Bola yang berada di samping lapangan dan itulah disebut bola mati


Page 2

Maninjau yang berkapasitas 68 MW.

semasa gubernur menjalin kerja sama Tetapi, sementara PLTA Maninjau di- erat dan bahu-membahu dengan Jakerjakan, Januar pun sudah meran

nuar, mengakui bahwa ahli pembangcang pembangunan PLTA Singkarak, kit listrik ini memang layak untuk jadi PLTA Koto Panjang, dan PLTU Ombi

pimpinan daerah, apalagi karyanya lin, tiga projek raksasa yang kini tengah

sangat banyak dirasakan warga Sumdibangun di Sumbar.

bar. "Mungkin Januar kecewa, tapi Dari pengalamannya membangun

saya rasa dia bisa memahami kenapa projek-projek besar kelistrikan di

saya tidak mencalonkannya," jelas Sumbar, Januar mengaku memetik tiga Harun Zain kemudian hari, sambil hal berharga tentang orang Minang: mengemukakan beberapa pertimPertama, bahwa orang Minang yang bangan. dikatakan hanya pintar ngomong, te- Selama 23 tahun berkarya di Sutapi tak bisa bekerja, ternyata tidak

matra Barat, Ir. H. Jauar Muin juga benar. Kedua, bahwa adat dan agama sangat aktif dalam berbagai kegiatan dikatakan menghambat kemajuan, sosial ekonomi masyarakat, seperti ternyata juga tidak benar. Ketiga,

pembinaan generasi muda, pembimembebaskan tanah di Sumbar sangat

naan keagamaan (Islam), dan malah sukar, bagi Januar ternyata sangat mu- sering memberikan ceramah-ceramah dah. "Saya mumbuktikan, bahwa

kerohanian. Selain itu, ia juga turut mitos-mitos negatif tentang Minang- aktif mendirikan sekolah-sekolah, akakabau itu adalah tidak benar,"

demi-akademi, dan bahkan univertegasnya.

sitas-universitas swasta di daerah ini. Berkat itu pulalah ia berhasil mem- Waktu PSP sedang jayanya masuk bangun karya-karya besar dan menga- delapan besar PSSI, Januar juga turut badikan namanya di kampung hala- membinanya. Delapan orang pemain mannya. Dan karya-karya besar inilah

PSP Padang waktu itu justru adalah yang membuat Januar sangat populer karyawan PLN Pikitring. di Sumbar. Sejak tahun 1972 ia sudah Januar kembali (lagi) ke Jakarta disebut-sebut untuk jadi calon tahun 1988, empat tahun setelah ia gubernur.

menjadi orang dari daerah Sumbar "Tapi hanya sebatas dicalonkan,

pertama yang lulus mengikuti Kursus tak pernah jadi," katanya tanpa dibe- Lemhanas (1984). Tak sampai setahun bani nada kecewa. Harun Zain, yang menjadi Staf Ahli Direktur Utama PLN,

para pemegang saham PT Unindo memilihnya untuk menjadi direktur utama perusahaan milik berbagai bangsa itu. "Saya di Unindo bukan karena ditugaskan, tetapi karena para pemegang sahamnya memilih saya."

Dan putra Minang yang seorang ini memang bertangan dingin untuk melahirkan berbagai karya yang baik. Ditangannya, PT Unindo yang pernah dirundung rugi, berhasil digenjotnya sehingga menjadi mesin pencetak laba bagi para pemegang saham. Enam tahun di bawah pimpinannya, PT Unindo tumbuh hampir 600 persen, atau 100 persen setahun. Tahun 1994 silam, produsen transformator (trafo) dan switch gears (pembagi arus) terbesar di Indonesia ini mencatat omset Rp100 miliar lebih dengan keuntungan di atas Rp25 miliar, sehingga dianggap sebagai salah satu dari 100 industri terbaik dan profitable di Indonesia.

"Saya percaya Tuhan selalu mebimbing saya ke jalan yang baik, dan saya mensyukuri setiap berkah dan nikmat yang diberikan-Nya. Itulah pegangan hidup saya," kata pria yang kelihatan tetap segar dan enerjik pada usianya yang menjelang 60 tahun sekarang ini. ***


Page 3

Nama

: H.John Pieter Nazar

Dt. Simarajo, S.H.
Tempat/tgl.lahir : Padang, 11 Nopember 1956 Pendidikan

Fak.Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jurusan Hukum Ekonomi, 1981 Pendidikan Keahlian Hukum Paten pada

Fakultas Hukum Univ. Indonesia (UI), 1991 Karier - Direktur Utama PT Duta Perintis Utama,

1982 - Pengacara / Advokat di Law Office Harjono

Tjitrosoebono, S.H. and Ass. (1982-1985) - Founder/Owner, Law Firm Sibarani & Nazar

1986-1988 - Pimpinan Law Office John Pieter Nazar

& Asscociates, 1988-sekarang - Direktur PT Moratama Tharada,

1994- sekarang - Pendiri/Komisaris PT Repindo Raya - Pendiri/Komisaris PT Gapura Putra

Nugra (PT Gapin) - Pendiri/Komisaris PT Repindo Daya Nusa - Pendiri/Komisaris PT Repindo Nusa Jaya - Pendiri/Komisaris PT Gapura Trida Mukti Komisaris PT Repindo Gaung Perkasa Organisasi - Pimpinan Redaksi Majalah Keadilan

Fak. Hukum Ull tahun 1978 - Pimpinan Redaksi Pers Kampus, Majalah

Muhibah, 1979-1981 - Pengurus Hima Pahami (Himpunan Mahasiswa Pengemban Hak Asasi Manusia) Cabang Yogyakarta, 1979 - Sekretaris DPC Peradin (Persatuan

Advokat Indonesia) DKI Jakarta - Ketua Ikadin (Ikatan Advokat Indonesia)

Jakarta Pusat, 1991-sekarang - Ketua Yayasan Lembaga Karya Cipta

Indonesia Ketua Kompartemen Bantuan Hukum & Hubungan Kemasyarakat DPP. Hipmi (1989-1992) - Anggota Dewan Penasihat Kadin Jaya - Anggota APLA (Asia Pacific Lawyer

Association) - Anggota IBA (International Bar Association)

ahir di Padang,sempat merantau ada yang mengantar, sedih karena

ke Medan bersama orang-tua. berpisah dengan keluarga dan kota Kemudian pindah lagi ke Pekanbaru tempat dia dilahirkan. Kesedihan John (Riau). Masa kecil dari TK, SD, SMP remaja yang sentimentil itu semakin dijalaninya di Kota Pekanbaru, Riau.. lengkap, karena ketika di kapal, dia

"Pada waktu saya SD usaha da- mendapat tempat di dek di bawah gang orang-tua saya sukses. Namato- dekat WC, dan tidur di lantai dengan konya pada waktu itu Budi Agung,"ia beralasan kertas atau kain sarung. berkisah, "cukup terkenal di Pekan- Di "kota gudeg" ini, John langsung. baru saat itu."

mendaftar di salah satu SMA negeri. Kehidupan sulit dialami John se- Karena biayanya mahal, dia akhirnya masa SMP. Usaha orang-tuanya mero

bersekolah di salah satu SMA swasta sot tajam dan akhirnya gulung tikar. yang tidak memungut biaya masuk. Ibu dan anak-anaknya semua berusa- Setamat SMA ia mendaftar di ha ikut membantu membangun usaha UGM dan UI, ternyata tidak lulus tes. itu kembali.

Akan tetapi, di Fakultas Hukum Uni"Saya sekolah pada pagi hari. Se- versitas Islam Indonesia ia diterima. telah pulang sekolah, pada siang hari Ull banyak menempa dirinya dalam langsung ke toko membantu sampai berbagai aktivitas masyarakat. Semalam hari. Setiap hari waktu saya dangkan untuk menambah biaya dihabiskan di toko, hingga tidak ada kuliah ia aktif sebagai wartawan kamwaktu bermain, seperti halnya anak- pus. Ia memimpin majalah Keadilan anak yang sebaya saya," katanya.

terbitan Fakultas Hukum, selain itu Sambil menjaga toko, John me- majalah kampus lainnya bernama ngisi waktu luangnya dengan mem- Muhibah. baca. Hobinya ini, membuat John

Dari rumah ke kampus yang jasadar, bahwa kalau terus menerus di raknya kira-kira enam kilo meter, ia Pekanbaru, bisa-bisa ia hanya menjadi jalan kaki pulang pergi. Selama menpedagang. Padahal suatu saat nanti jadi mahasiswa di UII, John merasakan John berkeinginan untuk melanjutkan sekali perubahan pada pola pikirnya. sekolah ke Yogya. Ia ingin menjadi Lingkungan pergaulan, pola berpikir orang yang kaya dengan ilmu. orang-orang di sekitarnya membawa Kemudian dia berusaha mencari les inspirasi yang serba baru baginya. tambahan. Ketika hal itu ia sampaikan Menghadapi banyak cobaan dan kepada orang-tuanya, "ibu setuju, te- tanggungan tidaklah membuatnya tapi ayah saya tidak ada perhatian ter- patah semangat atau putus asa. Setelah hadap sekolah anak-anaknya. Perha- bergulat selama 5,5 tahun ia pun ditiannya hanya tertuju pada usaha da- wisuda sebagai sarjana hukum. gangnya," katanya. "Karena kalau saya "Yang membuat saya berhasil pergi, siapa yang akan menggantikan adalah berkat pertolongan Allah," kabeliau berdagang di toko," demikian tanya. Karena itu sampai sekarang ia mengenang alasan ayahnya waktu shalat lima waktu tidak pernah ketingitu.

galan, malahan sering ia shalat tahaTekad anak muda ini sudah bulat. jud dan puasa sunat dan umroh setiap Maka dia mengumpulkan modal tahun untuk mensyukuri nikmat dan dengan ikut arisan. Melihat kekerasan rahmat yang diberikan Allah. hati anaknya yang biasa penurut itu, Dalam praktik sebagai sarjana akhirnya dengan berat hati ayahnya hukum ia tidak canggung dan takut merelakannya pergi merantau. sehingga bisa ngomong di depan si

Begitu ia naik kelas dua SMA ta- dang memperjuangkan keadilan bagi hun 1973, ia naik kapal menuju Jakar- kliennya dan menghadapi pengacara ta terus ke Yogya. Banyak kesedihan lawannya di sidang pengadilan. yang dirasakan John ketika akan ber- "Pengalaman berorganisasi dan angkat ke Jakarta. Sedih karena tidak bermasyarakat rupanya amat mem


Page 4

Nama

: H. Julius Sjukur Tempat/tgl.lahir : Padang, 4 Juli 1939 Pekerjaan : Ketua Yayasan Administrasi

Indonesia (YAI), Jakarta Pendidikan

- SR, di Jakarta, 1952
- SMP, di Jakarta, 1955
- SMA, di Jakarta, 1958
- Kursus Bond A dan Bond B, di Jakarta
- Pendidikan sejenis Diploma Bidang
Administrasi, Modern Bedrijf Administrasi

(MBA), 1970 Karier

- Kepala Biro Verifikasi PT Arafat, 1972 - Mendirikan Lembaga Pendidikan

Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), 1972 - Mendirikan Konsulen Pajak, 1976 - Mendirikan Akademi Akuntasi YAI, 1977 - Mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAI, dan Universitas Persada Indonesia (UPI-YAI), 1985 - Mendirikan Lembaga Manajemen YAI, dan Lembaga Bahasa Inggris yang ditunjang

dengan Pendidikan Komputer, 1992 Keluarga Ayah

: Sjoekoer Ibu

: Nuria Istri

: Darlina Julius Menikah

: 1964 Anak-anak

- Ir. Yudi M.B.A.
- Drs. Yopi Julius, M.M.
- Drs. Yosandi Julius
- Ir. Yunirsan Julius
- Yosalinda Julius (kuliah di Amerika Serikat)

- Yunalfian Julius (SMA) Tanda Penghargaan :

Best Executive of The Year 1992 Alamat

Rumah : Jl. Gedung Hijau No.20


Pondok Indah,

Jakarta Selatan
- Kantor : Jl. Biru Laut Timur 2,

Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp. 453 2958

ejalan dengan era globalisasi lulusan yang bermutu, awalnya ha

yang telah menggelinding dan nyalah sebuah kursus Tata Buku YAI akan semakin intens, setiap bangsa yang didirikan pada tahun 1972 dan akan berlomba menguasai dan mene- kemudian berkembang pesat. Perkemrapkan Ilmu Pengetahuan dan Tek

bangan ini mendorong Julius melakunologi (Iptek). Sudah terbukti bahwa

kan ekspansi. Tahun 1976 dia mendirikekayaan Sumber Daya Alam tidak

kan konsulen pajak, dan tahun 1977. boleh tidak harus ditopang oleh pe- mulai menapaki bidang pendidikan nguasaan dan penerapan Iptek.

tinggi dengan mendirikan Akademi Kenyataan telah menunjukkan, de- Akuntansi YAI. ngan mengandalkan sumber daya

Setelah itu, keberhasilan demi kealam saja, tanpa didukung oleh pe- berhasilan dicapai pria berperawakan nguasaan Iptek, maka akan membawa

tegap ini. Tahun 1985, dengan tidak pemborosan terhadap kekayaan alam tanggung-tanggung Julius mempraitu dan kurang berdampak jangka karsai berdirinya dua buah Lembaga panjang bagi peningkatan kesejahte- pendidikan tinggi, yaitu Sekolah tinggi raan rakyat pemilik SDA tsb. Demikian Ilmu Ekonomi (STIE) YAI, dan Univerantara lain dikemukakan H. Julius sitas Persada Indonesia (UPI) YAI. Sjukur di dalam buku "Pendidikan

Demikianlah hingga sekarang, YAI Indonesia, Dalam Pandangan Lima menjadi salah satu lembaga pendidikBelas Tokoh Pendidikan Swasta". an besar. Dibuktikan dengan jumlah Tampaknya, Julius lebih memfokus

mahasiswa yang terus melonjak setiap kan kepada peningkatan profesio- tahunnya, di mana jumlah mahasiswa nalisme sumber daya insaninya. YAI sekarang sudah mencapai 10.000 Tiada lain maksud tokoh pendidi

orang lebih. Sedangkan peserta didik kan Indonesia ini bahwa kita harus

pada kursus akutansi (yang semula menciptakan sumber daya manusia

bernama Kursus Tata Buku), konsulen yang berkualitas dalam semua dimensi

pajak, dan kursus komputer tidak kupembangunan. "Tetapi dengan mem

rang dari 2000 orang setiap tahunnya. beri bobot yang istimewa dalam bi

Siapa sebenarnya Julius Sjukur? dang teknologi," katanya menegaskan. Bagaimana dia meraih sukses demi Sebab menurutnya jika kita sudah sukses ? Mungkin banyak lagi persampai pada tahap 'masyarakat indus

tanyaan yang muncul di seputar diritri' yang akan kita tuju, maka hampir nya. "Saya lahir di Padang tanggal 4 tidak ada lapangan pekerjaan yang Juli 1939, anak bungsu dari enam tidak terkait dengan teknologi. bersaudara dari pasangan Sjoekoer

Ditegaskan lagi oleh H. Julius dan Nuria," cerita Julius yang berasal Sjukur, Ketua Yayasan Administrasi

dari keluarga pedagang. Indonesia (YAI), bahwa untuk mencip

Dilanjutkannya: "Umur tujuh tatakan Sumber Daya Manusia (SDM) hun saya sudah ditinggal.Bapak, tepatyang berkualitas, SDM sebagai ang- nya pada masa perang fisik pada awal gota masyarakat industri, dan SDM

kemerdekaan Negara RI. Sayang seyang sadar Iptek, adalah melalui pen

kali hanya ibu yang sempat melihat didikan. "Pendidikan adalah kunci

keberhasilan anak-anaknya. Satu hal utama untuk menciptakan SDM yang yang masih membuat saya dan juga berkualitas," tuturnya mantap. saudara-saudara saya yang lain sedih Yayasan Administrasi Indonesia,

adalah, sampai sekarang kami tidak sebuah yayasan pendidikan yang tahu di mana jasad ayah berada," cukup ternama dalam menghasilkan katanya seperti menahan duka.


