Bahan makanan yang berfungsi sebagai penguat rasa

Bahan makanan yang berfungsi sebagai penguat rasa

1. MSG

MSG (monosodium glutamat) alias MSG adalah zat aditif pada makanan yang digunakan sebagai penguat rasa agar semakin gurih.

Tidak hanya terbatas pada makanan kemasan, masakan rumahan pun sering juga ditambahkan MSG agar rasanya makin lezat.

Ada banyak kontroversi terkait zat aditif ini. Konsumsi berlebihan bahkan dikaitkan dengan Chinese Restaurant Syndrome, yaitu mual dan sesak napas setelah mengonsumsi makanan dengan MSG tinggi.

Meski begitu, badan kesehatan dunia atau WHO dan Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa MSG aman, asalkan tidak dikonsumsi berlebihan. Takaran MSG yang aman adalah 0 – 120 mg/kg berat badan.

2. Pewarna buatan

Ada beberapa jenis pewarna buatan atau sintetis yang diperbolehkan, yaitu:

  • tartrazin,
  • kuning kuinolin,
  • karmoisin,
  • ponceau 4R,
  • eritrosin,
  • merah allura,
  • indigotin,
  • biru berlian FCF,
  • hijau FCF CI, dan
  • cokelat HT CI.

3. Natrium nitrit

Natrium nitrit merupakan zat pengawet dalam daging olahan yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Jumlah natrium nitrit yang diperbolehkan dalam daging olahan sebanyak 30 mg/kg.

4. Sirup jagung fruktosa

Pemanis alami adalah pemberi rasa manis yang didapat dari bahan alam, salah satunya sirup jagung fruktosa, isomalt, maltitol, xylitol, dan glikosida steviol.

Pemanis alami ini sering ditemukan dalam soda, jus, permen, sereal, dan berbagai makanan ringan.

5. Natrium benzoat

Natrium benzoat adalah zat aditif yang digunakan sebagai pengawet. Tubuh bisa menoleransi pengawet ini sebanyak 0 – 5 mg/kg berat badan.

Ada berbagai jenis makanan yang menggunakan natrium benzoat, seperti:

  • yoghurt,
  • produk olahan susu,
  • selai buah,
  • cokelat oles, hingga
  • saus.

6. Pemanis buatan

Beberapa pemanis buatan yang bisa ditemukan pada makanan, yaitu, sakarin, aspartam, sukralosa, dan siklamat.

Pemanis ini biasanya memiliki kalori yang rendah, bahkan nol kalori.

Anda bisa menjumpai pemanis buatan pada makanan yang diklaim khusus untuk diet.

Efek samping zat aditif

BPOM sudah menentukan batas maksimum seluruh jenis zat aditif yang akan digunakan di dalam suatu makanan.

Bila tepat atau berada di bawah batas maksimum, tentu bahan tambahan pangan ini aman.

Perlu diketahui, bahan tambahan pangan ini biasanya digunakan oleh produsen pangan. Jadi, produsen pun sudah memiliki alat untuk mengukur jumlah zat aditif secara akurat.

Meski begitu, tetap ada potensi efek sampingnya, terutama bila dikonsumsi berlebihan. Apa saja?

1. Masalah otak

Asupan natrium benzoat yang tinggi berkaitan dengan kesulitan fokus dan hiperaktif (ADHD).

Bahan ini berpotensi memengaruhi bagian otak yang mengatur perhatian dan perilaku.

Meski begitu, penelitian yang dilakukan cenderung terbatas sehingga efek zat aditif ini perlu dikaji ulang.

2. Kanker

Natrium nitrit yang terkena suhu panas yang cukup tinggi dapat berubah bentuk menjadi nitrosamin. Senyawa ini berpotensi menjadi penyebab kanker lambung.

Namun, penelitian yang dilakukan masih belum bisa sepenuhnya memastikan risiko tersebut.

Selain itu, natrium benzoat yang dikombinasikan dengan vitamin C dapat berubah menjadi benzena, zat yang juga meningkatkan risiko kanker.

3. Masalah metabolisme

Mengonsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dalam porsi berlebihan bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.

Pasalnya, jenis pemanis ini tinggi kalori dan mudah diserap tubuh. Jadi, bisa menambah berat badan dan menaikkan kadar gula darah dengan singkat.

