Cara mengolah Data Kuesioner penelitian kuantitatif

Untuk mendapatkan data penelitian, biasanya peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Agar lebih mudah melakukan pengolahan data dari kuesioner, peneliti umumnya menggunakan skala jawaban. Skala likert adalah salah satu jenis skala yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat responden Lalu, bagaimana cara mengolah data kuesioner skala likert?

Pengertian Skala Likert

Sebelum membahas cara mengolah data kuesioner dengan skala likert, pertama-tama peneliti harus memahami lebih dalam mengenai skala likert. Secara umum skala likert digunakan untuk mengetahui dan menilai sikap atau persepsi responden terhadap suatu variabel.

Pada skala likert terdapat suatu jenjang untuk menyatakan sikap atas sebuah pendapat atau variabel yang diteliti. Untuk mendapat hasil yang akurat, tentunya isi pertanyaan harus bisa dinilai oleh responden.

Dalam penyusunan kuesioner dengan skala likert, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni:

  • Tidak menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang berisi pengetahuan. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk menilai sikap atau persetujuan responden akan sebuah permasalahan. Sedangkan pertanyaan pengetahuan tidak bisa dijawab dengan model setuju atau tidak setuju.
  • Jawaban atas pertanyaan atau pernyataan harus bisa dijenjangkan. Jangan sampai responden bingung membedakan antara tidak setuju dan kurang setuju. Setiap pilihan jawaban harus memiliki jenjang yang bisa dinilai.
  • Satu pertanyaan tidak boleh menimbulkan jawaban yang ganda. Misalnya saja pernyataan berikut ini “Saya mencintai pekerjaan saya karena membuat saya punya banyak uang”

Pada pernyataan di atas terdapat dua isi yakni mencintai pekerjaan dan punya banyak uang. Apabila responden memiliki dua pendapat atas pernyataan tersebut, tentu responden akan kebingungan dalam menentukan jawaban.

Penggunaan skala likert dalam kuesioner biasanya digunakan dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Pengolahan data skala likert sendiri bisa dilakukan secara manual atau melalui aplikasi. Ketika menggunakan skala likert dalam kuesioner, analisis yang bisa dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Analisis Frekuensi atau Proporsi

Analisis frekuensi dilakukan untuk mengetahui jumlah atau proporsi dari jawaban responden. Seperti yang diketahui, skala likert hanya digunakan untuk mengetahui sikap dari responden, sehingga penggunaan skoring bukanlah pilihan yang tepat.

Dari hasil analisis frekuensi ini, nantinya peneliti akan mendapatkan hasil berupa persentase jawaban responden.

2. Analisis Mode atau analisi terbanyak

Selain analisis frekuensi, skala likert juga bisa diolah dan dianalisis untuk mengetahui jumlah pendapat terbanyak yang dikemukakan oleh responden.

Misalnya saja dari pernyataan “Hukuman bagi koruptor adalah hukuman mati” ditemukan jawaban setuju sebanyak 45%, netral 25% dan tidak setuju sebanyak 30%. Dari jawaban di atas, maka diketahui bahwa kebanyakan responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Meskipun terlihat mudah, nyatanya pembuatan skala likert untuk kuesioner tidak sesederhana yang terlihat. Ada banyak pertimbangan agar jawaban yang diberikan responden merupakan perwakilan dari populasi.

Kabar baiknya, sekarang peneliti tidak perlu lagi bingung dengan cara mengolah data kuesioner skala likert. Mengapa demikian? Karena kami hadir untuk membantu peneliti dalam mengolah data. Segera hubungi kami jika peneliti ingin mendapatkan hasil olahan kuesioner skala likert yang tepat dan akurat!

Cara pengolahan data kuesioner harus melewati berbagai tahap, mulai dari entri data ke dalam komputer lewat program SPSS atau cukup Excel, pengujian validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif sampai pengujian hipotesis. Berikut merupakan ulasannya:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Hal yang membedakan antara cara pengolahan data kuesioner dengan data sekunder adalah uji validitas. Ketika kita melakukan penelitian dengan kuesioner maka kita perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner tersebut. Mengapa perlu dilakukan? karena kuesioner dibuat oleh peneliti sedangkan yang mengisi kuesioner adalah responden. Uji ini dilakukan untuk meminimalkan gap miss interpretasi dari kuesioner.
Kuesioner yang baik harus difahami dengan baik oleh responden sebagaimana pembuat kuesioner memahami. Kuesioner yang baik harus memiliki tingkat konsistensi jika diisi pada waktu yang berbeda.