Page 5

Karena ia lahir dan besar di peran- Kurang memungkinkan melanjut- Kamardy yang berotak cemerlang tauan, meskipun perantauan dekat. kan hidup di Muara Labuh, apalagi itu berhasil menamatkan SMA-nya Sebagaimana lazimnya orang Minang, setelah ayah tak ada, lalu keluarga ini tepat waktu, tiga tahun (1953). Tiada dan lebih lagi orang Sulit Air yang le- pindah merantau ke Bukittinggi. Di lain sekarang melanjutkan pendibih suka merantau ketimbang hidup kota "jam gadang" inilah Kamardy dikannya ke Fakultas Ekonomi, Unidi nagari yang gersang itu (tapi kini meneruskan SMP-nya. Di sini ia ting- versitas Gajah Mada. sudah subur), begitu pulalah orang- gal bersama kakak perempuan dan Tapi persoalan ekonomi yang sulit tua Kamardy. kakak laki-lakinya.

menghadangnya di depan. Bagaimana Ayahnya Arief dan ibunya Rabiah Pergulatan perjuangan hidup ber- membiayai kuliah yang membutuhjuga merantau, walau hanya ke Muara tambah keras juga. Tiada lain jalan kan uang tidak sedikit itu ? la putar Labuh di Kabupaten yang sama de- untuk mensukseskan pendidikannya,

otak, latar belakang jiwa dagangnya ngan Sulit Air, yaitu Kabupaten Solok. Kamardy berinisiatif sekolah sambil yang telah tersemai sejak di Muara

Di Muara Labuh itu orang-tuanya berdagang. Maka babelok lah ia se- Labuh menolong sekali mencarikan berdagang kecil-kecilan di lapau. Ko- cara rutin Bụkittinggi-IV Angkek ber- jalan keluarnya dari kesulitan itu. lak, pinukuik, serabi, dan kue-kue la- dagang garam dan beras. Dua bulan

Kamardy lalu mengetik serapiinnya itulah yang dijual di warung

lebih ia menerapkan cara ini, yang rapinya catatan kuliahnya, sehingga orang-tuanya. Di situlah Kamardy ikut maksudnya tak lain penambah biaya akhirnya menjadi sebuah diktat. Dan membantu, apalagi kalau pada hari sekolah.

inilah yang dijualnya, "Waktu itu pasar yang jatuh dua kali dalam se- Semasa hidup di Muara Labuh, mesin foto copy belum ada. Ketikan minggu, yaitu Senin dan Kamis. waktu Sekolah Rakyat dan pada Clash tadi lalu saya stensil, dijilid, siap dijual

"Wah dagangannya laris sekali kedua, Kamardy pernah diminta ayah- pada teman-teman," kenangnya mepada hari pasar ini sehingga kotak nya menurunkan anggaran belanja ngungkapkan kisah pahitnya di Yogya. kecil tempat uang menjadi penuh. sekolah, yang sebulan waktu itu 17,5 Pada tahun-tahun terakhir penyeSore harinya saya menghitung hasil sen menjadi 15 sen. 2,5 sen terpaksa lesaian kuliahnya, Kamardy sempat penjualan dengan menggelar tikar di- ditomboknya dengan uang jajan. menjadi asisten dosen di almamaterkamar. Ada rasa bahagia yang men

Tamat SMP tahun 1950 seterusnya nya. Ia diberi honor Rp. 570,-/bulan. dalam tatkala menghitung hasil jerih Kamardy menyeberang ke Pulau Jawa. Apa peristiwa paling pahit dalam payah," kata pria yang telah mem- Tanah Minang ia tinggalkan dengan hidupnya..? "Saat tidak mempunyai besarkan BRI itu

satu tekad. Berhasil di rantau...! uang waktu membayar uang sekolah," Dalam usia remaja, Arief ayah la terus ke Yogyakarta dan melan- katanya lirih. yang sangat dicintainya berpulang jutkan SMA di Kota Gudeg ini.

Maka sekarang disaat Kamardy temenghadap Nya, di tahun 1945. Waktu itulah ia pernah menjadi ketua lah menjadi orang, ia bersama temanPraktis anak yatim ini sejak itu dibesar- IPPSA (Ikatan Pemuda Pelajar Ma- temannya yang lain berupaya menjadi kan ibunya. hasiswa Sulit Air) Yogyakarta. bapak asuh dari sejumlah pelajar SMP

dan SMA, malah sampai ke tingkat mahasiswa.

Waktu berkunjung ke Padang tahun 1993 yang lalu, ia sempat memberikan ceramah di rumah yatim piatu di Mentawai. Ia berkata dihadapan lebih kurang 102 orang penghuni rumah yatim piatu itu: "Kamu jangan mengira kehidupan ini dapat dicapai dalam waktu yang pendek. Pengalaman hidup yang agak enak baru terwujud pada usia 30 tahun. Dan kita harus selalu ingat kepada Tuhan, jangan suka takabur."

Membantu orang kecil, merupakan obsesi Kamardy semenjak ia lepas perguruan tinggi. "Ini dilakukan dengan dua cara," katanya.

"Pertama dengan kemampuan materi yang kita punyai, dan yang kedua dengan pengaruh jabatan di tempat kita bekerja. Obsesi ini saya buktikan mulai saat bekerja di Bank Indonesia sampai terakhir sebagai Dirut BRI.


Page 6

ada masa perang kemerdekaan, sama-sama menuntut rasa kebangsaan

dan pengabdian yang tinggi kepada memiliki dan mencintai negeri ini negara dan bangsa ," ujarnya. akan berjuang tanpa pamrih untuk Dia lahir di Bengkalis tanggal 3 merebut kemerdekaan. Tidak terke

Juli 1938. Merupakan anak kedua dacuali, apakah dia itu seorang bocah. ri pasangan Dr. Moh. Djamil, D.P.H., Biasanya mereka ditugasi untuk dan Siti Aksar. Sebagian masa kanakmengantar surat rahasia di antara se- kanaknya dihabiskan di Bengkalis me

sama tentara pejuang dan berjaga di ngikuti ayahnya yang waktu itu berBODATA

jalan-jalan setapak yang pada malam tugas di sana sebelum pindah ke

hari sering digunakan untuk menye- Bengkulu sebagai Residental Arts. Nana : Ir. Kumhal Djamil, S.E.

lundupkan beras dari daerah peda: Sutan Mangkuto

Pada awal pendudukan Jepang Gelar

laman ke kota. Seperti para pejuang Tempattgl.lahir : Bengkalis, 3 Juli 1938

tahun 1942, ayahnya membawa mePekerjaan

yang lain, mereka juga mengalami reka sekeluarga ke kampungnya di Asisten II Menko Indag, bidang

saat-saat mendebarkan, saat-saat Pakandangan. Pada masa itu sudah pengembangan produksi, pemasaran dan

nyawa "seperti telur di ujung tanduk." menjadi kebiasaan orang Minang, sistem distribusi nasional Pendidikan

Ada seorang tentara cilik" yang apabila di rantau dirasakan keadaan - SR, Bukittinggi, Padang, Jakarta, Sengkang, pernah mempunyai pengalaman men- tidak aman, anak dan istri diantar 1950

debarkan tatkala menjalani tugasnya pulang ke kampung halaman. - SMP, Bandung dan Jakarta, Kolese Kanisius,

sebagai pengantar surat rahasia. Di Setelah Proklamasi Kemerdeka1954 - SMA (B), Kolesc Kanisius, Jakarta, tengah jalan yang sudah sepi menje- an, ayahnya diangkat menjadi Ketua 1957

lang mulai berlakunya jam malam, Komite Nasional dan kemudian ter- Diploma Ingenieur - Verfahrenstechnik,

sang bocah yang kala itu masih berusia pilih menjadi residen. Selanjutnya diRheiniche Westta'lische Tecnische Hochschule, Aachen, Jerman, 1965

sepuluh tahun, mendekati alamat yang angkat menjadi Gubernur Muda Su- Sarjana Ekonomi ( perusahaan ),

dituju dikejutkan oleh berdatangan- matra Tengah pada masa aksi militer Universitas Indonesia, 1984

nya kendaraan-kendaraan patroli Belanda I dan II. Pengalaman Pekerjaan di Pemerintahan : Belanda ke daerah tersebut. Pasukan Akhir tahun 1949, ibunya memBPP Teknologi, 1979-sekarang

Belanda memasuki rumah-rumah dan - Pembantu Asisten bidang pengamatan

bawa semua anak-anaknya ke Jakarta. program Litbang Departemen, LPND,

menangkap orang-orang yang dicuri- Menurut ibunya sekolah di daerah Perguruan Tinggi dan Perusahaan, Menteri gai. Sementara itu, jam malam sudah belum teratur. Untuk menghindarkan Negara Riset dan Teknologi, Eselon II B berlaku. Sedemikian dekatnya tempat harus turun satu kelas saat memasuki dengan pangkat/golongan: Penata tingkatl/ sembunyi sang bocah yang dengan sekolah di Jakarta, Kumhal Djamil III d, 1980-1981 · Pj. Kepala Biro Kerja sama Teknik Luar

menekan rasa takut masih dapat me- mengikuti pamannya yang bertugas Negeri, Sekretariat Kabinet-Sekretariat lihat bagaimana salah seorang Repu- sebagai guru di Sengkang. Akhirnya Negara RI, Esclon lla dengan pangkat / blik dengan leher terikat diseret-seret menamatkan SR-nya di sini. golongan Penata tingkat l (illd), 1981-1982 seperti layaknya seekor anjing.

Pendidikan SMP di awalinya di - Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Sekretariat Kabinci - Sekretariat Negara RI,

Siapa tentara cilik itu? Dia adalah SMP Kristen Bandung. Akhir penEsclon lla dengan pangkat/golongan

Ir. Kumhal Djamil, S.E., yang sekarang didikan SMP dan SMA dihabiskan di Pembina ( IV 2), 1982-1985

menjabat sebagai Asisten II, Bidang Kanisius Kolese Jakarta. Baik di Ban- Staf Ahli, Menteri Muda Urusan Peningkatan

Pengembangan Produksi, Pemasaran Penggunaan Produksi dalam Negeri, 1985

dung maupun di Jakarta Kumhal Dja- Sekretaris Menteri Muda Urusan dan Sistem Distribusi Nasional, di

mil tinggal di asrama. Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Kantor Menteri Koordinator Bidang Waktu tinggal di asrama Kanisius Negeri, 1985-1987

Industri dan Perdagangan. Kalau dulu Jakarta, tempat tidur Kumhal Djamil - Dirjen Perdagangan Luar Negeri,

mengabdi kepada negara dengan me- bersebelahan dengan Ginanjar KartaDepartemen Perdagangan, 1987-1988 - Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, ngorbankan fisik, sekarang dia masih sasmita. Di kemudian hari Ginanjar

Departemen Perdagangan, 1988-1993 tetap sebagai abdi negara dengan me- memangku jabatan Menteri Muda - Asisten II, Bidang Pengembangan Produksi, ngorbankan waktu dan fikiran tentang UPDN dan Kumhal Djamil mendapat Pemasaran dan Sistem Distribusi

bagaimana mengisi kemerdekaan kesempatan menjadi staf ahli dan keNasional, Menko Bidang Industri dan Perdagangan, 1993-sekarang

yang telah dicapai. "Kedua-duanya mudian sebagai Sekretaris Menteri sangat mempengaruhi jiwanya. Di masa itu, sekolah saya terputus-putus diselingi masa-masa pengungsian, sebagai "tentara cilik" dan sempat pula berjualan rokok, dan sebagainya. Keadaan ini, menurut ayah perlu di dril"


Page 7

Nama lengkap : H. Awaluddin Latief
Tempatigl. lahir : Sungai Tarok, Batusangkar

14 September 1924
Pendidikan
- HIS di Payakumbuh, tamat pada masa

kolonial Belanda · Kursus Perawat, pada masa pendudukan

Jepang - Akademi Jurnalistik Jakarta

(Pimpinan Parada Harahap) Penghargaan - Surat Penghargaan dan Penghormatan dari

Gubernur Militer Sumatra Tengah Mr. St. Mohammad Rasjid, 10 Agustus 1949 - Bintang Gerilya · Satyalencana Peristiwa Perang

Kemerdekaan I dan II, Menteri Pertahanan

Ir. H. Djoeanda, 1958
Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden RI
Soekarno, 1958 (Pangkat Letnan Dua
TNI/

Wakil Komandan Batalion,
Brigade EE Banteng)
- Satyalencana Penegak, dari Menteri

Pertahanan Jenderal Soeharto,

6 Januari 1968.
- Piagam Penghargaan dari Panglima ABRI

Jenderal Try Soetrisno, 1990. Keluarga

Istri


: Ny. Adriani Awal Alamat

- Rumah : Jl. Tanah Abang 1/27, Jakarta Pusat


Telepon : 3802536 - 3657865

umah di Jalan Mandiangin 57, yang di punggung dan kepalanya sam

Bukittinggi, adalah milik Adam pai ia jatuh pingsan. Kemudian BelanDt. Bagindo yang sedang mengungsi da menyiramnya dengan air. Setelah di kampungnya, Maninjau. Di rumah sadar, siksaan berjalan lagi. Kali ini itu hanya tinggal seorang pembantu dengan mengalirkan arus listrik ketuyang menjaga kebersihan rumah. Atas buhnya sehingga ia teronta-ronta seijin yang empunya rumah, Awaluddin

perti ayam disembelih. Karena tidak Latief menggunakannya sebagai tem- berhasil apa-apa, siksaan dihentikan pat transit, manakala ia datang dan untuk diulangi lagi esok harinya. pergi ke daerah gerilya. Dirumah ini Siksaan berikutnya hampir tidak pulalah pada suatu pagi ia menunggu tertahankan. Hanya keimanan jualah kedatangan seseorang yang akan me- yang menyebabkan Awal tutup mulut. nyerahkan senjata untuk diteruskan la dituduh sebagai perwira TNI yang kepada pejuang di pedalaman. melakukan gerakan di bawah tanah.

Pukul 06.00 pagi, Awaluddin Latief Tuduhan ini tetap ditolaknya, akhirsudah siap menyambut kedatangan nya Belanda kehilangan kesabaran. seseorang itu. Ia pun sudah menyiap- Alat vital Awaluddin diikat dengan kan tempat menyembunyikan senjata

kabel dan dililitkan ke pinggangnya. itu sebelum dibawa ke luar kota. Pukul Kemudian arus listrik menjalar dengan 06.30 seseorang yang ditunggu-tung- derasnya membuat Awal tidak sadargu itu memang datang, tetapi dalam kan diri. Pada waktu itu, tanpa disabentuk lain, yaitu berupa truk penuh darinya, sebagai seorang laki-laki ia serdadu Belanda, tank dengan persen- sudah kehilangan miliknya yang pajataan lengkap, dan sebuah jip dengan ling berharga. Kini tinggallah fisik

. bren di atasnya. Rumah jalan Mandi- yang sudah luluh karena siksaan dan angin No. 57 itu berada dalam kepu- semangat cinta tanah air yang tidak ngan ketat. Agaknya, semut yang pa- pernah padam. ling kurus sekalipun tidak akan mam- Dalam tahanan Nefis tersebut, kaki pu meloloskan diri.

dan tangan Awaluddin dirantai, hingAwaluddin dinaikkan ke atas jip ga tidak mungkin baginya melarikan dikawal oleh dua serdadu. Tetangga diri. Bersamanya terdapat lima tahansekitarnya berlarian ke luar rumah an lainnya yang termasuk tahanan untuk menyaksikan peristiwa yang berat. Salah seorang di antaranya bahsangat tiba-tiba itu.

kan dituduh telah telah membunuh "Pada waktu itu," kata Awaluddin kapten Belanda dalam suatu pertemLatief mengenang, "ada rasa bangga puran di dekat Nagari Balingka. dalam hati saya. Belanda menganggap Pada suatu malam, ada percakapsaya sebagai perwira dan didudukkan an berbisik-bisik di luar ruang tahanan sendirian di atas jip dengan penga- itu. Dua orang anggota Nefis memperwalan ketat. Padahal, saya tidaklah cakapkan bahwa orang-orang yang lebih dari seorang sipil yang ditugas- ada dalam tahanan ini akan ditembak kan masuk kota."

mati di Palupuah keesokan harinya. Selanjutnya adalah saat-saat yang Percakapan itu didengar sayup-sayup mengerikan!

oleh Awaluddin yang mengerti bahaAwaluddin Latief dibawa ke mar- sa Belanda karena pernah sekolah di kas Nefis yang terletak tidak jauh dari HIS dahulunya. Jam Gadang. Di sana ia disiksa habis- Pada mulanya, Awaluddin tidak habisan. Akan tetapi, sesuai dengan mau menyampaikan isi percakapan tekadnya, dia tidak mau mengakui a- itu kepada kawan-kawan, khawatir pa yang dilakukannya di dalam kota. kalau-kalau mereka menjadi "gila". Gagang karaben beberapa kali mela- Akan tetapi, dekat tengah malam, Awal mengambil keputusan untuk menceritakan kepada kawan-kawannya bahwa mereka semua akan ditembak mati di Palupuah, di batas kota. Kawan-kawannya segera meraung-raung. Awaluddin mengambil sikap lain. Ia sembahyang sunat dan sembahyang tahajud. Sampai subuh ia berdoa kepada Tuhan agar ditunjukkan jalan keluar dari kematian yang dipaksakan itu.