Meski rendah atau tanpa kalori, pemanis buatan bikin gemuk pun tak dapat dihindari.

Zat aditif adalah bahan tambahan yang berguna untuk menjaga kualitas suatu makanan.

Bahan ini aman digunakan, asal jumlahnya terbatas dan tidak melebihi batas yang ditentukan BPOM.

Meski begitu, tetap ada risiko efek samping yang mungkin Anda alami. Untuk itu, ada baiknya batasi konsumsi makanan olahan dalam sehari-hari.

Anda bisa menggunakan rempah penyedap bahan lainnya yang relatif lebih aman.

                Bisakah Anda menyebutkan macam dan fungsi zat aditif pada makanan? – Proses pembuatan suatu makanan memang membutuhkan zat aditif yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur atau penampakan, cita rasa, dan daya tahan penyimpanan. Pasti diantara kalian, zat aditif yang diketahui hanya MSG? Ternyata banyak macamnya loh! Zat aditif dibagi menjadi dua yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan.

                Berikut pembahasannya, simak yuk!

Senyawa ini berfungsi untuk pemanis buatan. Tingkat kemanisannya lebih tinggi dibanding gula, sekitar 30 hingga 50 kali lipat. Itulah mengapa siklamat dapat ditambahkan pada makanan, karena fungsinya sebagai pengganti gula.

Gelatin merupakan senyawa turunan protein yang berasal dari ekstrak kolagen hewan yang dikeringkan. Ciri-cirinya yaitu tidak berwarna atau bening, tidak berasa, dan rapuh. Memiliki fungsi sebagai pengental, sering ditambahkan pada permen, es krim, jeli, pannacotta, dsb.

  1. Natrium benzoat (pengawet)

Zat aditif ini adalah garam natrium dari asam benzoat yang dihasilkan dengan cara merekasikan asam benzoat dengan natrium hidroksida. Zat ini berfungsi sebagai pengawet untuk menahan jamur dan bakteri dalam kondisi asam, sering ditambahkan untuk selai buah, jus, dan minuman berkarbonasi.

Jenis zat aditif keempat ini termasuk senyawa turunan dari coal tar hasil pencampuran antara senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Memiliki fungsi sebagai pewarna kuning lemon sintetis. Biasa ditambahkan pada es krim, permen, keripik, puding, dsb.

Baca juga: Kenali Bahan Pewarna yang Dipakai dalam Makanan dan Minuman

  1. Monosodium glutamat atau MSG (penguat rasa)

Zat aditif ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kalian, kan? Monosodium glutamat biasa disebut MSG, merupakan garam natrium dari asam glutamat. MSG merupakan salah satu asam amino non-esensial yang terbentuk secara alami dalam jumlah banyak. Berfungsi sebagai penguat rasa dan untuk menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.

  1. Natrium nitrit (pengawet)

Natrium nitrit yaitu zat pengawet dalam daging olahan yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Zat aditif ini mampu menambah rasa asin dan membuat daging kalengan terlihat pink kemerahan layaknya daging segar.

Jika terkena suhu cukup tinggi, zat ini berubah bentuk menjadi nitrosamin. Nitrosamin dikenal sebagai zat penyebab kanker usus besar, kanker kandung kemih, kanker payudara, dan kanker perut.

                Itulah 6 macam dan fungsi zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan. Gunakan zat aditif dengan takaran yang tepat! Semoga artikel ini bermanfaat.

Referensi:

Hellosehat , Ilmusiana , Liputan6

Coba kamu lihat label bahan makanan apa saja di dapur kamu dan ada kemungkinan besar kamu akan menemukan bahan tambahan pada makanan. Bahan tambahan digunakan untuk meningkatkan rasa, menambahkan citarasa sedap, untuk penampilan atau tekstur suatu produk. Ada juga pengawet kimia yang berguna untuk memperpanjang umur simpannya.

Beberapa zat ini telah dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan dan harus dihindari, sudah menjadi rahasia umum bahwa bahan penyedap pengawet kimia merupakan bahan yang amat merugikan dan memberikan dampak negatif bagi tubuh jika dikonsumsi terus-menerus. sementara yang lain aman. Yuk, cek 11 jenis penyedap dan pengawet kimia pada makanan yang wajib kamu hindari.

