Suara.com - Sikap huznudzon atau berbaik sangka merupakan tindakan yang terpuji yang harus dimiliki oleh semua umat Muslim. Berbaik sangka memiliki sikap dan cara pandang umat Muslim yang selalu melihat dan memahami hal secara positif.
Perlu diketahui husnudzon berasal dari kata “husnu” yang berarti baik, sementara itu “az-zan” berarti prasangka dalam bahasa Arab.
Dikala kita sedang mengalami musibah maupun ujian, sesungguhnya Allah SWT sedang menguji umatnya dan menaikkan derajatnya.
Dalam sebuah hadis qudsi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan." [H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban]."
Baca Juga: Doa Cepat Hafal Alquran, Salah Satu Keutamaannya Disematkan 'Mahkota' di Hari Kiamat
Dengan berbaik sangka kepada Allah SWT, kita sebagai umat Muslim akan mendapatkan hikmah serta rezeki yang tidak akan terputus.
Berikut ini adalah macam-macam bentuk berbaik sangka atau huznudzon kepada Allah SWT.
- Berbaik sangka dalam nikmat Allah SWT
Berbaik sangka terhadap segala nikmat dan karunia dari Allah SWT tentu akan membuat kita lebih bersyukur. Nikmat yang diberikan Allah SWT seperti nikmat sehat, harta, keluarga, dan masih banyak lainnya. - Berbaik sangka dalam musibah dari Allah SWT
Musibah yang kita alami merupakan ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Jika musibah datang, kita perlu bersabar, menerima dan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. - Berbaik sangka atas ciptaan Allah SWT
Allah SWT menciptakan segala bentuk makhluk tentu memiliki tujuan yang bermanfaat. Tidak ada hal yang sia-sia yang Allah SWT ciptakan. Kita harus berprasangka baik kepada Allah SWT dengan senantiasa merawat lingkungan dan bersyukur atas apa yang diciptakan-Nya. - Berbaik sangka dalam ketaatan kepada Allah SWT
Bentuk berbaik sangka kepada Allah SWT adalah dengan taat atas segala perintah-Nya. Tentu benyak hikmah yang kita dapatkan ketika kita mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Itulah sikap berbaik sangka kepada Allah SWT yang harus kita teladani dan harus tertanam dalam diri hari kita. Pada intinya, kita selalu mendapatkan hikmah dari segala cobaan dari Allah SWT.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat
Baca Juga: 5 Doa Agar Keluarga Bahagia Sesuai Ajaran Islam dan Definisinya
tirto.id - Husnudzon adalah perilaku terpuji yang wajib dimiliki oleh seseorang dan kata ini termasuk salah satu yang sering digunakan oleh umat Islam.
Arti Husnudzon
Dikutip dari modul pelajaran kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud], husnudzon atau prasangka baik berasal dari kata Arab yaitu husnu yang artinya baik, dan zan yang artinya prasangka.
Jadi prasangka baik atau positive thinking dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah husnudzon. Secara istilah, husnudzon adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain.
Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka [suudzon], yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ
Yaaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu kasiiram minazh zhanni inna ba'dazh zhanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dhukum ba'dhaa; ay yuhibbu ahadukum ay yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laahaa; innal laaha tawwaabur Rahiim
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." [QS. Al-Hujurat: 12].
Macam-Macam Husnudzon
Dalam ilmu akhlak, husnudzon dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:
1. Husnudzon kepada Allah Swt, yakni dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
2. Husnudzon kepada diri sendiri, dengan cara percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
3. Husnudzon kepada orang lain, dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
Prasangka baik adalah sifat sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus dijauhi dan dihindari.
Sikap husnudzon akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.
Tidak seorang pun bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan Allah. Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini melainkan apa yang Dia kehendaki dan Allah SWT tidak meridhai kekufuran untuk hamba-Nya, Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih dan berikhtiar.
Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.
Seorang muslim wajib bersopan santun terhadap saudara, karib-kerabatnya dan kepada orang-orang yang ada hubungan silaturahmi, seperti bersopan santun terhadap kedua orang tuanya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya, jadi hilangkanlah perasaan suudzon.
Hikmah Husnudzon
Hikmah selalu ber-husnudzon antara lain:
1. Melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah SWT.
2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku sesuai ketetapan Allah SWT.
3. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.
4. Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
5. Sikap husnudzon mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.
Selain itu, membiasakan perilaku husnudzon akan dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menimbulkan sifat-sifat yang baik dalam diri, di antaranya:
1. Memberikan semangat kepada orang lain yang hendak melakukan kebaikan;
2. Bersabar dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT;
3. Memeriksa kebenaran berita yang didengar;
4. Memercayai kemampuan yang dimiliki;
5. Selalu bersikap ramah kepada teman;
6. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Manfaat Husnudzon
Selalu husnudzon memiliki banyak manfaat, yaitu:
- Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah;
- Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya;
- Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal;
- Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah SWT;
- Menjadi seorang yang Al–afwu [pemaaf];
- Selalu bersikap Ar–rahmah [kasih sayang]; dan
- Suka At–ta’awwun [tolong menolong].
Baca juga:
- Perilaku Ikhlas, Sabar & Pemaaf Menurut Agama Islam serta Contohnya
- Contoh Perilaku Jujur dalam Kehidupan & Maknanya Menurut Al-Quran
- Memahami Makna Tata Krama, Sopan Santun dan Rasa Malu dalam Islam
Baca juga
artikel terkait
HUSNUDZON
atau
tulisan menarik lainnya
Dhita Koesno
[tirto.id - tha/agu]
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH
Subscribe for updates Unsubscribe from updates