Berikut ini yang tidak termasuk dasar stratifikasi sosial adalah

Jakarta -

Pernahkah kamu melihat perbedaan antara presiden dengan rakyat biasa? Atau orang kaya dengan orang miskin? Perlakuan masyarakat pada mereka berbeda bukan? Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan status yang mereka miliki. Satu status atau kelas lebih tinggi dari yang lain.

Perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat disebut dengan istilah stratifikasi sosial. Pada umumnya Stratifikasi sosial digambarkan dalam bentuk suatu piramida, yang menempatkan adanya kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah, secara vertikal.

Kriteria Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Ada beberapa kriteria yang biasa dijadikan sebagai dasar terbentuknya stratifikasi sosial. Dilansir dari Sumber Belajar Kemdikbud, kriteria ini adalah sebagai berikut:

Kekayaan


Seseorang yang memiliki penghasilan tinggi, umumnya memiliki rumah mewah sebaliknya mereka yang memiliki penghasilan rendah akan membangun rumah seadanya. Dalam masyarakat, bagi yang mempunyai rumah mewah akan menempatkan dirinya pada posisi tinggi atau lapisan atas.

Kekuasaan
Dalam masyarakat terdapat individu yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar. Hal tersebut menentukan posisinya dalam masyarakat. Maka ia pun akan berada pada strata atas dalam sistem stratifikasi sosial suatu masyarakat.

Kehormatan
Seseorang yang paling disegani dan dihormati dalam kehidupan sehari-hari juga akan mendapatkan posisi sosial yang lebih atas. Kriteria yang didasarkan pada kehormatan banyak dijumpai pada masyarakat tradisional seperti golongan tua, pemimpin atau mereka yang pernah berjasa kepada masyarakat.

Ilmu PengetahuanPrestasi pendidikan tinggi yang diperoleh seseorang, akan menempatkannya dalam posisi sosial yang lebih atas dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan pendidikan tinggi.

Tidak semua individu memiliki setiap kriteria di atas. Boleh jadi mereka hanya memiliki satu kriteria saja. Akan tetapi, jika seseorang memiliki lebih dari dua bahkan banyak kriteria, maka sudah pasti ia akan menempati kelas sosial paling atas.

Jenis Stratifikasi Sosial

Terjadi tanpa sengajaStratifikasi sosial yang terjadi tanpa sengaja [atau dengan sendirinya] seperti perbedaan dalam hal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan kerabat dalam masyarakat. Terkadang juga perbedaan dalam kekayan ekonomi.

Terjadi dengan sengaja


Stratifikasi sosial yang terjadi karena sengaja disusun untuk tujuan tertentu. Hal tersebut biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang sebuah organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik dan perkumpulan kemasyarakatan yang lain.


Sifat Stratifikasi Sosial

Dalam stratifikasi sosial, terdapat status yang dimiliki setiap individu. Status ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

Ascribed statusAscribed status adalah status yang diperoleh seseorang karena faktor keturunan atau kelahiran, seperti putra dan putri kerajaan.

Achieved status

Achieved status merupakan status yang diperoleh dari hasil kerja kerasnya. Salah satu contoh dari achieved status adalah juara dalam perlombaan.

Assigned status


Assignd status adalah status yang diperoleh karena telah berjasa atau telah memperjuangkan sesuatu untuk kepentingan masyarakat. Para pahlawan nasional adalah contoh yang tepat untuk kategori status ini.

Stratifikasi sosial menyebabkan perbedaan dalam masyarakat. Hal ini bukanlah baik ataupun buruk karena sosiologi bersifat non etis, atau tidak menilai baik buruknya sesuatu. Stratifikasi sosial merupakan ilmu yang perlu siswa pelajari untuk memahami masyarakat.

Simak Video "Warga Berbondong Saksikan Babi yang Diklaim Ngepet, Sosiolog: Gejala Perilaku Kolektif"



[lus/lus]

Dalam kehidupan bermasyarakat, pastinya terdapat perbedaan status sosial antar individu maupun antar kelompok, baik secara vertikal maupun horizontal. Hal tersebut merupakan suatu fenomena yang umum yang sering terjadi di dalam masyarakat, dan dalam ilmu sosiologi perbedaan tersebut dikenal dengan stratifikasi sosial.

