Bagaimana syarat syarat pengambilan sampel dalam penelitian?

wilayah desa dan kota, dan sebagainya. Semua harus ditegaskan mana yang akan menjadi populasi dalam penelitian Batas dan sifat populasi dapat diketahui dan ditentukan melalui informasi atau keterangan dari berbagai sumber antara lain: 1. Dokumen atau catatan yang disusun oleh bermacam organisasi instansi unit kerja. 2. Daftar hasil sensus 3. Keterangan dan penjelasan dari pejabat ketua organisasi atau pemuka masyarakat setempat dan lainnya. Sumber-sumber informasi tersebut harus memenuhi syarat kebenaran validitas, sumber-sumber tersebut harus diperiksa, dinilai dan diperhatikan apakah masih up to date atau tidak, serta perlu diteliti kapan waktu dibuatnya dan metode apa yang digunakan. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu: 1. Sampel harus representative mewakili 2. Besarnya ukuran sampel harus memadai. Universitas Sumatera Utara Suatu sampel dikatakan representatif apabila cirri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Besarnya sampel juga harus memadai untuk dapat meyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar ukuran sampel yang memadai, tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar ukuran sampel semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan populasinya. Sebenarnya tidak ada ketentuan yang pasti berapa sebenarnya ukuran sampel minimum yang dapat dipakai sebagai pedoman. Pada prinsipnya semakin besar ukuran sampel semakin baik. Pertimbangan dalam menentukan besar kecilnya ukuran sampel adalah: 1. Derajat keragaman populasi 2. Ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki 3. Pertimbangan waktu, tenaga dan biaya. Apabila populasi tidak homogen secara sempurna maka semakin besar ukuran sampel yang diambil akan semakin tinggi taraf representatif sampelnya. Jika populasinya homogen secara sempurna ukuran sampel tidak mempengaruhi representifnya sampel, untuk populasi yang demikian itu sampel cukup kecil saja. Krejcie dan Morgan menentukan ukuran sampel yang perlu diambil untuk suatu populasi tertentu dengan rumus sebagai berikut Tabel 1: Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Jenis penelitian dan Ukuran Sampel Minimum No Jenis penelitian Ukuran Sampel Minimum 1 Deskriptif 10 dari populasi 2 Korelasi 30 subjek 3 Kausal-komperatif 30 subjek per kelompok 4 Eksperiman 50 subjek per kelompok Sumber: Sumanto 1990 dalam Wirartha 2006 Rumus untuk menetapkan ukuran sampel secara statistik yang lain adalah N s = σ ZT 2 Keterangan: N s σ = perkiraan simpanngan baku populasi = ukuran sampel yang diperlukan Z = nilai standar sesuai tingkat signifikasi T = kesalahan penaksiran maksimum yang dapat diterima Krejcie dan Morgan menentukan ukuran sampel yang perlu diambil untuk suatu populasi tertentu berdasarkan asumsi pada anggota populasi yang bersifat homogeny dengan rumus sebagai berikut: X 2 S = ---------------------------- NP 1-P d 2 keterangan: N-1 + X2 p1-P S = ukuran sampel Universitas Sumatera Utara N = ukuran populasi P = proporsi populasi 0,5 d = derajat ketelitian 0,05 X 2 = nilai tabel X 2 3,841

Lihat dokumen lengkap (21 Halaman - 581.08KB)

3 Syarat Sampel yang Baik Beserta Contohnya – AsikBelajar.Com.  Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penggunaan metode pengambilan sampel yang tepat agar dari sampel yang diambil dapat diperoleh statistik yang dapat dipergunakan sebagai penduga bagi parameter populasi. Statistik akan menjadi penduga (estimator) yang baik jika memenuhi syarat sbb:

Suatu penduga dikatakan tidak bias apabila nilai yang diharapkan (E=expected value) dari satistik adalah sama dengan nilai parameternya.

Rata2 sampel = 50, sedang rata2 populasi yang diestimasi ternyata nilainya = 50, maka dapat dikatakan bahwa rata2 sampel  merupakan penduga yang baik atau tidak bias karena nilai yang diharapkan dari statistik sama dengan nilai parameternya.

Apabila nilai rata2 populasi ternyata 40, maka terjadi bias karena nilai yang diharapkan  dari statistik lebih besardari nilai parameternya, maka disebut over estimate,sebaliknya bila nilai parameternya 60 disebut under estimate.

