Bagaimana seharusnya sikap seorang mukmin jika ia mendapat kebahagiaan ataupun tertimpa musibah

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Bagaimana seharusnya sikap seorang mukmin jika ia mendapat kebahagiaan ataupun tertimpa musibah
Ilustrasi Virus Corona/ Foto: Shutter Stock/Kumparan

Semua manusia yang ada di dunia tidak akan lepas dari berbagai macam cobaan, baik itu susah maupun senang. Di tahun ini, Allah SWT memberikan cobaan yang hampir seluruh dunia merasakannya, yaitu pandemi virus corona.

ADVERTISEMENT

Pandemi virus corona membuat segala bentuk aktivitas tersendat. Pastinya, kegiatan tersebut tidak berjalan seperti biasa, ada banyak perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satu hal yang saat ini wajib menjadi kebiasaan adalah untuk selalu mengenakan masker demi terhindar dari penularan virus corona.

Musibah yang terjadi saat ini memberikan pelajaran yang berharga, yaitu lebih taat untuk menjaga kesehatan. Tapi, seperti apa sikap seorang mukmin dalam menghadapi musibah?

Setiap manusia memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apa pun yang tengah dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh ataupun stres, apalagi putus asa. Iman yang kuat kepada Allah SWT lah yang membuat mereka yakin bahwa segala ketetapan yang Allah SWT berlakukan untuk dirinya adalah hal terbaik baginya.

ADVERTISEMENT

Keyakinan yang kuat pada dirinya pun akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwa.

Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taghabun ayat 11 yang artinya:

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Jadi, ketika kita dihadapkan oleh suatu musibah, yang bisa dilakukan adalah tetap berprasangka baik kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 10 yang artinya:

"(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka."

ADVERTISEMENT

Melalui musibah dan ketabahan seorang Muslim dalam menghadapinya, Allah SWT telah menentramkan hati hamba-hamba-Nya. Yakinilah dalam hati, bahwa tidak ada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali atas izin Allah SWT.

Selain selalu berprasangka baik, optimis dalam menghadapi musibah dan juga berucap kata-kata yang baik haruslah tetap diterapkan sebagaimana yang tercantum dari hadis Anas bin Malik ra:

"Tidaklah penyakit menular tanpa izin Allah dan tidak ada pengaruh dikarenakan seekor burung, tetapi yang mengagumkanku ialah al-Fa'lu (optimisme), yaitu kalimah hasanah atau kalimat thayyibah (kata-kata yang baik)." (HR Bukhari Muslim)

Virus corona termasuk wabah yang sedang terjadi sekarang. Untuk menghadapi wabah tersebut, seorang muslim harus berikhtiar semaksimal mungkin untuk menghindarinya. Sikap ini adalah perintah dari Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

"Dan larilah dari penyakit lepra sebagaimana engkau lari dari kejaran singa." (HR Bukhari)

Tidak hanya menghindarinya, seorang muslim juga tidak boleh membahayakan orang lain dengan menularkan suatu penyakit. Maka dari itu, di saat pandemi ini protokol kesehatan 3M harus tetap diterapkan sebagai bentuk nyata untuk tidak saling membahayakan satu sama lain.

Kemudian, dalam syariah Islam pula ketika ada suatu wabah kita harus selalu mengupayakan kesembuhan dengan berobat. Karena penyakit itu datang dari Allah SWT, maka Ia tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa ada obatnya. Kewajiban kita lah untuk menemukan obat dari suatu penyakit.

Jadi, begitulah sikap yang seharusnya dilakukan setiap muslim ketika menghadapi suatu musibah.