Batik sumatra barat dan penjelasannya

Liputan6.com, Sumbar Batik merupakan  kain bergambar, dengan berbagai motif memiliki filosofi dari setiap corak, yang kini menjadi identitas seni nusantara. Berbagai daerah di Indonesia memproduksi batik, dengan ciri khas daerah masing-masing.

Selain Bali, Indramayu, Madura, Palembang,  Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Sumatera Barat juga memproduksi batik yang unik. Tidak hanya ukiran batiknya yang berbeda, cara membuat dan bahan yang digunakan pun berbeda.

Dibuat dengan menggunakan pewarna alami dan memanfaatkan tanah liat sebagai bahan baku, hingga  diberi nama “Batik Tanah Liek” (liat). Batik ini diproduksi oleh tiga daerah di Sumatera yaitu Kabupaten Dhamasraya, Pesisir Selatan dan Tanah Datar. 

Dulunya batik tanah liat hanya boleh dikenakan  oleh Pemimpin Adat, Budo Kanduang  (Pemimpin Perempuan minang kabau) dan juga sebagai atribut Kerajaan Pagaruyuang. Digunakan sebagai selendang dan  saluak (peci), Raja Adityawarman dan raja kecil lainnya. Raja Sungai Pagu, Jambu Lipo, Pulau Punjung, Sawah Lunto, dan Sijunjung.

Batik khas minang kabau memiliki motif unik yang menggambarkan daerah tersebut. Corak yang digunakan di antaranya, jam gadang, rumah gadang, tari piring, kerbau pedati, malin kundang, dan masih banyak yang lain.

Selain bercorak minang kabau yang unik, batik tanah liek ini warnanya juga tidak mudah pudar. “Sekita 10 tahun lalu saya dihadiahi kain batik tanah liek, hingga kini warna kainnya masih utuh padahal sering saya kenakan,” ujar Elva warga Kabupaten Tanah Datar.

21/3/2017 0 Comments

BATIK SUMATRA DAN PENJELASANNYA: BATIK PADANG

Padang (Sumatra Barat) sudah cukup terkenal di Indonesia, mulai dari makanan sampai ke lokasi wisata. Ternyata daerah Sumatra Barat, juga merupakan penghasil batik tradisional, yaitu batik yang bernafaskan adat suku Minangkabau. Batik daerah Padang ini lebih dikenal dengan nama batik tanah liek Padang. 

Dinamakan batik tanah liek Padang karena proses pewarnaan batik yang menggunakan campuran tanah liat (karenanya disebut juga batik tanah liat Padang).

 

Batik Padang Indonesia adalah batik Padang dari Padang.

 

Sejarah batik Padang

 Batik asal Padang ini sudah ada sejak dahulu. Memang tidak diketahui tahun pertama kalinya batik tanah liek diperkenalkan, namun dari di acara-acara adat, batik Padang ini sudah digunakan oleh pemuka adat seperti Datuak (penghulu atau kepala adat), Bundo Kanduang (pemimpin wanita di Minang), raja-raja kecil di Sungai Pagu, Solok, Jambu Lipo. Punjung. Sawah Lunto, dan Sijujung memakai batik ini. Saat digunakan di acara adat, batik Minangkabau ini hanyalah sebagai simbol kedudukan seseorang dan digunakan dengan cara melingkarkan selendang batik Padang di leher atau di bahu (ujung kain pertama dililit dua kali di bahu kiri dan ujungnya disampirkan di tangan kanan melalui bagian belakang badan) untuk kaum wanitanya. Batik Minang ini sempat hilang, namun sudah mulai diproduksi kembali. Salah satunya oleh Batik Minang Inaaya. 

Proses Pewarnaan

 Ciri khas batik Padang terletak di proses pewarnaan alami dengan cara mencampurkan bahan dasar kain yang belum diberi motif ke dalam larutan tanah liat. Lamanya perendaman tergantung dari kualitas tanah liat itu sendiri dan kekutan warna yang diinginkan. Batik Minang Inaaya sampai sekarang masih menggunakan pewarnaan alami walaupun untuk batik-batik tertentu menggunakan pewarna sintesis sesuai permintaan pasar. Beda proses, beda pula hasilnya, dan beda pula harganya. Batik Sumatera Barat yang melalui proses pewarnaan alami menghasilkan warna kalem (bukan warna yang mencolok). 

Motif Batik Minangkabau

 Motif-motif batik tanah liek, diantaranya yaitu motif kaluak paku, motif pucuk rebung, motif rangkiang, motif itik pulang patang, motif parang rusak, motif tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, dan lain-lain. Sebenarnya masih banyak motif batik minang lainnya, seperti motif batik jam gadang atau motif batik ukiran Minangkabau. 

Berikut adalah beberapa motif batik Sumatra Barat.

Batik sumatra barat dan penjelasannya
Batik Padang | Motif Batik Pucuk Rebung

Motif batik pucuk rebung

​Rebung adalah jenis makanan tradisional yang disukai oleh orang Minangkabau. Pucuk rebung melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. 

Batik sumatra barat dan penjelasannya
Batik Minangkabau | Motif batik Rangkiang

Motif batik rangkiang

​Rangkiang adalah tempat penyimpanan padi (lumbung padi). Rangkiang melambangkan kesejahteraan dan kehidupan.

Batik sumatra barat dan penjelasannya
Batik Sumatra Barat | Motif Batik Kaluak Paku

Motif batik kaluak paku

​Kaluak paku adalah tumbuhan pakis, yaitu sejenis tumbuhan yang biasanya untuk dimakan/disayur. 

Batik sumatra barat dan penjelasannya

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”. Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak Motif Batik – menggunakan canting atau cap – dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna Motif Batik pada Baju Batik “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing.

