Berapa lama darah keluar saat malam pertama

Tak peduli apa latar belakang, usia, atau pengalaman Anda, seks pertama adalah pengalaman yang bikin perasaan campur aduk. Normal untuk merasa harap-harap cemas ketika memikirkan tentang pengalaman pertama Anda, tetapi Anda dapat — dan harus — mempersiapkan fisik dan mental Anda sebanyak mungkin sebelum hari yang ditunggu tiba.

Berikut seluk-beluk soal seks pertama yang wajib Anda ketahui ketika Anda siap untuk beranjak ke jenjang selanjutnya.

1. Apakah seks pertama kali akan terasa sakit?

Ketika membicarakan seks, kekhawatiran akan rasa sakit adalah topik yang paling umum dibicarakan — dan normal saja untuk merasa demikian. Banyak perempuan yang menganggap bahwa kehilangan keperawanan mereka akan terasa sakit. Jika selaput dara robek, pasti kita akan merasa sakit, kan?

Reena Liberman, MS, seorang terapis seks, dikutip dari Her Campus, menjelaskan bahwa berhubungan seks pertama kalinya mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman. Anda juga mungkin merasa sedikit tekanan. Tapi, seks tidak seharusnya menyebabkan rasa sakit berlebihan.

Jika Anda mengalami rasa sakit yang tak tertahankan selama berhubungan seks, hentikan dan bicarakan dengan pasangan Anda. Ini dapat menandakan bahwa Anda tegang dan gugup, membutuhkan posisi berbeda, foreplay lebih lama, lubrikasi yang lebih banyak, atau pasangan Anda terlalu cepat. Rasa sakit juga bisa menjadi kombinasi dari semua ini.

Nyeri saat berhubungan seks juga sangat umum dan memengaruhi pria, terutama saat seks anal pertama kalinya.

2. Apakah vagina pasti akan berdarah?

Seiring dengan robeknya selaput dara, normal untuk mengalami perdarahan selama dan setelah berhubungan seks pertama kalinya. Beberapa wanita mengalami bercak ringan, beberapa wanita bahkan tidak mengalami perdarahan sama sekali.

Tapi jika jumlah darah lebih dari itu, seperti perdarahan banyak dan menggenang seperti luka tusuk, ini mungkin menandakan bahwa ada sesuatu yang salah (atau mungkin Anda ternyata sedang menstruasi). Menurut Liberman, setiap wanita memiliki ukuran dan ketebalan selaput dara yang berbeda, jadi ini dapat menentukan berapa banyak perdarahan, yang Anda akan alami, meskipun selaput dara bisa juga tidak robek ketika berhubungan seks.

Juga penting untuk diingat, selaput dara Anda bisa robek bahkan jika Anda tak pernah melakukan hubungan intim sebelumnya, seperti ketika menggunakan tampon, selama masturbasi, atau bahkan dengan olahraga berat seperti bersepeda. Seorang wanita mungkin tidak tahu selaput daranya telah rusak, karena robek tidak selalu menyebabkan rasa sakit maupun perdarahan, dan dalam kasus langka, seorang wanita bisa tidak dilahirkan dengan selaput dara.

3. Wanita mungkin tidak mengalami orgasme saat seks pertama

Seorang pria bisa berpikir tentang seks, memiliki ereksi, menerima sedikit rangsangan, kemudian ejakulasi. Tapi bagi wanita, kemungkinan mengalami orgasme saat pertama kali melakukan hubungan seks tergolong rendah.

Cara mengatasi keluar darah saat berhubungan menjadi hal yang dicari para Moms yang khawatir mengalami pendarahan saat berhubungan seksual.

Pendarahan pada vagina karena siklus menstruasi tentunya bukan hal yang asing bagi wanita. Namun jika darah keluar saat berhubungan, tentu akan lain ceritanya.

Jangan lebih dulu panik ya Moms, karena pendarahan vagina ternyata banyak sekali penyebabnya.

Moms mungkin sebaiknya mencari tahu seperti apa cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Baca Juga: 7 Bahaya Pemanis Buatan yang Terkandung dalam Makanan dan Minuman Kemasan

Penyebab Pendarahan setelah Berhubungan Seksual

Berapa lama darah keluar saat malam pertama

Foto: Orami Photo Stock

Dikutip dari Healthline, pendarahan setelah berhubungan seks secara medis dikenal sebagai perdarahan postcoital dan hal ini bisa terjadi pada wanita dari berbagai usia.

