Bagaimana cara menerapkan toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari?

Pengertian Contoh Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari -Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya saling mengenal. Antara satu bangsa dengan bangsa lain memiliki budaya dan karakteristik berbeda-beda. Demikian pula dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara majemuk dengan beragam perbedaaan.

Perbedaan suku, agama, warna kulit, dan bahasa di Indonesia merupakan anugerah berharga dari Tuhan. Semua ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.Oleh karena itu sudah selayaknyalah kita bersyukur atas semua karuniadari Tuhan. Lalu bagaimana cara mensyukurinya? Tidak lain adalahdengan saling menghormati, menghargai, serta memelihara hubungan baikantarsesama warga Indonesia.

Bagaimana cara menerapkan toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari?

Secara terminologi Pengertian
Toleransi dikemukankan oleh para ahli antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut W.J.S Purwadarminta Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri.
  2. Menurut Dewan Ensiklopedi Indonesia Toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk mempunyai suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini karena sebagai pengakuan dan menghormati hak asasi manusia.
  3. Menurut Ensiklopedi American Toleransi memiliki makna sangat terbatas. Ia berkonotasi menahan diri dari pelanggaran dan penganiayaan, meskipun demikian, ia memperlihatkan sikap tidak setuju yang tersembunyi dan biasanya merujuk kepada sebuah kondisi dimana kebebasan yang di perbolehkannya bersifat terbatas dan bersyarat.

Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap atau sifat dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia.

Secara Umum toleransi dapat diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.

Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan toleransi dengan kelapangdadaan, dalam artian suka kepada siapa pun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian lain, tak mau mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan orang lain. Sedangkan dalam pandangan para ahli, toleransi mempunyai beragam pengertian.

Micheal Wazler (1997) memandang toleransi sebagai keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai (peaceful coexistence) diantara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.

Heiler menyatakan toleransi yang diwujudkan dalam kata dan perbuatan harus dijadikan sikap menghadapi pluralitas agama yang dilandasi dengan kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan kerjasama yang bersahabat dengan antar pemeluk agama.

Secara sederhana, toleransi atau sikap toleran diartikan oleh Djohan Efendi sebagai sikap menghargai terhadap kemajemukan. Dengan kata lain sikap ini bukan saja untuk mengakui eksistensi dan hak-hak orang lain, bahkan lebih dari itu, terlibat dalam usaha mengetahui dan memahami adanya kemajemukan.

  • Toleransi antarsesama muslim

berarti menghargai dan menghormati perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran agama Islam. Misalnya, perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat salat tarawih. Perbedaan-perbedaan dalam tubuh agama Islam masih bisa ditoleransi apabila terjadi dalam masalah furuiyah (cabang), seperti jumlah rakaat tarawih, doa qunut, dan lain-lain.

Namun, kita tidak boleh toleransi dalam masalah ushul (pokok) dalam Islam, misalnya kitab suci al-Qurān, kiblat, dan Nabi. Ada orang mengaku Islam tetapi kiblat salatnya bukan di Kabah, kitab sucinya bukan al-Qurān, nabinya bukan Muhammad saw. Maka kita harus menolak keras pendapat seperti ini, namun tidak boleh berbuat anarkis atau menghakimi sendiri dengan tindakan kekerasan.

  • Toleransi kepada nonmuslim

yaitu menghargai dan menghormati pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing.

Toleransi merupakan salah satu akhlak mulia (akhlakul karimah) yang harus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi sikap menghargai perbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan sejahtera. Oleh karena itu kita harus menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan sikap-sikap sebagai berikut.

  1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.
  2. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
  3. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.
  4. Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing.
  5. Memberikan kesempatan untuk melaksana-kan ibadah bagi nonmuslim.
  6. Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah.
  7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  8. Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
  9. Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.

Lebih dari tersebut sikap toleransi untuk sesama muslim mesti lebih diperkokoh. Hal ini pernah diberikan contoh Rasulullah saw. dan umat Islam saat berada di Madinah. Hubungan persaudaraan antara Muhajirin (kaum muslimin dari Mekah) dan Ansar (kaum muslimin Madinah) terjalin paling erat. Kehidupan kedua kelompok itu masing-masing hari diliputi oleh keadaan saling pengertian, saling menolong dan saling bekerja sama. Apabila seorang dari Ansar mempunyai rumah, maka rumah tersebut digunakan bareng dengan Muhajirin. Jika Muhajirin mempunyai makanan dan minuman, maka makanan dan minuman itu dipecah dengan Ansar. Dengan persaudaraan dan toleransi yang tinggi laksana ini maka umat Islam waktu tersebut mempunyai ikatan yang kokoh. Rasulullah saw. mengibaratkan umat Islam sebagai satu tubuh. Jika terdapat bagian tubuh yang sakit maka anggota tubuh lain pun ikut menikmati sakit. Demikian pula dengan umat Islam, andai ada salah seorang anggota masyarakat muslim mengalami kendala maka penduduk yang beda hendaklah membantunya. Kepada umat agama lain, Islam pun mengajarkan guna toleransi. Dalam Islam tidak ada doktrin supaya membenci atau memusuhi umat agama lain. Islam mengajarkan umatnya guna hidup bersebelahan dalam keadaan damai, rukun, dan saling. Rasulullah saw. dan umat Islam sudah memberikan contoh toleransi antarumat beragama pada masa-masa berada di Madinah. Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi kemerdekaan dan dipastikan hak-haknya untuk mengemban ibadahnya masing-masing. Namun perlu dikenang bahwa toleransi kepada kelompok nonmuslim melulu terbatas pada masalah-masalah duniawi, laksana kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan masalah-masalah beda yang sehubungan dengan keduniaan. Adapun yang sehubungan dengan masalah aqidah dan ibadah mesti cocok dengan agamanya masing-masing.