Bagaimana ruang lingkup audit manajemen fungsi keuangan jelaskan
Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Audit Manajemen ? Mungkin anda pernah mendengar kata Audit Manajemen ? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian menurut para ahli, tujuan, manfaat, ruang lingkup, tahapan, jenis. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Show
Audit manajemen adalah evaluasi obyektif dari efektivitas manajemen atau struktur organisasi yang independen terhadap pencapaian tujuan dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pemeriksaan administratif dirancang untuk menganalisis, menilai, meninjau, dan mengevaluasi pekerjaan perusahaan Anda terhadap serangkaian kriteria atau pedoman yang ditetapkan oleh perusahaan Anda. Audit manajemen adalah penilaian terhadap semua prosedur dan metode organisasi perusahaan untuk menilai tingkat efisiensi dan efektifitasnya. Manajemen audit adalah tinjauan sistematis kegiatan organisasi tertentu untuk tujuan tertentu, dengan tujuan menilai kegiatan, mengidentifikasi peluang untuk perbaikan, mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Tujuan Audit Manajemen
Baca Lainnya : Teknologi Informasi Manfaat Audit Manajemen
Ruang Lingkup Audit Manajemen
Tahapan Audit Manajemen1. Definisi ruang lingkup proyekItu dalam tahap pengantar untuk tujuan memahami latar belakang dan kegiatan yang dipelajari. Ini juga membantu auditor mengidentifikasi masalah yang telah terjadi, mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan korektif. 2. Rencana, persiapan, dan pengorganisasianPemeriksaan administratif dari tahap ini adalah memeriksa, melacak, menganalisis, dan memperbarui ruang lingkup setiap sumber dokumen. 3. Kumpulkan fakta dan perbarui dokumentasiBerisi kumpulan yang berbeda dari semua data notifikasi yang relevan dengan ruang lingkup proyek yang diinginkan. Data ini diperoleh dari komunikasi. Informasi informal juga dapat diperoleh langsung dari karyawan melalui wawancara. 4. Survei dan analisisPada tahap ini, pemeriksa mengumpulkan semua bukti dan data yang sangat penting untuk mendukung kesimpulan kepemimpinan puncak. Baca Lainnya : Pengertian Agribisnis Kemudian, kami akan mengubah penelitian sesuai dengan tujuan perencanaan dan evaluasi situasi ruang lingkup tertentu. 5. LaporkanDari tes tertulis yang dilakukan dan hasil ujian, laporan audit komprehensif dari hasil tes yang dieksekusi dihasilkan. Jenis Audit Manajemen1. Audit fungsionalAudit fungsional adalah audit yang berkaitan dengan satu atau lebih fungsi organisasi. Misalnya, efisiensi dan efektivitas fungsi penggajian lintas departemen atau perusahaan. 2. Audit organisasiAudit organisasi adalah tes yang menekankan seberapa efisien dan efektif setiap fungsi dalam organisasi (departemen, cabang, atau anak perusahaan) berinteraksi. Cara di mana rencana dan kegiatan organisasi dikoordinasikan sangat penting dalam audit organisasi. 3. Penugasan khususAudit Penugasan Khusus adalah audit yang terjadi atas permintaan manajemen, seperti menyelidiki penyebab ketidakefektifan sistem TI, menyelidiki kemungkinan penipuan di departemen, dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi. adalah. Demikian Penjelasan Materi Tentang Pengertian Audit Manajemen: Menurut Para Ahli, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Tahapan dan Jenis
Perkembangan ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkem-bang menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena ilmu akuntansi selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan tumbuh agar dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam pe-nyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas adalah auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara bebas. Perkembangan ekonomi yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dengan memperhatikan pangsa pasar serta kesempatan yang ada. Untuk mencapai tujuannya maka perusahaan berusaha melakukan penjualan secara optimal dari hasil produksinya dengan selalu memperhatikan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuannya, para eksekutif perusahaan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab perusahaan dalam tingkat tertentu. Gaya delegasi bervariatif, dari eksekutif yang menyerahkan kekuasaan penuh sampai eksekutif yang memperlakukan bawahan sebagai asisten, memberikan mereka suatu wewenang dan tanggungjawab yang minimum. Akan tetapi, tidak menjadi masalah berapa besar wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan, eksekutif, bukan bawahan, memiliki akuntabilitas penuh untuk tugas, pekerjaan, departemen laba dan sebagainya. Maka eksekutif perlu mengikuti apa yang terjadi dalam perusahaan, divisi, departemen dan tingkat supervisi yang lebih rendah agar dalam penyelenggaraannya, efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi perusahaan dapat terus meningkat. Audit manajemen ataupun pengawasan intern merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen, bahwa sasaran dan tujuan penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Menurut Sukrisno Agoes (1996) manajemen audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Untuk memastikan adanya efektifitas dan transparansi penggunaan dana dalam suatu organisasi atau perusahaan, perlu dilakukan adanya suatu audit, khususnya audit pada manajemen fungsi keuangan. Audit manajemen fungsi keuangan dimaksudkan untuk mencari dan menemukan informasi tentang bagaimana rencana yang telah ditetapkan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional yang disoroti khusus dari segi keuangan. Agar audit manajemen atas fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada empat hal yang mutlak perlu mendapat perhatian, yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi dan pengawasan. Audit manajemen dapat dilakukan pada semua aspek yang ada dalam perusahaan, yang umumnya meliputi audit manajemen fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber daya manusia, fungsi pembelian, fungsi produksi, audit kepastian mutu dan audit pengolahan data elektronik (PDE). Salah satu fungsi manajemen yang memiliki peran yang begitu penting ialah departemen keuangan. Pada perusahaan berskala besar, kegiatan operasional dan biaya yang ada begitu kompleks sehingga peran departemen keuangan menjadi sangat penting. Informasi dari fungsi keuangan menjadi input penting manajemen tingkat atas dalam proses pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Pengertian dan Lingkup Audit Manajemen Keuangan? 2. Bagaimana Manfaat Audit Manajemen Fungsi Keuangan? 3. Bagaimana Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Keuangan? 4. Bagaimana Strategi Pendekatan Audit Manajemen Fungsi Keuangan? Tujuan dari makalah ini adalah: 1. Mengetahui Pengertian dan Lingkup Audit Manajemen Keuangan 2. Mengetahui Manfaat Audit Manajemen Fungsi Keuangan 3. Mengetahui Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Keuangan 4. Mengetahui Strategi Pendekatan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen, menimbulkan aktivitas audit (pemeriksaan). Secara lebih luas audit juga dibutuhkan dalam menilai pertanggungjawaban manajemen kepada berbagai pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. Dari hasil audit dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh manajemen sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi atau apakah operasi yang berjalan sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. R.A Supriyono (1990) memberikan definisi audit manajemen sebagai berikut: “Audit manajemen sebagai suatu proses pemeriksaan secara sistematik yang dilaksanakan oleh pemeriksa independen untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas prosedur dan kegiatan-kegiatan manajemen, serta mengkomunikasikan hasil pemeriksaannya kepada atasan manajer yang diperiksa dan disertai dengan bukti dan suati rekomendasi kemungkinan tindakan koreksi”. Siagian (2001) mendefinisikan audit manajemen sebagai suatu bentuk pemeriksaan yang bertujuan untuk meneliti dan menilai kinerja perusahaan yang disoroti dari sudut pandang peningkatan efisiensi, efektifitas dan ptroduktivitas kerja dalam berbagai komponennya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau ulang hasil perusahaan, apakah telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif serta mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisiensian maupun ketidakefektifan untuk selanjutnya memberikan rekomendasi–rekomendasi perbaikan demi tercapainya tujuan perusahaan. Dari definisi audit manajemen di atas, dapat diketahui tujuan dan manfaat audit manajemen, yaitu sebagai berikut :
Siagian (2001) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap perkembangan audit manajemen karena jika digunakan dengan tepat maka audit manajemen bisa memberi manfaat yang besar yaitu: 1. Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yang tidak memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan. 2. Membantu manajemen dalam peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen organisasi. 3. Memungkinkan manajemen mengidentifikasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategis untuk mengatasi dan menghilangkannya. 4. Memantapkan penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi. 5. Memungkinkan manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yang tepat. 6. Membantu manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai kegiatan dalam perusahaan yang akan membantu para tenaga kerja operasional melakukan kegiatan masing-masing dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi. 7. Mengidentifikasikan dengan tepat berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam manajemen sumber daya manusia. 8. Membantu manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan sesuai dengan kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan. Apabila audit manajemen dilakukan secara berkala maka audit manajemen bisa menunjukkan masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian audit manajemen merupakan alat manajemen yang membantu manajemen dalam mencapai tujuan karena tindakan korektif dapat dilakukan untuk pemecahan masalah apabila ditemukan inefisiensi dan inefektifitas. Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu: 1. Kriteria (Criteria) Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. 2. Penyebab (Cause) Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif, program-program/aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas, efisiensi yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan. 3. Akibat (effect) Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukan bahwa program/aktivitas telah berjalan secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan. Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dan kelemahan- kelemahan yang terjadi pada pengolahan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kelemahan tersebut agar dicapai perbaikan pengelolaan dimasa yang akan datang. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada data-data transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat perusahaan. Perbedaan antara audit manajemen dan audit keuangan dapat dipandang dari beberapa hal menurut IBK. Bayangkara (2008:6) dalam bukunya “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” adalah sebagai berikut :
Tabel
2.1
Menurut Tunggal (2000), terdapat tiga kategori audit manajemen, yaitu : 1. Audit Fungsional (Functional Audit) Suatu audit fungsional berhubungan dengan satu atau fungsi yang lebih banyak dalam suatu organisasi. Ia mungkin berhubungan dengan fungsi upah untuk suatu divisi untuk perusahaan secara keseluruhan. Suatu audit fungsional mempunyai keuntungan memungkinkan spesialisasi oleh auditor. Staf auditor tertentu dalam manajemen audit dapat mengembangkan keahlian dalam area, seperti perekayasaan produki. Mereka dapat lebih efisien menghabiskan semua waktu mereka dalam memeriksa area tersebut. Kelemahan dalam audit fungsional ialah kealpaan dalam menilai fungsi yang saling behubungan. 2. Audit Organisasional (Organizational Audit) Suatu unit organisasional berhubungan dengan unit organisasi secara keseluruhan, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Tekanan dalam audit organisasi adalah bagaimana efisien dan efektifnya fungsi-fungsi berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk mengkoordinasikan aktivitas khususnya adalah penting untuk tipe audit ini. 3. Penugasan Khusus (Special Asignment) Penugasan khusus audit manajemen timbul karena permintaan manajemen. Terdapat variasi yang luas untuk audit demikian. Sebagai contoh, audit ini termasuk menentukan sebab-sebab suatu sistem EDP yang tidak efektif, penyelidikan kemungkinan adanya kecurangan dalam divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk. Audit manajemen mempunyai beberapa karakteristik penting. Karakteristik tersebut meliputi : 1. Tujuan Pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan manajemen adalah membantu semua peringkat manajemen dalam meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada manajemen untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasi. 2. Independensi. Agar manfaat pemeriksaan manajemen dapat dicapai, maka pemeriksaan tersebut harus bersifat independen. 3. Pendekatan Sistematis. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit manajemen perlu digunakan pendekatan yang sistematis dan metode-metode yang konsisten. 4. Kriteria Prestasi. Dengan kriteria prestasi pelaksanaan dapat dibandingkan dan dievaluasi. 5. Bukti Pemeriksaan. Auditor harus dapat merencanakan dan melaksanakan prosedur yang dirancang untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung temuan– temuan dan kesimpulan-kesimpulan serta rekomendasi yang dibuatnya. 6. Pelaporan dan Rekomendasi. Karakteristik yang membedakan antara audit manajemen dengan jenis audit lainnya adalah terletak pada laporan audit. Dalam audit manajemen , laporan audit menekankan pada temuan-temuan selama pemeriksaan, pembuatan kesimpulan, dan rekomendasi untuk meningkatkan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik. Menurut IBK.Bayangkara (2008:5) dalam bukunya yang berjudul ”Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” yang menyebutkan tujuh prinsip dasar, yaitu : 1. Audit dititik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki. 2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit. 3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif. 4. Indentifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi. 5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab. 6. Pelanggaran hukum. 7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan. Menurut Tunggal (2000) bahwa pihak-pihak yang bisa melakukan audit manajemen antara lain: 1. Internal Auditor Apabila perusahaan memiliki komite audit sendiri maka biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas tersebut kecil dibanding dengan menggunakan jasa pihak lain. Internal auditor yang bekerja untuk perusahaan tertentu tentunya akan berusaha mengembangkan kemampuannya dalam rangka kemajuan perusahaan tersebut. 