beda mata minus dan silinder

Saat melihat suatu objek dan pandangan Kamu kabur, bisa jadi Kamu menderita mata minus atau silinder lho, Gengs. Namun, walaupun sama-sama membuat pandangan menjadi kabur, mata minus atau disebut juga miopi dan silinder atau astigmatisma merupakan gangguan pada mata yang berbeda.

Mata minus dan silinder dapat terjadi karena faktor keturunan. Namun, selain faktor keturunan, mata minus dan silinder juga bisa terjadi oleh beberapa hal lain. National Eye Institute menyimpulkan bahwa mata minus sudah bisa dialami sejak anak-anak berusia 8-12 tahun.

Hal tersebut terjadi seiring dengan perkembangan bentuk mata. Orang dewasa yang punya mata minus biasanya sudah memiliki kondisi ini sejak kecil. Sedangkan, faktor risiko, seperti operasi pengangkatan katarak, keratoconus (degenerasi kornea), riwayat keluarga dapat menjadi faktor risiko mata silinder.

Berikut beberapa perbedaan antara mata minus dan silinder yang perlu Kamu ketahui nih, Gengs!

Penyebab Pandangan Menjadi Kabur

Pada mata minus, seperti yang dikutip dari healthline.com, penyebab pandangan menjadi kabur ialah kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak dapat fokus. Cahaya yang tidak fokus akhirnya jatuh tidak tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina. Hal tersebut kemudian membuat pandangan menjadi tidak jelas atau kabur.



Sedangkan pada mata silinder, pandangan menjadi kabur karena adanya kecacatan bentuk kornea dan kelengkungannya yang tidak beraturan. Kelengkungan tersebut dapat mengubah cahaya yang masuk atau membiaskan kembali cahayanya. Cahaya tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depan atau di belakang retina. Hal inilah yang membuat mata tidak bisa melihat objek dengan jelas.

Saat melihat suatu benda, pandangan orang-orang dengan mata minus akan terlihat kabur dan kepala terasa pusing. Sedangkan, bagi orang dengan mata silinder, saat melihat suatu benda, bukan hanya pandangannya yang kabur dan menyebabkan sakit kepala, tetapi juga berbayang dan bentuk objeknya menjadi tidak jelas, seperti garis lurus yang tampak miring atau bergelombang. Hal ini karena ada pembiasan balik terhadap cahaya oleh kornea.

Untuk mengatasi mata minus, kacamata yang digunakan harus memiliki lensa cekung atau lensa negatif. Lensa cekung memperkecil kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya dapat fokus dan jatuh tepat di retina. Sedangkan, mata silinder dapat diatasi dengan kacamata yang berlensa silinder. Lensa ini dapat menyatukan beberapa bayangan karena pembiasan menjadi satu bayangan sehingga pandangan tidak kabur lagi.

Walaupun mata minus dapat diatasi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak, namun, menurut American Optometric Association, kondisi minus mata ini juga dapat berkembang pada orang dewasa saat mengalami kondisi tertentu, seperti diabetes. Sedangkan, mata silinder cenderung tidak akan bertambah jika penderitanya menggunakan kacamata atau lensa kotak yang sesuai ukuran. Kalau penderita silinder diberikan kacamata atau lensa kontak yang tepat maka ukuran silindernya tidak akan bertambah.

Mata minus dan silinder dapat diobati dengan melakukan operasi refraktif atau operasi laser mata. Operasi tersebut dapat mengobati kedua gangguan mata secara permanen. Namun, pada mata silinder dapat dilakukan pengobatan lain, seperti ortokeratologi atau penggunaan lensa kontak kaku untuk memperbaiki kelengkungan bentuk kornea yang tidak teratur.

Sekarang Kamu sudah tahu kan perbedaan di antara mata minus dan silinder? Namun, yang perlu harus Kamu ingat, kalau Kamu memiliki gejala tertentu pada mata, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk mengetahui kondisi mata Kamu yang sebenarnya, ya! (TI/AY)

Saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami kelainan mata minus, silinder dan plus. Penyebabnya ada berbagai macam, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat hingga kebiasaan buruk yang dapat menurunkan kinerja pada mata. Mata minus, silinder dan plus merupakan kondisi gangguan refraksi pada mata yang dapat mengganggu penglihatan sehingga pekerjaan tidak optimal. 

Kondisi mata ini perlu penanganan khusus agar tidak bertambah parah. Tidak hanya itu, Anda dapat menggunakan kacamata atau softlens sebagai alat untuk mempertajam penglihatan objek di sekitar Anda. Lalu apa yang jadi pembeda dari kelainan mata yang sering disebut sebagai mata minus, silinder, dan plus?

