Berikut yang termasuk kedalam mitigasi bencana non-struktural adalah…

Irma Lusi Nugraheni Dkk, Kajian Geospasial Berbasis Pendidikan Mitigasi di

Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus

UNM Geographic Journal, Volume 2 Nomor 2 Maret 2019

pada angka 5-8

c. Tidak Paham, apabila skor berada

pada angka 0-4

3. Penerapan Pendidikan Mitigasi

Bencana. Penerapan pendidikan

mitigasi bencana termasuk ke dalam

mitigasi bencana pasif atau mitigasi

bencana non struktural, yaitu mitigasi

bencana yang dilakukan tidak dengan

pembangunan fisik, namun hanya

dengan menanamkan pemahaman

mitigasi terhadap masyarakat.

Penerapan pendidikan mitigasi bencana

menggunakan model geospasial berupa

modul akan diketahui efektif atau

tidaknya dari penilaian masyarakat.

Masyarakat yang dalam penelitian ini

diwakili oleh siswa akan menjawab

angket yang terdiri dari 5 pertanyaan

mengenai efektif atau tidaknya

penerapan mitigasi bencana yang

dilakukan. Pilihan jawaban hanya dua,

yatu Ya dengan skor 1 dan Tidak

dengan skor 0. Penerapan pendidikan

mitigasi bencana yang dilakukan dapat

diketahui efektif atau tidaknya melalui

dua klasifikasi, yaitu:

a. Efektif, apabila skor berkisar antara

3-5

b. Tidak efektif, apabila skor berkisar

antara 0-2.

Analisis data merupakan suatu langkah

penting dalam penelitian. Pemilihan teknik

analisis data tergantung pada jenis data yang

dikumpulkan. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik analisis deskriptif

dengan pendekatan geospasial berdasarkan

hasil survey lapangan dan angket.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun

2017 Kecamatan Kelumbayan yang terdiri

dari delapan pekon memiliki penduduk

sebanyak 10.829 jiwa, yang terdiri dari 5.813

penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 5.016

penduduk berjenis kelamin perempuan. Data

kependudukan Kecamatan Kelumbayan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Keadaan Kependudukan Kecamatan Kelumbayan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Kelumbayan

Berdasarkan tabel di atas, wilayah yang

memiliki penduduk terbanyak adalah Pekon

Penyandingan, yaitu sebanyak 2.805

penduduk yang terbagi dalam 701 rumah

tangga. Namun wilayah dengan kepadatan

penduduk tertinggi adalah Pekon Negeri

Kelumbayan, yaitu sebesar 253

penduduk/Km2. Hal ini dikarenakan Pekon

Negeri Kelumbayan memiliki jumlah

penduduk yang tinggi yaitu 1.332 jiwa,

sementara luas wilayahnya hanya 5,27 Km2.

Sebagian besar penduduk Kecamatan

Kelumbayan bekerja pada sektor pertanian,

perkebunan, perikanan, pariwisata di Teluk

Kiluan dan Pantai Gigi Hiu, dan wira usaha.

Berdasarkan hasil survey lapangan dan

kuesioner, penduduk yang memiliki profesi

sebagai petani kebun tersebar di seluruh

pekon. Kebun yang dikelola adalah kebun

kopi dan lada. Penduduk yang berprofesi

sebagai petani sawah adalah penduduk yang

tersebar di Pekon Napal, Susuk,