Page 8

eninggalkan Ranah Minang "Pengalaman lainnya yang mem

menuju perantauan masih da- buat saya taparangah juga adalah, lam usia muda, 19 tahun, sehingga ia saya dituduh memiliki tanah di Lubuk tidak sempat mengetahui seluk beluk Minturun. Isu itu sampai pula ke telikehidupan sosial budaya kemasyara- nga Bapak Gubernur, waktu itu masih katan orang Minang itu sendiri di Su- Bapak Ir. Azwar Anas. Di rumah, istri matra Barat.

memojokkan saya karena ia juga menDan tatkala ia ditugaskan ke Su- dengar berita itu. Saya hanya berkata:

matra Barat sebagai Kakanwil P dan K "Astaghfirullah!" BIODATA

pada tahun 1980, barulah di situ Drs. "Tahu bagaimana kelanjutannya.

H. Lukman Ali tahu, bagaimana sebe- Saya hanya terseyum sengeng saja Nama

: Drs. H. Lukman Ali Tempatigl. lahir : Mungka, Payakumbuh,

narnya kakobeh, perangai dan kulisik mendengar ulah ini, kiranya siempu25 Desember 1931

dari orang Minang itu sendiri. "Di se- nya tanah yang menjadi bala bagi saNegeri asal : Mungka, Payakumbuh kolah ambobaru tahu baa bona urang ya ini tak lain seorang karyawan DisPendidikan

awak itu," ujar Lukman Ali dengan lo- penda Sumatra Barat yang kebetulan - SR, Payakumbuh - SMP, Jakarta

gat Payakumbuhnya yang kental. "Ber- senama dengan saya," ujar Lukman - SGA & SMA, Jakarta tugas di kampung halaman, kita benar

seraya tertawa renyah. - Fakultas Sastra UI, Jurusan Sastra,

benar diuji. Siap mental dan siap pula Lalu dua kejadian lagi yang memtahun 1964

hati, dan semua pengalaman itu saya buatnya uruik dado, menurut Lukman. - Universitas Leiden, Belanda, Teori Sastra, tahun 1977-1978 dapatkan di sana," katanya.

Pertama lokasinya di Air Tawar dan Pekerjaan

"Belum tentu, baik kata kita baik kedua di Padangpanjang. "Waktu itu - Guru SD, SMP, SMA, SGA dan Dosen mata pula diterima orang. Ada beberapa saya masih belum dilantik sebagai kuliah Kesusastraan dan Bahasa Indonesia

kesan yang takkan pernah saya lupa- Kakanwil tapi sudah berada di Padang. serta Sejarah Pergerakan Nasional pada beberapa Akademi dan Fakultas seperti kan selama bertugas di Sumatra Barat,"

Suatu sore di Air Tawar saya menungFakultas Sastra UI, Unas, Akademi Invigrasi ayah dari lima orang anak ini mema- gu angkutan kota yang bernama City dan Lembaga Kesenian Jakarta parkan.

Express. Jurusan yang hendak dituju - Kepala Bidang Sastra Lembaga Bahasa dan

"Pertama pada awal bekerja se- adalah Tabing. Karena masih belum Kesusastraan, 1964-1980 - Pj. Kepala Lembaga Bahasa Nasional

bagai Kakanwil P dan Kitu. Suatu hari hapal, bertanyalah saya kepada se(sekarang Pusat Pembinaan dan

saya bertamu ke rumah pejabat yang orang lelaki yang berdiri dekat saya. Pengembangan Bahasa), 1970-1971

digantikan. Silaturahmi ini bukan Kelihatannya ia juga sedang menung- Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kuala

hanya sekedar bertemu muka, namun gu angkutan kota. Lumpur, 1980-1984 - Kakanwil Dep. P dan K, 1985-1987

sekaligus bertakziah,karena pejabat "Pak, oto nan jurusan Tabing nan - Staf Ahli Menteri P dan K, 1987-1989 yang digantikan itu sebelumnya me- ma...?, tanya saya. Apa jawaban yang - Kepala Pusat Pembinaan dan ninggal.

saya terima ? Ondeh mak... tidak sePengembangan Bahasa,

"Tentu hanya nyonyanya yang dikitpun saya sangka yang keluar dari Departemen P dan K, 1989-1992 Dosen pada Fak. Sastra UI, 1992-sekarang

tinggal di rumah. Nah, di sinilah apa mulutnya kata-kata kasar yang melunKeluarga

yang saya maksudkan tadi berawal. cur deras. "indak tau den doh...," jaIstri : Nurmi

Waktu itu saya melihat kursinya yang wabnya dengan nada tidak berAsal Bukit Surungan/Padangpanjang

bagus, lalu saya puji sekaligus ber- sahabat. Menikah : Jakarta, tahun 1958 Anak-anak : tanya, kursinya produk mana.

"Tak lama berselang datanglah 1. Dini Lenggogeni (IKIP tidak selesai)

"Tahu tidak yang terjadi setelah bis jurusan Tabing itu. Eee.... si lelaki 2. Drs. Fanar Fuadi

itu. Esok harinya dikantor beredar isu tadi juga ikut naik. Saya heran, kok 3. Ir. Hikmal

yang menjelekkan nama saya. Pak begini urang awak ya? Ongeh!" tutur 4. Ir. Ifdal 5. Fachrini Nilam Sari (Fak. Hukum UI) Kakanwil yang baru itu belum lagi

Lukman.
Alamat rumah :Jl. Bumi Putra No. 12 bekerja sudah macam-macam, bunyi "Lalu saat di Padangpanjang. Ke-

Rawamangun, Jakarta Timur isu itu. Selidik punya selidik, si pence- jadian ini sebenarnya di samping pe-
Telp. 4895622.

tus itu tak lain ibu si empunya rumah lajaran bagi saya, di sisi lain membuat tempat saya bertamu," ujar Lukman saya salut. Ceritanya begini, suatu si- Ali.

ang saat itu saya mau ke Payakumbuh


Page 9

kian?" tanya Lukman, yang kemudi- sebagai anggota Panitia Nasional Nur Missuari, Ketua MNLF (Moro an dijawabnya sendiri, "kebiasaan Solidaritas Muslim Bosnia, Ketua National Liberation Front). lama kita sudah hilang, umpamanya Komite Setia Kawan Rakyat Indone- Lukman Harun merupakan anak kehidupan surau, ketaatan beragama sia-Afghanistan. Anggota World Con- keempat dari pasangan Haji Harun dan lain-lain. Kalau kita lihat di kam- ference on Religion and Peace dan Hajjah Kamsiah. Kedua orangpung, orang lebih banyak duduk di

(organisaasi ini berpusat di New York, tuanya adalah petani. Dalam hidup warung, menonton TV dan film Amerika Serikat), Ketua Yayasan Ka- bermasyarakat, Lukman memilih semdibandingkan dengan yang datang ke rim Oei yang kegiatan utamanya boyan : "Tolonglah orang lain pada surau ataupun ke mesjid. Di samping dakwah di kalangan WNI keturunan mereka yang membutuhkan tanpa itu, peranan orang-tua tidak seketat Cina. Akan diperlukan beberapa ha- mengharapkan balasan". Jika ada dahulu lagi. Ninik mamak juga kurang laman buku untuk mencatat kegiatan imbalan atau balasan, itu hendaknya berfungsi, ditambah pula dengan arus

Lukman Harun ke berbagai negara datang dari Allah. Sikap ini adalah siglobalisasi dan informasi. Orang-tua baik dalam rangka konperensi, meme- kap tanpa pamrih yang harus dikemlebih cenderung menyekolahkan nuhi berbagai undangan, maupun ke- bangkan dalam hidup bermasyarakat. anaknya ke sekolah umum, sementara giatan yang berkaitan dengan Islam Menyinggung pemuda Minang, sekolah agama kurang mendapat dan solidaritas Islam. Lukman Harun Lukman menghimbau agar jangan boperhatian."

adalah orang Indonesia pertama yang san belajar dan menambah pengeta"Dahulu," kata Lukman Harun bertemu dengan pemimpin dan huan termasuk juga kegiatan di bidang mengenang masa lalu

ekonomi. Para pemunya di Sumatra Barat,

da harus menimba il"kita 'mengekspor'

mu melalui pendidikulama ke daerah lain.

an, membangun semaSekarang untuk belajar

ngat kesetiakawanan. agama saja kita harus

"Jangan seperti orang pergi ke daerah lain,

memanjat batang pibahkan mulai menda

nang," katanya memtangkan guru untuk

beri contoh. "Orang sekolah agama dari lu

memanjat batang piar Sumatra Barat. Apa

nang itu saling mengkah ini tidak terbalik?

gagalkan. Siapa yang Untuk mengatasi hal

sudah mendekati haseperti itu, saya ikut

diah

yang di gantung mendirikan pesantren

kan di atas ditarik ke di Payakumbuh.

bawah oleh mereka Jangan lupa, orang

yang berada di bawah. Minang itu tidak dapat

Saling tarik-menarik dipisahkan dari Islam." pejuang Palestina Yasser Arafat, di

atau saling menggagalkan, akhirnya Lukman Harun menikah dengan markasnya di Amman, Yordania tahun sama-sama tidak dapat. Sifat ini harus gadis Maimunah pada 9 Juni 1962. 1969, dan sejak itu aktif membantu dijauhi agar didapat solidaritas yang Kini di tengah mereka sudah ada perjuangan pembebasan Palestina

tinggi. empat orang anak. Yang paling tua dan Mesjid Al-Aqsha. Lukman Harun "Jika kesetiakawanan itu dapat lahir di bulan April 1963, sedangkan pulalah yang pertama pergi menyerah- dibangun sebaik-baiknya, pastilah hayang bungsu lahir Juni 1968.

kan bantuan untuk pengungsi dan silnya akan positif dan bermanfaat. Dewasa ini Lukman masih tetap pejuang Bosnia tahun 1992. Lukman Perkumpulan orang Minang di rantau berkiprah di bidang agama dan kema- Harun aktif pula membantu perju- pada pokoknya adalah untuk membisyarakatan. Ia menjadi Direktur Pusat angan Mujahiddin Afghanistan mela- na kesetiakawanan itu. Kita mengenal Pengkajian Islam di almamaternya, wan agresi Soviet Rusia (1980-1992), arisan, pengajian, dan kegiatan lainUniversitas Nasional. Lukman duduk sehingga banyak berkenalan dengan nya yang dilakukan oleh kelompoksebagai Sekretaris Jenderal Komite para pemimpin Mujahiddin Afghanis- kelompok perantau Minang. Arisan Solidaritas Islam, Ketua Panitia Pem- tan seperti Gulbuddin Hikmtyar dan itu pada hakikatnya ialah untuk bantu Pembebasan Palestina dan Prof. Burhanuddin Rabbani. Lukman memberi solidaritas, sedangkan Mesjid Al-Aqsha. Lukman duduk pula Harun juga berkenalan baik dengan pengajian adalah untuk menambah


Page 10

Ulama (H.Abdul Malik) dari Batu- bahwa syi'ar keagamaan yang sema- tuk mengisi waktu lowong ke arah hampar/Payakumbuh (50 Kota) itu, kin meningkat.

yang bermanfaat, sehingga teralihkan merasakan pengaruh ayahnya sangat Semangat keagamaan tumbuh perhatian mereka dari kemungkinan dominan atas dirinya."Arahan ayahlah subur. Buktinya masyarakat mem- berbuat iseng yang mungkin saja meyang membuat saya cenderung kepa- bangun mesjid tidak lagi menunggu nimbulkan akibat yang serius. da agama. Orang-tua saya guru aga- bantuan dari atas (pemerintah), tetapi Tentang kelangkaan ulama dewama, tentu jalur itulah yang menitis berswadaya. Masyarakat dengan tena- sa ini, di mana Sumbar tak lagi melapada diri saya," katanya.

ga sendiri mampu membangun rumah hirkan ulama-ulama besar sebagai Kalau ibundanya? Sudah wafat ibadat.

zaman lampau, suatu isu atau topik ketika ia masih sangat bocah, pada Cuma problem remaja yang perlu yang sering diangkat ke permukaan, usia sekitar tiga atau empat

tak sepenuhnya diterima tahun. Jadi tak ingat lagi wajah

Mansyur Malik. ibunya, sementara fotonya

"Mungkin definisi tentang pun sudah tidak ada. Situasi

ulama yang bergeser," kataitu pulalah yang menyebab

nya. Dulu, gambaran seorang kannya lebih dekat ayah, na

ulama itu, mahir mengaji kimun pada tahun 1956

tab, bisa membaca kitab Arab ayahandanya pun dipanggil

gundul, kharismanya besar, Tuhan.

mengasuh pondok pesantren Apa komentar Mansyur

(terutama di Jawa), memasyaMalik terhadap Sumatra Barat

rakat dan sebagainya. Karena sekarang? Walaupun bukan

mereka "lahir" pada zaman tergolong daerah kaya, na

perjuangan, kebesaran itu dimun pembangunan di Ranah

topang oleh situasi. Dan meMinang berjalan sangat

mang, pesantren maupun sumenggembirakan. Kuncinya,

rau pada masa lalu merupa"Tungku tigo sajarangan, Tali

kan tempat menggembleng tigo sapilin", yaitu, Ulama,

semangat umat dalam menNinik Mamak Pemangku Adat

1

capai dan mempertahankan dan Cerdik Pandai (cendiki

kemerdekaan. awan), benar-benar kompak

Kalau dari segi itu, memang mengajak partisipasi masya

ulama-ulama zaman dahulu rakat dalam membangun.

tak tertandingi. Akan tetapi Pemerintah Daerah ber

kebutuhanpun berkembang hasil merangsang partisipasi

sesuai dengan tuntutan zamelalui ketiga unsur tersebut.

man. Kini seorang ulama tak Terbukti, Parasamya dua kali

hanya harus ahli di bidang diraih Sumbar, di samping

agama tetapi dituntut berprestasi lainnya juga mem

pengetahuan luas, punya wabanggakan. Kita salut kepada

wasan jauh ke depan. pimpinan daerah, mulai dari

Sebagai juga di daerah lain, Pak Harun Zain, Pak Azwar Anas dan diatasi. Ini tantangan. "Inilah salah sa- kini ulama yang begitu yang lahir ul Pak Hasan sekarang.

tu pertimbangan, yang menyebabkan Ranah Minang. Di sini banyak ulama Bidang spiritualnyapun begitu. munculnya inisiatif buat mendirikan yang profesor, yang doktor, atau meLihat, kesemarakan syiar Islam akhir- Pondok Pesantren," ujar Mansyur Ma- miliki bidang keilmuan tertentu. akhir ini. Mesjid ramai, surau ramai. lik. Tetapi di samping memunculkan Terutama di perguruan tinggi sebenarKantor-kantor pun kini melengkapi wadah-wadah pendidikan, perlu me- nya banyak ulama. Cuma definisinya diri dengan sarana peribadatan. Ce- numbuhkan rangsangan dikalangan sudah berbeda dengan ulama-ulama ramah-ceramah keagamaan diadakan anak-anak muda, supaya tertarik ke- zaman lampau. secara teratur. Baziz (zakat) pun diga- pada ketrampilan.

Kebutuhan zaman terhadap lakkan. Jamaah Haji meningkat dari Bukan saja sebagai bekal hidup ulama pun sudah berubah. Sebab kini tahun ke tahun. Ini semua indikasi di tengah masyarakat, tetapi juga un- tantangan jauh lebih besar. Terutama


Page 11

arwan Paris memulai kariernya didikannya di Perguruan Tinggi Ilmu

Kepolisian (PTIK). Dalam waktu satu rendah yaitu sebagai agen Polisi dua setengah tahun ia berhasil menyeleatau Bhayangkara dua karena dia ha- saikan tingkat serjana muda. Selanjutnya memiliki ijazah SMP. Kini pang- nya ia ditempatkan di Manado sebagai katnya sudah brigadir jenderal dan Komandan Satuan Polantas kota tergelar sarjananya ada di depan dan di sebut. Setelah dua tahun praktik di labelakang namanya. Tentu saja ia ber

pangan, Marwan mengikuti tes untuk hak bangga karena prestasi semacam melanjutkan pendidikan tingkat dokini termasuk langka, tetapi hal itu toral. Ia diterima dan berhasil menyetidak membuatnya menyombongkan lesaikan kuliahnya tahun 1975. diri. Kepada siapa pun yang mau men- Dengan pangkat kapten, mantan dengarkannya, ia menganjurkan agar agen bhayangkara dua ini ditempatterus belajar menambah wawasan. kan di Serena Mabes Polri sampai taApa yang diajarkan oleh Islam agar hun 1979. Selanjutnya selama sebelas menuntut ilmu dari atas buaian sam- bulan ia mengikuti Sesko ABRI bagian pai ke liang kubur diamalkannya laut sebagai mahasiswa tamu. benar-benar.

Selesai Sesko ABRI ini, Marwan "Saya suka membaca riwayat hi- ditugaskan sebagai Danres Buton dup orang-orang besar," katanya me- (1981-1983), kemudian Dan Diklat ngenai kegemarannya membaca. di Batua, Ujungpandang, Sulawesi "Dari sepak terjang dan pengalaman Selatan. Setelah reorganisasi tahun tokoh-tokoh besar seperti itu kita bisa 1987, Marwan ditempatkan sebagai belajar lebih banyak mengenai hidup Sesdit Diklat Polda Sulawesi Selatan ini. Dan itu pulalah antara lain yang dan Tenggara. telah memacu semangat saya untuk Dari sini ia ditunjuk menjadi Kebelajar terus."

pala Sekolah Bintara Polisi di Batua, Setelah dinas selama enam bulan masih di Sulawesi Selatan. Enam budi Solok, Marwan ikut ujian terakhir lan berikutnya ia bertugas sebagai SMA negeri tahun 1964. Kemudian ia Kepala Dinas Dit Bimas Polda Sulaberusaha minta pindah ke Padang wesi Selatan dan Tenggara di Ujungagar dapat kuliah, sementara pangkat pandang. Lalu datanglah tugas yang yang disandangnya adalah agen polisi lebih menantang, yaitu sebagai Kepadua.

la Polisi Kota Besar Ujungpandang. Ketika pemberontakan G.30.S/ Jabatan ini hanya berlangsung dari PKI meletus, Marwan bertugas di tahun 1990 sampai tahun 1991. Kodia Padang dan dengan sendirinya Bagaimana kesannya tentang ia ikut menumpas gerakan tersebut. masyarakat Sulawesi mengingat bahBulan Desember tahun 1965 itu ia wa ia sudah menjelajahi pulau tersudah memenuhi semua syarat untuk sebut dari utara ke selatan dan masuk ke Akademi Angkatan Kepo

tenggara ? lisian di Sukabumi. Ia berhasil menye- "Orang Sulawesi itu terkenal lesaikan kuliahnya di Akademi terse- keras," katanya terus terang, "tetapi but pada tahun 1968 dengan pangkat sebenarnya mereka tidak a priori. Bila inspektur dua atau letnan dua polisi. pendekatan dan sikap kita benar dan

Setelah menamatkan Akademi baik, mereka akan memberikan Kepolisian, Marwan termasuk di an

support yang besar dan sangat bertara 103 perwira yang langsung men- arti buat tugas-tugas kita. Oleh karena dapat kesempatan meneruskan pen- itu, setiap petugas yang ditempatkan

Nama : Brigjen. (Pol) Drs. H. Marwan

Paris, M.B.A.
Nama kecil : Marwan
Tanggal lahir : 27 Nopember 1943
Tempat lahir : Sclayo, Solok, Sumatra Barat Pendidikan

- SD,Selayo, Solok, 1958
- SMP, Solok, 1961
- SMA, Solok, 1964
- PTIK, 1975
- Sesko ABRI Bagian Laut, 1979
-Sesko ABRI, 1990
- Institut Bisnis dan Manajemen, 1993
- Fakultas Hukum Univ. Hasannudin, tinggal

menulis skripsi untuk gelar sarjana Keluarga

Ayah : Paris Di. Sari Marajo (alm.)


Ibu

: Rasuna Istri

: Erma Zaida Mahyuddin Anak-anak

- Hadi Marwa (lahir 1976)

- Syaftriani Marwan (lahir 1987) Tanda jasa :

- Wira Darma, 1963
- Penegak, 1968
- Kesetiaan 16 tahun, 1986
- Karya Bhakti
- Dwija Sistita, 1986
- Bhayangkara Nararya, 1970
- Prasetya Panca Warsa, 1972
- Jana Utama, 1972
- Kesetiaan 24 tahun, 1974

- Kesetiaan Delapan tahun, 1977 Negara di kunjungi

- Korea Selatan, 1986
- Brunei Darussalam, 1986
- Australia, 1990
- Jepang, 1990

- Taiwan, 1990 Lain-lain :

- Dan I Yudo
- Pencak Silat
- Menguasai bahasa Jawa, Sunda, Manado,

di samping bahasa Inggris Alamat:

- Rumah, Jl. Mawar 111/H-2, Cipinang Indah


Jakarta Timur


Page 12

etiap manusia pasti mengalami memimpin cabang Ujungpandang

pada tahun 1976. ada hal unik yang dialami Masnidjar Tahun 1983 pria berpenampilan Ende pada masa kanak-kanaknya. perlente ini, kembali ke Jakarta untuk "Pada zaman Jepang, masa kanak- memegang jabatan General Manager kanak saya nikmati dengan sekolah PT Panurjwan,unit usaha PT Samudari pagi sampai siang hari, dilan- dera Indonesia yang membidangi angjutkan dengan tugas sehari- hari kutan laut antarpulau dan angkutan membantu orang tua sepulang dari feeder. Hanya satu tahun Masnidjar sekolah. Dan pada malam harinya, di sini, kemudian mengajukan permomengaji dengan membawa bekal hanan berhenti. makan malam dari rumah," tutur "Terus terang saya menjadi matang Masnidjar mengisahkan masa di PT Samudera Indonesia, yang pada kanak-kanaknya.

masa selanjutnya terasa sekali manSeperti kebanyakan rakyat Indo- faatnya," tutur Masnidjar Ende yang nesia pada masa itu, kehidupan masa pada tahu 1991 mangakhiri masa tukecilnya dirasakan sulit. Namun hal gasnya di PT.Samudera Indonesia unitu juga yang pada akhirnya menjadi tuk bergabung dengan Caraka Group. pendorong untuk mengukir cita-cita Di sini, dia memimpin empat unit menuju masa depan.

usaha, dan mengelola lima bidang Pada mulanya, Masnidjar tidak usaha. pernah berangan-angan untuk terjun Masnidjar Ende, pria kelahiran ke dunia pelayaran/perkapalan. Dangung-Dangung Payakumbuh 7 "Jangankan berangan-angan, melihat Juli 1942 ini memang unik. Kenapa kapal pun saat itu belum pernah. Akan tidak? Di saat dia berada di perusahaan tetapi, begitu tamat SMA di Payakum- yang sudah mapan, dia justru pindah buh tahun 1961, dan melihat para pe- ke perusahaan yang kecil. "Saya ingin laut dengan pakaian seragam yang menunjukkan kemampuan optimal nampak gagah sekali, hal itu menjadi saya untuk membangun PT Lumintu rangsangan utama saya menjadi orang Sinar Perkasa (LSP) yang memang laut," papar Masnidjar. Dan setamat membutuhkan penanganan serius," SLTA, ia menyeberang ke Jakarta, de- alasannya berhenti waktu itu. ngan satu tekad, melanjutkan sekolah

Keputusannya tidaklah salah. PT di Institut Pelayaran Niaga/AMI. Sesu- LSP yang masih Group Caraka yang ai dengan jadwal dia menamatkan pada awal berada di bawah pengaakademi ini selama tiga tahun. Setelah wasannya hanya mempunyai lima itu resmilah ia menjalani kariernya di buah kapal, berangsur menunjukkan bidang maritim.

perkembangan yang menggemAwal kariernya, dia bekerja di per- birakan. Akhirnya, PT LSP menjadi usahaan pelayaran PT Samudera Indo- perusahaan yang diperhitungkan nesia. Di perusahaan pelayaran swasta keberadaannya di Indonesia dengan yang terbesar saat itu Masnidjar me- 14 buah kapal. mulai kariernya dari bawah, dan suatu Apakah kesuksesan ini milik pria hal yang selalu disyukurinya yakni penggemar olah raga golf ini sendiri? ketika dalam usia 29 tahun, pada ta- Buru-buru dia menggelengkan kepahun 1971, direksi memberikan keper- lanya. "Saya tidak ada apa-apanya, cayaan untuk menjadi Kepala Cabang jika tidak dibantu oleh karyawandi Pangkalpinang (Bangka), Sumatra karyawan saya," tuturnya. Selatan. Dilanjutkan dengan tugasnya "Dari awal saya menanamkan rasa

Nama

: H. Masnidjar Ende Tempatigl.lahir : Payakumbuh, 9 Juli 1942 Pendidikan

- SR, 1955
- SMP, 1958
- SMA, 1961

- Akademi Maritim Indonesia, 1964 Pendidikan Nonformal :

- Business and Official English, 1970
- Middle Management Program, 1971
- Shipping Business Cost Analysis, 1975
- English Conversation, 1975
- Fleet Management, 1982

- Seminar- seminar Riwayat Pekerjaan :

PT Iska, 1964-1964
- PT Samudera Indonesia, TSK Division

Jakarta, 1964-1969
- PT Samudera Indonesia, TSK Marketing
Jakarta, 1969-1971
Kepala Cabang PT Samudera Indonesia,
Pangkal Pinang, 1971-1976
Kepala Cabang PT Samudera Indonesia,
Ujung Pandang, 1976--1985
General Manager PT. Panurjwan,
SI Group, Jakarta, 1983-1991
Direktur PT PBM Primanur Panurjwan,
SI Group, Jakarta, 1990-1991
Direktur PT Lumintu Sinar Perkasa,

Caraka Group, Jakarta, 1991-1995
- Direktur PT PBM Sarana Tirta Semesta,

Caraka Group, Jakarta, 1992-1995 - Direktur PT Abadi Inti Line,

Caraka Group, 1992-1994
Direktur PT Caraka Swades Servisindo,
Jakarta, 1993-1994
- Asisten Chairman Bidang Pengembangan

Usaha Caraka Group, 1994-1995
- Direktur Utama PT Mutiaranusa Antar
Samudera Lincs, 1995- sekarang


Page 13

Nama : Dr. H. Masri Rustam
Nama kecil : Masri

: Pendidikan :

SR, Sianok, 1946 SMP, Kota Gadang, 1949 - SMA, Bukittinggi, 1952

- FK-UI, Jakarta, 1959 Pekerjaan Sekarang

- Staf Ahli di PT Trihasra Husada Utama Keluarga

Nama istri : Hj. Sjatni


Nama anak :

1. Ir. Benny Ridya
2. Dra. Desy Savitri
3. Dr. Bob Iksha
4. Ir. Boy Ikhwan

5. Noviarti Ramadhan Alamat kantor : Menara Bank Bumi Daya

Lt. 27, Jl. Imam Bonjol 61

Jakarta Pusat
Alamat rumah : Jl. Taman Jatibaru Barat No. 5

Jakarta Pusat

elama tiga puluh tahun duduk di lebih cepat mendapat uang banyak,"

kata Masri. Tuduhan seperti itu majaan yang sama mungkin membosan

lah dianggap Masri sebagai tantakan. Akan tetapi, bila pekerjaan ter- ngan yang harus ia hadapi. Muhamsebut dilakukan dengan senang hati mad Tarekat mengatakan kepadanya dan menjadikan kantor sebagai rumah bahwa Departemen Kesehatan makedua, mungkin kebosanan tersebut sih membutuhkan orang seperti diribisa teratasi. Apalagi bila ditambah

nya yang masih muda untuk mewarna-warni yang menguntungkan bagi ngembangkan UTD di Indonesia. orang banyak dan untuk diri sendiri,

Lagi pula UTD yang ada di Jalan tentu saja.

Kramat Raya 101 Jakarta, belum Hal tersebutlah yang dialami Dr. mempunyai tenaga yang asli pribumi Masri Rustam, alumni Fakultas Kedok- (dua orang dokternya bukan pribumi) teran Universitas Indonesia (FK-UI), "Lalu saya balik bertanya mengapa Jakarta. Masri Rustam adalah putra asli harus saya? Dia jawab karena saya Minang yang lahir di Maninjau, Bukit- pernah mendirikan UTD di Ujung tinggi, Sumatra Barat. Dia adalah salah Pandang dan di Jakarta bekerja di seorang pelopor berdirinya Unit Trans- LDAD, sehingga setelah kembali ke fusi Darah (UTD), Palang Merah Indo- sipil mengapa tidak memikirkan pula nesia (PMI) di Ujung Pandang pada ta- kebutuhan darah untuk orang-orang hun 1962 yang untuk selanjutnya nanti sipil". juga mendirikan beberapa UTD di In- Maka keluarlah Surat Keputusan donesia. Ketika itu ia sebagai perwira (SK) untuk Masri bertugas di Kramat yang bertugas di Dinas Kesehatan Gar- Raya 101 pada bulan September nisun Angkatan Darat, Ujung Pandang. 1963, sementara UTD di Ujung Pan

Ketika bertugas di sana, Masri dan dang masih tetap ia pantau perkemtemannya dari Universitas Hasanuddin

bangannya. la baru masuk di sana menyaksikan tidak adanya sebuah secara definitif pada bulan Pebruari tempat dimana orang bisa mendapatkan 1964, dan ditempatkan di Bank darah untuk keperluan pengobatan Darah RSCM Jakarta. seperti operasi, sehingga timbullah ga- Pada bulan Nopember 1967 gasan mendirikan UTD.

sampai Mei 1968 ia dikirim ke BudaDari Ujung Pandang, sekitar tahun

pest, Hongaria dengan beasiswa 1963 Masri dipindahkan ke Jakarta dan dari World Health Organization ditempatkan di Lembaga Darah (WHO) untuk mengikuti kursus MaAngkatan Darat (LDAD). Ia ditugaskan najemen Usaha Tranfusi Darah. Pauntuk menyiapkan plasma kering yang da saat itulah pertama kalinya ia dibutuhkan di lapangan oleh pasukan merasakan musim dingin, yang seAD karena saat itu keamanan masih lanjutnya menjadi terbiasa karena belum pulih di beberapa daerah. Sete- seringnya ia mengunjungi negaralah selesai wajib militer, Masri berniat negara empat musim dibawa oleh menjadi dokter spesialis bagian anak tugasnya.Kembali dari Budapest ia dan sudah pula mendapat persetujuan diperintahkan untuk memegang dari Kepala Bagian Ilmu Kesehatan sepenuhnya Kramat Raya 101. Anak FK-UI, Prof. Soetedjo. Namun Tahun 1969 Masri terpaksa meternyata, suratan nasibnya tidak di sana. ngadakan reorganisasi dan pembe"Malah saya yang dikatakan ingin cepat- nahan di badan UTD, menjadi 10 cepat kaya oleh Pembantu Menteri Ke

orang yang tersebar di seluruh Indosehatan Dr. Muhammad Tarekat. Kare- nesia. Menurut Masri yang sangat na biasanya yang menjadi spesialis itu perlu dibenahi adalah Sumber Daya


