Cara merawat alat laboratorium yang terbuat dari kaca

CARA PERAWATAN DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM PENDAHULUAN 1. Latar belakang Laboratorium berasal dari kata Latin yang berarti tempat bekerja. Karena kemajuan sains dan teknologi demikian pesatnya, maka dirasa perlu adanya ruang tempat siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sains. Tujuan keamanan laboratorium adalah menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran, (mahasiswa)) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya. Laboratorium sebagai sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik. Untuk memahami ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, siswa yang taraf berpikirnya masih konkrit dapat belajar lebih baik melalui hal-hal yang konkrit (nyata). Oleh karena itu, perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif sangat diperlukan. Perawatan adalah kegiatan pemeliharaan terhadap alat dan bahan yang sudah ada di laboratorium berdasarkan pertimbangan pengetahuan alat dan bahan serta proses dan resiko yang ditimbulkannya dengan tujuan pokok alat dan bahan tetap baik, dapat digunakan setidak-tidaknya tidak terlalu menurun kadar kekuatannya dan daya gunanya. Penyimpanan yang baik adalah bagian dan kegiatan perawatan itu, namun karena menyangkut aspek jenis alat dan bahan serta sifat dan alat dan bahan itu, maka kegiatan penyimpanan harus mendapat pertimbangan yang khusus. Penyimpanan alat. Untuk menjamin keamanan kerja di laboratorium, cara penyimpanan alat dan bahan kimia harus diperhatikan. Dalam penyimpanan ini harus disediakan khusus ruangan penyimpanan dan tempat penyimpanan yang bersih, berventilasi dan mudah dilalui serta didapat bila diperlukan. Untuk itu, penyimpanan pengambilan dan pengembalian alat atau zat harus diikuti prosedur yang menjamin keamanan. 2. Masalah  Sering terjadi kecelakaan ketika melaksanakan praktikum sehingga membuat alat-alat  praktikum rusak Salah penyimpanan alat praktikum sehingga menyebabkan terhambat praktikum   3. Rumusan masalah Bagaimana cara melakukan perawatan alat praktikum sains dengan benar ? Bagaimana cara penyimpanan alat praktikum sains dengan benar ?  4. Tujuan Untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada saat melakukan praktikum yang dapat  menyebabkan terjadinya kerusakkan pada alat-alat praktikum sains. Untuk mengetahui cara penyimpanan alat praktikum dengan benar. II. PEMBAHASAN Perawatan alat-alat praktikum Untuk melakukan suatu perawatan yang baik kita haruslah menggolongkan alat-alat praktikum dengan benar sehingga kita dapat melakukan perawatan dengan baik menurut setiap golongan dan sifat masing-masing. Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup: 1. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal 2. Memperpanjang umur pemakaian 3. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran 4. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai 5. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan 6. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak 7. Menghindari terjadinya kerusakan fatal  Pengelompokan alat - alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat  reparasi. Pengelompokan alat - alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi,  Fisiologi, Ekologi dan Morfologi. Pengelompokan alat - alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet. Penggolongan alat-alat berdasarkan jenisnya adalah : 1. Golongan alat yang berbahan dasar kaca 2. Golongan alat yang berbahan dasar besi 3. Golongan alat yang berbahan dasar kayu 4. Golongan alat yang berbahan dasar porselin 5. Golongan alat yang berbahan dasar plastik 6. Golongan alat yang berbahan dasar karet 7. Golongan alat yang berbahan dasar logam dan alat listrik 8. Golongan alat optik Cara merawat alat-alat pratikum dengan benar adalah : 1. Perawatan alat kaca Kemungkinan kerusakan yang terjadi pada alat-alat gelas adalah karena pecah, terbakar, jatuh dan terbentur benda lain. Untuk pemanasan suhu tinggi, gunakanlah gelas pyrex, alat gelas tebal sekali-kali jangan dipanaskan. Dalam menggunakan botol untuk menyimpan bahan kimia atau larutan zat kimia hams diperhatikan bahwa tutup botol tidak boleh terbuat dan logam. Tetapi gunakanlah tutup botol plastik, karet atau gabus dan yang lebih baik lagi dan kaca. Tetapi ingat, tutup botol zat dan larutan NaOH tidak boleh terbuat dan kaca. 2. Perawatan alat logam Resiko alat dan bahan logam adalah perkaratan/korosi karena oksigen di