Buatlah sebuah contoh kegiatan refleksi dalam PEMBELAJARAN yang dapat dilakukan oleh guru tersebut
Refleksi Adalah? Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan (biasanya secara tertulis) oleh guru untuk siswa dan mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, harapan dan kritik terhadap pembelajaran yang diterima. Bahasa yang paling sederhana dan termudah untuk dipahami adalah bahwa Show
Apa yang dimaksud dengan refleksi dalam proses pembelajaran?Dalam proses pembelajaran, berbagai pengalaman dalam belajar akan terbentuk menjadi pengetahuan yang bermakna manakala guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap pengalaman tersebut; Mengendalikan/menjadi alat kontrol kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Apakah refleksi pembelajaran dapat dilakukan guru secara mandiri?Refleksi pembelajaran di sini dapat dilakukan guru secara mandiri, atau dapat juga melibatkan siswa. Beberapa kegiatan yang dipaparkan di sini merupakan beberapa varian kecil dari sekian banyak ragam kegiatan refleksi yang bisa dilakukan. Mengapa reflekssi pembelajaran penting bagi siswa?Refleksi pembelajaran penting bagi siswa karena memiliki fungsi untuk melihat kembali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari, sebagai dasar untuk peningkatan dan pendalaman belajar. Apa manfaat kegiatan refleksi bagi peserta didik?Bagi peserta didik, kegiatan refleksi bermanfaat menyalurkan ide, gagasan, dan pendapat, kepada guru dan memberikan kesan atas proses pembelajaran yang baru saja dialami; Bagaimana contoh refleksi pembelajaran?Contoh refleksi pembelajaran yang paling umum dilakukan yaitu dengan cara mengulas kembali materi belajar sebelumnya. Biasanya dapat dilakukan secara mandiri, Yaitu membaca dari awal semua catatan yang berkaitan kemudian memahaminya dan mencatat poin-poin penting. Langkah langkah refleksi dalam pembelajaran?Refleksi dapat diterapkan dengan beberapa langkah dan cara, antara laian: siswa mengungkapkan segala bentuk rasa dan kesan setelah pembelajaran dipresentasikan; siswa didorong untuk bisa mengungkapkan segalanya dengan jujur dan terbuka; siswa mengungkapkan apa saja hal positif dan negatif dari aktivitas pembelajaran; 3 Apa gunanya seorang guru melakukan refleksi?Agar guru bijaksana dalam mengatasi permasalahan pembelajaran, maka guru perlu melakukan refleksi setelah melakukan pembelajaran di kelas. Refleksi diri ini penting dilakukan oleh guru karena dengan melakukan hal tersebut, guru akan bisa melakukan perbaikan dalam pelaksanaan tugas. Apa itu kegiatan refleksi dalam pembelajaran?Dikutip dari laman Kemdikbud, dalam pembelajaran, refleksi adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk siswa dan oleh siswa untuk guru untuk mengekspresikan kesan konstruksif, pesan, harapan, dan kritik terhadap proses pembelajaran. Apa itu refleksi diri dan contohnya?Refleksi diri adalah bagian dari proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti pengalaman, kebiasaan, dan keputusan. Refleksi diri bisa membantu Anda untuk menjalani hidup yang lebih baik ke depannya. Bagaimana cara membuat refleksi diri?Tips dalam melakukan refleksi diri
Apa itu tahap refleksi?Tahap Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu ketika kolaborator mengungkapkan hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian yang belum berjalan dengan baik pada saat peneliti mengelola proses pembelajaran. 5 Apa arti refleksi dalam pembelajaran dan apa gunanya seorang melakukan refleksi?Refleksi adalah kegiatan pemberian umpan balik atau penilaian dari siswa terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Refleksi adalah ungkapan jujur perasaan peserta didik untuk memberikan kesan dan pesan atas pembelajaran yang telah dilakukan bersama guru. Langkah langkah pembelajaran yang dilakukan?Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
2 Apa makna guru reflektif dalam pembelajaran?Salah satu karakter yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalah “reflektif.” Guru reflektif adalah guru yang mau “melihat” dirinya sendiri. Mau melakukan refleksi dan introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Mengapa refleksi setelah pembelajaran itu penting?Refleksi pembelajaran penting bagi siswa karena memiliki fungsi untuk melihat kembali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari, sebagai dasar untuk peningkatan dan pendalaman belajar. Apa makna guru reflektif dalam pembelajaran?secara terus menerus memikirkan, mengevaluasi dan merencanakan apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakannya di dalam