Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Pada dongeng ‘Anak Gembala dan Serigala’, pesan moral yang bisa diambil adalah bahwa kebohongan bisa merugikan diri sendiri. Hal ini terlihat dari para warga kampung yang sudah tidak mau percaya dan menolong anak gembala tadi.

Apa yang dilakukan anak gembala untuk menghilangkan kebosanan nya?

Untuk mengusir kebosanannya, penggembala selalu menghibur diri dengan bermain bersama anjngnya. Untuk mengusir sepi, ia pun sering memainkan serulingnya. Pada suatu hari ketika ia menggembalakan dombanya, ia teringat pada pesan tuannya agar dia berteriak meminta bantuan apabila melihat serigala mengintai dombanya.

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Anak gembala adalah sosok yang rajin, namun jahil. Ia mempunyai rencana jahil untuk memanggil warga dengan berteriak ada serigala. Di sisi lain, anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya di hutan yang gelap. Artinya anak gembala sosok yang rajin dan bertanggung jawab.

Apa tugas anak gembala?

Pekerjaan menggembala domba lahir dari kebutuhan untuk mengawasi kawanan domba dan menjaganya dari serangan serigala dan hewan pemangsa lain. Gembala juga bertugas mengawasi perpindahan kawanan, dan membawanya ke pasar ketika tiba waktunya untuk mencukur bulunya.

Dimanakah anak gembala menggembalakan domba?

Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya di dekat hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Suatu hari dia menggembalakan domba di dekat hutan. Dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana apabila dia melihat serigala.

Apakah pesan dalam dongeng anak gembala tertulis secara langsung atau tidak?

Pesan yang terdapat pada dongeng Anak Gembala dan Serigala adalah seseorang yang sering berkata bohong tidak akan dipercaya meskipun ia berkata jujur. Pesan lainnya yaitu kalau kamu berbohong terus, tidak ada yang percaya lagi padamu.

Apakah yang dimaksud tokoh dalam dongeng?

Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Ada istilah yang pengertiannya menyaran pada tokoh cerita, dan pada teknik pengembangannya dalam sebuah cerita.

Apakah serigala merupakan hewan buas yang sulit dijinakkan?

Filosofi tersebut bermakna dalam, dan faktanya, serigala merupakan hewan sosial yang memegang teguh terhadap prinsip hierarki dan kepemimpinan. Berbeda dengan singa yang masih dapat dijinakkan, serigala adalah hewan buas yang sangat sulit untuk dijinakkan.

Apakah serigala masih ada di sirkus?

Berbeda dengan singa yang masih dapat dijinakkan, serigala adalah hewan buas yang sangat sulit untuk dijinakkan. Itulah sebabnya serigala tidak pernah ada di dunia sirkus, sebab serigala hanya akan mematuhi pack leader -nya. Inilah lima fakta ilmiah tentang serigala, hewan monogami yang memegang teguh prinsip hierarki.

Berapa besar serigala?

Massa hewan dewasa bisa bervariasi dari 18 hingga 80 kg, panjang tubuhnya bisa mencapai 160 cm, panjang ekornya sekitar enam puluh sentimeter. Ini sangat tergantung pada habitatnya. Karakteristik serigala yang hidup di Kutub Utara, mengatakan bahwa sering ada individu berkulit putih.

Apakah serigala memiliki banyak subspesies?

Living With Wolves dalam lamannya menulis bahwa spesies serigala memiliki cukup banyak subspesies di alam liar. Beberapa subspesies tersebut muncul karena evolusi mikro yang terjadi pada spesies serigala dalam kurun waktu yang cukup lama.

Jika Si Kecil susah tidur, membacakan dongeng Anak Gembala dan Serigala bisa jadi salah satu triknya.

Dongeng ini memang memiliki banyak versi, salah satunya yang cukup lama adalah dibuat oleh John Hookham Frere di tahun 1830.

Namun, versinya ini disadur oleh banyak penulis sehingga bisa dinikmati oleh anak-anak.

Seperti apa kisah dongeng Anak Gembala dan Serigala? Berikut dongeng lengkapnya yang bisa Moms jadikan sumber untuk dibacakan pada si kecil di rumah.

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: 3671701645 (1).jpg

Foto: Kompas.

Di sebuah desa, yang dekat dengan hutan lebat hidup seorang anak laki-laki. Ia sering menggembala domba-domba milik majikannya.

Ia lebih memilih menggembala di hutan ketimbang di desa, karena lebih banyak daun-daun yang jadi makanan domba-domba di sana.

Padahal hutan tersebut cukup lebat dan gelap.

Sepanjang hari menungggu domba-dombanya makan, ia menjadi bosan.

Untuk mengusir rasa bosan, ia sengaja membawa seruling dan seekor anjing peliharaan.

Jadi, sambil mengawasi domba ia akan menghibur diri dengan meniup seruling atau bermain-main dengan anjing peliharaannya.

Baca juga: Cerita Dongeng Keong Mas, Pengantar Tidur yang Indah Buat Si Kecil

Berandai-andai Ada Serigala yang Datang

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: qhq0wig8fbuohuy3zvus.jpg

Foto: Kumparan.

Suatu hari, sambil mengawasi domba-dombanya makan, ia membayangkan sesuatu.

Dalam pikirannya, ia berandai-andai jika ada seigala yang muncul dari dalam hutan dan memangsa domba-domba yang dijaganya.

Pikiran ini awalnya membuat takut, tapi si penggembala kecil kemudian teringat dengan pesan majikannya.

Kalau ada serigala yang datang, ia harus berteriak sekencang-kencangnya untuk memanggil bantuan.

Warga kampung di sekitar pasti akan datang berbondong-bondong menolong ia dan mengusir serigala.

Namun sampai hari ini, hal yang dibayangkannya tidak pernah terjadi.

Selama menggembala domba di hutan, belum ada seekor serigala pun yang mengincar domba-dombanya.

Baca juga: Cerita Rakyat Malin Kundang, Cocok untuk Dongeng Malam Si Kecil

Berbohong Ada Serigala

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: 2018-06-23-21-34-37.jpg

Foto: Pixnio.

Si gembala kecil mulai membayangkan ide jahil.

Menurutnya, pasti lucu kalau dia berpura-pura melihat serigala, kemudian menjerit memanggil orang sekampung untuk datang menolong.

Maka, dia pun membuka mulut lebar-lebar dan berteriak, “Serigala! Serigala!”

Dalam sekejap, warga desa pun datang berduyun-duyun, siap melakukan apa pun untuk mengusir serigala jahat.

Mereka meninggalkan berbagai pekerjaan penting demi membantu si penggembala. Berbagai alat juga dibawa untuk mengusir serigala sekaligus untuk melindungi diri.

Namun, sesampainya di sana, warga desa hanya menemukan anak gembala yang sedang tertawa terbahak-bahak.

Ternyata, si penggembala menipu mereka dan merasa senang karena ide jahilnya berhasil.

Si gembala kecil sangat senang melihat ekspresi  warga yang kaget mendengar ada serigala.

Sadar dibohongi, warga desa pun membubarkan diri dan kembali ke desa melanjutkan aktivitas mereka.

“Aku hanya mengetes, apakah bila serigala nanti datang mengejar domba, kalian mau membantuku mengusir serigala atau tidak,” ujar penggembala kecil, tanpa merasa bersalah.

Ia yang merasa puas kejahilannya berhasil, kembali mengawasi domba.

Kisah Nabi Musa, Bisa Dijadikan Dongeng Pengantar Tidur untuk Anak!

Kembali Berbohong Ada Serigala

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: sapta-usaha-tani-kesejahteraan-petani.jpg

Foto: Komentar.

Beberapa hari kemudian, si gembala kecil mengulangi kejadian itu.

Anak penggembala menjerit keras dengan nada panik, “Serigala! Serigala!”

Dan lagi-lagi warga sekampung yang baik hati pun segera datang.

Mereka berlari sekencang mungkin agar tidak terlambat memberikan bantuan.

Sayangnya, sekali lagi, yang mereka temukan bukan serigala sedang menyerang domba-domba.

Mereka malah mendapati seorang anak penggembala jahil sedang tertawa puas terbahak-bahak sambil memegang perutnya.

Kejadian ini persis sama seperti sebelumnya. “Oh, kamu mengelabuhi kami!," geram seorang petani.

Petani ini meninggalkan ladangnya begitu mendengar teriakan minta tolong tadi.

“Jangan lakukan itu lagi,” pesan seorang ibu pembuat roti.

“Atau kami tidak akan memercayaimu lagi,” ancam warga lainnya. Warga desa pun bubar sambil bergumam kesal.

Anak gembala hanya tertawa puas melihat kemarahan mereka.

Baca juga: Dongeng Si Kancil Mencuri Timun, Penuh Pesan Moral

Kembali Berbohong Lagi

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: 2797380932.jpg

Foto: Kompas.

Teguran warga ternyata tidak dipedulikan oleh anak gembala.

Besoknya, ia kembali berulan. Ia berteriak “Serigala! Serigala!” saat tidak ada satu pun serigala yang mendekat.

