Bolehkah sperma dikeluarkan didalam saat hamil 8 bulan

KOMPAS.com - Salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan ibu hamil adalah, bolehkah berhubungan seks ketika hamil? Menurut dr Tri Yuniarti, SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Yadika, hubungan seks sebenarnya aman dilakukan saat hamil, asalkan tahu batas-batas keamanan yang boleh dilakukan. "Sebenarnya yang berbahaya bukan hubungan seksnya, namun sperma yang masuk ke dalam rahim saat hamil," katanya, saat talkshow "Rahasia Hamil Sehat agar Janin Sehat dan Cerdas" yang diadakan oleh Tabloid Nakita di RS Yadika, Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (4/2/2012) lalu.

Sperma mengandung suatu zat tertentu yang bisa menyebabkan reaksi sensitif pada mulut rahim, dan hal ini akan sangat berbahaya untuk janin. Maka ketika berhubungan seks saat hamil, sebaiknya sperma dikeluarkan di luar vagina atau dengan menggunakan kondom.

Meski mengandung protein, sperma sebenarnya tidak memiliki manfaat bagi perkembangan janin. Sperma justru akan berbahaya bagi janin. Zat dalam sperma ini akan memicu reaksi kontraksi dini, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur, atau ancaman keguguran jika usia kehamilan masih muda. "Ketika melakukan hubungan seks dalam usia kehamilan yang masih muda, sebaiknya berhati-hati karena gerakan atau guncangan yang terlalu kuat bisa berbahaya bagi janin. Selain itu, si ibu juga jangan sampai  terlalu lelah," tukasnya.

Hubungan seks aman dilakukan selama kehamilan trimester pertama sampai usia kandungan tujuh bulan. Pengurangan frekuensi seks harus dilakukan ketika usia kandungan sudah mencapai tujuh sampai sembilan bulan. "Pada usia kehamilan ini, perut sudah lebih membesar sehingga lebih sulit untuk berhubungan seks, dan akan lebih menekan perut sehingga berbahaya bagi janin. Selain itu, sperma yang ada di dalam juga akan memicu kelahiran prematur," jelasnya.

Meskipun seks ini pada dasarnya aman dilakukan saat hamil, ada beberapa kondisi kehamilan yang tidak memungkinkan si ibu untuk melakukan hubungan seksual sama sekali, ataupun sedikit mengurangi frekuensinya:

1. Ancaman keguguran
Ada ibu hamil dengan kondisi kehamilan yang lemah, atau kehamilan yang berbahaya. Ketika kehamilan ini memiliki resiko yang tinggi terhadap ancaman keguguran, sebaiknya hindari hubungan seks sama sekali. "Konsultasikan tentang kekuatan si janin pada dokter. Karena kehamilan yang lemah bisa saja berubah setelah usia kehamilan beberapa minggu, dan janin menjadi kuat," tambahnya.

Pada beberapa kehamilan yang beresiko, hubungan seks -sekalipun tanpa memasukkan sperma ke dalam vagina atau sudah menggunakan kondom- akan tetap menimbulkan resiko, seperti flek atau rasa mulas. "Flek ini bisa berbahaya untuk kehamilan. Karena adanya flek menandakan bahwa ada masalah dengan janin Anda. Sedangkan rasa mulas bisa menandakan adanya kontraksi rahim dini sehingga bisa menyebabkan terjadinya keguguran atau lahir prematur," bebernya.

Suami istri terkadang suka parno bila berhubungan seks saat sang istri tengah hamil. Banyak orang yang bilang nanti bisa berbahaya buat si janin. Katanya, bisa menusuk janin lah, goyangannya bisa membahayakan janin, bahkan spermanya “tajem” buat badan janin dan bisa bikin kontraksi. Jadi, benarkah sperma tidak boleh dikeluarkan di dalam saat sedang hamil?

Seks saat kehamilan dan mengelurkan sperma di dalam memang diperbolehkan. Akan tetapi, kita harus tahu juga nih bahwa ternyata berhubungan seks dan mengeluarkan sperma di dalam ternyata dapat menyebabkan kontraksi rahim, loh. 

Hal ini disebabkan saat berhubungan seks akan menimbulkan adanya stimulasi pada payudara, orgasme pada wanita, dan semen pada sperma dapat meningkatkan hormon prostaglandin. Hormon ini dapat memicu terjadinya kontraksi pada rahim saat kehamilan. 

Kontraksi rahim ini disebut dengan Braxton hicks atau kontraksi palsu, yaitu apabila kontraksi yang dirasakan tak teratur dan masih hilang timbul. Situasi ini akan jadi berbahaya bila kontraksinya semakin kuat dan semakin teratur, karena bisa menyebabkan persalinan prematur. 

Berarti, intinya berhubungan seks tidak aman?

Berhubungan seks dan mengeluarkan sperma di dalam selama kehamilan masih bisa dilakukan selama dokter dan bidan memperbolehkan kita untuk melakukan itu. Dokter dan bidan akan melihat apakah kehamilan kita baik atau tidak sebelum menyarankan untuk berhubungan seks. Jadi, sebaiknya kita tanyakan dulu kondisi kehamilan kita, ya.

Kondisi kehamilan seperti apa yang harus menghindari hubungan seks? 

Ternyata ada beberapa kondisi di mana sebaiknya kita tak melakukan hubungan seks selama kehamilan. Kondisi ini adalah sebagai berikut :

1. Perdarahan saat kehamilan

Perdarahan yang dimaksud adalah keluarnya flek atau darah dari jalan lahir saat hamil. Perdarahan ini dapat terjadi pada trimester pertama, kedua, dan ketiga. 

2. Ketuban yang sudah pecah 

Bila air ketuban sudah pecah, itu akan meningkatkan kejadian infeksi sehingga tak disarankan adanya penetrasi penis ke dalam vagina.

3. Mengalami kontraksi terus-menerus

Tidak disarankan untuk berhubungan seks bila kamu mengalami hal ini. Dengan berhubungan seks, maka kamu akan memicu terjadi kontraksi yang semakin kuat dan hal ini tidak baik karena bisa menyebabkan terjadinya persalinan prematur.

4. Plasenta atau ari-ari menutupi jalan lahir

Bila kamu mengalami kondisi seperti ini, biasanya dokter dan bidan tak akan menyarankan berhubungan seks saat kehamilan. Karena, hal tersebut dapat memicu terjadinya perdarahan.

Bagaimana dengan penis yang "menusuk" janin?

Itu tidak benar. Saat berhubungan seks, penis tidak akan menyakiti janin karena penis tidak akan menyentuh janin. Letak janin yang berada di dalam rahim tidak akan terjangkau oleh penis karena janin terlindungi oleh otot rahim dan air ketuban. Jadi, tenang saja ya, aman kok berhubungan seks saat hamil. 

Jadi, boleh saja ya berhubungan seks dan mengelurkan sperma di dalam. Akan tetapi, pastikan kamu dalam kehamilan yang baik dan trimester kehamilan yang sesuai, agar dapat berhubungan seks dengan tenang.

Bolehkah sperma masuk ke dalam saat hamil 8 bulan?

"Pada dasarnya, berhubungan seks selama kehamilan trimester kedua dan ketiga diperbolehkan dan tergolong aman. Bahkan hubungan seks yang dilakukan saat trimester ketiga akan membantu mendorong pembukaan jalan lahir bayi bayi kelak.

Bolehkah sperma dikeluarkan saat hamil tua?

Saat Anda hamil tua, keinginan berhubungan sekusal diikuti rasa takut akan sesuatu yang berbahaya bagi janin seperti kelahiran prematur dan perdarahan. Berhubungan seksual dengan penetrasi dan ejakulasi sperma di dalam vagina boleh dilakukan selama tidak ada perdarahan dan air yang keluar dari jalan lahir.

Bagaimana cara berhubungan saat hamil 8 bulan?

Ini beberapa posisi seks yang bisa dilakukan sebagai cara aman berhubungan intim pada usia kehamilan 8 bulan:.
Posisi menyendok/spooning. ... .
Woman on top. ... .
Man on Top. Gaya misionaris baik-baik saja untuk quickie, selama Dads menjaga berat badannya dari Moms dengan menopang dirinya sendiri dengan lengannya..

Apa yang harus dihindari saat hamil 8 bulan?

Larangan Hamil 8 Bulan.
Menjalani Aktivitas Fisik yang Cukup Berat. ... .
Melakukan Olahraga Ekstrem. ... .
3. Bepergian dengan Jarak yang Cukup Jauh. ... .
4. Sering Tidur dalam Keadaan Telentang. ... .
Merokok. ... .
6. Membersihkan Kandang Hewan Peliharaan. ... .
7. Berendam atau Mandi dengan Air Panas..