Pada wanita yang belum menopause, sumber perdarahan biasanya berasal dari serviks.

Sedangkan pada wanita yang sudah masuk masa menopause sumber perdarahan lebih bervariasi. Bisa dari serviks, rahim, labia, atau uretra.

Dari segi penyebab, perdarahan postcoital biasanya disebabkan oleh kondisi yang umum.

Vagina bisa saja berdarah saat pertama kali melakukan hubungan seksual.Pemicu paling umum, yaitu:

  • Keadaan vagina yang kering baik karena kurangnya pelumas alami
  • Melakukan hubungan saat belum benar-benar terangsang
  • Sedang menyusui
  • Pengangkatan ovarium

Walau begitu, keadaan ini tentunya membuat kegiatan berhubungan jadi tak nyaman sehingga harus segera menemukan cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Meski begitu, tak menutup kemungkinan keluarnya darah setelah berhubungan jadi tanda awal dari penyakit tertentu.

Misalnya polip yang dapat tumbuh di leher atau lapisan endometrium rahim akan mengiritasi jaringan di sekitarnya dan menyebabkan perdarahan dari pembuluh darah kecil.

Infeksi jamur, infeksi bakteri, dan iritasi pada vagina juga memperbesar kemungkinan keluar darah saat berhubungan.

Lalu, bagaimana cara mengatasi keluar darah saat berhubungan? Cari tahu jawaban lebih lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Suplemen Becom Zet, Multivitamin untuk Jaga Daya Tahan Tubuh agar Tidak Mudah Sakit

Cara Mengatasi Keluar Darah saat Berhubungan

Dalam American College of Obstetricians and Gynaecologists, disebutkan hampir tiga dari empat wanita akan mengalami rasa sakit saat berhubungan seks dalam hidup mereka.

Cara mengatasi keluar darah saat berhubungan harus disesuaikan dengan penyebabnya.

Tanda-tanda perdarahan yang mengindikasikan gangguan atau penyakit tertentu pada organ intim harus ditangani langsung oleh dokter.

Namun, jika keluarnya darah disebabkan oleh kondisi umum yang tak membahayakan, cara mengatasi keluar darah saat berhubungan berikut ini mungkin saja bisa diterapkan:

ADVERTISEMENT

Berapa lama darah keluar saat malam pertama

1. Jangan Terburu-buru Menyudahi Foreplay

Berapa lama darah keluar saat malam pertama

Foto: Orami Photo Stock

Foreplay punya peranan penting dalam menggapai sensasi klimaks saat bercinta dengan pasangan dan merupakan salah satu cara mengatasi keluar darah saat berhubungan paling ampuh.

Kalau disudahi terlalu cepat saat Moms dan pasangan belum sepenuhnya "panas", kegiatan seks bisa berubah jadi tidak nyaman.

Apalagi wanita memang butuh lebih banyak waktu hingga sepenuhnya terangsang dibandingkan dengan laki-laki.

Jika pelumas alami belum sepenuhnya membasahi vagina, tentu penetrasi bisa saja terasa perih bahkan menyakitkan.

Tidak sekadar ciuman mesra, Moms dan pasangan bisa diskusikan ragam foreplay yang diinginkan oleh masing-masing individu.

Utarakan mana saja bagian-bagian sensitif yang ingin disentuh dan tidak.

Tidak perlu malu jika memang ingin mencoba pemanasan dengan bantuan media lain seperti makanan, penutup mata, dan lain sebagainya.

Foreplay dengan cara dan durasi yang tepat tentunya akan membuat kalian lebih nyaman serta bergairah. Dengan demikian, risiko vagina berdarah dapat diminimalisir.

Namun jangan paksakan diri untuk melakukan sesuatu yang dirasa tidak nyaman dengan alasan demi menyenangkan pasangan.

Cobalah jujur dengan perasaan dan keinginan masing-masing.

2. Gunakan Pelumas

Cara mengatasi keluar darah saat berhubungan brikutnya adalah menggunakan pelumas.

Memang benar jika vagina memiliki kemampuan untuk memproduksi pelumas alami.

Namun, ada beberapa keadaan yang membuat vagina menjadi lebih kering, seperti saat sedang hamil, menyusui, masuk masa menopause, konsumsi obat-obatan tertentu, dan lain sebagainya.

Beberapa wanita ada juga yang memang memiliki produksi pelumas vagina lebih sedikit.

Jika Moms merasa masuk dalam salah satu kategori tersebut, tidak ada salahnya menggunakan pelumas atau lubricant sebelum mulai berhubungan.

Tetapi perlu diperhatikan pemilihan jenis pelumasnya. Sebaiknya hindari pelumas berbahan dasar minyak karena justru berpotensi membuat vagina iritasi.

Moms pun juga akan membutuhkan cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Pelumas dengan bahan dasar air atau silikon cenderung lebih aman dan nyaman digunakan.

Moms juga bisa mencoba lubricant dengan aroma tertentu sebagai variasi bercinta yang berbeda.

Salah satunya adalah aroma stroberiyang merupakan buah afrodisiak, alias buah yang dapat membangkitkan gairah seksual.

Nah, bisa jadi cara mengatasi keluar darah saat berhubungan yang menyenangkan, ya?

3. Eksplorasi Gaya Bercinta

Berapa lama darah keluar saat malam pertama

Foto: Orami Photo Stock

Melansir Obstetrics & Gynecology International Journal, sekitar 6 persen wanita mengalami pendarahan yang tidak terkait menstruasi, dengan jumlah yang lebih tinggi untuk wanita pascamenopause.

Salah satu perdarahan tersebut bisa disebabkan oleh berhubungan seks.

Dalam bercinta, ada yang bilang kalau posisi menentukan prestasi.

Sepertinya ungkapan itu benar adanya, karena hal ini merupakan salah satu cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Setiap orang punya referensi gaya atau posisi bercinta masing-masing yang dianggap nyaman serta memberikan sensasi maksimal.

Faktor yang menyebabkan nyaman tidaknya posisi bercinta juga beragam, bisa saja karena ukuran penis yang terlalu besar maupun bentuk rahim.

Jadi cobalah berbagai posisi hingga menemukan kenyamanan bersama pasangan.

Salah satu posisi yang bisa dicoba untuk meminimalisir risiko vagina cedera atau luka adalah posisi women on top atau posisi wanita berada di atas.

Dengan begini, Moms punya lebih leluasa mengontrol ritme gerakan dan menyesuaikannya dengan kenyamanan tubuh.

4. Berdiskusi dengan Pasangan

Pikiran yang tenang dan tubuh yang rileks merupakan kunci untuk mendapatkan pengalaman bercinta yang optimal dan juga cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Karena itu, penting sekali ngobrol dengan pasangan tentang kondisi tertentu yang sedang dialami maupun mood yang sedang dirasakan.

Misalnya jika merasa tidak nyaman dengan gaya seks agresif yang membuat gesekan dalam vagina terasa menyakitkan.

Atau salah satu contoh ekstrem, pernah mengalami trauma seksual di masa lalu.

Karena wanita dengan riwayat trauma maupun pelecehan seksual mungkin saja merasa lebih insecure, tidak nyaman, atau kesulitan bersantai saat akan mulai berhubungan.

Terbuka akan hal-hal seperti ini akan sangat membantu dalam mencapai gairah seksual.

Artinya, risiko vagina luka dan berdarah dapat dikurangi saat kita merasa nyaman dan cairan vagina keluar secara maksimal.

Selain itu, cara mengatasi keluar darah saat berhubungan bisa juga awali kegiatan bercinta dengan mandi air hangat hingga tubuh menjadi rileks.

Berendam air hangat bersama pasangan sambil memulai obrolan "nakal" juga bisa jadi salah satu cara relaksasi yang bisa dicoba sekaligus untuk cara mengatasi keluar darah saat berhubungan

5. Perbanyak Minum Air Putih

Berapa lama darah keluar saat malam pertama

Foto: Orami Photo Stock

Cara mengatasi keluar darah saat berhubungan berikutnya adalah dengan banyak minum air putih.

Tak hanya kulit, vagina pun bisa menjadi lebih kering saat tubuh kita kekurangan cairan.

Dilansir Glamour, Sherry A. Ross, MD, pakar kesehatan wanita mengatakan, ketika tubuh tidak terhidrasi dengan baik, kulit luar vagina termasuk labia mayora dan labia minora cenderung menjadi kering.

Tidak cuma menyebabkan kekeringan yang berpotensi luka vagina, dehidrasi ternyata bisa memicu pertumbuhan jamur di area kewanitaan.

"Jika vagina mengalami dehidrasi secara terus-menerus, Anda bisa merasakan sensasi gatal, terbakar, dan nyeri pada vagina dan itu dapat menyebabkan atau memperburuk infeksi jamur," kata Ross.

Berapa banyak air putih yang harus kita konsumsi setia harinya? Kebutuhan tubuh akan cairan bisa berbeda-beda tiap orang, tergantung seberapa berat aktivitasnya.

Namun Mayo Clinic menyarankan setidaknya kita minum delapan gelas perhari. Ini adalah cara mengatasi keluar darah saat berhubungan yang paling mudah, bukan?

6. Gunakan Kondom

Gesekan antara penis dan vagina tidak menutup kemungkinan menjadi sumber penyebab vagina luka dan berdarah setelah berhubungan.

Kalau masalah Moms dan pasangan adalah ini, kondom bisa menjadi alternatif selain lubricant sebagai cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Hal ini akan memperlicin jalannya penetrasi penis sehingga cedera vagina bisa diminimalisir.

Jika ingin membalurkan pelumas tambahan pada kondom, pastikan pelumas berbahan air atau silikon karena pelumas berbahan minyak bisa merusak kondom lateks.

7. Hindari Penggunaan Sabun Kewanitaan yang Berlebihan

Berapa lama darah keluar saat malam pertama

Foto: Orami Photo Stock

Hobi menggunakan sabun kewanitaan agar miss V semakin bersih dari bakteri?

Rupanya anggapan tersebut kurang tepat, karena teralu sering memakai pembersih atau sabun kewanitaan justru bisa membunuh bakteri baik di vagina dan memicu bakteri jahat berkembang biak.

Tak menutup kemungkinan iritasi vagina bisa terjadi akibat keseimbangan pH yang berubah.

Jika sudah iritasi, tentunya berhubungan jadi tidak nyaman dan potensi luka hingga pendarahan pada vagina jadi makin besar.

Sehingga membersihkan vagina dengan sabun bukanlah cara mengatasi keluar darah saat berhubungan.

Sebenarnya vagina sudah memiliki sistem untuk membersihkan dirinya sendiri tanpa bantuan apapun.

Cukup dibasuh dengan air di area luar saja, tak perlu hingga masuk ke dalam.

Jika ingin menggunakan sabun, pastikan pilih produk dengan pH seimbang dan tidak beraroma.

Jangan pernah membersihkan area kewanitaan dengan cairan atau sabun mandi biasa, karena tentunya produk tersebut tidak ideal untuk kesehatan vagina.

8. Menjalani Terapi Estrogen

cara mengatasi keluar darah saat berhubungan selanjutnya adalah menjalani terapi estrogen bagi wanita menopause.

Menopause akan menimbulkan berbagai efek pada tubuh wanita, termasuk menyebabkan vagina kering.

Akibatnya, vagina dapat berdarah setelah berhubungan intim.

Wanita dalam masa menopause sebenarnya dapat memilih untuk menjalani terapi hormon estrogen.

Melansir Menopause Journal, produk dalam terapi hormon estrogen umumnya berbentuk krim vagina, ring vagina, atau produk yang digunakan secara oral.

Meski demikian, terapi estrogen yang dilakukan dalam jangka waktu lama memiliki efek samping sehingga Moms harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalaninya.

Baca Juga: 5+ Obat Sakit Gigi untuk Ibu Hamil, Ampuh Sembuhkan Nyeri Akibat Gigi Berlubang

Itu tadi cara mengatasi keluar darah saat berhubungan yang bisa Moms terapkan. Selain itu, amati juga tanda-tanda lain yang menyertai pendarahan vagina.

Sebenarnya vagina yang luka dan berdarah setelah berhubungan cukup wajar, namun bisa juga merupakan awal dari gejala penyakit yang perlu penanganan serius.

Beberapa gejala abnormal yang patut Moms perhatikan di antaranya, yaitu:

  • Pendarahan berat
  • Terasa sakit setiap berhubungan
  • Vagina terasa gatal, terasa panas dan menyengat saat berkemih
  • Nyeri perut
  • Nyeri punggung bagian bawah.

Jika mengalami gejala tersebut bahkan lebih dari satu, Moms bisa memeriksakan diri ke dokter untuk observasi lebih lanjut soal adanya indikasi penyakit lain.

Sumber

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4086375/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6538478/
  • https://www.verywellhealth.com/top-causes-of-vaginal-bleeding-after-sex-3520909#
  • https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/sex-life/a29438/bleeding-during-sex/
  • https://www.healthline.com/health/womens-health/bleeding-after-sex#prevention