Page 14

Nama

: Prof. Dr. Mathias Aroef Tempat/tgl.lahir : Padang, 20 September 1930 Pendidikan - 1951-1955 : Teknik Mesin, Fakultas Teknik

UI (ITB), Sarjana Muda
- 1955-1957 : Industrial & Engineering Admi-

nistration, The Graduate School,
Comell University, Master of

Science
- 1959 :Perwira Zeni TNI-AD, Pusat

Pendidikan Zeni AD di Bogor,

Letnan / CZI - INI AD
- 1963-1965 :Industrial Engeneering, The

Graduate School, The Ohio
State University, Doctor of

Philosophy
- 1965 :Economical Planning, The

New School of Political and

Social Science, Summer Course
Pengalaman Kerja :
Di Institut Teknologi Bandung (ITB) :
1. Mulai Asisten Ahli s/d Lektor Kepala di

Bagian Mesin ITB, 1958 - 1971
2. Sekretaris Bagian Mesin ITB, 1961-1962
3. Ketua Bagian Mesin ITB, 1962-1963
4. Mulai Lektor Kepala s.d Guru Besar di

Departemen Teknik Industri ITB ,

1971- sampai sekarang 5. Ketua Dep. Teknik Industri ITB,1971-1977 6. Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB,

1975-1977 7. Pembantu Rektor II - ITB, 1977-1981 8. Ketua Program Pasca Sarjana Teknik dan

Manajemen Industri ITB, 1980-scharang 9. Mulai Guru Besar, tetap sampai sekarang di

Fakultas Pasca Sarjana ITB,

1980 - sampai sekarang 10.Anggota Komite Senat Pembinaan Stat

Akademik, 1981-1988 11. Ketua Bidang Studi Sains, Perencanaan dan

etua pada banyak lembaga, katanya.

konsultan pada banyak perusa- Prof. Dr. Matias Aroef terlatih kerhaan, menghadiri banyak pertemuan ja keras dan mempunyai pandangan ilmiah di dalam dan luar negeri, tentu- ke depan yang tajam. "Jadi apa yang nya memang bukan "kelas" semba- saya lakukan dalam melaksanakan rangan. Itulah Prof. Dr. Matias Aroef, sesuatu yang serius, pada tahap persalah seorang dedengkot Institut tama itu jadi suatu rahasia. Seperti Teknologi Bandung (ITB) ini. Departemen Teknologi Industri yang

Umur 28 ia sudah menjadi pim- mulai diresmikan tahun 71 sekarang
pinan perusahaan. Dipilih menjadi sudah cukup berkembang. Kemudian
Ketua Dewan Pimpinan N.V.W.A di sana saya lihat lulusan-lulusan yang
Hoek's Machine-en Zuurstof Fabriek, bermutu." Bandung, 1958-1959.

la dilahirkan di Tarandam, Pa-
la senang, karena, meskipun dang. Tinggal di Solok, karena ayah-
pengalaman terbatas toh harus me- nya pegawai di BPO, semacam kantor
mimpin perusahaan yang bisa ber- penerangan pemerintah. tahan hidup."Orang-orang merintis "Tahun 30 itu adalah tahun

yang besar, mulai dari yang kecil dan malese. Jadi keluarga orang-tua saya

sekarang menjadi besar."

berjuang untuk mencari makan. Itu la yang merintis sendiri Depar- pun satu kali sehari karena kekurangan temen Teknik Industri di ITB Bandung gaji. Jadi kami makan sekali sehari, mulai tahun 70-an dan tahun beri- sedangkan ibu jualan di sekolah untuk kutnya dipilih menjadi ketua pertama. membantu belanja di rumah," Prof. Lalu menjadi Dekan Fakultas Teknik Matias berkisah tentang keluarga Industri sejak tahun 1975, juga me- orang-tuanya. "Justru keadaan susah ngepalai program Pasca Sarjana Tek- itu kita selalu berusaha untuk bernik dan Manajemen Industri ITB, 1980 juang." sampai sekarang.

Karena ayahnya menentang "Saya melihat Indonesia akan atasannya lalu dipindahkan ke Kantor menjadi negara Industri.Program yang Pusat di Bandung pada tahun 1935. saya rintis, Magister Management, Sejak itu Matias Aroef hijrah ikut menjadi contoh bagi program MM orang-tua dan sekolah di Bandung. lainnya di Indonesia. Sebab misinya

Pada tahun 1953 keluarga itu penting, yaitu menciptakan jenis ma- pulang, katakanlah semacam liburan najer yang paham dan mampu, mem- keluarga. Maka berkelilinglah mereka punyai disipilin," ujarnya.

menemui sanak saudara di Padang, "Apa yang kita lakukan lebih baik

Solok dan seterusnya. sebab kita punya dosen. Doktornya Lalu Matias belajar ke luar negeri 30, guru besar empat dan masternya dan menggaet gelar MS, di Universitas 15 dan lainnya, jadi di sini kita mengu- Cornell. Sepulang dari Amerika lalu tamakan mutu," demikian kisahnya bekerja sebagai konsultan di PT. ketika bercerita tentang program pen

Semen Padang ( 1968). Sempat juga didikan Magister Management yang mengajar di Universitas Andalas dan juga dipeloporinya di Indonesia.

Universitas Bung Hatta, namun be"Saya kan bekerja secara standar, lakangan tidak sempat lagi karena keorang luar negeri pun datang. Banyak sibukan kian bertambah. yang harus dibahas dengan relasi Terakhir dalam rangka perjalanan ilmiah dan bisnis dari Australia atau dinas karena bertugas di Departemen Belanda, juga Belgia dan Denmark," Tenaga Kerja, ia sempat berkeliling


Page 15

lakukan berguna bagi orang lain," te- apa-apa. Masih cukup banyakkah gas Matsudin berterus-terang.

orang-orang yang tanpa pamrih seperti Mengenai pembangunan di Sum- beliau? Pertanyaan ini mungkin susah bar dan Gebu Minang, Matsudin me- menjawabnya." nganggap sangat posistif. Dengan da- Mengenai perkembangan keagana yang dapat dihimpun oleh Gebu maan dewasa ini, Matsudin Anang Minang diharapkan pembangunan- melihat kenyatan bahwa anak-anak kan lebih berkembang.

kita lebih banyak menghabiskan Memperhatikan perkembangan

waktu mereka menonton TV. Dengan masyarakat dewasa ini, Matsudin tidak demikian waktu untuk belajar agama berkomentar secara langsung. Ia ha- menjadi kurang. Masalah ini harus nya mengenang masa lalu yang yang dipecahkan sebab justru pada zaman dirasakan luar biasa. "Ada dua orang seperti inilah kita lebih membutuhkan yang pada masa anak-anak yang mem- agama sebagai pembimbing hidup buat saya kagum yaitu Bapak Syofyan kita. "Tanpa agama, kita akan menjadi dan Bapak Chaidir. Beliau inilah yang hewan liar yang tak punya kendali," mengajar saya di surau. Akan tetapi jelas Matsudin. mereka tidak pernah meminta imbalan


Page 16

Nama

: Mohammad Gempita, S.H Panggilan akrab: Gem Tempat tgl.lahir : Bukittinggi,

8 Desember 1953 Gelar keluarga : Mangkuto Ameh Negeri asal

: Pulai, Koto Selayan,

Bukittinggi
Pekerjaan : General Manager Hukum,

PT Telkom Bandung Pendidikan

- SD, Kurai Bukittinggi, 1966
· SMP, Bukittinggi, 1969
- SMA, Birugo Bukittinggi, 1972
- (SH) Fak. Hukum Unand, 1978
· Suspini II Perumtel, 1989

- Suspim Susgab Lemhanas, 1995 Karier

- (1974-1978) Swasta di jakarta
- (1979-1984) Staf Bagian Hukum Perumtel
- (1985-1987) Sekretariat Ditkeu Perumtel
- (1987-1989) Kabag Perikatan Dalam

Negeri Perumtel
- (1990-1991) Kasubdit Purel PT. Telkom
- (1992-sekarang) General Manager Hukum

PT Telkom Keluarga

Ayah


: H. Anwar Tuanku Mangkuto Ibu

Hj. Upik Istri

Henny Fitrianis

ohammad Gempita, S.H., tugas menangani kontrak-kontrak mengawali kariernya ketika

pengadaan barang dan jasa dalam Fakultas Hukum, Universitas Andalas,

negeri serta pembuatan peraturan pertempatnya menimba ilmu mengada- usahaan yang akan ditandatangani kan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Na- oleh para Direksi PT Telkom. gari Siguntur Muda pada tahun 1976. “Jabatan itu saya pegang selama Di sini ia menemukan pengalaman dua tahun. Alhamdulillah sejak tangmenarik

yang tidak bisa ia lupakan, gal 27 Desember 1981 saya dipromoyaitu masyarakat tidak menghendaki sikan untuk menduduki jabatan eselon bahwa pelontar ide perbaikan hanya IV.a.1 dengan pangkat III.a dengan sekedar bisa berbicara, melainkan ju

tugas mengurus pemberian tanda ga harus bisa terjun ke lapangan untuk penghargaan dan tanda kehormatan mempraktikkan ilmunya bersamama- bagi pegawai yang berjasa terhadap syarakat. Hal itu menjadi cambuk ba- perusahaan serta bangsa dan negara. ginya untuk membaktikan diri dengan Saya lalui itu tanpa harus memperterjun langsung walau harus menarik

juangkan jabatan eselon V. Memang kayu dari gunung sampai kakinya lecet tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dan badan dipenuhi lintah untuk pem- saya miliki, tapi saya tetap merasa terbangunan gedung serba guna. Ia sa- pacu untuk melaksanakan tugas ngat bangga karena Gubernur Sumatra

dengan baik," katanya menerangkan. Barat, Prof. Drs. Harun Zain memberi

Empat tahun Gem mengurus masalah nya nilai 8,9.

penghargaan tersebut. Setelah menamatkan studinya, le- Terhitung sejak tanggal 26 Seplaki yang biasa dipanggil Gem ini tember 1985 Gem dimutasikan ke sempat pula bekerja di Jakarta di sebu

bagian Sekretariat Direktorat Keuah perusahaan swasta yang bergerak angan Perumtel. Di sini kembali ia di bidang jasa konstruksi. Di perusaha- mengurus masalah hukum. Bekerja an ini ia dapat belajar menyusun kon- di bagian ini, karena banyak peratrak dan hal itu pulalah yang sangat turan-peraturan keuangan yang perlu membantunya lulus dalam seleksi pe- dikondifikasi, Gem seringkali bekerja nerimaan pegawai di PT Telkom. sampai larut malam, dengan hanya Ketika itulah datang rekomendasi dari ditemani beberapa staf. Hal tersebut Prof. Drs. Harun Zain yang saat itu tidak luput dari pengamatan salah menjabat Menteri Tenaga Kerja untuk seorang pejabat eselon II Direktorat dapat bekerja di Pemda Sumbar. Akan

Keuangan. Melihat keuletan Gem, tetapi, dengan tidak lupa mengucap- pejabat tersebut berkata: 'Dik kan terimakasih yang sedalam-dalam- Gempita, Anda bekerja tanpa pamrih, nya, ia menyampaikan kepada Harun teruskan. Percayalah, suatu saat pasti Zain bahwa ia sudah diterima bekerja ada orang yang memperhatikan di PT Telkom.

Anda'. Gem yang gemar olahraga jog- "Saya bersyukur pada Allah karena ging dan bulu tangkis ini mulai bekerja tidak saya sangka-sangka, seminggu di PT. Telkom, Bandung terhitung se- kemudian saya menerima undangan jak tanggal 1 Nopember 1979. Perta- untuk pelantikan saya sebagai Kepala ma kali bekerja ilmu yang didapatnya Bagian Perikatan Dalam Negeri, eseketika bekerja di perusahaan swasta lon III. Saya dilantik untuk menduduki itu cukup membantunya karena ia di

jabatan itu pada tanggal 23 Pebruari tempatkan sebagai staf Bagian Hukum 1987," ujar lelaki yang mengagumi dan Hubungan Internasional dengan Yasser Arafat ini lagi.


Page 17

Nama

: Bustanil Djalid

(Motinggo Busye) Gelar

: Saidi Marajo Nama kecil : Busye Tempat/tgl. lahir : Kupang Kota Teluk Betung,

21 Nopember 1937 Asal nagari

: Sikumbang - Rapiah,

Matur (Agami)
Dalam keluarga :anak ke-3 dari 3 bersaudara Pendidikan:

- SR tamat tahun 1950
- SMP tamat tahun 1953 di Bukittinggi
- SMA tamat tahun 1956 di Bukittinggi
- Kuliah di Universitas Gajah Mada, Fakultas

Sastra
Pekerjaan : Pengarang Keluarga

Ayah


: Djalid Istri

: Lasmi Bahtiar Asal

: Koto Gadang Majau Nikah

: tahun 1962 Anak Anak:

- Kwito Riantari (Univ. Trisakti, Fak Tek-Do)
- Satria Pinandito (wartawan tabloid Karina)
- Muhammad Sonanta (ABA)
- Rapael
- Vera Serepia
- Farni Zama (meninggal dunia)
- Regina Fatimah Azahra (SMP kelas II)
- Zahra Anibasir (Cucu)
- Ahmad Ridho (cucu)

elaki yang dikenal sebagai penulis nya untuk menjadi seorang penulis skenario ini dilahirkan di sebuah

yang andal yang akhirnya mampu kota kecil di Bandar Lampung, yaitu membawanya sebagai penulis skenaTeluk Betung, pada tanggal 21 No- rio film yang terkenal dengan berbagai pember 1937. Selama beberapa tahun karya tulisan yang cukup populer. ia tinggal bersama kedua orang-tuanya Menjadi seorang penulis sebenardi kampung halamannya, kemudian nya bukan cita-cita awalnya. Ketika pindah ke Bukittinggi untuk melanjut- masih kecil, Motinggo yang dipanggil kan sekolahnya. Ketika di Bukittinggi dengan sebutan 'Si Abang' ini dihaitulah, tepatnya saat duduk di kelas rapkan oleh ibunya untuk menjadi dua SMP, ia banyak berkenalan

seorang pelukis, mengikuti jejak sang dengan teman-temannya yang turut bunda sebagai seorang seniwati. berperan dalam mendorongnya untuk

Ibunya yang memiliki darah mengembangkan bakatnya menjadi Minang asli itu pandai bermain gitar, seorang penulis. Mereka antara lain

piano, tapi juga seorang yang pandai Emi Yufri yang sekarang menjadi dok- mengaji. Beliau menjadi guru agama ter penyakit dalam di Rumah Sakit di Teluk Betung, sebuah kampung kePersahabatan, Oyong Syarifuddin cil di Bandar Lampung. Ayahnya yang yang bekerja di Merpati Nusantara, keturunan Arab, merantau dan bekermaupun Ucok (alm.) yang pernah ja di KPM, yang sekarang dikenal demenjadi Redaktur Singgalang. Begitu ngan Pelni. Menurut beliau, kakeknya duduk di kelas dua SMP pada tahun adalah orang Arab, yang menjadi pe1952 itu, Motinggo Busye mulai sering dagang di Sicincin. Idris, demikian menulis, baik mengenai cerita fiksi nama kakeknya, dulu pernah meuntuk novel maupun cerita-cerita un- rantau ke Matur bersama Sentot Ali tuk sandiwara. Kebetulan waktu itu Basyah dan akhirnya kawin dengan RRI Bukittinggi memerlukan penulis anaknya. Karena kedudukannya sebasandiwara radio untuk siaran rutinnya. gai mantu Sentot maupun wawasan Dan jadilah Motinggo mulai bekerja agamanya yang tinggi akhirnya dia di RRI sebagai penulis skenario sandi- diangkat menjadi Kepala Nagari wara. Hal ini sangat disyukuri olehnya, Matur. Jabatan kakek Idris membuat karena kebetulan pada waktu itu ayahnya bisa bersekolah di ELS Motinggo sudah ditinggal pergi oleh (Europesche Lagere School), sebuah kedua orang-tuanya, sehingga ia sa- sekolah Belanda yang dikhususkan ngat membutuhkan uang untuk untuk anak-anak pembesar. Dari sekomemenuhi kebutuhan hidupnya. Di- lah ini ia sempat mengambil bukusamping memperoleh uang ia bersa- buku Balai Pustaka yang kemudian ma teman-temannya juga membuat sangat bermanfaat bagi Motinggo dan perkumpulan dan menyiarkan sandi- saudara-saudaranya. wara radio sebagai sarana kreativitas Pertama kali merantau pada tahun mereka. Dari kegiatannya ini selain 1956, sebagaimana kaum muda Mimenambah pengalaman dan penge- nang pada saat itu, Motinggo pergi ke tahuan bagi dirinya, juga menambah Yogya untuk melanjutkan pendidikepintarannya di sekolah. Sejak saat kannya. Ia kemudian mendaftar di itu ia mulai bisa merasakan manfaat Fakultas Hukum Universitas Gajah dari bakat yang dimilikinya, dengan Mada. Pilihan ini diambil lantaran hidup mandiri dari karya-karya hasil keinginannya untuk menjadi Meester tulisannya. Dan sejak saat itu pula in de rechten, semacam hakim di peMotinggo semakin terpacu semangat- ngadilan negeri. 'Si Abang' ini dulu


Page 18

Kl-1 di Jakarta (1969). Ketika bertugas di sinilah ia memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan artileri di Australia (1970).