Bahan makanan yang berfungsi sebagai penguat rasa
Jenis Penyedap dan Pengawet Kimia Pada Makanan yang Wajib Kamu Hindari. (Foto: Pixabay)

1. Monosodium Glutamate (MSG)

Monosodium glutamat, atau MSG, adalah aditif makanan umum yang digunakan untuk mengintensifkan dan meningkatkan rasa hidangan gurih. Itu ditemukan di berbagai makanan olahan seperti camilan asin dan sup kalengan. Itu juga sering ditambahkan ke makanan di restoran dan tempat makanan cepat saji.

Konsumsi MSG telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan sindrom metabolik dalam beberapa penelitian observasional. Beberapa orang memang memiliki kepekaan terhadap MSG dan mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, berkeringat dan mati rasa setelah makan dalam jumlah besar.

2. Pewarna Makanan Buatan

Pewarna makanan buatan digunakan untuk mencerahkan dan meningkatkan penampilan produk, mulai dari permen hingga bumbu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak kekhawatiran tentang potensi dampak kesehatan. Satu ulasan melaporkan bahwa pewarna makanan buatan dapat meningkatkan hiperaktif pada anak-anak, meskipun penelitian lain menunjukkan bahwa beberapa anak mungkin lebih sensitif daripada yang lain.

Kekhawatiran juga telah dikemukakan tentang efek penyebab kanker dari pewarna makanan tertentu. Warna merah 3, juga dikenal sebagai erythrosine, telah terbukti meningkatkan risiko tumor tiroid dalam beberapa penelitian pada hewan.

Baca juga: Yuk, Coba 12 Khasiat Jahe Merah untuk Kecantikan dan Kesehatan Tubuh Ini!

3. Sodium Nitrite

Sering ditemukan dalam daging olahan, sodium nitrite bertindak sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri sambil juga menambahkan rasa asin dan warna merah muda kemerahan. Ketika terkena panas tinggi dan di hadapan asam amino, nitrite dapat berubah menjadi nitrosamin, senyawa yang dapat memiliki banyak efek negatif pada kesehatan.

Satu ulasan menunjukkan bahwa asupan nitrite dan nitrosamin yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kanker lambung . Banyak penelitian lain telah menemukan hubungan yang serupa, melaporkan bahwa asupan daging olahan yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari kanker kolorektal, payudara dan kandung kemih.

4. Guar gum

Guar gum adalah karbohidrat rantai panjang yang digunakan untuk mengentalkan dan mengikat makanan. Ini banyak digunakan dalam industri makanan dan dapat ditemukan dalam es krim, saus salad, saus dan sup. Guar gum dapat menyebabkan gejala ringan seperti gas lambung, kembung atau kram pada beberapa orang. Meskipun demikian, guar gum umumnya dianggap aman dalam jumlah sedang.

Baca juga: Aneka Daun Rempah dan Manfaatnya

5. Sirup Jagung Fruktosa Tinggi

Sirup jagung fruktosa tinggi adalah pemanis yang terbuat dari jagung. Ini sering ditemukan dalam soda, jus, permen, sereal sarapan dan makanan ringan. Sirup ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius ketika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.

Secara khusus, sirup jagung fruktosa tinggi telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan diabetes. Dalam sebuah penelitian, 32 orang mengonsumsi minuman yang dimaniskan dengan glukosa atau fruktosa selama 10 minggu. Pada akhir penelitian, minuman dengan pemanis fruktosa menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam lemak perut dan kadar gula darah, ditambah penurunan sensitivitas insulin dibandingkan dengan minuman yang diberi pemanis glukosa.

Mulai tahu ini, yuk, hindari penyedap dan pengawet kimia pada makanan tadi. Kamu bisa beli produk-produk sehat dan kebutuhan dapur segar di Sayurbox!

Bahan makanan yang berfungsi sebagai penguat rasa

6. Pemanis buatan

Pemanis buatan digunakan dalam banyak makanan dan minuman diet untuk meningkatkan rasa manis sekaligus mengurangi kandungan kalori. Jenis pemanis buatan yang umum termasuk kalium aspartam, sukralosa, sakarin, dan asulfulfam.