kelas (Bartlett, 1990). Inilah yang disebut Guru Reflektif / Reflective Teacher. You might be interested: Apa Itu Kampus Ivy League? Kapan kita perlu melakukan refleksi?Refleksi pembelajaran adalah suatu komponen kegiatan yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan tujuan untuk menilai dan mengamatii apa yang telah terjadi selama pembelajaran berlangsung. Apa perbedaan refleksi dan evaluasi?Refleksi berarti berpikir evaluatif terhadap hasil suatu pekerjaan. Evaluasi dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan hasil. Apa yang dimaksud dengan refleksi diri?Refleksi diri adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk dapat menarik lessons learned bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah action plan untuk mengurangi kesenjangan (gap) yang masih ada antara harapan dan kenyataan. Apa itu refleksi diri dan contohnya?Refleksi diri adalah bagian dari proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti pengalaman, kebiasaan, dan keputusan. Refleksi diri bisa membantu Anda untuk menjalani hidup yang lebih baik ke depannya. Bagaimana cara membuat refleksi diri?Tips dalam melakukan refleksi diri
Apa yang dimaksud dengan membuat refleksi?Refleksi adalah kegiatan pemberian umpan balik atau penilaian dari siswa terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Refleksi adalah ungkapan jujur perasaan peserta didik untuk memberikan kesan dan pesan atas pembelajaran yang telah dilakukan bersama guru. Apa itu refleksi diri dalam pembelajaran?Pengertian Refleksi Diri Guru Istilah refleksi dalam konteks ini merujuk pada upaya berpikir secara mendalam atas apa yang telah dilakukan. Guru yang melakukan refleksi adalah guru yang berpikir ulang tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Salah satu fungsi mengajar adalah mengantarkan siswa pada kesadaran adanya hubungan antara pengalaman yang telah diperoleh dalam pembelajaran dengan makna dari berbagai pengalaman yang telah diperoleh tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguatkan atau menghadirkan kesadaran hubungan pengalaman dan makna tersebut yakni melalui kegiatan refleksi pembelajaran (Denton, 2009: 1). Refleksi pembelajaran penting bagi siswa karena memiliki fungsi untuk melihat kembali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari, sebagai dasar untuk peningkatan dan pendalaman belajar. Refleksi dalam pembelajaran menjadi ruang yang memberi kesempatan siswa untuk memutar ulang memori perjalanan pembelajaran yang telah mereka lalui (Chang, 2019: 95). Chang juga mengutip pendapat Helyer yang melihat bahwa melalui refleksi, siswa akan dapat memiliki keterampilan dalam menyadari bahwa mereka sedang belajar dan membangun keterampilan secara berkelanjutan. Baca JugaBerdasarkan pendapat di atas dapat dirumuskan pemahaman awal bahwa refleksi pembelajaran merupakan bagian penting dari keseluruhan proses pembelajaran di kelas. Dari pemahaman ini dosen/instruktur dapat memberikan pendampingan dan pembimbingan kepada mahasiswa PPL PPG untuk senantiasa merencanakan dan menyiapkan kegiatan refleksi pembelajaran di kelas dengan baik. Di dalam kegiatan refleksi yang baik nantinya dapat diperoleh informasi yang akurat perihal ketercapaian proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi pembelajaran di kelas dapat dilakukan di bagian akhir pembelajaran, umumnya dengan kegiatan diskusi atau tanya jawab antara siswa dengan guru. Refleksi hendaknya dilakukan dengan terencana, sungguh-sungguh dengan situasi dan kondisi yang tidak menempatkan siswa dalam tekanan. Artinya, refleksi pembelajaran bukan bagian dari proses pembelajaran yang memaksa siswa harus menjawab atau mendeklarasikan pencapaian belajarnya sehingga ia berada dalam posisi yang problematis, antara malu dengan sesama teman atau takut dengan otoritas guru. Keterampilan guru dalam berkomunikasi dan membangun suasana reflektif menjadi penting agar siswa yang belum mencapai kemampuan atau keterampilan tertentu tidak merasa rendah diri, namun justru menjadi termotivasi. Dengan demikian, dosen/instruktur dapat merintis keterampilan mahasiswa PPL dalam merefleksi melalui diskusi terbimbing dan berbagi pengalaman merefleksi pembelajaran. Eksplore Lebih LanjutSetelah mengikuti Kegiatan Belajar 6 di harapkan dapat ; 1. Memahami konsep refleksi pembelajaran. 2. Memahami fungsi refleksi pembelajaran. 3. Memahami prinsip-prinsip refleksi pembelajaran. 4. Memahami jenis pendekatan refleksi pembelajaran. 5. Memahami pelaksanaan refleksi pembelajaran di kelas. 6. Menganalisis fungsi refleksi pembelajaran di kelas.