Suatu penduga dikatakan efisien apabila penduga tersebut dapat menghasilkan standart error yang terkecil dibanding dengan standart error dari penduga yang lain.  Jika kita mempunyai dua penduga yang berasal dari sampel yang sama dan dicoba untuk memutuskan mana diantara keduanya yang lebih efisien sebagai penduga, maka dapat diputuskan sbb:

Seandainya penduga yang digunakan adalah rata2 sampel dengan hasil perhitungan standard errornya  sebesar 1, 05, sedang median sampel dengan hasil perhitungan standard errornya  sebesar 1, 6. Maka dapat dikatakan bahwa rata2 sampel lebih efisien sebagai penduga, karena mempunyai standard error yang lebih kecil dibanding median sampel.  Artinya bahwa standard error yang kecil (kurang bervariasi) akan mempunyai kesempatan menghasilkan hasil pendugaan yang lebih dekat dengan nilai sebenarnya (lebih efisien) dari yang diduga (parameter populasi).

Suatu penduga dikatakan konsisten apabila peluang untuk memperoleh perbedaan antara statistik dengan parameter mendekati nol jika jumlah individu sampel bertambah.  Artinya jika sampelnya diperbesar maka suatu nilai statistik tertentu semakin mendekati nilai parameter yang diestimasi.

Sumber:
Sugiarto dkk. 2001.Teknik Samplling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 7-9.

Teknik pengambilan sampel dibutuhkan saat kamu sedang melakukan penelitian. Teknik pengambilan sampel berhubungan erat dengan populasi atau sampel yang menjadi bagian penting dari sebuah penelitian. Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, peneliti bisa menentukan metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. 

Dalam artikel ini akan dikupas habis perihal bagaimana cara kita menentukan atau menarik sampel dari sebuah populasi, agar kita lebih mudah untuk melakukan penelitian di lapangan.

Pengertian Teknik Sampling

Pengertian Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling yang dikenal juga sebagai probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping yang dikenal juga sebagai non probability sampling. Untuk lebih jelasnya, kita akan ulas satu per satu pada artikel ini. 

Pengertian Teknik Sampling Menurut Ahli

1. Sugiono (2001)

Pengertian teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono, teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).

2. Margono (2004)

Sementara pengertian teknik pengambilan sampel menurut Margono (2004) ialah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

3. Teken (1965)

Untuk semakin memperjelas apa itu teknis sampling, Menurut Teken (1965) suatu teknik pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat: 

  1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti
  2. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku (standard deviation) dari taksiran yang diperoleh
  3. sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
  4. dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin, dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Baca Juga: Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui

Jenis Teknik Penentuan Sampel

Teknik Pengambilan Acak/ Random Sample/ Probability Sampling

Sampel acak (probability sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel dimana teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen sampelnya. Teknik ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi sampel (contoh). Misalkan jika suatu populasi memiliki elemen populasi sebanyak 50 sedangkan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Sebagai catatan bahwa menentukan ukuran sampel tidak dapat dilakukan sebarangan, anda perlu mengikuti kaidah tertentu dan mengacu pada teori para ahli. Artikel berikut dapat membantu anda menemukan referensi ukuran sampel yang tepat.

Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel maka diperlukan suatu kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel.

Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi, katakanlah perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari perguruan tinggi beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang dibutuhkan bisa berupa jenis kelamin umur, tinggi badan, nim, berat badan, nilai semester, alamat, dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.

Bagaimana jika penelitian dilakukan di suatu desa? Maka diperlukan kerangka sampel atau daftar yang memuat seluruh elemen populasi yang akan diteliti di desa tersebut. Contoh ini dapat digeneralisasi untuk seluruh kasus seperti penelitian di level Kabupaten, penelitian di suatu kantor dan lain sebagainya. jika seluruh elemen populasi yang terdaftar di dalam kerangka sampel dijumlahkan maka seharusnya merupakan ukuran populasi (N).

Pada dasarnya untuk menjaga agar peluang terpilihnya suatu sampel secara acak maka digunakan tabel angka random (TAR) untuk menentukan sampel pertama. Angka yang terpilih adalah angka dari salah suatu elemen populasi yang sudah terdaftar pada kerangka sampel. Selanjutnya untuk menentukan sampel sampel yang akan terpilih berikutnya digunakan metode-metode yang akan kita bahas di bawah.