Jadi kain Baju Batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak Batik Solo dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik – biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) – bukan kain batik. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik Busana Batik dan Blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.

Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik Desain Busana Batik dan membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul Batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Baca juga :Pura ulun danau beratan klik disini

Tentang kain batik khas padang sumatera barat

Pemakaian batik Sumatra Barat dahulu hanya digunakan untuk acara-acara adat dan biasanya yang memakai batik Padang ini antara lain para pemuka adat seperti Datuak (penghulu atau kepala adat), Bundo Kanduang (pemimpin wanita di Minang), raja-raja kecil di Sungai Pagu, Solok, Jambu Lipo Punjung, Sawah Lunto dan Sijujung. Biasanya batik Padang ini dipakai sebagai perlengkapan adat bisa berupa selendang atau saluak/peci. Para Datuak memakai selendang dengan melingkarkannya di leher, sedangkan untuk kaum wanita melampirkan selendang itu di bahu dengan ujung kain pertama dililit dua kali di bahu kiri dan ujungnya disampirkan di tangan kanan melalui bagian belakang badan.

Dahulu Batik Padang disebut batik tanah liek, tanah liek merupakan bahasa Minangkabau yang berarti tanah liat. Penamaan tanah liek sendiri tidak terlepas dari penggunaan tanah liat sebagai bahan pewarna batik Padang. Kain batik polos di rendam di dalam air yang bercampur tanah liat selama kurang lebih 1 minggu dan di beri pewarna lagi yang berasal dari beberapa tumbuhan seperti getah kulit jering atau jengkol, unik kan? Namun seiring berjalannya waktu penggunaan tanah liat sebagai bahan pewarna kain batik mulai ditinggalkan dan berganti dengan pewarna batik pada umumnya saat ini begitu juga batik Padang saat ini tidak hanya para pemuka adat saja yang dapat memakai batik Padang tapi semua orang sudah bisa memakainya.

Motif Batik Sumatra Barat

Sebagian motif batik Sumatera Barat atau batik Padang juga di pengaruhi oleh kebudayaan cina, adanya sentuhan budaya cina pada motif batik Padang tak terlepas dari masuknya para pedagang dari negeri China ke Minangkabau sekitar abad ke-16.

Beberapa motif Batik Sumatra Barat diantaranya motif kaluak paku, motif pucuk rebung, motif rangkiang, motif itik pulang patang, motif parang rusak, motif tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis dan lainnya. Bahkan ada beberapa motifnya yang menyerupai atau sama dengan Batik Banyumas, Indramayu, Jogja dan Solo.

Makna dan Penjelasan dari Beberapa Motif Batik Sumatra Barat

Makna Motif Batik Rangkiang

Batik sumatra barat dan penjelasannya

Motif batik merupakan motif batik minang yang cukup terkenal. Asal nama rangkiang pada motif batik ini diambil dari nama lumbung padi atau tempat penyimpanan padi. Dalam bahasa Minang lumbung padi disebut dengan rangkiang. Pada motif batik Sumatera Barat, rangkiang memiliki filosofi yang menggambarkan kesejahteraan dan kehidupan. Seperti diketahui bahwa padi merupakan tanaman yang menjadi sumber makanan pokok yang menghidupi masyarakat nusantara.

Makna Motif Batik Pucuk Rebung

Batik sumatra barat dan penjelasannya

Rebung adalah jenis makanan tradisional yang berasal dari batang bambu yang masih muda. Jenis makanan ini cukup populer di beberapa daerah hingga nama dari rebung juga di jadikan sebagai motif batik. Bukan hanya di Sumatera Barat saja, penggunaan pucuk rebung sebagai motif batik juga di gunakan di beberapa provinsi lain seperti riau dan jakarta dengan batik betawinya. Motif pucuk rebung melambangkan kesuburan, kesejahteraan dan tentunya harapan.

Motif Batik Keluak Daun Pakis

Batik sumatra barat dan penjelasannya

Motif keluak daun pakis terinspirasi dari tumbuhan pakis atau paku yang biasa dan mudah di temukan di indonesia terutama di daerah pinggiran sungai. Keluak sendiri merupakan bahasa minang yang berarti meliuk-liuk. Jadi motif batik keluak daun pakis menggambarkan tumbuhan pakis yang meliuk-liuk.

Motif Batik Tanah Liek atau Tanah Liat

Batik sumatra barat dan penjelasannya

Tanah liek merupakan bahasa minangkabau yang berarti tanah liat. Penamaan tanah liek sendiri tidak terlepas dari penggunaan tanah liat sebagai bahan pewarna batik. Kain batik polos di rendam di dalam air yang bercampur tanah liat selama kurang lebih 1 minggu dan di beri pewarna lagi yang berasal dari beberapa tumbuhan seperti getah kulit jering atau jengkol. Namun seiring dengan kemajuan zaman, penggunaan tanah liat sebagai bahan pewarna kain batik mulai ditinggalkan. dan berganti dengan pewarna batik yang banyak di jual di pasaran.

Adapun beberapa corak atau gambar dari motif batik tanah liat adalah jam gadang, kuda laut dan burung hong atau yang sekarang lebih di kenal dengan sebutan burung Phoenix. Sebagian motif batik sumatera barat juga di pengaruhi oleh kebudayaan cina. Adanya sentuhan budaya cina pada motif batik sumatera barat tak terlepas dari masuknya para pedagang dari negeri china ke minangkabau pada abad ke 16.

Ingin mengenal kampus pariwisata kami juga kamu kunjungi web kami di STIPRAM YOGYAKARTA

Sumber :

http://www.jnjbatik.com/blog/mengenal-batik-padang-dan-penjelasannya/

http://www.serambibatik.com/asal-usul-batik/