Meski awalnya warga desa ragu apakah ini benar atau hanya permainan, warga kembali memutuskan datang untuk membantunya.

Hasilnya sama seperti sebelumnya, mereka hanya dijahili oleh si anak gembala.

Warga pun bergegas pulang dengan marah karena bosan dipermainkan si penggembala cilik.

Anak gembala masih tidak merasa bersalah, walaupun ia sudah berkali-kali menjahili warga.

Baca juga: Dongeng Putri Duyung yang Cocok Dibacakan untuk Buah Hati

Serigala Benar-benar Datang

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: wolf-pack-leader-animal-bavarian-national-park-alpha-dog-nature-forest-wild-bavarian-forest.jpg

Foto: Pikist.

Suatu sore, saat matahari mulai tenggelam, tak disangka seekor serigala benar-benar muncul di pinggiran hutan.

Serigala buas itu tampak lapar dan mulai menyambar domba-domba.

Anak penggembala yang melihat kejadian tersebut sangat panik dan ketakutan.

Ia berlari terbirit-birit mencari bantuan. “Serigala! Serigala!” teriaknya.

Ia berharap ada yang segera datang untuk menolong.

Warga desa mendengar teriakan anak gembala. Namun, tidak ada satu pun yang mau datang menghampiri.

“Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata salah satu warga, yakin teriakan itu hanya omong kosong si penggembala, seperti sebelum-sebelumnya.

Serigala itu pun berhasil menerkam banyak daging domba sampai kenyang.

Anak gembala tidak berdaya mengusirnya sendirian.

Kini dia menyesal, sadar warga desa tidak datang bukan karena tak ingin membantu. Mereka hanya tidak mau dibohongi lagi oleh kejahilannya.

Si anak gembala pun pulang dengan tangan kosong tanpa domba-domba milik majikannya.

Baca juga: Dongeng Bawang Merah Bawang Putih, Yuk Bacakan pada Si Kecil Moms!

Pesan Moral Dongeng Anak Gembala dan Serigala

Bagaimana sikap yang dimiliki anak gembala?

Foto: cerita-dongeng-keong-mas.jpg

Foto: Orami Photo Stock.

Dongeng ini tidak hanya sekadar mengembangkan imajinasi anak, tentang tokoh-tokoh yang ada.

Mulai dari si penggembala kecil, serigala, domba, dan warga desa.

Akan tetapi, juga memberikan pesan moral kepada anak mengenai buruknya sikap bohong dan pentingnya menjaga kepercayaan.

Berbohong adalah perilaku yang nantinya akan berdampak buruk pada si pembohong.

Sekalinya berbohong, ada kecenderungan pada seseorang untuk kembali melakukan hal yang sama.

Oleh karena itu, dongeng Anak Gembala dan Serigala, mengajarkan anak untuk tidak berbohong.

Anak harus menghindari sikap suka berbohong ini.

Baca juga: 7 Dongeng Anak Perempuan, Bacakan untuk Si Kecil Yuk!

Seperti kisah dongeng ini, keseringan berbohong membuat kepercayaan seseorang menjadi hilang.

Alhasil, ada kerugian yang akan didapatkan karena suka berbohong.

Sebenarnya, membacakan dongeng ini tidak hanya cocok untuk pengantar tidur.

Moms dan Dads bisa mencoba membacakan dongeng Anak Gembala dan Serigala dengan cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan Si Kecil.

Memeragakan mimik wajah, gerakan tubuh, ditambah dengan mengenakan aksesori yang sesuai dengan cerita juga semakin membangun antusiasme anak dalam menyerap cerita.

Bagaimana sifat yang dimiliki anak gembala?

Anak gembala adalah sosok yang rajin, namun jahil. Ia mempunyai rencana jahil untuk memanggil warga dengan berteriak ada serigala. Di sisi lain, anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya di hutan yang gelap. Artinya anak gembala sosok yang rajin dan bertanggung jawab.

Apakah tugas anak gembala?

Pekerjaan menggembala domba lahir dari kebutuhan untuk mengawasi kawanan domba dan menjaganya dari serangan serigala dan hewan pemangsa lain. Gembala juga bertugas mengawasi perpindahan kawanan, dan membawanya ke pasar ketika tiba waktunya untuk mencukur bulunya.

Apakah pesan moral dari cerita anak gembala dan serigala?

Narator: Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali. Pesan moral dari dongeng tersebut adalah tentang bahayanya berbohong. Saat seseorang berbohong maka nantinya akan ada banyak kesulitan yang diperoleh.

Bagaimana sikap yang dimiliki tokoh utama dalam cerita anak penggembala dan serigala?

rajin. (bahasa indonesia kd 3.10)​