Refleksi Pembelajaran Konsep refleksi memiliki beberapa pengertian yang berbeda yaitu :
Berdasarkan tiga rumusan pendapat di atas dapat dirajut pengertian bahwa refleksi merupakan sebuah kegiatan mengkaji kembali berbagai tindakan yang telah dilakukan agar dapat melihat secara detail berbagai masalah yang ada sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah dan perbaikan tindakan di masa yang akan datang. Refleksi sebagai sebuah proses berakar pada paradigma keilmuan interpretatif. Refleksi mewujud dan berfungsi jika dipahami dan dilaksanakan, bukan ketika dibutuhkan sebagai satu output kegiatan (McIntosh, 2010: 39-44). Oleh karena itu, proses mengkaji di dalam refleksi bertujuan melihat berbagai tindakan yang dilakukan, memahami tindakan tersebut dan membuat pemaknaan tindakan dalam kaitannya dengan masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang Dalam mengkaji refleksi, beberapa ahli melihat bahwa refleksi merupakan sebuah aktivitas yang memiliki kaitan dengan tugas-tugas profesional. Refleksi menjadi aktivitas utama misalnya dalam keprofesian kesehatan (kedokteran), keprofesian pendidikan, keprofesian hukum, hingga dalam keprofesian peneliti sosial (Schon, 1983; Moon, 1999; McIntosh, 2010). Digunakannya refleksi dalam keprofesian tersebut karena refleksi merupakan kegiatan yang dipandang menjadi dasar utama meningkatkan kualitas praktik profesional dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam dunia keprofesian pendidikan, refleksi merupakan kegiatan yang digunakan para pendidik (guru/dosen/widyaiswara) untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan di institusi tempat mengabdi. Di lingkungan sekolah, para guru dibeberapa negara termasuk juga di Indonesia, sudah terbiasa melakukan aktivitas refleksi yang biasanya disebut sebagai refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran yaitu kegiatan melihat kembali dan mengkaji kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, untuk menemukan berbagai kelebihan dan kelemahan diri dalam proses pembelajaran sehingga dapat melakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Refleksi pembelajaran umumnya dilakukan pada akhir tahapan pembelajaran. Refleksi pembelajaran dilakukan bersama antara guru dan siswa. Jika dalam proses pembelajaran menghadirkan observer misalnya kepala sekolah atau guru lain, maka refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak tersebut. Kegiatan refleksi dalam pembelajaran memiliki beberapa tujuan penting, yaitu:
Berdasarkan tujuan di atas, refleksi pembelajaran merupakan aktivitas yang penting dilakukan agar dapat diperoleh informasi yang valid dan komperhenship tentang bagaimana strategi meningkatkan kualitas pembelajaran, serta sebagai aktivitas yang dapat memetakan sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Disamping itu refleksi pembelajaran pembelajaran juga bermanfaat bagi siswa untuk mencapai kepuasaan diri karena memiliki saluran yang tepat untuk menjalin Fungsi Refleksi Pembelajaran Dalam melihat fungsi refleksi, Habermas menyatakan bahwa refleksi merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik teoritik maupun praktik (Moon, 1999: 13). Penggunaan refleksi sebagai sarana untuk mendukung dan mengembangkan tindakan praktis semakin diakui utamanya dalam dunia pendidikan, perawatan kesehatan, dan ilmu sosial. Refleksi digunakan untuk membangun kedalaman pengetahuan dan makna, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang yang sedang berlatih menjadi praktisi profesional (McIntosh, 2010: i). Berdasarkan beberapa pandangan di atas, refleksi pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:
Prinsip-Prinsip Refleksi
Di dalam konteks pembelajaran refleksi pada umumnya dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Namun demikian Schon (1983) menyarankan pentingnya refleksi pada saat tindakan pembelajaran (in action) dan pada akhir tindakan (on action). Dalam konteks kegiatan pembelajaran, refleksi pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan prinsip yaitu:
Jenis Pendekatan Refleksi Pembelajaran
Dua jenis pendekatan ini berbasis pada pemikiran Donald Schon (1983) pada saat menganalisis cara berpikir seorang profesional. Pemikiran Schon didasarkan pada kenyataan bahwa umumnya model penyiapan figur profesional muncul dalam bentuk pemberian pengetahuan teknis yang relevan dengan praktik keprofesian sesuai disiplin ilmu profesi tersebut. Namun model penyiapan tersebut ternyata gagal untuk menyiapkan figur profesional yang memiliki kapasitas dan kemampuan kerja profesional, karena kerja profesional membutuhkan asosiasi berpikir dan keterampilan yang kompleks. Dengan pemikiran tersebut maka Schon mengusulkan perlunya kegiatan refleksi saat tindakan maupun di akhir tindakan untuk memastikan tindakan terkendali dan peluang kegagalan dapat diminimalisir (Moon, 1999). Melalui karyanya, Schon menawarkan istilah berpikir saat tindakan (yaitu saat melakukan sesuatu) dan berpikir setelah bertindak (yaitu setelah dilakukan tindakan) sebagai langkah penting dalam pendidikan profesional terkini. Argumen Schon bahwa para profesional memang dapat menguasai disiplin keilmuannya secara spesifik namun mereka tidak siap mengelola hubungan interaktif antara manusia dengan disiplin tersebut, serta mengelola dampaknya dalam kehidupan sosial (McIntosh, 2010: 44; Moon, 1999: 40). Berdasarkan pandangan Schon di atas, guru sebagai profesional semestinya tidak hanya menguasai disiplin keilmuan pedagogi dan profesional semata, namun harus mampu mengaplikasikannya dan mengembangkannya dalam interaksi keprofesian di sekolah atau di kelas. Salah satu strategi pengembangan tersebut yaitu dengan kegiatan refleksi pembelajaran. Dari kegiatan refleksi ini dapat diperoleh dua keuntungan yaitu keilmuan guru yang berkembang dan kualitas praktik pembelajaran yang meningkat. Sebagai bahan pengembangan wawasan mengenai refleksi, berikut ini mari kita cermati bersama dua pendekatan dalam kegiatan refleksi menurut Schon yaitu refleksi saat pembelajaran dan refleksi setelah pembelajaran. 1. Refleksi saat pembelajaran (reflect in action) Dalam konteks pembelajaran, reflect in action adalah proses memikirkan dengan segera suatu ketidaksesuaian atau permasalahan yang ditemui pada saat pembelajaran berlangsung, untuk segera dapat merespon dengan langkah perbaikan. Secara sederhana langkah reflect in action tersebut tersusun dalam urutan:
Berdasarkan langkah di atas, guru sebagai profesional yang melakukan refleksi saat pembelajaran berlangsung harus memiliki kepekaan dalam melihat situasi pembelajaran. Dasar utama menemukan permasalahan atau ketidak sesuaian adalah pemeriksaan terhadap rencana pembelajaran dan pemikiran kritis atas situasi yang terjadi. Setelah mengidentifikasi adanya permasalahan, guru harus segera memikirkan berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan. Setelah diidentifikasi berbagai tindakan yang mungkin maka guru dapat memutuskan tindakan yang dipilih dan menerapkanya. Melihat konstruksi langkah dalam reflect in action di atas maka dapat dicemati bahwa model refleksi di atas adalah model yang tidak mudah dilakukan. Untuk dapat melakukan reflect in action dibutuhkan kepekaan guru dalam mengamati perkembangan proses pembelajaran. Selain itu, dibutuhkan kemampuan analisis situasional yang baik, kecepatan berpikir kritis, dan keberaninan untuk memutuskan tindakan yang harus diterapkan. Oleh karena itulah Moon (1999: 4749) mengkritisi pemikiran Schon mengenai reflect in action dengan satu pertanyaan yang kritis yakni “apakah seseorang mampu melakukan refleksi sementara ia sedang melakukan tindakan?” Kerumitan dalam pelaksanaan reflect inaction inilah yang membuat Moon (1999) sangsi bahwa hasil refleksi yang diperoleh valid dan tindakan yang diputuskan tepat. Namun demikian, meskipun tampak rumit, karya Schon tersebut telah mendorong munculnya tradisi penting yaitu melakukan refleksi saat berlangsungnya tindakan dan setelah tindakan berakhir, terutama dalam lingkungan pendidikan profesional saat ini. 2. Refleksi setelah pembelajaran (reflect on action) Dalam konteks pembelajaran, reflect on action dilakukan guru setelah proses pembelajaran selesai. Kegiatan refleksi tersebut dapat dilakukan di kelas yang dipimpin oleh guru dengan melibatkan siswa. Kegiatan refleksi setelah pembelajaran dapat juga dilakukan di luar kelas dengan melibatkan rekan guru atau pihak lain yang diminta melakukan observasi atas proses pembelajaran sebagaimana yang dijelaskan oleh Bolton di atas. Refleksi setelah pembelajaran merupakan kegiatan refleksi setelah sebuah tindakan pembelajaran selesai. Refleksi ini digunakan untuk melihat ketercapaian proses pembelajaran dan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu:
Setelah pembelajaran diakhiri guru dapat mulai mengajak siswa untuk memikirkan kembali berbagai hal yang sudah dilalui siswa dalam pembelajaran. Untuk memulai kegiatan ini guru dapat mengajak siswa mengidentifikasi kegiatan belajar apa saja yang sudah dilakukan. Setelah itu guru dapat mengumpulkan berbagai pendapat dari siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru dapat mengarahkan siswa untuk berpendapat mengenai aspek-aspek dari pembelajaran dengan memancing siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Siswa juga diminta untuk mengungkapkan kesan mereka mengenai apa yang paling menarik, disukai serta apa yang tidak disukai dari proses pembelajaran. Setelah siswa diajak untuk memikirkan kembali proses pembelajaran yang telah usai, selanjutnya dapat dilakukan diskusi yang dipimpin oleh guru. Guru dapat memfokuskan topik diskusi pada beberapa hal, misanya pada mengapa siswa tidak menyukai sebuah kegiatan pembelajaran, materi apa yang paling sulit dimengerti dan bagaimana sebaiknya materi disajikan. Dengan diskusi ini guru dapat memetakan berbagai pencapaian siswa, pendapat siswa mengenai pembelajaran, berbagai kelemahan guru, dan berbagai perubahan yang diinginkan siswa. Setelah diskusi selesai refleksi di kelas yang melibatkan siswa dapat diakhiri untuk sementara, selanjutnya guru memberikan tindak lanjut berupa kegiatan kepada siswa sebagai perbaikan jangka pendek berdasarkan hasil diskusi. Poin penting dalam diskusi beserta hasil diskusi idealnya diingat atau dicatat guru.Catatan tersebut menjadi dasar bagi guru untuk memikirkan perubahan apa yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya. Setelah itu guru dapat memetakan beragam alternatif perubahan pembelajaran yang dapat dilakukan. Berbagai alternatif tersebut selanjutnya dipilih dan dirumuskan dalam rencana pembelajaran Bagian akhir dari kegiatan refleksi guru adalah menulis jurnal reflektif atau yang biasa dikenal dengan Jurnal Refleksi Guru. Jurnal tersebut berisi tentang tanggapan kritis guru terhadap pembelajaran yang ia lakukan sendiri. Jurnal tersebut bukan