Bagaimana menghadapi saudara kandung yang jahat?

Kakak beradik susah akur dan sering bertengkar mungkin membuat Bunda dan Ayah pusing tujuh keliling. Namun, jangan khawatir. Sebenarnya ada alasan sederhana untuk memahami hubungan tersebut sekaligus cara mudah mengatasinya.

Pertikaian kakak beradik memang tergolong umum terjadi. Meski begitu, bukan berarti Bunda dan Ayah bisa mendiamkan ini. Jika pertengkaran terus dibiarkan begitu saja, dampaknya akab buruk terhadap hubungan mereka di masa mendatang.

Bagaimana menghadapi saudara kandung yang jahat?

Kemungkinan Penyebab Kakak Beradik Susah Akur

Saudara kandung bisa menjadi sahabat terdekat, tetapi bisa juga menjadi musuh terbesar. Hubungan ini bisa dipengaruhi banyak faktor, baik itu peristiwa hidup, faktor genetik, perlakukan orang tua, maupun pengalaman di luar lingkungan keluarga.

Ada beberapa alasan umum yang membuat kakak beradik susah akur dan akhirnya sering bertengkar, di antaranya:

Perbandingan antar anak

Sebuah riset menunjukkan bahwa hubungan kakak beradik bisa memburuk jika mereka sering dibanding-bandingkan. Misalnya, siapa yang merangkak lebih dulu, siapa yang lebih pintar, siapa yang diterima di sekolah ternama, atau siapa yang lebih pandai dalam olahraga.

Perubahan cara pandang

Perubahan cara pandang anak, terutama anak yang lebih tua, juga dapat membuat kakak beradik susah akur. Misalnya, anak yang baru masuk sekolah akan belajar tentang kesetaraan, sehingga ia akan merasa terganggu jika melihat adiknya mendapat lebih banyak perhatian.

Perlakuan yang tidak adil

Perlakuan orang tua yang tidak adil juga bisa memicu kecemburuan kakak beradik, hingga akhirnya mereka susah akur dan sering bertengkar.

Misalnya, kakak atau adik akan merasa diperlakukan tidak adil jika orang tua hanya memberikan mainan kepada salah satunya. Anak yang lebih besar juga bisa marah jika ia tidak dibolehkan pergi bermain ke rumah temannya karena harus menemani adiknya.

Selain itu, kepribadian masing-masing anak juga ikut memengaruhi hubungan kakak beradik. Misalnya, kepribadian kakak yang cenderung keras kepala sedangkan adiknya lebih pendiam atau sebaliknya.

Tips agar Kakak Beradik Selalu Akur

Bagaimana orang tua bersikap pada setiap anak sangat memengaruhi keakuran kakak beradik. Sebagai orang tua, Bunda dan Ayah harus sejak dini menerapkan pola asuh yang baik dan adil untuk Si Kakak maupun Si Adik.

Hal ini karena di usia 1 tahun, anak sudah dapat memahami perbedaan bagaimana orang tua memperlakukan dia dan saudaranya. Di usia 1,5 tahun, anak sudah mengetahui bagaimana cara menyayangi maupun menyakiti saudaranya. Semakin tidak adil orang tuanya, semakin bisa pula anak menyakiti saudaranya.

Maka dari itu, berikut ini ada beberapa tips yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk membantu kakak beradik agar lebih akur:

1. Berikan perhatian khusus kepada tiap anak

Jika Si Kakak dan Si Adik hampir sepanjang hari bersama, sediakan waktu agar mereka dapat bermain sendiri-sendiri, misalnya dengan tetangga yang sebaya atau dengan teman bermain di kelasnya.

Bunda dan Ayah juga perlu meluangkan waktu untuk bersama dengan masing-masing anak. Misalnya, setelah menemani Si Adik bermain, Bunda juga juga harus meluangkan waktu untuk bermain bersama Si Kakak.

2. Hindari mengistimewakan salah satu anak

Jangan mengistimewakan salah satu anak, meski pada kondisi tertentu, yang satu memang lebih baik dari yang lainnya. Sangat dianjurkan untuk menghindari perkataan, Mengapa kamu tidak bisa tenang seperti kakakmu? Kalimat seperti ini hanya akan memperuncing rasa kesal yang mungkin ia rasakan kepada Si Kakak, juga kepada Bunda atau Ayah.

3. Jangan paksa anak berbagi

Berbagi memang baik, tapi penting juga untuk membuat Si Kakak atau Si Adik sadar akan konsep kepemilikan dan bertanggung jawab atas benda yang mereka miliki. Oleh sebab itu, jangan paksa salah satunya untuk berbagi semua benda. Biarkan ada beberapa barang yang hanya boleh ia gunakan sendiri.

4. Biasakan kompromi ketika anak bertengkar

Pisahkan kedua anak yang sedang bertengkar agar mereka tenang. Setelah itu, ajari mereka untuk berkompromi dan bernegosiasi. Beri kesempatan pada tiap anak untuk saling menjelaskan alasan dan sudut pandang masing-masing, agar mereka merasa diperlakukan secara adil.

5. Terapkan peraturan yang sama

Tetapkan peraturan yang berlaku sama untuk Si Kakak dan Si Adik, baik itu jadwal menonton TV, tidak boleh memukul, dan tidak boleh merusak benda satu sama lain.

Ajak mereka menentukan peraturan dan hukuman yang harus mereka jalani jika melanggarnya. Jangan lupa untuk memuji mereka ketika mereka menaati peraturan dengan baik.

6. Jadilah panutan bagi anak

Anak akan belajar menangani konflik dengan baik jika melihat orang tuanya tidak agresif dan tetap saling menghormati meski sedang terlibat konflik. Sebaliknya, bila melihat orang tuanya berkata-kata keras atau membanting pintu saat marah, anak bisa meniru hal tersebut saat marah.

Pertengkaran dan persaingan antara kakak dan adik sebenarnya hal yang normal. Hal itu justru bisa jadi kesempatan mereka untuk belajar menyelesaikan konflik. Tentunya peran orang tua sangat besar di sini.

Namun, apabila pertengkaran antara Si Kakak dan Si Adik berubah menjadi membahayakan, apalagi sampai menyebabkan gangguan kesehatan atau psikologis pada salah satu atau keduanya, Bunda dan Ayah perlu mengambil tindakan lebih tegas.

Jika nasihat atau perlakuan Bunda dan Ayah tidak juga didengar maupun dituruti mereka, hingga Bunda dan Ayah bingung cara apa lagi yang harus dilakukan, berkonsultasilah dengan psikolog anak untuk menemukan solusi yang tepat.