Menurut Pitrim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah. Dengan adanya tingkatan tersebut maka akan membedakan antara hak dan kewajiban dari masing-masing individu yang memiliki status berbeda. Nah kira-kira apa yang menjadi dasar pembentukan dari stratifikasi sosial di masyarakat?

Dasar pembentukan stratifikasi sosial di dalam masyarakat tidak terbentuk secara serta merta, melainkan dibentuk oleh kelompok masyarakat. Stratifikasi sosial yang pada awalnya kabur dan tidak jelas lama-lama memiliki garis batas yang tegas. Adapun dasar pembentukan dari ini meliputi :

Kekayaan merupakan materi kebendaan yang dapat dijadikan ukuran penempatan masyarakat dalam lapisan-lapisan sosial tertentu. Semakin kaya seseorang maka semakin tinggi kedudukannya di dalam masyarakat. Garis batas kekayaan yang terlalu jelas akan menimbulkan dampak kesenjangan sosial yang berakibat pada konflik sosial akibat stratifikasi sosial.

Kekuasaan dan kewenangan dijadikan sebagai tolak ukur penempatan golongan masyarakat ke dalam lapisan sosial tertentu. Dimana tingkat kekuasaan juga umum berkaitan dengan tingkat kekayaan seseorang. Tingkat kekuasaan dan kewenangan tertinggi biasanya dikuasai oleh penguasa industri maupun pejabat politik.

Baca juga: Pengaruh Stratifikasi Sosial Terhadap Berbagai Bidang Kehidupan

Ukuran kehormatan berbeda-beda jika dibandingkan ukuran lain yang lebih tegas seperti kekuasaan dan kekayaan. Ukuran kehormatan merupakan perwujudan apresiasi dari satu pihak ke pihak lain. Misalnya, pemuka agama akan menempati posisi tertinggi dan dihormati karena dianggap menjadi orang yang lebih ahli dalam bidang keagamaan.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan guna mencerdaskan kehidupan seseorang pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin kuat posisinya di dalam kehidupan sosial masyarakat.

Jenis Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial di dalam masyarakat berdasarkan pada kemudahan dalam menerima perubahan dibagi menjadi tiga, antara lain:

Ini merupakan stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan adanya perpindahan apapun yang terjadi. Garis batas antar lapisan sangat tegas dan kuat. Misalnya, sistem kasta di Bali, ketika terjadi pernikahan antar kasta maka tidak akan terjadi perpindahan kasta melainkan mereka yang melakukan pernikahan akan diasingkan dan dibuang ke dalam kasta paria atau kasta buangan.

Ini merupakan stratifikasi yang memungkinkan terjadinya perpindahan baik terjadinya peningkatan maupun penurunan lapisan masyarakat. Umumnya, stratifikasi terbuka tidak dibentuk berdasarkan adat melainkan terbentuk berdasarkan kesepakatan masyarakat. Misalnya, perubahan kedudukan sosial masyarakat yang mengalami peningkatan ketika tingkat kekayaannya meningkat sangat tajam.

Ini merupakan lapisan yang terjadi di dalam masyarakat heterogen dimana memungkinkan adanya perpindahan dengan syarat tertentu. Pada umumnya ikatan adat yang melandasi stratifikasi mulai memudar karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya, pedagang Bali yang menempati kasta waisya berpindah ke Jakarta dan karena kesuksesannya dalam berbisnis dia berhasil menjadi orang terkaya sehingga menduduki lapisan sosial tertinggi.

Stratifikasi sosial merupakan penggolongan kelompok masyarakat dalam berbagai lapisan-lapisan tertentu. Menurut etimologi bahasa, stratifikasi berasal dari bahasa Yunani yakni stratum, yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin, mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat [hierarkis] dengan perwujudannya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah [Soekanto 1990].

Ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:

  1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, kendaraan, cara-cara menggunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
  2. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atas.
  3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
  4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề