Bahan pembungkus kemasan yang perlu digunakan agar tidak menghasilkan sampah baru yaitu

Penggunaan Sampah plastik di Indonesia banyak digunakan karena memiliki keunggulan daya tahan, kemudahan, dan harga yang murah, sehingga produk plastik selalu digemari masyarakat.

Bahan pembungkus kemasan yang perlu dihindari agar tidak menghasilkan sampah anorganik baru yaitu kantong plastik, produk plastik ada dimana-mana seperti tas belanja, mainan anak-anak, meja, kursi, botol air, ... dimana-mana, kita dapat menemukan plastik
Bahan pembungkus kemasan yang perlu digunakan agar tidak menghasilkan sampah baru yaitu

Tingkat konsumsi yang tinggi menyebabkan peningkatan jumlah sampah plastik, Lebihspesifiknya, rata-rata setiap rumah tangga menggunakan 223 kantong plastik / bulan atau setara dengan sekitar 1kg kantong / plastik / bulan. Dengan demikian, dengan demikian semakin tinggi populasi maka, akan semakin banyak kantong plastik yang digunakan dan dibuang setiap harinya

Tak hanya itu, dengan sifat yang sulit terurai, sampah plastik membutuhkan waktu 500 - 1000 tahun untuk terurai. Selama waktu yang lama ini, sampah tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diukur terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan organisme.

Tidak memilah sampah plastik dari sumbernya juga menjadi alasan mengapa sampah plastik meningkat pesat:

Banyak jenis sampah plastik seperti botol plastik, meja, kursi ... yang bisa di daur ulang menjadi produk lain. hal Ini membantu mengurangi jumlah limbah yang di buang ke lingkungan, sekaligus menghemat bahan bakar fosil (minyak) yang habis setiap hari.

Namun, agar daur ulang plastik menjadi efisien, maka pemisahan sampah organik dan anorganik harus dilakukan dengan baik sejak awal padatempat pembuangan sampah.

Artinya, masyarakat harus proaktif mengklasifikasikan sampah plastik di rumah. Namun saat ini, sebagian besar orang tidak mampu melakukannya, sehingga sulit untuk diklasifikasikan, diolah dan didaur ulang.

Selain itu, tidak memilah sampah dari sumbernya akan meningkatkan biaya pengolahan sehingga menyebabkan banyak pelaku usaha yang menyerah karena biaya daur ulang lebih besar daripada biaya produksi produk plastik baru.
Bahan pembungkus kemasan yang perlu digunakan agar tidak menghasilkan sampah baru yaitu

Langkah-langkah cara mengatasi sampah plastik

Sampah plastik merupakan masalah yang mendesak secara global. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah praktis untuk segera mengatasinya. Karena jika dibiarkan dalam waktu yang lama akan menimbulkan banyak bahaya yang serius bagi lingkungan, manusia dan ekosistem cara menanggulangi sampah plastik dapat dilakukan dengan cara berikut;

1. Batasi penggunaan peralatan plastik

Produk plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, membatasi penggunaannya cukup sulit dilakukan.

Namun, membatasi penggunaan plastik, apalagi plastik sekali pakai, adalah hal yang bisa dilakukan siapa saja!

Misalnya, daripada menggunakan kantong plastik saat membeli barang di pasar, kamu bisa membawa tas kain, ... untuk dipakai berkali-kali.

2. Memilah sampah organik dan anorganik

Meski sulit terurai, beberapa jenis sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk lain. Namun, untuk membantu dalam proses daur ulang yang efisien jenis sampah dapat di pilah dan dikategorikan sesuai jenisnya

Membuat daur ulang lebih mudah: Jika sampah plastik dipilah dan dipisahkan dari sampah organik lainnya, daur ulang dan pembuangan sampah akan menjadi lebih sederhana.

Membantu menghemat waktu dan biaya untuk pabrik daur ulang: Jika sampah plastik disortir sebelumnya, itu akan mempersingkat proses pemilahan sampah di fasilitas daur ulang, mengurangi waktu dan biaya. beroperasi.

3. Ganti dengan produk yang mudah terurai

Saat ini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah menemukan produk yang dapat terurai secara alami.

Produk ini memiliki sifat yang sama dengan plastik dalam hal kekuatan mekanik, ketangguhan, elastisitas, waterproofing ... Namun, produk ini lebih unggul ketika dapat terurai menjadi zat anorganik (CO2). , H2O) dan kotoran humus dalam waktu singkat.