Studi menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat membantu menurunkan berat badan dan membantu mengelola kadar gula darah. Perhatikan, bahwa beberapa jenis pemanis buatan seperti aspartame dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, dan penelitian menunjukkan bahwa individu tertentu mungkin lebih sensitif terhadap efeknya.

7. Karagenan

Berasal dari rumput laut merah, karagenan bertindak sebagai pengental, pengemulsi dan pengawet dalam berbagai produk makanan. Sumber-sumber karagenan yang umum termasuk susu almond, keju cottage, es krim, krim kopi dan produk-produk bebas susu seperti keju vegan.

Selama beberapa dekade, ada kekhawatiran tentang keamanan bahan tambahan makanan umum ini dan dampak potensial terhadap kesehatan. Satu studi pada hewan menunjukkan bahwa paparan karagenan meningkatkan kadar gula darah dan intoleransi glukosa, terutama jika dikombinasikan dengan diet tinggi lemak. Karagenan juga diyakini berdampak negatif terhadap kesehatan pencernaan, dan dapat dikaitkan dengan pembentukan bisul.

Baca juga: 5 Cara Membuat Minuman Jahe Merah yang Bermanfaat untuk Kesehatan

8. Sodium Benzoate

Sodium benzoate adalah pengawet yang sering ditambahkan ke minuman berkarbonasi dan makanan asam seperti saus salad, acar, jus buah, dan bumbu. Beberapa penelitian telah mengungkap potensi efek samping yang harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, satu studi menemukan bahwa menggabungkan natrium benzoat dengan pewarna makanan buatan meningkatkan hiperaktif pada anak-anak berusia 3 tahun.

Studi lain menunjukkan bahwa asupan minuman yang mengandung natrium benzoat lebih tinggi dikaitkan dengan lebih banyak gejala ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder) pada 475 mahasiswa. Ketika dikombinasikan dengan vitamin C, natrium benzoat juga dapat diubah menjadi benzena, senyawa yang mungkin terkait dengan perkembangan kanker.

9. Lemak trans

Lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang telah mengalami hidrogenasi, yang meningkatkan masa simpan dan meningkatkan konsistensi produk. Ini dapat ditemukan di banyak jenis makanan olahan seperti makanan yang dipanggang, margarin, popcorn instan, dan biskuit.

Secara khusus, beberapa penelitian telah mengaitkan asupan lemak trans yang lebih tinggi dengan risiko penyakit jantung yang lebih. Satu studi menemukan bahwa makan makanan tinggi lemak trans meningkatkan beberapa tanda peradangan, yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan mungkin ada hubungan antara lemak trans dan diabetes.

10. Xanthan Gum

Xanthan Gum adalah bahan tambahan umum yang digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan banyak jenis makanan seperti saus salad, sup, sirup dan saus. Itu juga kadang-kadang digunakan dalam resep bebas gluten untuk membantu meningkatkan tekstur makanan. Mengonsumsi xanthan gum dalam jumlah besar juga dapat dikaitkan dengan masalah pencernaan, seperti peningkatan feses, gas dan feses lunak.

11. Rasa Sintesis

Rasa sintesis adalah bahan kimia yang dirancang untuk meniru rasa bahan lainnya. Mereka dapat digunakan untuk meniru berbagai rasa yang berbeda, dari popcorn dan karamel hingga buah.

Penelitian pada hewan telah menemukan bahwa rasa sintetis ini dapat memiliki beberapa efek yang memprihatinkan pada kesehatan. Satu studi menemukan bahwa produksi sel darah merah pada tikus berkurang secara signifikan setelah diberi makan perasa buatan selama tujuh hari. Tidak hanya itu, rasa tertentu seperti cokelat, biskuit, dan stroberi juga ditemukan memiliki efek toksik pada sel sumsum tulang tikus.

Namun, perlu diingat bahwa studi ini menggunakan dosis yang jauh lebih terkonsentrasi daripada yang mungkin kamu temukan dalam makanan, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana rasa buatan dalam jumlah yang ditemukan dalam makanan dapat mempengaruhi manusia.

Jadi, mulai tahu ini, yuk, hindari penyedap dan pengawet kimia pada makanan tadi. Kamu bisa beli produk-produk sehat dan kebutuhan dapur segar di Sayurbox!

Bahan makanan yang berfungsi sebagai penguat rasa