2. Akuntan Pemerintah Akuntan pemerintah dapat juga diminta untuk melakukan pemeriksaan manajemen. Mereka biasanya memberi perhatian kedua-duanya, baik audit keuangan dan audit manajemen. Perusahaan juga bisa menunjuk sebuah kantor akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan manajemen. Biasanya penugasan ini terjadi hanya kalau perusahaan tidak mempunyai staf internal audit atau staf internal audit kurang keahliaannya dalam area tertentu. Sebagai contoh, suatu perusahaan meminta kantor akuntan menilai efisiensi dan efektifitas dari sistem komputernya. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima menurut IBK Bayangkara dalam bukunya yang berjudul “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan lima tahapan audit manajemen, yaitu : 1. Audit Pendahuluan 2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen 3. Audit Terperinci 4. Pelaporan 5. Tindak lanjut Penjelasan mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen adalah sebagai berikut: 1. Audit Pendahuluan. Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek audit yang dilakukan. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima. 2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen. Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut. 3. Audit Terinci Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi. 4. Pelaporan. Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki, menilai dan melaporkan segera daripada menunggu audit selesai. 5. Tindak lanjut Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit. Hasil akhir dari audit manajemen adalah laporan hasil audit. Laporan audit manajemen perlu disusun secara cermat, jelas, ringkas dan objektif. Laporan hasil audit manajemen pada umumnya berisi penjelasan mengenai tujuan dan ruang lingkup penugasan, prosedur dan pendekatan yang digunakan oleh pemeriksa, temuan-temuan dan hasil pemeriksaan serta rekomendasi untuk perbaikan. Laporan hasil pemeriksaan hendaknya meliputi dan disusun secara berurutan sebagai berikut : 1. Informasi latar belakang Informasi latar belakang yang disajikan oleh pemeriksa harus dapat memberikan gambaran latar belakang permasalahan yang sama diantara pemeriksa dan pengguna laporan. Informasi tersebut antara lain : a. Kapan organisasi itu didirikan. b. Apa tujuan pendirian organisasi, pelaksanaan kegiatan atau tujuan program. c. Apa karakteristik kegiatan dan seberapa luas ruang lingkup aktivitasnya. d. Siapa yang mengepalai organisasi dan siapa saja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan atau program. e. Alasan apa yang mendasari dilakukannya audit manajemen. 2. Kesimpulan audit yang disertai dengan bukti-bukti yang mendukung tujuan audit. 3. Rumusan saran yang berhasil diformulasikan. Saran-saran yang diajukan oleh pemeriksa pada umumnya berupa anjuran yang berisikan hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan untuk mendorong organisasi melakukan perbaikan atas kinerja yang akan datang. Rumusan saran harus singkat karena ditujukan untuk memberikan dasar perbaikan prestasi manajemen di masa yang akan datang, dirumuskan dengan mengingat prinsip biaya efektifitas serta sifat praktis. Wewenang untuk melakukan tindak lanjut dan upaya perbaikan tetaplah pada manajemen organisasi. 4. Lingkup pemeriksaan Lingkup pemeriksaan menunjukkan berbagai aspek kegiatan pihak kedua dan periode waktu kegiatan yang ditinjau kembali oleh pemeriksa. Lingkup pemeriksaaan harus juga mengidentifikasi secara jelas seberapa mendalam peninjauan kembali yang dilakukan untuk masing-masing aspek kegiatan pihak kedua. Laporan tersebut hendaknya dapat memberikan motivasi kepada unit manajemen yang diperiksa untuk melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi-rekomendasi yang disajikan dalam laporan tersebut. Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan. Dalam buku “Manajemen audit” yang ditulis oleh Hamilton (1986:40) menyatakan bahwa dalam perusahaan skala besar ataupun kecil, fungsi keuangan adalah sebagai alat utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan : 1. Bagian keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. 2. Pengarahan dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan. Berdasarkan data setiap hari, fungsi keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang utama seperti strategi harga dan analisis biaya yang dibutuhkan. Strategi harga dalam perusahaan adalah merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya. Pemikiran harga yang ditingkatkan harus menunjukan bukti peningkatan keuangan yang layak seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan dimasa yang akan datang. Fungsi keuangan harus menjamin adanya sistem yang sama untuk penyusunan kegiatan dan biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan organisasi yang sempurna serta unsur-unsur pelaksanaan. Audit manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda objeknya, yaitu : 1. Memeriksa dan mengevaluasi keefektifan bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan dari berbagai macam unit. 2. Pemeriksaan ini adalah untuk mengatur efisiensi di dalam fungsi keuangan yang berhubungan dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman kebijaksanaan dan standar-standar. Prosedur pengendalian dapat ditetapkan pada suatu jenis transaksi atau diterapkan secara luas dan diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi. Halim (1997) selanjutnya mengklasifikasikan prosedur pengendalian sebagai berikut : a. Otorisasi yang semestinya dan transaksi dan kegiatan b. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang memadai c. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai d. Perlindungan yang memadai atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya terhadap jumlah yang harus dicatat. Audit atas fungsi keuangan dimaksudkan untuk mencari dan menemukan informasi tentang bagaimana rencana yang telah ditetapkan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional disoroti khusus dari segi keuangan. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menghindari subjektivitas dalam melakukan audit manajemen keuangan ialah melakukan analisis hasil yang dicapai dalam perencanaan rencana untuk satu kurun waktu tertentu secara terus menerus. Hasil yang nyatanya dapat dicapai itu diuji dengan tiga cara, yaitu: 1. Membandingkan arahan yang terdapat dalam rencana perusahaan dengan hasil yang benar-benar dicapai melalui implementasi rencana. 2. Meneliti secara cermat rencana induk masing-masing bidang fungsional yang dimuat dalam rencana stratejik dengan maksud untuk melihat apakah rencana bidang fungsional yang telah disusun berperan efektif atau tidak dalam upaya mencapai tujuan perusahaan 3. Proses audit harus bermuara pada penilaian tentang tepat tidaknya struktur organisasi yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan. Fungsi bagian keuangan di dalam suatu organisasi adalah mengumpulkan, menganalisa dan memonitor data dari seluruh kegiatan fungsional dalam perusahaan. Peranan bagian keuangan sangat aktif, karena pada dasarnya setiap unit kegiatan membutuhkan biaya. Apabila peranan bagian keuangan menjadi pasif, maka setiap unit akan berfungsi untuk mengawasi jalannya kegiatan yang utama. Sewaktu situasi perekonomian cenderung menurun dan keadaan keuangan perusahaan menjadi pasif, maka pemeriksaan hanya akan berorientasi pada fungsi keuangan saja. Pada situasi demikian ini tidak menempatkan fungsi keuangan pada manajemen teratas selama jangka panjang dan pimpinan akan membuat proses keputusan jangka pendek. Dalam perusahaan besar maupun sedang, fungsi keuangan adalah sebagai alat utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan sebagai berikut: 1. Bagian keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.Sebagai contoh: bagian keuangan akan membuat perhitungan agar mengetahui lebih dahulu jumlah biaya dan besarnya keuntungan atas perluasan perusahaan dalam bidang pemasaran untuk jangka waktu 3 tahun mendatang. 2. Pengarahan dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam bentuk kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan bersih dan pengembalian modal selama periode berjalan.Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kegiatan pada bagian anggaran belanja dan mengarahkan maksudnya untuk memonitor pelaksanaan kegiatan perusahaan terhadap standard kegiatannya. Dalam sebuah perusahaan, bagian keuangan mempunyai beberapa permasalahan, antara lain: a) Berapa banyak perusahaan melakukan investasi dan aktiva apa saja yang dimasukkan dalam investasi tersebut. Masalah ini merupakan keputusan investasi perusahaan yang juga merupakan salah satu kegiatan utama fungsi manajemen keuangan yang disebut fungsi pengguna dana (allocation of fund). b) Bagaimana cara memperoleh kas untuk membelanjai investasi tersebut, hal ini merupakan keputusan pembelanjaan yang harus diambil oleh manajer bagian keuangan yang juga merupakan kegiatan utama fungsi keuangan yang lain, yang disebut sebagai mendapatkan dana (raising of fund). Dalam suatu aktivitas perusahaan yang sedemikian berkembang dan tumbuh menjadi besar, akan timbul masalah lain yaitu pimpinan tidak lagi dapat mengawasi secara langsung semua aktivitas perusahaan, termasuk aktivitas fungsi keuangan. Rentang kendali antara pimpinan dan stafnya akan semakin besar. Untuk itu dirasakan perlu adanya alat bantu yang menjadi penghubung diantara keduanya sehingga pimpinan dapat mengetahui bahwa perusahaan telah berjalan sesuai dengan arah yang ditetapkan sehingga tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu bentuk penilaian terhadap aktivitas atau operasi tertentu, termasuk penilaian atas aktivitas fungsi keuangan adalah dengan melakukan audit manajemen. Terdapat dua alasan mengapa suatu organisasi perlu dievaluasi atau dikaji ulang sistem perencanaan dan pengendalian aktivitas bagian keuangannya yaitu: 1) Evaluasi dapat digunakan sebagai perencanaan di dalam pengambilan keputusan baik untuk top manajemen, pejabat atau pemberi bantuan kredit dan lembaga lainnya yang mempunyai hubungan erat dalam kegiatan operasional suatu perusahaan. 2) Evaluasi dapat digunakan sebagai pedoman atau alat didalam pengawasan, apakah suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Agar audit manajemen fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada empat hal yang mutlak perlu mendapat perhatian yaitu: 1. Sasaran Finansial Perusahaan Dalam pelaksanaan audit yang dapat dijadikan objek pertama audit adalah pencarian, penemuan, dan pengumpulan informasi tentang tercapai tidaknya sasaran finansial keuangan. Segi lain yang sangat penting dalam pelaksanaan audit ialah untuk meneliti apakah tujuan dan berbagai sasaran perusahaan memenuhi berbagai persyaratan. Seperti kelayakan, kewajaran, dapat dipertanggungiawabkan secara moral dan etika atau untuk menemukan fakta apakah berbagai komponen perusahaan memenuhi standar kinerja yang telah ditentukan atau tidak. 2. Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan sebagai objek audit berarti dua hal, yaitu efektif tidaknya satuan kerja yang mengurus keuangan perusahaan dalam menyelenggarakan fungsi perencanaan bagi satuan kerja yang bersangkutan dan mencari dan menemukan fakta tentang mutu rencana yang disusun oleh para manajer satuan bisnis. Dengan perkataan lain audit harus bias menemukan fakta tentang apakah perusahaan dikelola dengan pendekatan kesisteman atau tidak dan apakah prinsip sinergi dan simbiosis diterapkan secara baik atau tidak. 3. Organisasi Dengan menjadikan organisasi satuan kerja di bidang keuangan sebagai sasaran audit, informasi yang diperoleh akan mampu memberi masukan penting tentang apakah organisasi di bidang keuangan itu dikelola dengan efektif atau tidak yang akan turut menentukan satuan kerja mampu menyelenggarakan fungsi pendukung yang diembannya atau tidak, dikenali faktor penyebabnya dan diberikan rekomendasi untuk mengatasinya. 4. Pengawasan Proses pengendalian atau pengawasan melalui analisis anggaran dan keuangan yang dimaksudkan untuk mengamankan kekayaan dan sumber finansial perusahaan. Hasilnya disampaikan kepada satuan-satuan kerja operasional untuk dimanfaatkan dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja masing-masing. Manfaat audit manajemen fungsi keuangan, antara lain: 1. Mengatur pencarian sumber-sumber dana yang dibutuhkan perusahaan kemudian mengatur penggunaan dana yang telah diperoleh. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan. 2. Alat utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan: a. Bagian keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. b. Pengarahan dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan. 3. Manfaat audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 4. Memeriksa dan mengevaluasi keefektifan dan efisiensi bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan dari berbagai macam unit. 5. Beberapa manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan yaitu: a. Akses ke pasar modal b. Biaya modal yang lebih rendah c. Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Audit manajemen pada fungsi keuangan, bertujuan untuk menilai bagaimana setiap program atau aktivitas keuangan yang dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Menurut Rusman Efendi (2011), ruang lingkup pada audit manajemen fungsi keuangan meliputi: Fungsi manajemen keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang utama seperti strategi harga dan analisa biaya yang dibutuhkan. Strategi harga dalam perusahaan merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya. Pemikiran harga yang ditingkatkan harus menunjukkan bukti peningkatan keuangan yang layak seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan di masa yang akan datang. Fungsi keuangan harus menjamin adanya sistem yang sama untuk penyusunan kegiatan dan biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan organisasi yang sempurna serta unsur-unsur pelaksana. Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggungjawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggungjawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi: 1. Mengambil keputusan investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan. 2. Merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu: 1. Dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya yang bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan. 2. Manajer kuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, dan berbagai hal yang berkaitan dengannya. 3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. 4. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, dimana perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan. Kedudukan manajemen keuangan dalam struktur organisasi sangat peting. Tanggung jawab manajemen keuangan tidak hanya mencari dana dan mengelola kas, tetapi juga bertanggungjawab terhadap keputusan yang dibuat oleh organisasi perusahaan, karena hampir semua keputusan yang dibuat mempunyai konsekuensi dan bermuara pada bidang keuangan. Dalam struktur organisasi, perusahaan biasanya menggunakan bentuk organisasi fungsional, di mana tugas, wewenang dan tanggung jawab dimulai dari direktur utama. Dalam menjalankan perusahaan, direktur utama membawahi para direktur fungsional, seperti produksi dan operasi, direktur pemasaran, direktur keuangan, dan direktur personalia.Fungsi keuangan dalam organisasi perusahaan biasanya dipisahkan antara dua jabatan, yaitu bendaharawan (treasurer) dan kontroler (controller).
Tabel 1.1
Gambar 1.1 Kedudukan Manajemen Keuangan pada Struktur Organisasi Perusahaan Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan dan dana yang ada di bank dalam berbagai bentuk. Kas juga berfungsi sebagai alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usaha. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi. Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan menggunakan kas atau sumber daya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat. Motif perusahaan memegang kas adalah: a) Motif transaksi, yaitu sebagai media untuk pertukaran dalam rangka membiaya transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran kepada pemasok dan pembayaran gaji. b) Motif berjaga-jaga, yaitu motif yang berfokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat timbul kejadian yang tidak diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya. Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada saat ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia. Saldo untuk keperluan darurat ini umumnya disediakan dengan menggunakan portofolio dari pasar uang dan pasar modal. c) Motif spekulasi, yaitu motif yang timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang timbul secara tidak terduga. Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa saldo kas tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari operasi normal organisasi. Di dalam manajemen kas pada dasarnya meliputi kegiatan dalam: Perencanaan kas (budget kas), yaitu estimasi terhadap posisi kas pada suatu saat tertentu dalam satu periode tertentu yang akan datang. Pengendalian kas, yaitu pengendalian uang tunai yang didasarkan pada ramalan jangka pendek ats kebutuhan uang tunai, ramalan ini akan menentukan kebutuhan minimum dan maksimum akan uang tunai selama periode tertentu. Pengelolaan saldo kas Marketable Securtities merujuk pada surat berharga yang mudah diperdagangkan di pasar modal. Surat berharga dapat berupa obligasi (bond), medium term notes (MTN), surat utang jangka pendek (satu tahun), commercial paper, promisasory notes, saham (common stock), dan sebagainya. Investasi dalam surat berharga biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki kelebihan dana. Keputusan ini harus mempertimbangkan banyaknya dana yang diinvestasikan dan jenis surat berharga yang dipilih. Untuk memilih surat berharga harus mempertimbangkan beberapa resiko, yaitu:
a) Resiko keuangan, yaitu resiko kembalinya dana yang diinvestasikan dalam surat berharga. b) Resiko tingkat bunga, yaitu resiko yang ditanggung sebagai akibat naik turunnya suku bunga bank. c) Resiko likuiditas, yaitu resiko yang berkaitan dengat cepat lambatnya surat berharga laku dipasar. d) Resiko inflasi, yaitu resiko yang ditanggung sebagai akibat naiknya harga barang. Capital Expenditure(belanja barang modal) disebut juga sebagai pengeluaran modal yaitu pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan atau menyempurnakan aktiva modal, seperti bangunana dan peralatan. Capital Expendituremerupakan pengeluaran dana oleh suatu perusahaan yang diharapkan menghasilkan manfaat selama periode waktu lebih dari satu tahun.Pengeluaran modal dilakukan dengan beberapa alasan: a) Untuk ekspansi tingkat operasi, biasanya melalui akuisisi aktiva tetap. Suatu perusahaan yang sedang tumbuh seringkali mengganggap penting untuk mendapatkan aktiva tetap baru dengan cepat,meliputi pembelian fasilitas-fasilitas fisik, seperti pabrik dan properti. b) Untuk penggantian, karena pertumbuhan suatu perusahaan lambat maka dilakukan penggantian atau memperbaharui aktiva-aktiva yang telah usang. c) Memperbaharui sebagai alternative penggantian d) Untuk tujuan-tujuan lain,seperti pengeluaran untuk iklan,riset dan pengembangan, konsultan manajemen & produk-produk baru. Manajemen portofolio merupakan pengelolaan yang di lakukan oleh beberapa analis riset dalam mengelola sekumpulan dana investor dengan proses yang sistematis, dinamis dan berkelanjutan. Manajemen portofolio investasi mencakup proses perencanaan, inplementasi, evaluasi dan penyesuaian. Dengan mengikuti kerangka kerja tersebut pengelolaan investasi dapat memberikan hasil yang optimal. Sistematika proses manajemen portofolio memerlukan empat langkah utama, yaitu: a) Menentukan tujuan dan batasan investasi b) Memformulasikan strategi investasi dalam bentuk alokasi aset c) Mengimplementasikan strategi dan monitoring d) Melakukan penyesuaian Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan.Pada umumnya, setiap perusahaan membuat laporan keuangan dengan alasan: a) Bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. b) Laporan keuangan sebagai alat komunikasi yang dapat memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk mencapai tujuan perusahan, para eksekutif mendelegasikan tugas dan tanggungjawab perusahaan dalam tingkat tertentu, sehingga strategi pendekatan dapat dioptimalkan dalam mencapai tujuan tersebut. Berapa besar wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan eksekutif, bukanlah masalah karena eksekutif memiliki akuntabilitas penuh untuk tugas, pekerjaan, departemen laba dan sebagainya. Eksekutif harus mengikuti apa yang terjadi dalam perusahaan, divisi, departemen dan tingkat supervisi yang lebih rendah agar dalam penyelenggaraannya, efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat terus meningkat. Terdapat tiga pendekatan audit yang yang digunakan dalam fungsi keuangan, yaitu: a) Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). b) Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. c) Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Pemeriksaan manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda objeknya. Objek yang pertama adalah memeriksa atau mengevaluasi keefektivan bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan dari berbagai macam unit. Objek yang kedua dari pemeriksaan adalah untuk mengatur efisiensi di dalam fungsi keuangan yang berhubungan dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman kebijaksana. Tabel 1.2 Program Pemeriksaan Manajemen Fungsi Keuangan.