Mata Minus dan Gejalanya

Pertama-tama Anda harus mengetahui bahwa mata memiliki beberapa bagian yang terdiri dari iris kornea, pupil, retina kristal dan saraf optik. Proses penglihatan normal terjadi ketika cahaya yang menembus ke dalam mata difokuskan oleh lensa dan kornea, tercermin secara tepat di dalam retina. Setelah itu, cerminan akan ditransmisikan ke otak melalui saraf optik untuk ditampilkan sebagai gambar. 

Namun seseorang yang memiliki gangguan miopi atau mata minus, tidak memiliki proses penglihatan yang normal. Cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depan retina. Hal itulah yang menyebabkan pandangan menjadi tidak jelas atau kabur saat melihat objek yang terletak pada jarak yang jauh.

Gejala utama mata minus atau miopi adalah kesulitan untuk melihat objek yang jauh dengan jelas. Namun Anda masih perlu memperhatikan gejala lainnya seperti:

  1. Penglihatan buram atau berkabut pada objek yang terletak pada jarak yang jauh,

  2. Ketegangan sakit kepala,

  3. Sering memicingkan mata untuk melihat benda yang jauh,

  4. Mata minus seringkali merupakan kondisi bawaan.

Mata Silinder dan Gejalanya

Mata silinder atau astigmatisme merupakan kelainan bentuk kornea karena lensa tidak cembung sempurna sehingga bayangan objek tidak fokus pada satu titik di retina, melainkan lebih dari satu titik. Ketika cahaya masuk pada mata silinder, bayangan akan difokuskan pada beberapa titik retina pada waktu bersamaan, ini membuat penglihatan mata menjadi kabur.

Mata silinder bisa terjadi pada segala usia dan umumnya menimbulkan gejala berupa:

  1. Penglihatan kabur saat melihat objek pada jarak jauh dan pendek,

  2. Kesulitan mengemudi di malam hari,

  3. Berpenglihatan ganda.

Mata Plus dan Gejalanya

Mata plus atau rabun dekat merupakan kelainan pada mata yang membuat penderitanya kesulitan untuk melihat objek dalam jarak dekat. Sebaliknya, penderita mata plus dapat melihat objek yang jaraknya jauh dengan lebih jelas. Biasanya penderita rabun dekat adalah seseorang yang sudah lanjut usia. 

Kelainan penglihatan pada mata plus terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat di retina, melainkan di belakangnya. Hal ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek atau bentuk kornea maupun lensa mata yang tidak normal. 

Gejala yang akan dialami oleh mata plus antara lain:

  1. Sakit kepala,

  2. Pandangan blur atau ganda,

  3. Mata sering terasa lelah,

  4. Merasa pusing ketika selesai membaca sesuatu.

Permasalahan mata minus, silinder atau plus dapat teratasi dengan penggunaan kacamata dan kontak lensa. Anda bisa mendapatkan kualitas frame kacamata, lensa dan kontak lensa terbaik hanya di Optik Tunggal. Jika Anda mengalami gejala kelainan mata seperti penjelasan di atas, konsultasikan mata Anda segera di Optik Tunggal secara gratis

Sementara itu, cara mengatasi mata silinder adalah dengan kacamata yang berlensa silinder.

Lensa silinder bisa menggabungkan beberapa bayangan yang dihasilkan akibat kelainan pembiasan sehingga mata kembali bisa melihat objek dalam bentuk yang jelas.

5. Kondisi kerusakan mata

Walaupun mata minus dapat diatasi dengan menggunakan kacamata atau kotak lensa. Namun, kondisi minus mata tetap dapat bertambah sampai penderita berusia 18-20 tahun.

Hal ini bisa terjadi karena penderitanya tidak menjaga kesehatan mata, misalnya terlalu lama menggunakan gadget atau komputer tanpa sempat mengistirahatkan mata.

Selain itu, lama beraktivitas di tempat yang terlalu gelap juga berisiko meningkatkan kondisi mata minus seseorang

Sementara pada mata silinder kerusakan mata cenderung tidak bertambah, apalagi jika penderitanya telah menggunakan lensa korektif yang sesuai.

Mata minus dan mata silinder merupakan dua kondisi yang berbeda sehingga keduanya memiliki gejala khas, penyebab, serta cara pengobatan yang berbeda.

Jika masih kesulitan mengenal perbedaan mata minus dan silinder, Anda bisa berkonsultasi pada dokter dan menjalani pemeriksaan refraksi mata untuk mengetahui diagnosisnya secara pasti.