Berdoa untuk kaum muslimin muslimat dilakukan pada….. *

AKURAT.CO, Salat Jumat merupakan salat yang memiliki tata cara yang berbeda dibandingkan dengan salat fardhu lainnya. Salat ini harus dilakukan secara berjemaah dan memiliki khotbah di dalamnya.

Khotbah Jumat sendiri sebanyak dua kali di mana khotbah tersebut dipisahkan dengan duduknya khatib di antara dua khotbah.

Sebagai sesuatu yang hukumnya wajib, khotbah Jumat juga memiliki aturan paten yang harus dipenuhi (rukun khotbah). Berikut ini lima hal yang harus dipenuhi ketika khotbah Jumat, sehingga jika tidak terpenuhi maka khotbahnya tidak sah dan salat Jumat secara keseluruhan juga tidak sah.

1. Memuji kepada Allah di dua khotbah

Dalam kitab Al-Minhajul Qawim Hamisy Hasyiyah Al-Turmusi, Syekh Ibnu Hajar Al-Haitamai menjabarkan tentang cara memanjatkan pujian kepada Allah ini.

Beliau berkata, Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah (lafdzul jalalah) dan lafal hamdun atau lafal-lafal lain yang masih satu akar kata dengannya.

Misalnya seperti alhamdulillah, ahmadullaha, allaaha ahmadu, lillaahilhamdu, ana hamidun lillaahi. Sehingga tidak cukup jika hanya mengucapkan alhamdu lirrahmaan, asy-syukru lillaahi, dan sejenisnya maka tidak mencukupi.”

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa lafal jalalah (Allah) tidak bisa digantikan dengan asmaul husna saja ketika khotbah.

2. Membaca selawat atas Nabi Muhammad saw

Di kedua khotbah wajib hukumnya bagi khatib untuk membaca selawat atas Nabi Muhammad saw. Adapun cara berselawatnya harus menggunakan kata as-shalatu atau lafal yang masih satu akar kata dengannya.

Syekh Mahfudz At-Tarmasi berpendapat, Shighat membaca selawat Nabi saw tertentu, yakni komponen kata yang berupa as-shalatu beserta isim dhahir dari beberapa asma Nabi Muhammad saw.

Contoh sederhana untuk lafal selawat yang benar adalah as-shalaatu 'alan-Nabi Muhammad. Sedangkan contoh yang salah misalnya lafal rahimallaahu Muhammadan, alasan kalimat itu tidak dibenarkan adalah karena tidak menggunakan akar kata as-shalaatu.

3. Mengajak jemaah untuk meningkatkan ketakwaan dan menjauhi maksiat

Berdeda halnya dengan dua rukun sebelumnya, rukun yang ketiga ini tidak memiliki patokan khusus. Pada intinya, khatib harus mengajak para jemaah untuk meningkatkan iman dan taqwa misalnya kata ittaqullaha yang artinya bertakwalah kalian kepada Allah.

4. Membaca ayat suci Al-Qur'an di salah satu khotbah

Hal ini wajib dilakukan meski hanya satu ayat yang dibaca. Pada intinya, ayat yang dibaca meski hanya satu ayat tetapi dapat dipahami maknanya dan tidak menimbulkan perbedaan pemahaman.

Oleh sebab itu memotong ayat Al-Qur'an sehingga menimbulkan kerancuan makna tidak diperbolehkan. Adapun lebih utama untuk membaca ayat Al-Qur'an adalah ketika khotbah yang pertama.

5. Berdoa untuk kaum mukminin

Pada khotbah kedua, diwajibkan untuk mendoakan kaum mukmin baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Tetapi syarat doa yang dipanjatkan adalah doa untuk kepentingan keselamatan dunia akhirat bukan hanya yang spesifik urusan dunia saja.

Contoh doa yang tidak dibenarkan misalnya, Ya Allah berikanlah kami harta yang banyak.

Itulah rukun khotbah yang harus dipenuhi sehingga bagi para khatib harus memahaminya karena ia memiliki tanggung jawab besar terhadap para jemaah salat Jumat. Wallahu a'lam.[]

Sesama Muslim dianjurkan untuk saling mendoakan.

Republika/Wihdan

Doa Bagi Sesama Muslim. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesama Muslim adalah saudara, maka sudah seharusnya saling mencintai dan mendoakan. Seorang Muslim pun tidak boleh menyimpan kedengkian, dendam dan permusuhan pada Muslim lainnya. Sebab itu dalam setiap berdoa, sebaiknya juga memanjatkan doa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat dengki terhadap sesama orang beriman. Berikut doanya: رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ"Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang,"Doa ini merupakan petikan dari surat Al Hasyr ayat 10. Berikut redaksi lengkapnya. وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖDalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa ayat ini  menerangkan bahwa generasi kaum Muslimin yang datang kemudian, setelah berakhirnya generasi Muhajirin dan Ansar, sampai datangnya hari Kiamat nanti berdoa kepada Allah, yang artinya, “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami seagama yang lebih dahulu beriman daripada kami.”Dijelaskan ada beberapa hal yang dapat diambil dari ayat tersebut yaitu jika seseorang berdoa, maka doa itu dimulai untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain. Ayat itu juga menjelaskan bahwa kaum Muslimin satu dengan yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu-sebapak. Mereka saling mendoakan agar diampuni Allah segala dosa-dosanya, baik yang sekarang, maupun yang terdahulu.Selain itu ayat itu mengajarkan bahwa kaum Muslimin wajib mencintai para sahabat Rasulullah, karena mereka telah memberikan contoh dalam berhubungan yang baik dengan sesama manusia. Jika seseorang ingin hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat, hendaklah mencontoh hubungan persaudaraan yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan Ansar itu.Ayat ke-10 ini mempunyai hubungan erat dengan ayat sebelumnya yaitu ayat ke-9. Oleh karena itu, maksud ayat tersebut ialah menjelaskan bagaimana hubungan orang-orang Muhajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, keluarga, dan harta mereka di Mekah dengan orang-orang Ansar yang beriman yang menerima orang-orang Muhajirin dengan penuh kecintaan dan persaudaraan di kampung halaman mereka, yang mereka lakukan semata-mata untuk mencari keridaan Allah dan bersama-sama menegakkan agama Allah serta menunjukkan iman mereka yang benar, demikian pulalah hendaknya hubungan kaum Muslimin yang datang sesudahnya. Hendaklah mereka tolong-menolong dan mempererat persaudaraan dalam meninggikan kalimat Allah.Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hubungan orang yang sedang berhijrah dan penduduk negeri yang menerima mereka, dapat menimbulkan hubungan persaudaraan yang kuat di antara manusia, asal dalam hubungan itu terdapat unsur-unsur keimanan, keikhlasan, dan tolong-menolong, seperti yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Dalam situasi ini terdapat kesempatan yang paling banyak bagi seorang mukmin untuk melakukan berbagai perbuatan yang membentuk sifat-sifat takwa dan diridai Allah. 

Baca Juga

  • doa
  • hukum mendoakan sesama muslim
  • muslim
  • berdoa

Berdoa untuk kaum muslimin muslimat dilakukan pada….. *

Jika seseorang melakukan 0π4π1 pada malam hari bulan Ramadhan karena tidak tahan nafsu, maka puasanya tidak sah atau tetap sah?​

bagaimana pandangan fiqh tentang mu'amalah (jual beli)tolong dijelaskan ya, secara pandangan bukan pengertian!​

Tuliskan tasrif اُصُولْ sampai مضارع مجهول dari kalimat اَتٰى. Semoga dijawab

Q. Harus Bagaimana Sikap Manusia Terhadap Al Qur'an? Pakai Penjelasan! Ket : kl bisa penjelasan yang lengkap nt : maafkn aku trlanjur mencinta :)

hukum filsafat dalam islam adalah? a. Haramb. Sunnahc. mubahd. makruhe. (isi) ​

bagaimana kalau agama no islam bertanya Kenapa kita harus beriman dan kenapa kita milih islam jelaskan

kenapa kita harus beriman dan kenapa kita milih islam jelaskan

apa yg dapat kita ambil dari kata mutiara tersebut apakah anda sudah mengamalkanya

4. islam membangun persatuan internal maupun eksternal, jelaskan kandungan surat al kafirun

1.islam adalah agama yang secara inheren menegaskan mengenai prinsip kebebasan manusia yang di bawa sejak lahir. tunjukkan bagaimana prinsip-prinsip … kebebasan manusia dalam islam beserta ayat al-quran yang mendukungnya?