilanggar

Dalam Islam, pernikahan merupakan hal yang mulia, karena pernikahan merupakan sebuah jalan yang paling bermanfaat dalam menjaga kehormatan diri serta terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

Hal ini sesuai dengan HR. Muslim No. 1.400 di mana Rasullullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya."

Dan sasaran utama tujuan pernikahan dalam Islam ialah untuk menundukkan pandangan serta membentengi diri dari perbuatan keji dan kotor yang dapat merendahkan martabat seseorang. Dalam Islam, sebuah pernikahan akan memelihara serta melindungi dari kerusakan serta kekacauan yang ada di masyarakat.

Menjadi Pasangan yang Bertakwa

Tujuan menikah dalam islam berikutnya ialah menjadi pasangan yang bertakwa. Pernikahan mampu menciptakan insan bertakwa yang akan memperjuangkan nilai-nilai kebaikan bersama. Dilansir dari Tebuireng Online, menikah berpotensi membuat suatu pasangan selalu bernaung atas limpahan rahmat-Nya.

Selain itu, menikah juga dapat mencetak generasi keturunan yang dapat menciptakan ketenangan lahir dan batin. Dalam Al-Quran terdapat doa yang menggambarkan setiap pasangan ingin memiliki keluarga yang diharapkan. Berikut artinya:

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqon ayat 74).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan

Perbesar

ilustrasi pernikahan dan cincin/Photo by Jeremy Wong Weddings on Unsplash

Memperoleh Keturunan

Sesuai dengan Surat An Nahl Ayat 72, Allah SWT telah berfirman, yang artinya:

"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"

Maka dapat dilihat tujuan pernikahan dalam Islam lainnya ialah untuk memperoleh keturunan. Tentunya dengan harapan keturunan yang diperoleh ialah keturunan yang saleh dan salehah, agar dapat membentuk generasi selanjutnya yang berkualitas.

Membangun Generasi Beriman

Tujuan menikah menurut Al-Quran berikutnya ialah membangun generasi beriman. Pasalnya membangun rumah tangga islam yang harmonis, sudah turut serta membangun generasi muslim yang beriman agar tidak terjadi kepunahan.

Hal ini hanya bisa dicapai melalui pernikahan yang sesuai dengan syariat agama Islam. Sebagaimana dalam salah satu surah Al-Quran berikut, artinya:

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At-Thur ayat 21).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Dalam Islam pun ada ajaran bagaimana kriteria tentang calon pasangan ideal. Dan berikut kriteria mencari pasangan ideal dalam Islam:

1. Kafa'h menurut Islam

Pengaruh dari globalisasi, menjadikan masyarakat berubah ke era lebih modern dan juga materialisme. Tak sedikit pula yang selalu melibatkan bagaimana harta, kedudukan serta status sosial dari calon pasangan.

Namun dalam Islam, kafa'ah ialah kesamaan, kesepadanan atau sederajat dalam hal pernikahan ialah mengenai tujuan pernikahan dan usaha untuk mendirikan sebuah rumah tangga serta pertimbangan mengenai agama juga harus diperhatikan. Dalam Islam kafa'ah diukur berdasarkan kualitas iman dan takwa serta akhlak seseorang. Bukan diatur dengan status sosial, kedudukan serta harta.

2. Saleh atau Salehah

Untuk membina sebuah rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah, tentunya kamu perlu mencari pasangan yang saleh dan salehah. Sebagai tambahan Rasulullah menganjurkan untuk memilih seorang wanita yang subur (banyak keturunannya) dan juga penyayang agar dapat melahirkan generasi penerus umat.

Menikah bukan sebuah perlombaan, maka tak perlu untuk dipusingkan jika jodohmu belum menghampiri saat ini. Memperbaiki diri dan menambah ilmu juga perlu kamu lakukan agar siap dalam menghadapi rumah tangga nantinya.

Lanjutkan Membaca ↓

Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang telah melaksanakan perkawinan