Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk Mengatasi ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat

Mari membahas tentang pengertian ketimpangan sosial, faktor penyebab, bentuk-bentuknya sampai cara mengatasi ketimpangan yang terjadi di sosial khususnya di Indonesia.

Saat kamu masuk di kelas XII, mungkin akan menerima pembahasan tentang ketimpangan sosial lalu berulang jika memilih jurusan kuliah yang berhubungan dengan materi ini. Dalam hidup, tentunya ada kondisi yang memunculkan perbedaan cukup besar antara satu orang dengan orang lainnya. 

Perbedaan yang cukup besar ini sudah tentu akan memunculkan ketimpangan. Ketimpangan dalam kehidupan sosial sangatlah kompleks, tidak hanya dihadapkan dengan faktor ekonomi. Bisa juga dengan faktor lokasi atau daerah. 

Misalnya, pernahkah kamu memperhatikan pusat kota seperti di Jakarta? Dijamin akan melihat ada banyak gedung indah pencakar langit dan banyaknya fasilitas publik bisa dengan mudah diakses. 

Namun, di salah satu sudut kota Jakarta bisa jadi kamu akan menjumpai pemukiman kumuh yang padat penduduk. Banyak yang tinggal di hunian tidak layak dengan dinding dari triplek dan atap dari patahan seng. 

Gambaran ini juga salah satu bentuk dari ketimpangan sosial. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ketimpangan sosial dan bagaimana juga cara untuk mengatasinya? 

Pengertian Ketimpangan Sosial

Dalam hidup bermasyarakat, tentunya akan menjumpai banyak perbedaan dan kemudian menjadi ketimpangan. Istilah ketimpangan memang lebih umum digunakan untuk menyebutkan dua kondisi yang kontras dan berbeda terlalu jauh. 

Secara umum, ketimpangan sosial adalah kondisi dimana ada ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang bisa disebabkan oleh perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya. 

Perbedaan yang cukup jauh akan memicu terjadinya ketimpangan, mulai dari perlakuan orang sekitar yang berbeda sampai terjadinya resiko ketidakadilan. Bentuk ketimpangan dalam kehidupan sosial sangatlah beragam dan bisa saja dialami secara langsung oleh diri sendiri. 

Mulai dari perbedaan perlakuan orang lain terhadap mereka yang kaya dengan yang miskin, antara mereka yang cantik atau tampan dengan mereka yang kurang rupawan, hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah (adil untuk orang kaya tapi tidak untuk orang miskin), perbedaan akses pendidikan di desa dan di kota, perbedaan fasilitas umum di desa dan di kota, dan lain sebagainya. 

Banyak sekali bentuk ketimpangan di dalam kehidupan sosial masyarakat, sebab memang faktor pemicunya sangat beragam. Seseorang bisa mendapatkan perlakuan tidak baik dan tidak adil jika berhadapan dengan mereka yang status sosial, ekonomi, dan budayanya yang dianggap lebih unggul (lebih tinggi). 

Pengertian Ketimpangan Sosial Menurut Ahli

Apakah kamu masih merasa bingung untuk memahami apa itu ketimpangan sosial? Jika iya, maka bisa menyimak sejumlah pendapat para ahli yang menyampaikan definisi dari ketimpangan sosial tersebut. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Budi Winarno

Definisi ketimpangan sosial yang pertama disampaikan oleh Budi Winarno. Menurutnya, ketimpangan sosial merupakan kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.

Ketimpangan semakin terasa di era globalisasi, dan disebabkan oleh banyak faktor yang membuat kesenjangan semakin besar dan ketimpangan semakin tinggi. Ketimpangan ini dianggap sebagai kegagalan dalam pembangunan, sehingga kebutuhan fisik dan psikis warga susah untuk dipenuhi. 

2. Jonathan Haughton

Pendapat yang kedua disampaikan oleh Jonathan Haughton, dijelaskan bahwa ketimpangan sosial adalah bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan. 

Sehingga ketimpangan sosial akan menyertai proses pembangunan di lingkungan masyarakat. Proses pembangunan yang membutuhkan dana tidak sedikit kemudian membuatnya dilakukan bertahap. Dimulai dari satu daerah menuju ke daerah lain. 

Pembangunan yang utama dan pertama kali dilakukan adalah di pusat kota, yang kemudian bisa tampil lebih modern. Lapangan pekerjaan juga semakin luas dan membuat perbedaan pusat kota dengan pinggiran sekaligus di desa-desa semakin besar. 

3. Roichatul Aswidah

Pendapat yang ketiga disampaikan oleh Roichatul Aswidah, menjelaskan bahwa ketimpangan sosial adalah dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi. Residual sendiri adalah adanya selisih yang kemudian memunculkan perbedaan. 

Selisih ini muncul membangun ketimpangan sosial seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin sejahtera kehidupan masyarakat maka semakin banyak kebutuhan hidup yang bisa dipenuhinya. 

Padahal antara satu individu dengan individu lain tentu punya perbedaan dalam aspek kesejahteraan tersebut. Sehingga ada yang bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan dan keinginannya, ada yang harus berjuang mati-matian dulu. 

4. William Ogburn

Pengertian ketimpangan sosial juga dikemukakan oleh William Ogburn. Dijelaskan bahwa, ketimpangan sosial adalah perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya akan terbentuk suatu hubungan erat antara satu hal dengan hal lainnya dan antara satu orang dengan orang lainnya. Hubungan erat ini kemudian memunculkan kesadaran ada perbedaan dan memunculkan ketimpangan secara sosial. 

5. Andrinof A. Chaniago

Pendapat yang terakhir mengenai definisi dari ketimpangan sosial disampaikan oleh Andrinof A. Chaniago. Dijelaskan bahwa, ketimpangan sosial adalah buah dari pembangunan yang berfokus pada ekonomi dan melupakan aspek sosial. 

Idealnya, proses pembangunan dilakukan pada dua aspek yakni aspek ekonomi dan aspek sosial. Hanya saja untuk bisa sejalan tentu susah, maka paling sering dilakukan adalah fokus pada aspek ekonomi. Hal ini memunculkan adanya perbedaan dari faktor perekonomian dan memunculkan ketimpangan di masyarakat. 

Melalui definisi ketimpangan sosial yang disampaikan oleh sejumlah ahli, maka bisa disimpulkan. Ketimpangan sosial adalah kondisi dimana terbentuk perbedaan yang cukup jauh sebagai akibat dari proses pembangunan yang lebih fokus pada aspek ekonomi saja. 

Faktor Penyebab

Ketimpangan dalam kehidupan sosial tentunya tidak terbentuk begitu saja tanpa memiliki alasan atau penyebab yang jelas. Dilansir dari berbagai sumber, ketimpangan ini bisa muncul karena adanya dua faktor penyebab. Yaitu: 

A. Faktor Internal

Faktor internal dalam ketimpangan sosial adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan yang asalnya dari dalam diri setiap individu. Setiap orang memiliki faktor internal yang bisa menyebabkan ketimpangan. 

Faktor internal bisa membuat seseorang berperilaku tidak adil dan mau menang sendiri. Faktor internal pula yang menyebabkan seseorang bisa menyadari bahwa ada kondisi ketimpangan tengah dihadapinya saat mengalami suatu kejadian, pengalaman, dan lain sebagainya. 

Faktor internal ini lebih merujuk pada kualitas individu atau seseorang yang terbilang terbatas. Misalnya: 

  • Memiliki pendidikan yang rendah, bisa karena masalah ekonomi sehingga kesulitan mendapatkan pendidikan sampai karakter individu tersebut yang malas sekolah.
  • Keterampilan yang rendah, dimana keterampilan bisa menjadi aset untuk berpenghasilan dan memperbaiki kondisi perekonomian seseorang.
  • Kesehatan yang kualitasnya masih rendah, misalnya akses fasilitas kesehatan yang masih susah di desa-desa terutama desa terpencil.
  • Hambatan budaya, seperti budaya kemiskinan yang membuat seseorang terbiasa memiliki akses yang minim ke berbagai bidang. Baik itu pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

B. Faktor Eksternal

Faktor penyebab kedua dari adanya ketimpangan sosial adalah faktor eksternal. Yaitu faktor penyebab ketimpangan yang berasal dari lingkungan luar dan di luar kemampuan seseorang untuk mencegah maupun mengatasinya. 

Faktor eksternal ini bisa dalam bentuk kebijakan suatu organisasi atau perusahaan, kebijakan dari pemerintah, dan lain sebagainya. Adanya faktor eksternal membuat ketimpangan yang terjadi di masyarakat tidak disebabkan oleh sifat malas seseorang. 

Melainkan memang ada sebuah kebijakan, aturan, dan suatu budaya yang membuat seseorang dalam masyarakat susah untuk berkembang. Misalnya saat bekerja di sebuah perusahaan, ada aturan yang bisa memangku jabatan tinggi adalah dari pihak keluarga pendiri. 

Kebijakan seperti ini akan menghalangi karyawan tanpa hubungan darah dengan direksi kesulitan untuk menjabat jabatan strategis. Sehingga kebanyakan dari mereka akan selalu menjadi bawahan dan susah untuk mengembangkan karirnya.

Nah, sebelum lanjut ke dampak, pahami juga tentang apa itu stratifikasi sosial

Dampak Ketimpangan Sosial

Meskipun ketimpangan sosial sudah ada sejak dulu dan masih eksis sampai sekarang. Bukan berarti kondisi ini hanya bisa dimaklumi dan dibiarkan begitu saja. Pasalnya ketimpangan yang terlalu jauh dan berlarut-larut bisa menimbulkan banyak dampak negatif. Seperti: 

  • Kualitas Pendidikan Semakin Rendah

Dampak pertama dari ketimpangan dalam kehidupan sosial adalah menurunnya kualitas pendidikan. Dimana jumlah masyarakat yang berpendidikan rendah akan terus bertambah dan hal ini bisa memberi dampak lebih luas lagi. 

Hal ini dapat terjadi, karena akses pendidikan membutuhkan kekuatan ekonomi. Sebab di Indonesia sendiri pendidikan belum sepenuhnya gratis, apalagi untuk pendidikan tinggi. 

Beasiswa ada tapi ada syarat yang menyertainya, dan pada akhirnya masih banyak masyarakat ekonomi bawah yang susah mendapatkan fasilitas ini. Jika ketimpangan terus terjadi dimana seseorang seumur hidupnya berpenghasilan rendah dan hanya cukup untuk makan. 

Maka mereka akan punya generasi dengan pendidikan rendah dan kemudian mengulang nasib orangtua atau kakek buyutnya sendiri. Sebab orangtua yang kesulitan memberi pendidikan yang layak membuat anak-anak mereka juga bernasib sama. Bekerja banting tulang dengan gaji yang rendah. 

  • Meningkatnya Angka Kriminalitas

Ketimpangan sosial bisa memicu peningkatan angka kriminalitas. Pada saat di suatu lingkungan ada yang sangat kaya raya karena berpendidikan tinggi atau punya keturunan darah biru. 

Sementara ada lebih banyak tetangga yang miskin bahkan sangat miskin sampai kesulitan untuk makan. Maka mereka akan berpikir untuk mencuri dari rumah orang kaya tadi. 

Ketimpangan tidak hanya disebabkan faktor ekonomi saja, namun juga faktor lain sesuai penjelasan sebelumnya. Sehingga angka-angka kriminal yang punya beragam modus akan mencuat ke permukaan. 

  • Kemiskinan yang Semakin Parah

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat bisa mempengaruhi pendapatan masyarakat tersebut. Lulusan SD tentunya saat bekerja akan memperoleh upah yang lebih rendah dibanding lulusan SMA maupun lulusan perguruan tinggi. 

Jika jumlah masyarakat berpendidikan rendah terlalu tinggi dan terlalu banyak, maka angka kemiskinan juga akan semakin tinggi. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara yang menjadi susah untuk berkembang. 

Ketimpangan dalam kehidupan sosial juga bisa menyebabkan terjadinya dekadensi moral. Dekadensi moral adalah proses pengikisan jati diri terkait merosotnya nilai-nilai agama, budaya, nasionalisme, dan sebagainya. 

Contoh atau bentuk dekadensi sosial sebagai dampak ketimpangan ada banyak. Sebut saja seperti pergaulan bebas di kalangan remaja, tingginya kasus pencabulan, tingginya angka korupsi dari para pejabat, tawuran, dan lain sebagainya. 

Ketimpangan dalam kehidupan bisa menyebabkan pengikisan moral. Orang yang awalnya baik hati bisa jadi terpaksa berbuat tindakan amoral karena desakan kebutuhan. Seperti pejabat yang kemudian menjadi koruptor karena gajinya kecil atau karena terdesak gengsi terlalu tinggi. 

Bentuk Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial kemudian diketahui memiliki beberapa bentuk. Sesuai dengan penjelasan dari Andrinof A. Chaniago, bentuk dari ketimpangan ini ada 6 bentuk. Yaitu: 

1. Ketimpangan Pengembangan Diri Manusia

Bentuk pertama adalah ketimpangan pengembangan diri manusia yang berhubungan dengan rendahnya pendidikan seseorang. Semakin rendah tingkat pendidikannya semakin susah untuk berkembang. 