jurnal agenda pembelajaran namun sebuah tulisan yang dialogis antara guru dengan dirinya sendiri perihal berbagai persitiwa yang dialami dalam pembelajaran. Di dalam jurnal tersebut penting juga dimasukkan hasil pemikiran bersama dan diskusi dengan siswa di akhir proses pembelajaran. Jadi jurnal refleksi Melaksanakan Refleksi Pembelajaran Pada sub pembahasan ini diuraikan mengenai pelaksanaan kegiatan refleksi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sebagai bagian dari tugas keprofesian. Refleksi pembelajaran di sini dapat dilakukan guru secara mandiri, atau dapat juga melibatkan siswa. Beberapa kegiatan yang dipaparkan di sini merupakan beberapa varian kecil dari sekian banyak ragam kegiatan refleksi yang bisa dilakukan. Bapak/Ibu dosen/instruktur dapat menambahkan ragam aktivitas refleksi pembelajaran lainnya yang mungkin dapat dilakukan guru dan menjadi pelengkap dari varian yang dipaparkan di sini. Refleksi pembelajaran yang dilaksanakan guru bersama siswa mensyaratkan adanya kondisi ideal sehingga refleksi dapat berjalan dengan baik (Moon, 1999). Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.
Aktivitas dalam refleksi setelah pembelajaran (reflect on action) 1. Diskusi Reflektif
Dalam membimbing mahasiswa PPL PPG Dosen/Instruktur dapat berdiskusi dengan mahasiswa untuk mengembangkan beberapa pertanyaan reflektif di atas. Terutama pertanyaan yang meminta siswa untuk memberikan kesan terhadap performa dan kinerja guru dan pertanyaan yang memicu siswa berpikir mengenai perbaikan pembelajaran yang mereka inginkan. Strategi dalam bertanya dan membagi waktu berpendapat menjadi penting agar diskusi dapat berjalan baik. Pada akhir diskusi reflektif guru membuat rajutan simpulan diskusi dan menyampaiakan tindak lanjut kegiatan untuk dilakukan siswa 2. Mengisi Kartu Indeks Refleksi dengan mengisi kartu indeks adalah bentuk refleksi setelah pembelajaran yang menggunakan komunikasi verbal tertulis. Langkahnya dapat dilakukan pada saat akhir pembelajaran guru membagikan kartu post (tempel) dengan dua warna yang berbeda, misalnya merah dan hijau. Kartu warna merah untuk menuliskan berbagai hal yang kurang baik yang dirasakan siswa dan kartu warna hijau untuk menuliskan berbagai hal dianggap baik dalam pembelajaran. Selanjutnya guru menyiapkan kertas plano yang ditempel di papan tulis dengan membagi kertas menjadi dua kolom, kolom sebelah kiri untuk menempelkan kartu warna merah dan kolom sebelah kanan untuk menempelkan kartu warna hijau. Dari berbagai pendapat yang tertulis dan tertempel pada kartu tersebut guru selanjutnya dapat membacakan beberapa di kelas dan mengulas bersama siswa. Setelah beberapa ulasan dilakukan pembelajaran dapat diakhiri. Selanjutnya di luar kelas guru dapat melanjutkan menganalisis berbagai pendapat sisiwa di kartu posit tersebut. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan berbagai pendapat degan kecenderungan sama dan membuat pemetaan kelemahan dan kelebihan pembelajaran. Dari hasil pemetaan tersebut guru merencanakan perbaikan dengan merancang desain pembelajaran berikutnya. 3. Menulis Surat
4. Mengisi Angket (Kuisioner)
Guru dapat memilih berbagai kegiatan refleksi yang sudah dipaparkan di atas, atau mencoba mengembangkan model refleksi pembelajaran yang lain. Selain itu, guru juga dapat mencoba mengkombinasikan pendekatan reflect in action maupun reflect on action. Beberapa uraian di atas kiranya dapat menjadi wawasan penyegaran dan panduan dasar bagi Bapak/Ibu Dosen/Instruktur PPL PPG dalam membimbing mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan merefleksi pembelajaran di kelas. |