Berikut ini yang tidak digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu

Reading Time: 3 minutes

Laju inflasi adalah istilah dalam perekonomian yang tidak asing lagi bagi banyak orang. Namun, apakah kamu telah benar-benar mengetahui tentang apa itu laju inflasi, rumus, dan cara menghitung laju inflasi? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca juga: Perbedaan Inflasi dan Deflasi, Jangan Sampai Terbalik!

Berikut ini yang tidak digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu

Pada dasarnya, inflasi adalah kenaikan harga barang yang terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama.

Sedangkan, laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan harga dalam beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lainnya, bisa dari bulan ke bulan atau tahun ke tahun. Laju inflasi digunakan sebagai patokan dalam mengambil berbagai keputusan oleh perusahaan maupun pemerintahan.

Contohnya, suatu perusahaan akan menaikkan gaji karyawannya untuk mengimbangi kenaikan harga barang akibat inflasi. Apabila laju inflasi sebesar 8% dan gaji hanya dinaikkan sebanyak 5%, maka kenaikan gaji tersebut tidak cukup mengimbangi kenaikan laju inflasi.

Berdasarkan teori Keynes, inflasi disebabkan oleh adanya hasrat berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa tersedia.

Sedangkan, menurut teori Struktural, inflasi bisa terjadi akibat produsen tidak bisa mengantisipasi dengan cepat akan kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk.

Sementara itu, berdasarkan teori kuantitas, inflasi terjadi akibat pertambahan jumlah uang beredar.

Inflasi bisa diatasi dengan beberapa cara, di antaranya:

Mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank, meningkatkan nilai suku bunga, dan menjual surat-surat berharga.

Mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah dengan cara menaikkan tarif pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.

Meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar, dan menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang.

Bentuk laju inflasi adalah persentase, yang nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus. Untuk bisa menggunakan rumus tersebut, diperlukan beberapa data dari Indeks Harga Konsumen atau IHK.

IHK diambil menggunakan data Harga Konsumen atau HK. Harga Konsumen adalah harga dari barang-barang yang dipasarkan dalam jumlah eceran untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijual. Data ini biasanya diambil dari data 4 kelompok, yaitu kelompok makanan, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu dapat menjadi indikasi terjadinya inflasi atau deflasi dari barang dan jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Berikut rumus laju inflasi dengan memanfaatkan data IHK tersebut.

Laju Inflasi = [IHK2 – IHK1] : IHK1 x 100%

Keterengan:

IHK1= Indeks Harga Konsumen di periode t

IHK2= Indeks Harga Konsumen di periode t-1

Berikut ini yang tidak digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu

Diketahui nilai indeks harga konsumen di tahun 2020 adalah 106,53%, kemudian nilai IHK di tahun 2021 mengalami kenaikan menjadi 114,82%. Berapakah tingkat laju inflasi yang terjadi?

Dengan menggunakan rumus sebelumnya,

Laju Inflasi = [IHK2 – IHK1] : IHK1 x 100%

Laju Inflasi = [114,82 – 106,53] : 106,53 x 100%

Laju inflasi = 7,47 : 106,53 x 100%

Laju inflasi = 0,07 x 100%

Laju inflasi = 7%

Sehingga, laju inflasi pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya adalah sebesar 7%

Diketahui nilai IHK di bulan Desember 2021 adalah 104,69%  dan nilai IHK di bulan Januari 2022 adalah 107,46. Berapakah laju inflasi pada bulan Januari 2022?

Dengan menggunakan rumus sebelumnya,

Laju Inflasi = [IHK2 – IHK1] : IHK1 x 100%

Laju inflasi = [107,46 – 104,69] : 104,69 x 100%

Laju inflasi = 2,65%

Jadi, laju inflasi pada bulan Januari 2022 adalah 2,65%

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan di atas, maka bisa diketahui perbedaan antara inflasi dan laju inflasi. Inflasi sendiri berkaitan dengan kenaikan harga yang terjadi pada saat itu, sedangkan laju inflasi adalah tentang seberapa besar persentase kenaikan inflasi yang terjadi pada periode sekarang dibandingkan periode sebelumnya.

Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai apa itu laju inflasi, mulai dari pengertian, rumus hingga cara menghitung laju inflasi. Laju inflasi adalah satu metriks penting yang perlu diketahui untuk mempertimbangkan keputusan yang akan diambil oleh sebuah perusahaan maupun pemerintahan.

Laju inflasi yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya nilai uang yang kamu simpan. Oleh karena itu, banyak orang yang menyimpan aset mereka di instrumen investasi untuk mencegah terkikisnya nilai uang simpanan mereka.

Belakangan ini, investasi crypto sendiri sedang diminati banyak orang. Untuk kamu yang tertarik berinvestasi dan trading crypto secara mudah mulai dari Rp11.000, download Pintu sekarang!

Referensi:

Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Diakses tanggal: 13-12-21.

Dalilibas et al, Panduan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Diakses tanggal: 13-12-21.

Mohammad Ro’ie, The Pretence Intisari Ekonomi. Diakses tanggal: 13-12-21

Tim Study Center, Sukses UN SMA/MA IPS 2016. Diakses tanggal: 13-12-21

Berikut ini yang tidak digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu

Hampir setiap negara pasti pernah mengalami inflasi, terutama inflasi tahunan. Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga yang terjadi terus menerus dalam periode tertentu. Sementara itu, kenaikan harga pada umumnya terjadi karena peningkatan permintaan dalam negeri.