Erat sekali dengan sifat malas, pesimis, dan juga mudah menyerah. Jika ada masalah susah untuk mencari dan menemukan solusi terbaik. Orang dengan karakter seperti ini akan berkubang dalam ketidakmampuannya sendiri. 

2. Ketimpangan Antara Desa dengan Kota

Ketimpangan antara di desa dengan di kota adalah bentuk ketimpangan sosial yang kedua. Dimana pembangunan infrastruktur dan perkembangan teknologi di kota lebih masif. 

Hal ini terjadi karena masyarakat di perkotaan sudah berpikir modern dan punya tingkat pendidikan tinggi sekaligus punya banyak keterampilan. Sehingga mereka lebih kuat secara ekonomi dan punya kesiapan mental yang mendorong pembangunan wilayah kota. 

3. Ketimpangan Antar Wilayah dan Subwilayah

Bentuk ketiga adalah ketimpangan antara wilayah dan subwilayah, misalnya antara ibukota provinsi dengan kabupaten di sekitarnya. Pembangunan di kota Semarang jauh lebih masif dibandingkan di kabupaten Ungaran dan sekitarnya. 

4. Ketimpangan Antar Golongan Sosial Ekonomi

Adanya perbedaan kelas sosial akan menciptakan ketimpangan antar golongan sosial ekonomi. Dimana masyarakat kelas menengah ke atas punya fasilitas untuk mengakses layanan lebih baik. 

Misalnya mengakses pendidikan di sekolah yang kualitasnya lebih baik meskipun lebih mahal. Sehingga punya keterampilan lebih beragam sebagai modal mereka untuk sukses saat terjun di dunia karir. 

Emang apa sih pengaruhnya lebih dalam tentang sosial ekonomi ini? Pelajari detailnya di Dampak Kesenjangan Sosial.

5. Ketimpangan Penyebaran Aset

Bentuk kelima dari ketimpangan sosial adalah ketimpangan penyebaran aset, dimana wilayah perkotaan lebih unggul. Contohnya adalah pembangunan jalan tol yang lebih sering dilakukan di perkotaan bukan di pedesaan. 

6. Ketimpangan Antar Sektor Ekonomi

Bentuk yang terakhir adalah ketimpangan antar sektor ekonomi. Jadi misalnya ada dua daerah, satu daerah masyarakatnya hidup dari sektor industri karena banyak pabrik berdiri. Sementara satu daerah lainnya dari sektor pariwisata. 

Perbedaan sektor perekonomian akan menentukan jenis dan jumlah lapangan pekerjaan, jenis keterampilan yang dibutuhkan, dan lain sebagainya. Jadi, saat berada di daerah lain maka wajib memiliki keterampilan yang sesuai sektor perekonomian di daerah tersebut agar bisa bertahan. 

Cara Mengatasi

Bentuk ketimpangan yang beragam dalam kehidupan sosial dan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan. Membuatnya perlu diatasi dengan segera, dan berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya: 

  • Meningkatkan kualitas SDM dengan menyediakan lebih banyak program beasiswa, mengadakan kursus, bimbingan, dampingan keterampilan, dan lain sebagainya.
  • Mobilitas geografis, yakni upaya untuk meratakan jumlah penduduk di seluruh wilayah. Sebab satu wilayah yang terlalu padat membuat persaingan kerja meningkat dan memunculkan angka pengangguran terlalu tinggi.
  • Menciptakan peluang kerja, bisa dengan mendorong masyarakat berwirausaha yang menyerap lebih banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
  • Menyalurkan bantuan sosial yang tepat sasaran, agar masyarakat kurang mampu dan layak mendapat bantuan sosial bisa terbantu untuk hidup yang layak dan meningkatkan kualitas hidupnya.
  • Memberantas kekurangan gizi atau gizi buruk di masyarakat, dengan menyediakan makanan bergizi menggandeng sejumlah pihak. Sebab gizi yang buruk bisa menurunkan kualitas SDM dan menyebabkan ketimpangan semakin parah di masyarakat.

Ketimpangan sosial memang sebaiknya segera diatasi, agar bisa menciptakan kehidupan bermasyarakat yang adil. Jika masyarakat sudah merasa mendapatkan keadilan maka akan tercipta kerukunan dan masing-masing bisa fokus mengejar impiannya. Ketimpangan pun perlahan mulai pudar.

Nah, bagaimana penjelasan diatas? banyak sekali masalah di sekitar kita yang menghantui dan harus diselesaikan, bukan? Baca juga artikel penting lainnya dari Blog Toko Buku Online Deepublish berikut.