Pada data sekunder, kita tidak perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas.

2. Entry Data

Setelah kuesioner terkumpul, anda memiliki tugas selanjutnya yaitu melakukan entri data dari kertas kuesioner ke dalam komputer. Software yang paling umum untuk
Entry data adalah excel. Tentunya excel sudah familiar diantara kita semua. Caranya bagaimana? Kita susun data dalam bentuk matriks. Baris untuk responden dan kolom untuk semua item. Pada baris entri lah mulai dari responden satu sampai responden sejumlah sampel anda. Sedangkan pada kolom, entri lah data berdasarkan item pertanyaan sejumlah pertanyaan dalam kuesioner.
Untuk pertanyaan tertutup yang harus anda entri adalah skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan anda. Misalnya jawaban pertanyaan kuesioner adalah sangat teruji = 5, setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Maka yang harus anda entry ke dalam kuesioner adalah skor tersebut.
Bagaimana jika ada ada pertanyaan negatif dalam kuesioner kita? Jika ada kondisi demikian, maka anda ubah skor 5 menjadi 1, 4 jadi 2 dan seterusnya.

3. Analisis Deksriptif

Hasil pengolahan data kuesioner sering ditampilkan dalam bentuk deskriptif. Apa saja tampilan yang cocok untuk data sekunder. Format distribusi frekuensi merupakan format yang ping umum untuk menampilkan data deskriptif distribusi frekuensi. Dal tampilan tersebut disajikan berapa jumlah responden yang menjawab setuju, berapa yang menjawab tidak setuju dan seterusnya.
Jika diperlukan kita juga dapat menampilkan ukuran statistik deskriptif lainnya dalam bentuk mean dan standar deviasi. Namun, perlu dicatat bahwa ketika kita menampilkan data ordinal dalam mean dan standar deviasi, sesungguhnya kita sedang memperlakukan data tersebut menjadi data numerik.

4. Pengujian Hipotesis

Apakah pada data kuesioner dapat dilakukan pengujian hipotesis? Jawabannya tentu saja. Sebetulnya, data kuesioner berskala likert merupakan data ordinal. Memang teknik statistik yang paling cocok adalah teknik non parametrik. Namun karena keterbatasan alat statistik dalam analisis non parametrik, ma kadang orang melakukan transformasi terlebih dahulu data tersebut dari data ordinal ke dalam skala numerik. Atau bahkan ada yang tidak melakukan transformasi terlebih dahulu, mereka langsing melakukan analisis parametrik seperti regresi, dengan menganggap data sudah berskala numerik.

Bermasalah di pengolahan data kuesioner? kontak kami di 081321898008

Langkah

Tahapan Cara Mengolah Data Kuesioner Kuantitatif.
Editing Data. Editing merupakan tahapan dalam mengolah data kuesioner kuantitatif berupa pemeriksaan data yang mencukupi kebutuhan serta relevan. ... .
2. Coding Data. ... .
3. Entry Data. ... .
4. Uji Validitas dan Reliabilitas. ... .
Analisis Deskriptif..

Langkah

Pembahasan: Dalam tahap teknik pengolahan data kuantitatif ada 3, yaitu editing (memeriksa kembali data yang telah terkumpul), coding (menyederhanakan data berupa kode angka atau simbol), dan tabulasi (mengorganisasikan data melalui tabel).

Langkah

Tips dan trik dalam membuat kuesioner penelitian.
Simple, kuesioner dibuat secara to the point, tidak kompleks dan mudah untuk dimengerti..
Memiliki ukuran yang jelas. ... .
Pertanyaan yang diajukan tidak terlalu banyak/panjang. ... .
Pertanyaan sedapat mungkin diarahkan tertutup. ... .
Jangan sampai menimbulkan ambiguitas..

Bagaimana cara menghitung kuesioner penelitian?

Cara menghitung kuesioner penelitian skala likert selanjutnya harus mendapatkan hasil interpretasi. Penilaiannya dengan rumus berikut ini: Y = skor tertinggi likert x jumlah responden, maka 5 x 100 = 500. X = skor terendah likert x jumlah responden, maka 1 x 100 = 100.