Saat kenaikan harga meluas, secara otomatis nilai mata uang akan menurun. Namun begitu, dalam jangka waktu tertentu, daya beli masyarakat pun akan ikut turun jika nilai mata uang rendah. Maka dari itu, penting bagi negara mengidentifikasi tingkat inflasi dan melakukan kebijakan untuk mengatasinya. 

Penentuan tingkat inflasi dapat dilihat dari Badan Pusat Statistika (BPS) yang melakukan Survei Biaya Hidup (SBH) dan menghasilkan Indeks Harga Konsumen (IHK). Pengukuran IHK meliputi pengeluaran yang umum dilakukan masyarakat seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Bagi masyarakat awam, mempelajari cara menghitung inflasi juga dibutuhkan agar mengetahui tentang kondisi ekonomi Indonesia. 

Memahami Konsep Dasar Inflasi

Perhatikan ilustrasi berikut untuk mendapat pemahaman yang lebih mudah. Untuk membeli cabai sebanyak 1 kg hari ini, kamu perlu mengeluarkan uang sebesar Rp100 ribu. Padahal beberapa bulan sebelumnya, 1 kg cabai dapat diperoleh dengan harga sebesar Rp30 ribu.

Berdasarkan ilustrasi di atas, terlihat bahwa ada perbedaan harga yang cukup signifikan untuk komoditas yang sama dalam periode tertentu. Namun, inflasi bukan sekadar merujuk pada perbedaan nominal tersebut, melainkan pada menurunnya nilai mata uang yang terjadi. Jika dahulu uang Rp100 ribu dapat digunakan untuk membeli 3 kg cabai, maka sekarang uang tersebut hanya cukup untuk 1 kg cabai. Artinya, nilai uang Rp100 ribu saat ini lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

Hal ini selaras dengan pengertian resmi inflasi menurut beberapa badan resmi terkait seperti berikut.

Kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Namun, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Kecenderungan naiknya harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.

Baca juga: 4 Faktor Penyebab Inflasi di Indonesia

Cara Menghitung Inflasi

Negara memiliki cara menghitung inflasi menggunakan indikator yang ada. Angka didapat dari berbagai sumber dalam jangka waktu tertentu. Jika tren harga terus naik dan bertahan, tandanya inflasi sudah terjadi. Berikut indikator yang dimiliki oleh pemerintah.

  • Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan harga rata-rata kebutuhan konsumen.
  • Indeks harga produsen yang merupakan harga rata-rata dari bahan baku untuk produksi.
  • Indeks harga komoditas yaitu menilik harga barang-barang tertentu.
  • Indeks biaya hidup melihat pada rata-rata biaya hidup di masyarakat.
  • Melihat besarnya perubahan harga PDB atau Produksi Domestik Bruto

Kalau salah satu indikator sudah diketahui, cara menghitung inflasi rata-rata pertahun adalah dengan menghitung selisihnya, dibagi dengan IHK terbaru, dan dikalikan dengan 100. Begini ilustrasinya:

  • IHK BBM tahun 2008= Rp4.000 per liter
  • IHK BBM tahun 2019= Rp6.550 per liter

Cara menghitung inflasi:

(Rp6.550 – Rp4.000)/Rp6.550 x 100

= 0,389 x100

= 38,9%

Selama kurang lebih 11 tahun, inflasi yang dialami Indonesia dilihat dari IHK BBM adalah 38,9%. Artinya, rata-rata inflasi per tahun adalah 3,5%. Tentu saja, angka ini bisa dibandingkan dengan IHK lain untuk melihat inflasi secara keseluruhan. 

Berikut ini yang tidak digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu

Pemerintah perlu memiliki berbagai kebijakan, instrumen, serta strategi untuk mengatasi inflasi yang terjadi di masyarakat. Untuk mencapai kestabilan, pemerintah harus menjaga agar angka inflasi stabil di angka 3,5% melalui kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan lainnya.

Salah satu program yang terus dijalankan pemerintah adalah 4K yaitu Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Koordinasi komunikasi yang efektif, dan Kelancaran distribusi. Keempat hal tersebut dapat membantu banyak dalam menghadang inflasi terutama jika semua pihak ikut bekerja keras untuk mewujudkannya.

Agar Inflasi Tidak Semakin Parah: Jangan Panik!

Sering terjadi, inflasi semakin buruk karena pola belanja masyarakat yang berubah. Misalnya saja, menimbun bahan pangan tertentu karena ada isu gagal panen karena cuaca. Agar tidak kehabisan, masyarakat membeli stok yang ada dalam jumlah yang banyak. 

Hal ini menyebabkan permintaan akan bahan pangan tersebut tinggi, mempercepat habisnya stok, lalu melambungkan harganya. Padahal tanpa harus menimbun, pemerintah dengan sendirinya akan mencari cara agar stok untuk masyarakat tetap aman dengan cara lain, misalnya dengan melakukan impor. 

Agar terhindar dari inflasi, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga kestabilan ekonomi keluarga adalah dengan berinvestasi. Kalau Anda jeli peluang, sebaiknya lakukan investasi dengan cara yang legal seperti membeli logam mulia, belajar reksadana, atau membeli properti. Dengan begitu, Anda bisa menghindari inflasi dan tidak terkena dampaknya jika suatu saat ekonomi Indonesia terguncang. 

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

Berikut ini yang tidak digunakan untuk menghitung laju inflasi yaitu

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected]