Bagaimanakah kedudukan seorang guru bagi seorang murid
Sejak dulu dan sampai sekarang guru menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri tauladan, di tengah-tengah membangun dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.15 Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru diberikan tugas yang berat. Namun lebih berat lagi mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab itu tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah. Pembinaan yang harus diberikan guru tidak hanya secara kelompok tetapi juga secara individual. Hal ini menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah. Ajaran agama islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru/ulama), sehingga mereka pantas untuk mencapai taraf penghormatan dan kedudukan yang tinggi. Penghormatan dan kedudukan yang tinggi ini amat logis diberikan kepadanya, karena dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam membimbing dan mengarahkan, membentuk akhlak dan memberikan pengetahuan sehingga anak didik siap menghadapi hari depan dengan penuh rasa percaya diri dan dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi ini. Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal, Sardiman AM menjelaskan bahwa”peranan guru sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, evaluator”.16 Sedangkan Piet A. Sahertian mengutip pendapat Watten B dalam menjelaskan peranan guru sebagai “tokoh terhormat dalam masyarakat, penilai, seorang sumber, pembantu, wasit, detektif, objek identifikasi, penyangga rasa takut, orang 15 Moh. Uzer Usman,Menjadi Guru Professional…, h.7-8 16 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Ed. 1, Cet. h.144-146 yang menolong memahami diri, pemimpin kelompok, orang tua/wali, orang yang membina dan member layanan, kawan sekerja dan pembawa rasa kasih sayang”.17 Peranan guru menurut Adams dan Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan konselor.18 Yang akan penulis kemukakan di sini adalah peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Guru Sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.19 2) Guru Sebagai Pengelola Kelas Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Di antara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas, yang terpenting ialah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan para siswa belajar secara berdayaguna dan berhasilguna. Selain itu, kondisi dan situasi tersebut perlu diciptakan sedemikian rupa agar proses komunikasi baik dua arah maupun multiarah antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara demokratis.20 3) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat 17 Piet A. Sahertian,Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994), h.14 18 Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.9 19 Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.9 20 komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.21 4) Guru Sebagai Evaluator Sebagai evaluator yakni guru sebagai penilai hasil belajar. Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran.22 Guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang di capai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar. Selain itu profesi guru juga memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas pokok seorang guru adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Moh. Uzer Usman mengelompokan tugas guru ke dalam tiga jenis, yaitu : tugas profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.23 Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia 21 Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.11 22 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru..., h.253 23 menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Tugas guru dalam bidang masyarakat diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengajaran Guru Dalam suatu pengajaran banyak hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pengajaran seorang guru, karenanya untuk menjadikan proses pengajaran yang dilakukan menjadi berkualitas seyogyanya harus ditunjang dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya agar proses belajar-mengajar menjadi lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, adapun hal-hal yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah : 1. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran. Sebelum membuat perencaaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut dan menguasai secara teoritis dan praktis unsusr-unsur yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kemampuan dalam merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pengajaran. Keterampilan dalam menyusun rencana pengajaran ini adalah merencanakan pengelolaaan kegiatan belajar mengajar, merencanakan pengorganisasian bahan pengajaran, merencanakan pegelolaan kelas, merencanakan penggunaan alat dan metode pengajaran dan merencanakan penilaian prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.24 2. Kemampuan Dalam Menjelaskan Yang dimaksudkan dengan keterampilan dalam menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. 24 Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.25 3. Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pengajaran. Peranan alat bantu memegang peranan yang sangat penting sebab sebagai adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Media atau alat pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Dengan kata lain, terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara siswa dengan penyaur pesan (guru).26 4. Kemampuan Menggunakan Metode Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal.27 5. Kemampuan Mengelola Kelas. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannnya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika 25 Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.89 26 Sri Anitah W, Dkk,Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), Cet.4, h.6.6 27 guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.28 6. Kemampuan Mengevaluasi Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Tujuan evaluasi untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar, untuk mengetahui hingga sejauhmana siswa telah mendayagunakan kapasitasnya kognitifnya untuk keperluan belajar dan untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metoda mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.29 Kualitas guru dalam mengajar pada hakekatnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang datangnya dari dalam dan luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam dirinya (faktor internal) antara lain adalah faktor kesehatan, potensial, bakat, sikap dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) antara lain faktor kepemimpinan kepala sekolah, anak didik dan sarana. Menurut kartini kartono terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi mutu guru antara lain adalah ”faktor dari dalam diri sendiri yang meliputi kecerdasan, keterampilan, dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kepribadian dan cita-cita. Dan faktor dari luar diri sendiri yang meliputi lingkungan dan sarana prasarana”.30 Kedua faktor tersebut menunjukan bahwa guru sebagai ahli pendidikan dan pengajaran harus mampu memiliki kesadaran, keinginan dan kemauan untuk selalu meningkatkan kompetensinya, sehingga diharapkan guru menjadi lebih kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu ditunjang juga dengan upaya-upaya dari luar, seperti sarana dan prasarana serta kegiatan-28 Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.97 29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h. 142 30 kegiatan pengembangan kompetensi guru dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pengajaran (pendidikan dan pelatihan, seminar, dan penataran-penataran). Untuk meningkatkan kualitas guru perlu dipertimbangkan faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia serta pembinaan yang telah diupayakan dengan baik oleh kepala sekolah, namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka semuanya tidak akan berjalan dengan lancar. Dengan adanya kemauan kecakapan serta keahlian yang dimiliki oleh seorang guru maka segala kekurangan yang ada akan menjadi pendorong baginya untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuannya. Dengan demikian faktor internal pada guru merupakan faktor yang utama dan mendasar dalam meningkatkan kualitas mengajar guru, juga dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Namun faktor eksternal juga merupakan penunjang bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor untuk meningkatkan kualitas mengajar guru diantaranya adalah membina dalam program pengajaran, membina dalam pengelolaan pengajaran, membina dalam menyusun evaluasi pengajaran, member kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dengan meningkatknya kualitas mengajar guru maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Seringkali rumusan dan tafsiran tentang belajar berbeda satu sama lain. Berikut uraian tentang belajar: Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf. Belajar adalah proses pembentukan Stimulus Respon (S-R) atau hubungan-hubugan tertentu dalam sistem urat syaraf sebagai hasil respon terhadap stimulus. Definisi lain, belajar adalah penambahan pengetahuan. Selain itu belajar juga merupakan proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan.31 Belajar adalah modifikasi dan memperteguh kelakuan melalui pengalaman.32 Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Dapat dikatakan bahwa orang yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia melakukan perbuatan belajar itu. Menurut Harold Spears belajar yaitu: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.” Jadi belajar itu terjadi melalui usaha mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri.33 Hilgard mengatakan:“Learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as distringuished from changes by factor not attributable to training”. Belajar adalah proses mencari ilmu yang yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri.34 Gagne, dalam bukuThe Conditions of learningsebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto mengatakan bahwa “belajar terjadi apabila suatu situasi 31 S. Nasution,Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 34 32 Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Ed. 1, Cet. 5, h. 36 33 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan: Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 1, h. 54-55 34 Aminuddin Rasyad,Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet. 4, h. 29 stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.35 Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Perubahan tingkah laku tersebut untuk memperoleh tujuan pendidikan. |