Langkah-langkah memilih sampel seharusnya mengikuti kaidah berikut:

  1. Siapkan kerangka sampel
  2. Siapkan tabel angka random
  3. Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu metode pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi. 

Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak, karena yang diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya diurutkan berdasarkan interval yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk dapat mempergunakan metode ini, harus dipenuhi beberapa syarat yakni (1) populasi harus besar, (2) harus teredia daftar kerangka sampel, (3). populasi harus bersifat homogen.

Langkah-langkah pengambilan sampel: 

  1. Tentukan populasi dan susun sampling frame
  2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan metodologis
  3. Tentukan K (kelas interval)
  4. Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak
  5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih, dan nomor interval berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel.

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan pada populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara proporsional sehingga  setiap strata harus terwakili dalam sampel.

Langkah-langkah pengambilan sampel: 

  1. Tentukan populasi dan daftar anggota populasi
  2. Bagi populasi berdasarkan strata yang dikehendaki
  3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata
  4. Pilih sampel dari setiap strata secara acak

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.

Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal terhadap bagian-bagian yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek yang akan diteliti sangat luas.

Langkah langkah :

  1. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti
  2. Tentukan berapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil sebagai sampel
  3. Pilih cluster sampel secara acak
  4. Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut.

5. Area Sampling atau sampel wilayah Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random sampling secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya beberapa metode sampling berbeda yang digunakan.

Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum menggunakan multistage sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan terpenuhinya beberapa syarat tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan cenderung lebih maksimal.

  • Populasi sample cukup homogen
  • Jumlah populasi yang sangat besar
  • Populasi menempati daerah atau domain yang sangat luas
  • Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unit yang terkecil atau ultimate sampling unit

Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Menetapkan populasi
  • Menetapkan tingkatan
  • Menghitung besar sampel
  • Mengambil secara acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan
  • Mengambil sampel secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir

Baca Juga: Penelitian Korelasional : Pengertian, Ciri-ciri, Langkah, dan Contoh

Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak/ Non- Probability Sampling / Non-Random Sample

Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability sampling peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini, tidak semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.

Terdapat beberapa jenis Teknik pengambilan sampel tidak acak. 

1. Purposive Sampling

Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.

Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media ketika akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut akan memilih siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik.

Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang digunakan lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti salah memilih subjek yang representatif.

2. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk mensurvei orang-orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal. Dalam kasus seperti itu, menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak beberapa kategori untuk mewawancarai dan mendapatkan hasil.

Peneliti juga menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi di mana topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti.

Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

Baca Juga: Rating Scale : Pengertian, Ciri-ciri, Bentuk, Kesalahan-kesalahan, dan Contoh

3. Accidental Sampling

Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke subjek seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk. Biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan peneliti dalam melakukan dan berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak memiliki kewenangan untuk memilih elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.

Metode pengambilan sampel non-probabilitas ini digunakan ketika ada batasan waktu dan biaya dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian, digunakan convenience sampling.

Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat sehingga memudahkan pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.

4. Quota Sampling

Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan populasi yang ada.

Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah sudah ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi. 

5. Teknik Sampel Jenuh

Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan sensus karena sensus populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan populasi yang relatif kecil meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.

Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, murah dan tidak memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara kelemahan dari Teknik sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar sehingga hanya cocok untuk kelompok populasi kecil.

Contoh Teknik sampel jenuh: 

Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di salah satu sekolah swasta di Yogtakarta. Karena jumlah guru hanya ada 35 maka seluruh guru dijadikan sample.

6. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling

Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya. 

Contohnya dengan mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor ganjil 1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16, dan seterusnya.

Baca Juga: Hipotesis Statistik: Pengertian, Macam-macam, dan Contoh

Pemilihan Jenis Teknik Penetapan Sampel

Dalam menentukan sampel diperlukan tahapan penetapan sampel. Tahapan yang perlu dilakukan dalam pengambilan sampel, yaitu:

  • Mendefinisikan populasi yang akan diamati
  • Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
  • Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
  • Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
  • Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

Tujuan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampel yang digunakan akan berhubungan dengan cara-cara dari pengambilan suatu sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu:

  • Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian.
  • Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi yang ingin diteliti.
  • Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil suatu keputusan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik sampling dibentuk sebagai cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data penelitian. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar nantinya bisa mendapatkan sampel yang representatif untuk penelitian lebih lanjut.

Itulah penjelasan seputar Teknik pengambilan sampel dalam penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat!