Bagaimana terbentuknya energi listrik pada pembangkitan listrik tenaga biomassa?

Daftar isi

  • 1 Sumber energi
    • 1.1 Bahan bakar fosil dan batu bara
    • 1.2 Energi terbarukan
  • 2 Penggerak mula
  • 3 Cara kerja
  • 4 Jenis
    • 4.1 Pembangkit listrik tenaga gas
    • 4.2 Pembangkit listrik tenaga nuklir
    • 4.3 Pembangkit listrik tenaga panas
    • 4.4 Pembangkit listrik tenaga hibrida
    • 4.5 Pembangkit listrik tenaga hidroelektrik
      • 4.5.1 Penyimpanan terpompa
    • 4.6 Pembangkit listrik tenaga surya
    • 4.7 Pembangkit listrik tenaga bayu
    • 4.8 Pembangkit listrik tenaga ombak
    • 4.9 Pembangkit listrik tenaga pasang surut
  • 5 Pengelolaan
  • 6 Lihat pula
  • 7 Referensi
    • 7.1 Catatan kaki
    • 7.2 Daftar pustaka
  • 8 Pranala luar

Pengertian PLTBm

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) adalah pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar yang dikonversikan dari bahan biologis dan organik. Pemakaian bahan bakar fosil diketahui memberikan kerugian seiring pertambahan populasi manusia dan kebutuhan akan energi. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran adanya krisis bahan bakar dikemudian hari.

Oleh sebab itu, muncul ide tentang penggunaan energi alternatif yang berasal dari biomassa. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, Pembangkit Listrik Energi Biomassa jauh lebih bersih sehingga dapat mengurangi emisi karbon. Pemanfaatan limbah untuk pembangkit listrik juga dapat menghindari produksi gas metan jika limbah tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Pada tahun 2005, penggunaan energi biomassa di Indonesia mencapai 32%. Angka ini menempati urutan kedua tertinggi setelah minyak bumi. Tetapi penggunaan biomassa secara tradisional mengalami pertumbuhan sangat rendah sehingga tidak bisa dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil.

Pembangkit Listrik Tenaga Biogas

Pertamina Power Indonesia melakukan berbagai inisiatif terkait pengembangan Energi Baru Terbarukan, diantaranya adalah pemasangan Pembangikt Tenaga Listrik Biogas di Indonesia

Biogas terbentuk secara alami ketika limbah cair kelapa sawit (POME) teruraikan pada kondisi anaerob. Tanpa pengendalian, biogas merupakan kontributor utama bagi perubahan iklim global. Pembangkit listrik tenaga biogas mengambil manfaat dari proses penguraian alami untuk membangkitkan listrik. Limbah cair organik yang dihasilkan selama produksi kelapa sawit merupakan sumber energi besar yang belum banyak dimanfaatkan di Indonesia. Mengubah POME menjadi biogas untuk dibakar dapat menghasilkan energi sekaligus mengurangi dampak perubahan iklim global.(Winrock International, 2015 : 5)

Pertamina Power Indonesia melakukan berbagai inisiatif terkait pengembangan Energi Baru Terbarukan, diantaranya adalah pemasangan Pembangkit Tenaga Listrik Biogas di Indonesia salah satunya adalah Pembangkit listrik tenaga biogas Sei Mangkei 2,4 MW.