Proses audit manajemen dibagi atas: a) Tujuan Keuangan 1. Memeriksa sasaran keuangan untuk menentukan apakah fungsinya secara langsung mendukung sasaran utama perusahaan. 2. Sasaran departemen keuangan harus memperhatikan dua tujuan, yang pertama adalah untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dipenuhi, dan kedua untuk meyakinkan bahwa operasi keuangan memberikan pada perusahaan berupa pengarahan keuangan dan pengendalian yang diperlukan. 3. Mengetahui apakah perusahaan mencapai standar dan sasaran yang ditentukan. b) Perencanaan 1. Menganalisa perencanaan fungsi keuangan. 2. Menilai mutu dan efektivitas rencana induk departemen. c) Organisasi 1. Legitimasi fungsi keuangan dalam perusahaan terlihat pada kedudukan fungsi tersebut pada struktur organisasi seluruh perusahaan tersebut. 2. Organisasi antar departemen harus diselaraskan dengan berbagai fungsi keuangan yang utama untuk membuat dan menyajikan data keuangan yang efektif dan efisien. d) Pengendalian 1. Akunting Bidang akunting bertanggungjawab untuk mengumpulkan, menyrotir menganalisa dan melaporkan hasil keuangan operasi mekanisme pengawasan utama. Pada fungsi akunting harus dinilai dan diuji dengan mengajukan pertanyaan agar tim audit manajemen dapat menentukan kelemahan dan kekuatan proses pengawasan akunting. 2. Anggaran dan Analisa Keuangan Tanggungjawab utama departemen ini adalah untuk menjalankan sistem informasi keuangan dalam organisasi yang akan menghasilkan data bagi berbagai unit operasi. Pengawasan anggaran dan analisa keuangan dibuat untuk memastikan bahwa informasi yang sesuai dihasilkan oleh bagian ini dan diteruskan pada unit operasi yang bersangkutan. Audit atas fungsi keuangan dimaksudkan untuk mencari dan menemukan informasi tentang bagaimana rencana yang telah ditetapkan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional disoroti khusus dari segi keuangan. Agar audit manajemen atas fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada empat hal yang mutlak perlu mendapat perhatian, yaitu sasaran finansial perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi dan pengawasan. Manfaat audit manajemen fungsi keuangan, antara lain mengatur pencarian sumber-sumber dana yang dibutuhkan perusahaan, alat utama dalam proses pembentukan keputusan, manfaat audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, memeriksa dan mengevaluasi keefektifan dan efisiensi bagian keuangan dan beberapa manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan. Ruang lingkup pada audit manajemen fungsi keuangan, meliputi fungsi manajemen keuangan, struktur Organisasi, manajemen atas cash and marketable securities, manajemen atas capital expenditure, manajemen atas portofolio dan laporan keuangan. Terdapat tiga pendekatan audit yang yang digunakan dalam fungsi keuangan, yaitu audit laporan keuangan (financial statement audit), audit kepatuhan (compliance audit), audit operasional (operational audit). Agoes, Sukrisno.1996.Auditing:Pemeriksaaan Akuntan. Jilid II, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Alexander Hamilton Institute. 1986. Manajemen Audit, Usaha Nasional, Surabaya. Boynton,William,Raymond N,Johnson,Walter G.Kell.2003.Modern Auditing. Ahli Bahasa:Ichsan Stiyo Budi dan Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta. Courtemanche,Gil.1997.Pandangan Baru Internal Auditing.Editor:Hiro Tugiman, Kanisius, Yogyakarta. Hamilton, Alexander.1986.Manajemen Audit : meningkatkan efektivitas dan efisiensi, Usaha Nasional, Surabaya. http//.www.google.com diunduh tanggal 7 Oktober 2014 IBK. Bayangkara.2008.Audit Manajemen:Prosedur dan Implementasi, Salemba Empat, Jakarta. Siagian, P.Sondang.2001.Audit Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta. Tunggal, Amin Widjaya.2000.Management Audit:suatu pengantar. Cetakan kedua, Rineka Cipta, Jakarta. Weston. F.D, dan Copeland. E.T. 1992. Manajemen Keuangan. Ed. Delapan. Alih Bahasa Wasana dan Kibrandoko,Binarupa Aksara, Jakarta. Page 2 |