Tak lama sekembalinya dari Negeri Kanguru itu, Muchlis dipromosikan ke Pusat Arhanud Jakarta. Dari sini ia sempat singgah ke Mabes AD. Setahun kemudian ia diangkat menjadi guru militer Pusdik Arhanud di Malang. Tak lama kemudian, pangkat sudah dinaikan jadi mayor.

Hanya setahun pula di Malang, Muchlis kemudian dipromosikan menjadi Kepala Biro Litbang Dinas Pengumpulan dan Pengolahan Data Angkatan Darat di Jakarta (1976). Dua tahun kemudian, ketika ditugaskan di Bandung, ia lulus untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando AD (Seskoad). Tahun 1980, ia dipromosikan menjadi Komandan Batalion Arhanudse-13 di Pekanbaru, tak lama setelah pangkat letnan kolonel diraihnya.

Penugasan ke Pekanbaru ini, ternyata isyarat bagi Muchlis Ibrahim untuk makin dekat dan kemudian pulang kampung. Tahun 1981 ia diangkat menjadi Wakil Asisten Personalia Kodam 111/17 Agustus di Padang. Rupanya, jabatan yang ia pangku sela

Kodam I/Bukit Barisan, tahun 1991.
Pengalaman tugas yang beragam
di pasukan tempur, staf, pendidikan,
dan inspektorat — ini pulalah nam-
paknya yang menyebabkan ia dinilai
cocok untuk tugas yang lebih besar. Tak lama setelah Hasan Basri Durin terpilih menjadi Gubernur Sumbar periode kedua, nama Muchlis men- cuat sebagai calon Wakil Gubernur

pengganti Drs. Sjoerkani yang habis

masa jabatannya.

"Sebagai anggota ABRI, saya tidak
pernah dan tak boleh meminta ja- batan. Saya akan ditugaskan sebagai Wakil Gubernur Sumbar, saya ketahui dari teman-teman. Barulah setelah Keputusan Presidennya terbit saya me- rasa pasti," ujar peraih tanda peng-

hargaan Bintang Kartika Eka Paksi ma satu setengah tahun ini, adalah

Nararaya (1990) ini. batu loncatan ke jenjang berikutnya. Dilantik oleh Mendagri Yogie Terhitung 1 Maret 1983, ia dipromosi- S.M. sebagai Wagub Sumbar, Oktober

kan menjadi Kepala Staf Korem (Kas- 1993, di Jakarta, Muchlis Ibrahim pun

rem) 031/

Wirabima di Pekanbaru. memasuki lingkungan baru sebagai
Jabatan ini ia pangku sampai tahun orang nomor dua di Pemda Sumatra 1985, setelah Kodam 111/17 Agustus Barat. "Setiap anggota ABRI itu harus

dilebur ke dalam Kodam I/Bukit siap menerima penugasan apa saja.

Barisan.

Dan bagi saya, penugasan sebagai
Dari Pekanbaru, ia pindah ke Wagub ini merupakan kehormatan
Jakarta lagi sebagai Perwira Pembantu dan penghargaan yang saya harus
Madia di Inspektorat Jenderal TNI Ang- syukuri," ujarnya tentang jabatan baru
katan Darat. Ketika di sinilah ia mengi- tersebut.
kuti Sekolah Staf dan Komando ABRI Ternyata, penugasan sebagai
(Sesko ABRI), dan mendapat kesem- wakil gubernur itu pun tak mengha- patan pula melakukan kunjungan luar langi karier militernya. Awal tahun negeri ke Thailand (1988).

1994, ia memperoleh pangkat baru
Seusai Sesko ABRI, ia kembali di- menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen). tugaskan ke lembaga pendidikan seba- Pelantikan sebagai perwira tinggi bagi

gai Kepala Departemen Artileri Akade- Muchlis Ibrahim ini bersamaan


mi Militer di Magelang (1989). Seta- dengan pelantikan Brigjen TNI Noer
hun kemudian, promosi lagi menjadi Bahri Said Pamuncak, kakak dua
Direktur Pembinaan Lembaga Akmil. angkatan di atasnya semasa di Akmil
Ketika itu pangkatnya sudah kolonel. Magelang yang kini menjabat Ketua

Beberapa kali penugasan di bi- DPD Golkar Tk. I Sumbar. dang pendidikan, sebagai guru militer Sebagai perwira ABRI, Muchlis maupun sebagai salah seorang pem- Ibrahim sudah memiliki satu bintang

bantu pimpinan Akmil, membuahkan di pundaknya. "Ini tentu sangat saya


Satya Lencana Widya Systha bagi syukuri. Pangkat yang lebih tinggi arti- Muchlis Ibrahim.

nya tanggung jawab dan kewajiban-
Penugasannya semakin lengkap nya juga lebih besar dan lebih berat," setelah ia diangkat menjadi Inspektur ujarnya.


Page 19

Malaysia. Unand sendiri belum per- Eksekutif Berbusana Terbaik Indonesia timbul rasa puas. Bekerja dan kesibuknah melakukan terobosan seperti itu. '93.

an adalah bagian dari hobinya, tetapi, Apalagi, sebagian besar biaya bukan Prinsip hidup Muchlis adalah: Be- Muchlis mengaku, kadang-kadang kadari anggaran fakultas atau univer- kerja keras untuk keluarga dan orang rena keasyikan, ia lupa diri menjaga sitas. "Saya banyak dibantu teman- banyak, dilandasi prinsip hidup ber- kesehatan. Untunglah istrinya, Dutin, teman, termasuk tak sedikit bantuan masyarakat, bernegara dan beragama. yang dinikahinya 28 Pebruari 1970 rekan-rekan wartawan," ujarnya ten- la mengaku, wataknya lebih banyak dan ketiga anaknya, Moulina Muchlis tang kunci keberhasilannya.

dibentuk oleh sang nenek yang ter- (mahasiswi Fakultas Ekonomi Unand), Lobinya yang luas dan kedekatan- masuk orang yang berada. Meskipun Mounika Muchlis (mahasiswi Fakultas nya dengan berbagai kalangan inilah, begitu, ia dan saudaranya tidak di Kedokteran Unand) dan Muchdian agaknya, yang menyebabkan Guber- arahkan untuk memanfaatkan fasilitas Muchlis (siswa SMP 7 Padang), selalu nur Sumbar Hasan Basri Durin mem- yang

ada. "Kami dididik untuk man- mengingatkannya. berikan kepercayaan dan beban be- diri," ujar Muchlis.

Muchlis menamatkan SR dan sar dengan dipercayanya Muchlis Sejak berumur 12 tahun, Muchlis SMP di Padang (1957 dan 1960). Sejak Muchtar sebagai Ketua Harian Peringatan HUT 50 Tahun Kemerdekaan RI di Sumatra Barat.

Luasnya orbit pria trendy yang selalu tampil rapi ini, menyebabkan ia sering dianggap 'sasek' jadi orang perguruan tinggi. Sosoknya terkadang lebih cocok dikategorikan sebagai orang bisnis atau manajer. Namun ia punya jawaban: "Orang perguruan tinggi tidak boleh eksklusif, karena ada Tri Darma. Kampus kan bukan menara gading yang terisolasi dari masyarakatnya. Jadi bergaul dengan seluruh lapisan masyarakat menurut saya justru keharusan bagi setiap ilmuwan atau akademisi," tangkis pria yang fasih berbahasa Inggris dan telah mengunjungi banyak negara ini.

Dengan pandangan hidup seperti itu, tak heran bila popularitas Muchlis jauh melampaui dinding kampus. Dan kecil sudah belajar mandiri dengan remaja ia sudah terpanggil jadi 'insan hal ini terbukti dengan berbagai pe- berdagang kecil-kecilan, termasuk pertanian'. Makanya, selepas SMP ia ngakuan non akademis yang diberikan berjualan pisang goreng. Ia mengaku memilih masuk SPMA (Sekolah Mekepadanya. Misalnya, dengan keter- kenal seluk-beluk pasar karena dia nengah Pertanian Atas) juga di Padang. libatannya di berbagai organisasi. Pria yang sering belanja untuk keperluan Tahun 1963 ia melanjutkan ke Fakulyang pernah menjadi anggota DPRD rumah tangga. "Ada teman saya yang tas Pertanian Unand, dan meraih gelar Sumbar (1970-1972) ini juga pernah mengatakan, saya sukses karena kepa- insinyur pertanian tahun 1969. aktif di HNSI dan SOKSI. Sekarang, ia la saya dipanasi tiap hari oleh panas Ketika masih mahasiswa, Muchlis juga duduk di kepengurusan pusat pisang goreng," katanya.

sudah mengabdi sebagai asisten dosen Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pria penggemar travelling yang di almamaternya (1967). Sehingga, Pertanian Indonesia).

santan pemain sepakbola dan bulu- begitu tamat, ia langsung diangkat Dalam lingkungan yang lebih luas tangkis ini selain pekerja keras juga menjadi dosen tetap. Dua tahun berilagi, tahun 1992 tokoh penggemar suka tantangan. Kebahagiaan, bagi- kutnya, ia terpilih menjadi pejabat seafood ini dinobatkan sebagai salah nya, adalah bila ia mampu mengha- sekretaris jurusan Sosial Ekonomi di satu Top Executive Indonesia bersama dapi tantangan-tantangan yang

fakultas tersebut. sejumlah tokoh di Jakarta. Setahun muncul dalam hidup dan kariernya. Selesai meraih gelar S2 di Institut berikutnya, ia juga dinobatkan sebagai Kalau tantangan ini berhasil dihadapi, Pertanian Bogor tahun 1982, ia kem


Page 20

Nama

: Mohammad Ansyar, Ph.D. Asal

: Koto Kaciak, Maninjau Tanggal lahir

: 25 Agustus 1939 Tempat lahir

: Lubuk Linggau Pendidikan

- IKIP, Padang (1966)
- TEFL/RELC, Singapura (1972)
- Dosen IKIP, Malang (1977)

- Indiana University, AS (1981) Pekerjaan :

Ass. Dosen FKSS di Bukittingggi (1966)
Dosen IKIP, Padang (1971)
Pembantu. Dekan I FKSS-IKIP, Padang

(1975-1977)
· Penibantu Rektor I IKIP Padang (1985) Jabatan sekarang :

Rektor IKIP Padang.

ektor itu, pimpinan sebuah Per- jangan di SGTK, tak terjadi pada Mo

guruan Tinggi. Untuk mencapai hammad Ansyar. Keadaan ekonomijabatan terhormat ini, Mohammad

nya pun mulai membaik. Ansyar benar-benar meniti dari ba- Pengalaman ketiga, ia terpilih wah, dengan berbagai lika-liku penga- menjadi Rektor IKIP Padang pada laman. Profesi guru, ia mulai tanpa tahun 1991. Di sini ia bagaikan "meijazah sekolah guru, malah sebelum lompat". Sebab setelah menjadi Pemtamat SLA.

bantu Dekan I menggantikan pejabat Waktu itu pada awal pergolakan yang berangkat ke Australia, lalu di(PRRI), tahun 1957. la masih kelas II pilih menjadi Pembantu Rektor Itahun SMA Negeri Padangpanjang. Sebuah 1985. Mualimin Muhammadyah (setingkat Dalam posisi itulah Mohammad SLP) kekurangan guru. Mungkin me- Ansyar pada tahun 1991 dipercaya ninggalkan kota karena keadaan yang menjadi Rektor IKIP. Biasanya untuk semakin kritis, padahal murid banyak. menjadi rektor melalui jabatan dekan

"Oleh pimpinan sekolah tersebut lebih dahulu. Tetapi Mohammad saya diminta mengajar. Apa boleh Ansyar tidak. Itulah "lompatan" terbuat, tawaran itu saya terima. Saya sebut. mengajar bidang studi aljabar dan Pria asal Maninjau kelahiran Lubuk bahasa Inggris. Ee.., malah diangkat Linggau (Sumsel) ini ditempa pengamenjadi Wakil Kepala Sekolah, pada- laman yang membuatnya ulet. Pergohal baru kelas II SMA," kata Moham- lakan daerah, menyebabkan keluargamad Ansyar menuturkan pengalaman nya bercerai-berai. Ayah masuk hutan, masa lalu.

ibundanya pindah ke Padangpanjang, Kisah lainnya terjadi antara tahun sementara ia bertahan di Maninjau 1966 - 1967. Waktu itu Mohammad menyelesaikan pelajaran di SMP. Ansyar masih kuliah di IKIP (dahulu Kenyataan membuatnya harus FKIP-Unand), bolak balik antara Pa- mandiri. Bayangkan, ia terpaksa berdang dan Bukittinggi Perkuliahannya tani, demi kelanjutan sekolah. Ia turun amat tidak ditunjang situasi ekonomi ke sawah mencangkul. Atau mencari keluarga yang sulit, sehingga kadang- kayu ke hutan. Keadaan begitu berkadang kuliah dengan perut kosong, langsung antara dua hingga tiga tahun. belum makan dari pagi.

