Berapa pohon cabe dalam 1 hektar

Menanam cabe khususnya cabe rawit sangat menjanjikan karena setiap musim panen petani mendapatkan hasil produksi rata-rata Rp 47,90 juta/hektare dipotong biaya produksi Rp 26,70 juta/hektare. Jadi setiap panen petani cabe rawit untung Rp 21,20 juta/hektare.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullah, di kantornya Jl Kendangsari Industri, Surabaya, Rabu (7/1) mengatakan, sementara biaya produksi usaha tanaman cabai rawit yang paling besar dikeluarkan adalah untuk biaya upah pekerja rata-rata sebesar 51,63 persen atau Rp 13,80 juta/hektare terhadap total pengeluaran. Selain itu, biaya produksi untuk sewa lahan dan pemupukan juga tergolong besar, yaitu mencapai 20,34 persen dan 11,95 persen/hektare..

Biaya produksi tanaman cabai rawit yang ditanam pada Musim Kemarau (MK) (Rp 30,4 juta) lebih tinggi dibandingkan Musim Hujan (MH) (Rp 21,4 juta). Perbedaan biaya produksi cabai rawit yang ditanam MK dan MH disebabkan oleh besarnya perbedaan pengeluaran untuk upah pekerja sebesar Rp 3,4 juta, sewa lahan sebesar Rp 2,8 juta, dan pengeluaran lain sebesar Rp 1,3 juta. Biaya produksi terbesar cabai rawit yang ditanam pada MK dan MH adalah biaya untuk upah pekerja masing-masing sebesar Rp 15,19 juta (49,95 persen) dan Rp 11,8 juta (54,98 persen)

Menurut data dari BPS total luas areal tanam cabai rawit di Jawa Timur sekitar 8.000 hektare. Terbesar di Banyuwangi, Kediri, Trenggalek, Tuban, Lamongan, Mojokerto bahkan merata di seluruh daerah di Jawa Timur. Rata-rata produktivitas per hektare untuk cabai merah besar sekitar 8-10 ton, sedangkan cabai rawit 6-7 ton. Sementara tercatat, konsumsi cabai merah besar Jawa Timur mengandalkan produksi dari 1.200-1.300 hektare per bulan sudah cukup. Atau setara dengan 9.600-15.000 ton per bulan. Sedangkan konsumsi cabai rawit dari 4.000 hektare per bulan atau setara dengan 24.000 ton.

Sisanya produksi dikirim ke Jakarta, Tangerang, Bandung, Kalimantan dan berbagai daerah lainnya. Tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tapi produksi cabai Jawa Timur juga menyuplai kebutuhan industri seperti untuk bahan baku pembuatan sambal dan Mamin. Baik industri besar maupun skala rumah tangga,

.Sekedar informasi, luas areal perkebunan cabe baik untuk jenis keriting atau besar di Jawa Timur yang panen setiap bulan sekitar 2.300 hektare. Dari jumlah tersebut sekitar 300 hektare berasal dari Kediri. Sementara itu, untuk tanaman cabe rawit luas areal perkebunan di Jawa Timur mencapai 8.000 hektare. Dari luasan tersebut, seluas 2.000 hektare dihasilkan dari wilayah Kediri. Dari jumlah tersebut sekitar 70 persen tanaman cabe di sekitar Kediri,

Dilihat dari sisi harga, harga cabe di Jawa Timur saat ini cukup tinggi. Menurut data dari Disperindag Jawa Timur dan pantauan JNR di pasar tradisional Surabaya pada Rabu (7/1); harga cabe besar harganya Rp 48 000 /kg, cabe merah jenis keriting yang saat ini dihargai Rp 43.000 /kg,. Kecuali cabe jenis rawit harganya bercokol dikisaran Rp 50.000/kg. (ryo).

Kami atur waktu perkiraan panennya agar dapat harga terbaik...."

Banyuwangi (ANTARA News) - Para petani cabai di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meraup untung hingga ratusan juta rupiah setelah menerapkan manajemen waktu tanam dengan baik.

"Satu hektare lahan di desa ini 18.000 pohon cabai. Beda dengan desa sentra cabai lainnya di Banyuwangi, seperti Wongsorejo, yang mungkin lebih banyak karena jarak antar pohon lebih rapat," kata Ketua Kelompok Tani Ketileng Makmur, Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Imam Badrus, di Banyuwangi, Minggu.

Ia mengatakan biaya produksi mulai pupuk hingga perawatan, per pohon menghabiskan rata-rata Rp5.000. Satu pohon bisa menghasilkan 5-6 ons atau setengah kilogram cabai.

Dia menyebut, biaya produksi satu hektare lahan cabai rata-rata Rp90 juta. Dengan harga jual petani Rp 50.000 per kilogram, satu pohon cabai bisa menghasilkan Rp25.000 dan apabila ada 18.000 pohon cabai bisa menghasilkan Rp 450 juta.

Dengan demikian keuntungan pemilik lahan cabai berlipat-lipat. Apabila dipotong biaya produksi, keuntungannya bisa mencapai Rp 360 juta per hektare.

"Kalau soal keuntungan, ya banyak banget. Alhamdulilah," kata Badrus tersenyum.

Ia mengatakan, bersama Dinas Pertanian Banyuwangi, kelompoknya mencari celah saat menanam cabai. Panen bulan ini merupakan hasil tanam pada September hingga Oktober Tahun 2017.

"Kami atur waktu perkiraan panennya agar dapat harga terbaik. Misalnya yang panen sekarang ini, adalah hasil kami tanam Agustus-Oktober 2017. Alhamdulillah sesuai perkiraan harga sekarang sangat baik. Intinya, petani jangan latah, tapi harus tahu di mana celah waktunya," kata Badrus.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta agar manajemen penanaman tersebut selalu dijaga. Karena siklus harga cabai sudah diketahui, sehingga saat menanam bisa diperkirakan masa panen saat harga mahal.

"Saya rasa manajemen di kelompok tani saat ini sudah bagus," kata Anas saat hadir pada panen cabai di Desa Sumbergondo itu.

Anas mengatakan masa panen di Banyuwangi sudah sepanjang tahun. Karena banyak daerah di Banyuwangi merupakan penghasil cabai, terutama Wongsorejo yang merupakan daerah sentra cabai Banyuwangi sekaligus nasional.

"Hanya saja karakteristik tiap daerah berbeda. Di Wongsorejo bisa panen sepanjang tahun, berbeda dengan di sini. Jadi kita harus benar-benar atur," kata Anas.

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan mengatakan cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.

Pemerintah daerah telah menandatangani kerja sama dengan kelompok tani, salah satunya di kawasan selatan Banyuwangi untuk turut mengendalikan inflasi.

Bentuk kerja samanya, kata dia, pemerintah daerah memberikan bantuan pertanian, lalu petani diminta menjual sebagian hasil panennya pada pemerintah untuk keperluan cadangan operasi pasar dengan harga yang telah disepakati bersama. Kesepakatan harga tersebut ditandatangai kedua belah pihak sebelum masa tanam dimulai.

"Tentunya harga yang kami tawarkan tidak akan merugikan petani, sudah menguntungkan petani. Jadi petani tetap untung, harga pasar juga tetap bisa dikendalikan," kata Arief.

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Berapa hasil panen cabe rawit per hektar?

Rata-rata produktivitas per hektare untuk cabai merah besar sekitar 8-10 ton, sedangkan cabai rawit 6-7 ton.

Berapa kali panen cabe dalam 1 tahun?

Untuk satu batang pohon cabai biasanya mampu dipanen sebanyak panen 14 kali. Hasil panen yang paling bagus terjadi mulai umur lima bulan ke atas. "Panen kelima sampai kesepuluh hasil panennya bagus," ujarnya.

Berapa kilo cabe rawit dalam satu pohon?

Perhitungan tersebut, menurut Dwiyama dihasilkan dari asumsi bahwa 1 batang pohon cabe mampu menghasilkan sekitar 9 ons hingga 1 kilogram cabe rawit, sementara dalam dua hektare lahan, ditanami 18 ribu batang.