Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?

Halo, Sobat Zenius! Pada artikel kali ini gue bakal membahas mengenai pengertian, rumus hingga contoh soal Break Even Point (BEP). 

Elo mungkin pernah mendengar istilah Break Even Point atau BEP dalam dunia bisnis, ‘kan? Tapi jangan khawatir kalo ini pertama kalinya elo mendengar istilah BEP.

Jadi, peran BEP bisa dibilang sangat penting lho dalam pengambilan keputusan bisnis, contohnya bisa digunakan sebagai penentu produksi dan laba perusahaan.

Wah, kalau udah berhubungan sama laba sih berarti perannya emang penting banget nih. Selain itu, manfaat lainnya juga masih banyak. 

Penasaran ada manfaat apa lagi dari BEP? Lalu, sebenarnya BEP itu apa sih? Dan, bagaimana cara perhitungannya? Langsung aja deh baca penjelasannya di bawah ini, yuk!

Apa Itu Break Even Point?

Tapi sebelum gue membahas lebih jauh mengenai rumus dan contoh soal Break Even Point (BEP), pertama-tama, elo harus paham dulu nih mengenai pengertian dari BEP.

Jadi Break Even Point atau BEP yang memiliki nama lain titik pulang ini adalah titik dimana pendapatan yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. 

BEP adalah titik saat total revenue = total cost

Simpelnya, suatu usaha jika mencapai break even point adalah perusahaan yang berada pada titik nol. Artinya, usaha yang dijalankan tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian, alias balance atau impas.

Ilustrasi Break Even Point (BEP) dalam Grafik (dok: marketing91.com)

Selama perusahaan masih berada di bawah titik BEP, maka ia akan selalu mengalami kerugian. Hal itu karena perusahaan masih harus menutupi modal, biaya operasional, maupun pemeliharaan. 

Nah, kalau perusahaan udah berada di atas titik BEP, ia udah bisa mendapatkan keuntungan dengan syarat penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap. 

Tentu saja, lama tidaknya perusahaan mencapai titik pulang juga akan berpengaruh pada keadaan keuangan perusahaan. 

Jadi bisa diartikan bahwa titik untuk menentukan rugi atau tidaknya suatu penjualan adalah titik BEP yang dialami perusahaan.

Karena semakin lama perusahaan mencapai titik pulang, maka semakin besar pula kerugian yang dihasilkan, karena laba hasil penjualan masih harus digunakan untuk menutupi modal dan biaya operasional tersebut.

Manfaat Menghitung Break Even Point

BEP memiliki peranan penting dalam suatu bisnis. Selain penting bagi perusahaan, ternyata perhitungan BEP juga bisa digunakan untuk menganalisa kapan harus membeli dan menjual saham pada saat investasi saham lho.

Lalu, manfaat lainnya dari menghitung atau menganalisis BEP apa lagi ya? 

Menurut Kasmir, dalam buku Pengantar Manajemen Keuangan tahun 2010, berikut ini adalah manfaat menghitung Break Even Point bagi perusahaan:

  • Mendesain spesifikasi produk yang akan diproduksi maupun dijual.
  • Menentukan harga jual untuk setiap unitnya.
  • Menentukan target dan jumlah penjualan yang harus dicapai.
  • Dapat memaksimalkan jumlah produksi dan penjualan perusahaan.
  • Merencanakan tujuan lain dan laba yang diinginkan.

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?
Kita bisa merencanakan tujuan laba dalam berbisnis dengan mengaplikasikan hitungan BEP (dok: Pixabay).

Selain itu, manfaat lainnya yang akan diperoleh dari menghitung BEP yaitu mendapatkan informasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan bisnis. 

Dengan begitu, manager bisa memberikan keputusan terbaik untuk kelangsungan bisnisnya supaya tetap untung.

Cara Menghitung Break Even Point

Berikut ini adalah rumus menghitung Break Even Point (BEP) yang terbagi atas dua cara. 

Cara pertama adalah menghitung berapa unit yang harus dijual supaya terjadi BEP dan cara kedua adalah menghitung berapa rupiah penjualan yang harus diterima supaya terjadi BEP.

Break Even Point dalam Satuan

Rumus yang pertama untuk menghitung BEP adalah untuk menentukan berapa sih unit yang harus dijual supaya terjadi BEP. Dengan begitu, perusahaan bisa menganalisis berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menutup semua biaya operasional , pengembangan, dan modal. Ini dia rumusnya:

BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Break Even Point dalam Rupiah

Rumus kedua ini digunakan untuk menentukan berapa Rupiah penjualan yang harus diterima supaya terjadi BEP. Kamu bisa menghitungnya dengan cara berikut ini:

BEP (Rp) = Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel per Unit) / Harga jual per Unit

Nah, karena elo udah tau rumus-rumus BEP, kalo misalnya gue kasih pertanyaan kayak gini:

Di bawah ini yang termasuk rumus perhitungan break even point produksi adalah…

  1. Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
  2. Biaya Tetap / (Biaya Variabel per Unit – Harga Jual per Unit)
  3. BEP (Rp) = Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel per Unit) / Harga jual per Unit

Kira-kira jawabannya apa?Kalo elo belum hapal rumusnya gapapa, elo bisa ngintip di atas kok, Ingat ya, ada dua jenis rumus BEP yaitu rumus BEP dalam satuan dan dalam rupiah. Maka jawaban yang benar adalah rumus yang a dan yang c.

Dan kalo elo mau mempelajari break even point lebih lanjut dan mendalami kaitannya dengan materi Ekonomi yang sering muncul di UTBK SBMPTN, elo bisa klik link di bawah ini ya, guys!

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?

Download Aplikasi Zenius

Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius!

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?

Contoh Soal Break Event Point dan Pembahasan

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?
Ilustrasi perhitungan dalam Break Even Point (BEP) (Arsip Zenius)

Untuk mempertajam pemahaman elo terhadap materi yang satu ini, gue udah mempersiapkan contoh soal Break Even Point (BEP) lengkap dengan pembahasannya di bawah ini:

Contoh Soal Break Even Point (BEP) 1:

Diketahui, Bu Sarah memiliki perusahaan smartphone dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Biaya tetap produksi: Rp500.000.000.
  • Biaya variabel: Rp1.000.000.
  • Harga jual per unit: Rp1.500.000.

Berapakah unit yang harus diproduksi supaya perusahaan bisa mencapai BEP tersebut?

Nah, untuk menjawab contoh soal Break Even Point (BEP) yang satu ini, elo bisa menggunakan dua cara yaitu dengan menghitung BEP dalam skala unit dan rupiah, seperti berikut:

Cara 1: Menghitung BEP dalam Unit

BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit.

BEP = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000) = 1.000

Jadi, perusahaan harus memproduksi smartphone sebanyak 1.000 unit untuk bisa mencapai BEP.

Cara 2: Menghitung BEP dalam Rupiah

BEP (Rp) = Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel per Unit) / Harga jual per Unit

BEP (Rp) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000) / 1.500.000 = 1.500.000.000 (1,5 miliar)

Jadi, supaya perusahaan mencapai BEP, harus mencapai penjualan sebanyak Rp1,5 miliar.

Nah, sekarang elo udah mengenal pengertian, rumus hingga contoh soal Break Even Point kan? 

Materi belajar ini bisa secara free elo akses melalui aplikasi Zenius lho atau langsung aja klik banner di bawah ini kemudian login.

Bagaimana cara menghitung BEP dan contohnya?

Karena selain materi BEP, Zenius punya segudang materi lainnya dari berbagai disiplin ilmu yang bisa elo akses secara free. 

Semoga penjelasan gue ini bisa menambah pemahaman elo tentang materi yang satu ini ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Baca Juga Artikel Materi Ekonomi Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi

Inflasi

Originally published: April 13, 2021
Updated by: Sabrina Mulia Rhamadanty