Barulah setamat SMA, Ansyar pinSyukur, dalam situasi demikian dah ke Bukittinggi, masuk STC (kemuSGTK (Sekolah Guru Taman Kanak- dian berubah nama menjadi B-1 BaKanak) di belakang gereja Bukittinggi, hasa Inggris), salah satu jurusan pada membutuhkan guru bahasa Inggris.la FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pengeditawari mengisi lowongan tersebut. tauan) Unand, yang merupakan cikalAkan tetapi syaratnya, guru pria di se- bakal IKIP Padang sekarang. kolah cewek itu harus sudah berkelu- Sebenarnya ia ingin masuk Fakularga. Sering terjadi guru bujangan me- tas Ekonomi Unand, tetapi ke Padang macari siswinya

terasa jauh dengan risiko ekonomi Ansyar sendiri masih sorangan, yang lebih berat. Itulah sebabnya ia alias belum berkeluarga. Akan tetapi memilih Bukittinggi yang lebih.dekat. dengan jaminan bahwa ia mampu la pun harus memimpin adik-adiknya, menjaga martabat dirinya sebagai sementara ayah tak di tempat dan ibu guru, akhirnya diterima. Dan memang pun jauh. Kiriman dari kampung tak "selamat".

selalu datang pada waktunya. Dalam Kekhawatiran terhadap guru bu- situasi begitulah Ansyar menyelesai


Page 21

Nama

: Drs. Muhammad Is Gelar

: Sutan kayo Tempattgl. lahir : Batusangkar,

15 Pebruari 1951 Suku

: Singkuang Pendidikan

- SD IV, Batusangkar
- SMP II, Batusangkar
- SMEA Negeri, Batusangkar
- AKB & P, Padang
- STIAN LAN RI, Jakarta

Magister Manajemen, Jakarta
Kursus/Piagam Penghargaan
1. Pemeriksaan Intern SGV Utomo
2. Bendahara A Departemen Keuangan
3. Logistik Keluarga Berencana
4. Fasilitas Gugus Kendali Mutu
5 Kepemimpinan Gerakan Pembangunan

Keluarga Sejahtera 6. Training of Trainer (TOT) Keppres No. 16

tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara 7. Penyusunan Kurikulum dan Bahan

Pengajaran Latihan Lini Lapangan 8. Metodologi Penclitian Cost Effectiveness,

UI 9. Fungsi Sosial Industri Kesehatan dari

Forum Kerja Sama Organisasi Profesi dan

Asosiasi Kesehatan (FKOPAK) 10. Diklat Karsinal Departemen Kerohanian

DPP Golkar 11.Penataran Warg.7 KBG-B tingkat Pusat

Unit Kopri BKKBN
12. Mengikuti berbagai macam Seminar Karier Pemerintahan :

- Staf Biro Keuangan
Bendahara Projek Sarana dan Prasarana

Fisik BKKBN Pusat
- Civil Work Bank Dunia III
- Kasubag Pengadaan pada Biro

Perlengkapan dan Pérbekalan
- Kepala Bagian Analisis dan Pelaksanaan

Anggaran BKKBN Pusat Keluarga Ayah

: M. Iskak (alm.) Ibu

: H. Syatiah Istri

: As Maryati Anak-anak : 1. Inna Fauzri

2. Arie Firman Putra

3. Putri Livia Alamat

- Rumah, Jl. Dermaga Blok F 5 No. 5


Duren Sawit, Jakarta Timur

Telp. 8614681
- Kantor, BKKB Pusat
Jl. Letjen. M. T Haryono Kav - 9,10,11,
Jakarta Timur

etelah menamatkan Sekolah

dian membuat perusahaan yang berMenengah Ekonomi Atas (SMEA) gerak di bidang kontraktor dan juga dia melanjutkan ke AKBP di Padang.

membuat alat-alat berat seperti huller, Tujuannya masuk Akademi adalah mesin diesel dan alat-alat berat untuk agar dapat cepat bekerja. Hal ini di- PLN. landasi oleh keadaan kehidupan ke

Di samping kesibukannya mengeluarganya yang sangat sederhana. lola perusahaan, ia masih meluangkan

Ayahnya meninggal ketika anak waktunya dalam berbagai kegiatan kelima dari delapan bersaudara ini yang dilaksanakan oleh Alumni berumur 12 tahun. "Ibu yang meng

AKBP, almamaternya. Menurutnya, ambil alih semua tanggung jawab ke- perkumpulan AKBP bermanfaat dalam luarga. Sebagai ayah plus sebagai ibu, memotivasi serta memberi informasi saya melihat dan seakan merasakan kepada teman-teman yang belum bagaimana beratnya beban yang di- memperoleh pekerjaan. pikul ibu memenuhi kebutuhan jas- Dengan seringnya berkumpul anmani dan rohani delapan orang anak," tara sesama alumni AKBP

yang

telah tutur Muhammad Is.

bekerja di berbagai tempat membuat Berasal dari keluarga sederhana pemikiran baru bagi M. Is. "Saya batidaklah membuat Muhammad Is ren- nyak menerima kartu nama dari dah diri. Dia justru bertekad, bahwa teman-teman di berbagai instansi peanak desa yang miskin, juga tidak ka

merintah. Timbul pemikiran saya unlah pintar dengan anak kota dengan tuk berkecimpung di instansi-instansi, segala fasilitasnya. Keaktifannya ber- kebetulan ada lowongan di BKKBN. organisasi sejak jadi pelajar dahulu Syukur saya lulus. Itulah cerita awalseperti KAPPI Pasus dan organisasi nya saya berkecimpung di lembaga lainnya memudahkan bagi M. Is me- pemerintahan ini." masuki organisasi mahasiswa AKBP. Pria yang memperoleh gelar sarja"Apalagi saya adalah angkatan per- nadi STIALAN RI ini mengaku bahwa tama AKBP. Sehingga kamilah yang yang berperan besar membentuk jimerintis senat mahasiswa AKBP," wanya adalah ibunya. "Ibu mendidik katanya.

saya agar benar-benar mandiri, apaDi tengah kegiatannya menjadi bila ada kesulitan jangan mengeluh ketua posma, ketua senat, untuk meri- atau mengadu kepada kelurga lain," ngankan beban ibunya dia juga be

katanya. Dan didikan itu tidak pernah kerja di sebuah perusahaan. Tamat lepas dari dirinya sampai sekarang. dari AKBP tahun 1976 dia mencoba Pria ini merupakan pemuda terkeberjuang di Jakarta. "Karatau madang

muka baik di kota kelahirannya di hulu, babuah babungo balun, ma

Batusangkar maupun di kabupaten. rantau bujang dahulu di kampuang Ketenaran namanya tidak mempanguno balun," dia berpepatah. buatnya malu membantu di warung Sebelum memperolah pekerjaan

kopi ibunya. Katanya: "Saya harus di Jakarta, pria kelahiran Batusangkar membagi waktu untuk membantu ibu 15 Pebruari 1951 berjuang memenuhi

dan berorganisasi." kebutuhan hidupnya. "Agar saya tidak

Berkaitan dengan keaktifannya di menyusahkan siapa-siapa," tutur KAPPI Pasus, pemuda Is pernah ikut Muhammad Is. Caranya? "Saya punya

menumpas Gerwani dan PKI di daebakat yang dimiliki orang Padang," rahnya dan daerah-daerah lain. "Kami jawabnya tangkas.

hanya dibekali pisau, tetapi dengan Pria penyuka warna biru ini kemu- semangat membaja kami berhasil meringkus organisasi anti Pancasila ini ke penjara," paparnya. Dijelaskannya bahwa peristiwa ini memberikan kesan sangat berarti dalam hidupnya.


Page 22

inilah Rani ikut membidani lahirnya Ikatan Pedagang Kelontong dan Sejenis (IPKS) Pasar Jawa, dan hingga kini ia duduk sebagai penasihat perkumpulan itu.

Tahun 1974 H. Sutan Kasim mengambil alih NV Tampubolon, sebuah usaha perbengkelan di Jl. Veteran Padang. Rani pun diajak bergabung ke perusahaan yang diberi nama PT Sutan Kasim itu. "Pekerjaan pertama kami waktu itu perbengkelan dan cuci mobil, dan karyawan hanya empat orang," ceritanya.

Dari perbengkelan, PT Sutan Kasim kemudian melangkah dengan mangageni sejumlah merk mobi!

Amerika seperti Jeep, Ford, Dodge, kup maju, sehingga tahun 1959 sudah nya.

serta mengelola pembuatan dan peraberkembang ke usaha perdagangan Dari pekerjaan ini ia menimba kitan alat-alat dan mesin pertanian kulit, plastik, serta alat-alat sepatu ter- banyak pengalaman dan kiat dagang. seperti thresser (perontok gabah) dan kemuka di Padang.

Kalau sekarang orang bicara tentang traktor. “PT Sutan Kasim-lah yang perDagang sepatu memberinya era globalisasi dan era informasi, sebe- tama memperkenalkan thresser di banyak pengalaman. "Dengan sekali narnya sejak dahulu informasi sangat Sumbar. Saya sendiri terjun sampai lihat kaki orang, saya sudah tahu no- penting dalam berbisnis. Salah satu ke pelosok-pelosok di Kabupaten Somor sepatunya," kata Rani. Tapi pen- kiat sukses Toko Fajar, adalah dengan lok, 50 Kota, dan Agam untuk memajual sepatu sekadang juga suka iseng. memanfaatkan informasi ini.

sarkan mesin-mesin pertanian itu," Jika yang datang mencari sepatu se- "Sebelum berbelanja di Jakarta, ceritanya. orang gadis cantik, apalagi yang punya saya kirim telegram dulu ke Padang Berbekal keuletan, giat dan rajin, betis indah, tidak boleh diberikan minta informasi tentang harga barang- PT Sutan Kasim yang dimotori H. Sulangsung nomor sepatu yang pas. barang di Padang serta menanyakan tan Kasim bersama Zairin Kasim (putra "Berikan satu nomor di atas atau di barang apa saja yang sedang langka Sutan Kasim) dan Rani Ismael maju bawahnya. Dia pasti bilang tidak co- di pasaran. Pak Kasim biasanya de

dengan pesat. Tahun 1976 mereka cok. Kita harus meyakinkannya bahwa ngan cepat membalas telegram saya, mendirikan PT Suka Fajar Ltd. dan nomor itu pas, sambil kita membantu barulah saya berbelanja," ceritanya khusus menjadi dealer untuk kendadia mencocok-cocokkannya. Itu kan tentang masa ketika hubungan telepon raan Mitsubishi. Seiring trend peningkesempatan untuk memegang- Padang - Jakarta masih sangat sulit. katan penggunaan kendaraan Jepang, megang betisnya, dan dia takkan ma

Dari pola pemanfaatan informasi Suka Fajar pun maju dengan cepat. rah karena menyangka kita betul-betul seperti itu, ia pernah mendapat keun- Kelompok usaha yang ketika mulai membantu, hee...hee...," kenang Rani tungan sepuluh kali lipat dari menjual dirintis hanya dikelola tiga pendiri tentang masa remajanya sebagai pen- 16 gros semir sepatu. "Waktu saya di dan empat karyawan, kini sudah jual sepatu.

Jakarta, saya dapat info semir sepatu berkembang menjadi usaha otomotif Sukses menjadi pedagang sepatu sedang kosong di Padang dan harga terbesar di Sumbar dan Riau dengan dan kulit terbesar di Padang, usaha nya sangat tinggi. Di Jakarta ternyata cabang-cabang tersebar di kota-kota Toko Fajar kemudian berkembang juga langka. Tapi dari keliling ke Sumbar, Riau dan Jambi. Baik di PT menjadi toko kelontong terkemuka di mana-mana, saya dapatkan ada 16 Sutan Kasim maupun di PT Suka Fajar, Pasar Jawa waktu itu. Rani sendiri, gros di Pasar Pramuka. Langsung saya H. M. Rani Ismael duduk sebagai dimendapat kepercayaan makin besar borong, dan buru-buru naik pesawat rektur, mendampingi H. Sutan Kasim dari H. Sutan Kasim. "Kalau dulu Pak ke Padang. Keuntungan satu gros semir dan Zairin Kasim yang masing-masing Kasim yang membeli barang ke saja sudah cukup untuk menutupong- sebagai Presiden Komisaris dan PreJakarta, sekarang saya yang dipercaya kos pesawat saya,” kenangnya. siden Direktur. bolak-balik Padang Jakarta," cerita- Semasa berdagang kelontong Meski mengecap pendidikan for


Page 23

mantan wali nagari itu pun tenggelam nama mereka. Ada yang kemudian menjadi kepala desa, menjadi Ketua KAN bagi yang memangku gelar datuk, tetapi sedikit sekali yang mencapai tangga lebih tinggi.

Dari sisi ini, M. Th. Dt. Pangulu Basa adalah tokoh istimewa. Ia adalah pemimpin nagari yang mampu melejit ke tangga yang jauh lebih tinggi karena kemampuan dan kecendekiawanannya diperhitungkan orang. Tahun 1977 ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Agam mewakili Golkar. Duduk sebagai anggota legislatif di daerahnya, dan langsung menjabat Wakil Ketua DPRD Tk. Il

Kabupaten Agam. pula dikaruniai dua orang cucu. atau pegawai negeri.

Karena kemampuan dan kecerKini, sebagai anggota DPRD Tk. I Tokoh yang punya moto: Memim- dasannya, karier politik M. Th. Dt. Sumbar dan Wakil Ketua Lembaga pin dalam Kebersamaan ini, menga- Pangulu Basa itu terus meningkat. Kerapatan Adat Alam Minangkabau, ku watak dan kepribadiannya banyak Bahkan selama dua periode (1982Dt. Pangulu Basa dianggap sebagai dibentuk dan dipengaruhi oleh ma- 1987 dan 1987-1992) ia dipercaya salah seorang tokoh dan cendekiawan maknya Azis Thaib, dan angkunya H. menjadi Ketua DPRD Tk. || Agam. kaum adat yang menonjol di tengah Djalaluddin Thaib Dt. Penghulu Basa Suatu jabatan yang cukup bergengsi terjadinya krisis kepemimpinan ninik (penghulu yang digantikannya) seo- dan terhormat yang pernah dipercayamamak di Ranah Minang. Ia adalah rang pejuang, serta Kolonel Purn. Nas- kan kepada seorang politisi yang metokoh yang lahir dan besar dari masya- zir Asmara (mantan Kasdam 111/17 mulai kariernya sebagai pemimpin rakat. Untuk tampil menjadi pemim- Agustus), di samping ayahnya sendiri. nagari. pin, M. Thamrin tidak memulai de

Di samping itu, ia sudah terasah Bahkan, tokoh yang kelihatan ngan menjadi pegawai negeri atau sejak kecil. Sejak menamatkan Seko- lebih muda dibanding dengan usia aktivis ormas seperti yang kini banyak lah Rakyat (SR) di Lubuk Basung tahun yang sesungguhnya ini, hingga kini dilakoni generasi muda di perkotaan. 1947 dan SMP tahun 1953 di Bu- tetap terpakai. Selepas memimpin

Selain sebagai Kepala Nagari, M. kittinggi sampai SMA (1957) di Palem- DPRD Agam selama 15 tahun (wakil Th. Dt. Pangulu Basa juga dipercaya bang, Thamrin sudah tertarik pada ketua dan ketua), dalam Pemilu 1992 oleh masyarakatnya sebagai Ketua Ke- politik. Sejak remaja ia rajin berorgani- silam ia terpilih pula menjadi anggota rapatan Adat Nagari (KAN) Balingka sasi, dan senang menghadiri rapat- DPRD Tk. I Sumbar dari FKP. yang ia emban sampai sekarang. Se- rapat dan pertemuan-pertemuan. Selain sebagai politisi, ia pun tetap dangkan jabatan wali nagari ini di- Hasil mengasah diri inilah yang mengakar di masyarakat adat Minangpangkunya selama sepuluh tahun dirasakannya sebagai modal untuk kabau. Di samping telah dipercaya (1969-1979).

bisa melakoni berbagai peran, mulai menjadi Ketua KAN Balingka sejak Long life education, atau belajar dari Ketua KAN, wali nagari, hingga tiga puluh tahun silam, jabatan Ketua sepanjang hayat seperti juga ditegas- memimpin lembaga terhormat DPRD LKAAM Kabupaten Agam pun dipangkan oleh agama Islam adalah salah Tk. II Kabupaten Agam. Memang, dari kunya sejak tahun 1970. Bahkan, satu pegangan Dt. Pangulu Basa. Inilah ratusan (mantan) wali nagari di Mi- tahun 1990 ia dipilih pula menjadi yang diakuinya, menjadi modal nangkabau, hanya segelintir yang bisa Wakil Ketua LKAAM Sumbar menpengembangan diri, kepribadian, mendaki tangga yang lebih tinggi. dampingi Ketua Umum Drs. H. Hasan maupun bakat kepemimpinannya. Ia Bahkan sejak fungsi nagari sebagai Basri Durin Dt. Rangkayo Milie Nan rajin membaca, haus akan pengeta- wilayah pemerintahan terendah di- kuniang sebagai ketua umum. huan. Bidang politik dan pemerintah- hapus di Sumbar tahun 1980 sebagai Berbagai jabatan dan kiprah teran menjadi minat utamanya, walau- dampak penerapan UU No. 5/1979 sebar dari Balingka, Agam, hingga ke pun ia bukan seorang pejabat resmi tentang Pemerintahan Desa, para Padang inilah agaknya yang mem


Page 24

Bapak Ir. Azwar Anas), serta dukungan Daud memaparkan fungsi dan peran- atas jasa-jasanya terhadap kampung. dari semua jajaran perusahaan semua an perusahaan pengerukan yang di- Upacaranya wak-tu itu diselenggaradapat diatasi dengan baik," tutur M. pimpinnya.

kan di rumah Buya Hamka. Turut Yusuf Daud. Dikatakannya, bahwa Selama lima tahun berturut, sejak memperoleh penghargaan yang sama setiap musibah ada hikmahnya, ada- tahun 1990-1994 laporan keuangan waktu itu antara lain Noor St. Iskandar nya hambatan dan tantangan akan PT Rukindo menurut hasil pemeriksa- (alm.), Buya Marzuki Yatim. "Pengharmeningkatkan ketahanan perusahaan. an BPKP diperoleh predikat "Wajar gaan masyarakat kampung bagi saya

Pada tahun 1993 Yusuf Daud Tanpa Syarat". Suatu klasifikasi yang merupakan suatu kebahagiaan termemperoleh penghargaan POSS- selalu diinginkan oleh setiap BUMN. sendiri. Dengan begitu saya merasa PARD yang diberikan oleh suatu lem- Sesuai maksud dan tujuan Perusahaan dapat memberikan manfaat kepada baga penelitian karya dan daya cipta Pengerukan, motonya adalah "dengan tanah kelahiran saya," Yusuf Daud Indonesia yang telah menunjukan ke- lumpur dan pasir kami mengabdi", menuturkan. pemimpinan yang cemerlang dalam mengabdi kepada perusahaan dan Dua kali menikah, yang pertama pengelolaan perusahaan, Most Excel- negara, mengabdi kepada manusia mempersunting gadis Ambon, Fatma lent Managerial Leadership. Bersama- dan lingkungan, me-ngabdi kepada Syukur (alm.), dan yang kedua dengan sama M. Yusuf antara lain H. Bambang Allah Maha Pencipta yang merupakan Moenah Palembang (sepupu dari alTriatmojo, Hutomo Mandala Putra, tiga dimensi pengabdian. Keberadaan marhumah). Ia mendapat lima orang dan Drs. Ferry Sonneville. Bahkan ju- perusahaan diharapkan dapat mem- putra-putri yang semuanya sudah kaga mendapatkan penghargaan dari berikan manfaat kepada seluruh kar- win, dan memberinya delapan orang lembaga penelitian perusahaan yawan berupa peningkatan kualitas Spanyol (EDICOIN) atas perkem- hidup, kepada negara berupa laba Di bawah kepemimpinan Yusuf bangan perusahaan mulai tahun 1984- dan pendapatan pajak, dan kepada Daud, perusahaan Pengerukan yang 1994.

manusia berupa produk pengerukan sejak tahun 1984 berbentuk Perum Bagi Yusuf Daud, jabatan adalah yang melestarikan alam dan lingku- Pengerukan, mulai tanggal 1 Oktober amanah yang harus dilaksanakan ngan. Dia berharap, semua manfaat 1991 berubah menjadi Persero Pengedengan sebaik-baiknya. Dengan 1500 tersebut, hendaknya dapat menjadi rukan Indonesia. Sebagai hasilnya, orang karyawan, PT Pengerukan Indo- amal ibadah dalam mengabdi kepada perusahaan yang dari mulai berdiri nesia berpangkalan di tujuh pelabuh- Allah SWT.

selalu menderita kerugian, setelah an, masing-masing di Medan, Palem- Yusuf Daud sendiri mengaku, menjadi Persero mulai memperoleh bang, Jakarta, Semarang, Surabaya, pernah pulang kampung pertama kali laba. Keberhasilan ini tidak lain berkat Banjarmasin, dan Samarinda. Saat ini setelah bekerja dalam rangka dinas. dorongan Bapak Azwar Anas yang PT Persero Pengerukan Indonesia (Ru- Sedang sebelum itu tidak pernah meli- saat itu menjabat sebagai Menteri kindo) sedang membangun pangkalan hat kampung. Namun demikian, per- Perhubungan.Dan tentu saja juga berarmada pengerukan yang dilengkapi hatiannya kepada kampung halaman kat kerja keras karyawan-karyawan dengan fasilitas gedung kantor tujuh tetap besar dan selalu mengadakan PT Persero Pengerukan Indonesia. tingkat, perbengkelan, dok apung, ko- komunikasi dengan masyarakat kam

Diantara 30 unit kapal keruk, tilam pelabuhan, dermaga tambat, dsb. pung. Pada tahap awal Pelita, M. Yusuf

ga di antaranya merupakan kapal baru Dengan armadanya yang 30 unit serta Daud merasa ikut bertanggung jawab yang diperoleh tahun 1994 dan merudengan selesainya pembangunan dengan kemajuan kampungnya. Ber- pakan kapal keruk yang tercanggih pangkalan tsb., maka PT Rukindo akan sama tokoh perantau lain, dia mendiri- dalam kelasnya, di mana satu di merupakan perusahaan pengerukan kan Yayasan Pembangunan Sungai antaranya diberi nama "Batang Anai", terbesar untuk kawasan Asia Timur. Batang (YAPSI) yang sampai sekarang sebagai penghormatan kepada Tugasnya melakukan pengeruk- masih aktif.

Sumatra Barat. an daerah-daerah pelabuhan, alur- Wujud dari perhatiannya itu, se- Sebagai penutup, harapan Yusuf alur pelayaran dan sungai-sungai yang lama sepuluh tahun (Kabag Anggaran Daud adalah, kalaupun dia mempervital bagi pelayaran. Atau pekerjaan Pembangunan (1968-1978) menda- oleh penghargaan untuk ditampilkan lain yang berhubungan dengan pela- pat kesempatan ikut mengelola ang- di buku ini, namun dia merasa masih buhan, dan reklamasi pantai.

garan pembangunan Repelita Dep- banyak yang lebih pantas untuk diton"Sebagai negara maritim terbesar, hub, M.Yusuf Daud banyak meng- jolkan. "Kalaupun saya menyampaiurusan pengerukan dan reklamasi ini arahkan pembangunan ke Sumbar kan kesan dan pesan, itu hanyalah sesangat penting untuk menunjang ke- dan tak lupa kampung kelahirannya, mata-mata untuk mendorong agar gelancaran perhubungan, dalam hal ini sehingga untuk membangun Sumbar nerasi penerus dapat berbuat lebih perhubungan laut, yang akan menghu- juga bisa dari rantau tidak harus pu- baik lagi dari generasi sebelumnya, bungkan pulau demi pulau yang jum- lang kampung. Tidak berlebihan, jika dengan maksud dan niat yang baik," lahnya belasan ribu," begitu Yusuf dia memperoleh penghargaan khusus katanya mengakhiri.***


Page 25

etelah malang-melintang di pentas itu sebenarnya yang memotivasinya

bisnis nasional, khususnya di untuk membangun usaha pariwisata bidang properti dan pariwisata, H. di Sumbar. Pertama-tama saya harus Nasroel Chas, 52 tahun, akhirnya ter- akui, saya ini orang dagang. Saya berjerat pepatah lama: Sejauh-jauh bisnis untuk mencari untung, bukan terbang bangau kembalinya ke untuk rugi," katanya. kubangan jua. Pengusaha kelahiran Sebagai orang Minang, Nasroel 50 Kota ini kembali melirik kampung mengenal benar kampung halamanhalamannya setelah lebih 20 tahun nya, karena ia dilahirkan dan dibesarmengarungi dunia bisnis di rantau kan di sini. "Alamnya sesuai dengan orang

saya, masakannya cocok dengan lidah Awalnya adalah pertemuannya saya. Saya berniat pada hari tua saya dengan Joop Ave (waktu itu masih nanti saya akan tinggal di sini," Dirjen Pariwisata), Pebruari 1989. Saat

katanya. itu Nasroel tengah mengurus izin Namun, ia bukannya tak punya untuk hotelnya, Bali Resort Palace kritik untuk Sumbar. "Terus terang, Hotel. "Kepada saya Pak Joop bilang, baru gubernur saja yang getol ingin sebagai orang Minang saya akan men- mengembangkan kepariwisataan jadi Malin Kundang-anak yang dur- Sumbar. Pejabat yang mestinya menhaka pada ibunya, karena tidak dukung belum terlihat mempunyai membangun hotel di Sumbar, tetapi program dan strategi yang jelas," malah memilih Bali. Kepada saya be- ujarnya. Ia mencontohkan soal atraksi liau bilang, potensi pariwisata Sumbar wisata. "Kita punya kekayaan alam itu sangat besar, bahkan tidak kalah dan budaya, itu betul. Tapi ternyata dengan Bali," ceritanya.

itu belum bisa dikelola menjadi atraksi Kata-kata Joop Ave itulah yang wisata yang dikemas baik untuk mengusik nuraninya. Setelah menu- dijual," katanya. naikan ibadah haji tahun 1989, la mengakui, semua usahanya Nasroel Chas pulang kampung. Waktu Hotel Pusako, Pusako Sikuai Island itulah ia tiba-tiba tertarik dengan Bukit- Resort, Pusako Rumah Gadang Cultinggi. "Saya temui Bapak Armedi Agus tural Center, dan Pusako Minang Tour yang waktu itu baru jadi wali kota. & Travel, ia mulai dengan beban Saya katakan saya ingin membangun yang berat. "Sebagian masih harus hotel," lanjutnya.

saya subsidi," katanya. Tetapi, ia optiWali Kota Armedi segera menun- mis, kepariwisataan Sumbar akan tejukkan sejumlah lokasi. "Saya tertarik rus melangkah majú. "Saya melihat dengan lokasi di Bukit Manggis ini. ada prospek di ujung jalan. Inilah Ternyata tak sampai dua minggu, yang membuat saya, dan kalangan masalah tanahnya sudah selesai oleh dunia usaha wisata yang telah memilih wali kota." Tanggal 11 Maret 1990, Sumatra Barat merasa optimis," Joop Ave (kini Menparpostel) sendiri akunya. meletakkan batu pertama pem- Lahir di Desa Anding, Kecamatan bangunan Hotel Pusako itu. Satu se- Suliki Gunung Mas, 50 Kota pada zatengah tahun kemudian, Menparpos- man pendudukan Jepang (16 Agustus tel (waktu itu) Soesilo Soedarman 1943), Nasroel mengalami masa kecil meresmikan hotel bintang empat per- yang sulit. "Oleh orang-tua, saya ditama di Sumbar tersebut.

besarkan dari hasil menjual goreng "Tetapi," kata Nasroel kemudian, pisang," ceritanya mengenang masa "bukan soal takut jadi Malin Kundang kecilnya di bagian utara Kabupaten

Nama

: H. Nasroel Chas Tempat/tgl.lahir : Desa Anding, 50 Kota,

16 Agustus 1943 Jabatan sekarang:

Direktur Utania PT Danayasa
Arthatama
Direktur Utama Pusako Group
Direktur Utama PT NDC
Komisaris Utama PT Sarana Sumatra

Barat Ventura Pendidikan

SR, Payakumbuh (1957)
· SMP, Payakumbuh (1960)

SMA 1, Payakumbuh (1963)
Akademii Teknik Nasional, Jakarta
(1968)
Manajemen Properti di Waseda

University, Tokyo (1969-1970) Riwayat Pekerjaan:

Asisten Manajer PT Tasho Sangyo
(1968-1973)
Pendiri dan Direktur PT Takarin
(1974-1978)
Direktur Utama PT Takarin Tamara
(1978-1982)
Direktur Utama Tamara Group
(1982-1988)
Direktur Utama PT Danayasa
Arthatama (1989-sekarang)
Pendiri dan Direktur Utama PT Pusako
Tarinka (1990-sekarang)
Direktur PT Nagari Development
Corporation (NDC) (1991-1993)
Direktur Utama PT NDC
(1993-sckarang)
Komisaris Utama PT SSBV

(sejak Mei 1995) Alamat

- Kantor: PT Danayasa Arthatama,


Jalan Sudirman Kavling 52-53,
Jakarta,

Telp. (021) 5702082 - 5705466
- Rumah: Jalan Wijaya XVI Kebayoran Baru,

Jakarta,
Telp. (021) 7221158


Page 26

adalah Kabag Akademi di BAAK. Bapak berpenampilan selalu dandi itu tercatat dua kali diwisuda, tetapi

anehnya dalam peristiwa yang paling


bersejarah bagi dirinya, H. Nasrultak

sempat mengenakan toga yang meruBIODATA

pakan dambaan seluruh mahasiswa.

Sebab wisuda yang pertama, berteNana : Drs. H. Nasrul Nawawi, S.H.

patan dengan meninggalnya ibu terGelar : Sutan Maharaja Indra

cinta pada tahun 1975 di Kota Medan, Panggilan : Endang Tempat/tgl. lahir : Pasir IV Angkat, Bukittinggi sedangkan wisuda yang kedua, Nasrul 14 Mei 1944

sedang menunaikan ibadah haji tahun Asal

: Pasir IV Angkat, Bukittinggi 1989. Pekerjaan

Di balik kisah itu, jika kita menyi- Dosen di jurusan PDU - Kabag Biro Administrasi Aktifis

mak sejarah hidupnya, bapak empat Kemahasiswaan IKIP Negeri Surabaya orang putra ini mempunyai pengaPendidikan

laman yang patut dijadikan suri tau- SR di Bukittinggi, 1957

ladan bagi kaum muda. Ia lahir di se- SMP di Bukittinggi, 1960 - SMA C di Bukittinggi, 1963

buah desa terpencil dekat gunung be- IKIP Surabaya, 1975

rapi, desa Pasir Kecamatan IV Angkat - Universitas Bhayangkara, Surabaya, 1988 Bukittinggi. Jauh-jauh dari pulau seKeluarga

berang, Nasrul dengan darah muda Ayah : H. Nawawi St. Bagindo Ibu : Siti Aman

penuh semangat pergi ke Jawa. Asal : Pasir IV Angkat

Dengan berbekal pada prinsip meIstri : Hj. Herawati

ningkatkan derajat keluarga dan meAsal : Ampang Gadang, IV Angkat

rubah nasib, Nasrul bertekad ingin Nikah

: 1974 Anak-anak

menjadi sarjana.
: 1. Rizki
2. Nanda

Dan, perlu diingat pada waktu itu
3. Doni

(tahun 1960-an), gelar sarjana adalah 4. Aldo

sebuah kebanggaan keluarga. SelebihAlamat

nya bukanlah masalah, walaupun pa- Kantor : Komplek IKIP - Rumah : Komp. Perumahan

da waktu itu ekonomi keluarganya Sinar Galaxy

dapat dibilang pas-pasan. Namanya Jl. Kertajaya Indah Timur X/33

saja nekad, tahun 1964 ia mendaftar-
Surabaya

kan diri pada Fakultas Hukum Unair. Setahun kemudian, pemuda berkulit kuning langsat ini mendaftarkan diri

di IKIP Surabaya jurusan Ekonomi

Koperasi Fakultas FPIPS.

Dapat dibayangkan, betapa per-
juangan yang maha hebat. Dengan
modal kemauan keras dan tak mau
menyerah, ia memeras otak untuk ku-
liah di perguruan tinggi negeri. Hari demi hari, ia membanting tulang be-

kerja di berbagai perusahaan swasta


dan mengajar di sekolah SMTP dan SMTA untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya.

Pada waktu itu tidak sembarang anak dapat mengenyam pendidikan tinggi. Ia hidup seadanya dengan menumpang di rumah pamannya. Akhirnya do'a Nasrul dikabulkan. Kegigihan perjuangan akhirnya dapat dirasakan. Pada tahun 1968, ia berhasil memperoleh gelar sarjana muda dari IKIP. Menginjak tahun 1973, gelarnya bertambah lagi ketika program sarjana muda di bidang hukum ia selesaikan dengan penuh susah payah. Maklum, pada waktu itu untuk memperoleh gelar di bidang hukum bukan main sulitnya.

Apa yang diperjuangkan Nasrul tidak lain adalah untuk merubah nasib. Baginya penderitaan bukanlah sebuah kodrat. Penderitaan adalah semacam cambuk yang memicu dirinya, sehingga hidup tidak lain adalah memerangi penderitaan. Tahun 1972 merupakan tahun kenangan bagi Nasrul. Pasalnya di tahun tersebut, harapan untuk hidup bahagia datang. Mulai saat itu ia resmi menjadi pegawai negeri. Sampai tahun 1983, ia menjadi tenaga pengajar di jurusan PDu (Koperasi) sekaligus tenaga administrasi (BAAK).

Menginjak tahun 1984 dengan adanya PP No 5 Tahun 1980, di mana pegawai di lingkungan perguruan tinggi negeri tidak boleh merangkap jabatan, Nasrul memilih sebagai tenaga administrasi. Dan sejak itu pula ia menjabat Kepala Bagian Akademik di IKIP Surabaya.

Hidup harus bergerak maju, kata itulah yang selalu menyusup dalam setiap detak jantung kehidupan Nasrul. Ia tidak puas dengan apa yang telah diraihnya. Di sela-sela kesibukkannya, ia kuliah lagi. Gelar sarjana penuh bidang kependidikan pun di