udara dan kelenibaban air. Perawatannya adalah dengan cara mengecat seluruh permukaan logam atau diberi vaselin, pelumas atau pelicin (minyak kelapa). Penjagaannya, alat harus selalu kering bila tidak dicat/dilumas, Hal ini dilakukan setelah dipakai dan penyimpanan harus di tempat kering yang bisa dibuat dengan memasang lampu atau zat higroskopis seperti CaCI2 dan silika gel. Penyimpanan jangan di ruang asam atau di dekat zat kimia yang bensifat asam. 3. Perawatan alat porselin Kerusakan alat dan bahan porselin karena mekanis seperti jatuh, terbentur, terpukul besi. Porselin yang pada waktu penggunaannya mengalami pemijamannya, harus dihindarkan dan percikan air. Bahayanya, dapat pecah secana tiba-tiba. Dan bahaya lainnya adalah dapat merusak zat. 4. Perawatan alat plastik Resiko kerusakan alat yang terbuat dari plastik tergantung dan jenis plastiknya. Pada umumnya plastik dapat bereaksi dengan asam, basa atau garam anonganik. Sedangkan zat-zat yang melarutkan plastik adalah aseton, kionoform dan lain-lain. Plastik tidak tahan panas baik panas dan bahan kimia maupun panas dari api. Oleh karenanya, bahan dari plastik harus dihindarkan diri zat organik tententu dan dari panas. 5. Perawatan alat kayu Kerusakan alat dan bahan kayu adalah rapuh, berjamur atau terbakar. Rapuh bila berada dalam kondisi lembab atau basah, kena asam, basa atau larutan garam atau juga bahan organik. Tidak sedikit juga alat yang terbuat dan kayu rusak karena dimakan rayap, bubuk, jamur dan lain-lainnya. Pencegahannya adalah : lapisi kayu dengan cat, pernis atan disemprot dengan insektisida. 6. Perawatan alat karet Alat dan bahan karet ini mudah rusak karena asam, basa dan bahan organik yang menyebabkan karet lengket sesamanya. Demikian juga minyak bumi dan sejenisnya. dapat mengembangkan karet sehingga sifat elastisitas karet menjadi bilang. Oleh karenanya, hindarkan karet dan panas dan pelarut organik serta larutan basa. 7. Perawatan alat listrik dan alat optik Beberapa perawatan terhadap alat listrik dan listrik adalah sebagai berikut:  Listrik Jaringan listrik yang terdapat di laboratorium umumnya sudah direncanakan sedemikian rupa. Hindarkanlah penambaban ateker atau lampu baru. Dan kalau pun dilakukan, gunakanlah kabel yang tebal dan baik serta mintalab bantuan jasa instalator listrik. Sekening yang telah putus kawatnya janganlah diganti dengan kawat lain, karena muatan kawat tidak selalu sama. Namun, gunakanlah sekering baru dengan ukuran ampere yang sama. Flati-hatilah dengan listnik karena dapat menimbulkan resiko kematian.  Alat listrik Alat-alat listrik yang ada di laboratorium di antaranya adalah lemari es (kulkas), kompor listrik, fan listrik, radio dan lain-lainnya. Penggunaannya, periksalah voltasenya sebelum digunakan dan jika voltasenya berbeda dengan voltase AC di laboratonium, ubahlah terlebih dahulu voltasenya.  Alat-alat optik Alat-alat mi terdiri dari beberapa lensa, contohnya : mikroskop, teropong, lensa, kamera dan lain-lain. Penyimapanannya harus dilakukan di tempat yang kering dan berilah zat higroskopis untuk menyerap air atau gunakan lampu pengering. Beberapa zat higroskopis yang dapat digunakan adalah : CuC12 anhidrous, CuSO4 anhidrous, silika gel dan lain-lain. Khususnya untuk perawatan kamera yang mempunyai lensa yang sangat peka dengan nap air dan debu, sebaiknya kamera ditempatkan pada toples atau botol besar. Jika tidak ada botol besar, gunakanlah plastik tebal yang ditusuk-tusuk dengan jarum untuk ventilasi Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti: 1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan 2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan. 3. Menjaga kebersihan alat 4. Menyimpan alat Penyimpanan alat-alat Praktikum Pemeliharaan di sini bukan berarti alat disimpan dengan baik sehingga alatnya selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan agar tahan lama, tentunya perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama atau awet. Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat atau menjaga keselamatan alat adalah: o o o o menyimpan pada tempat yang aman perawatan termasuk menjaga kebersihan penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat. Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain: o Zat atau bahan dasar pembuatan. Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat. o Berat alat. Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk alat-alat berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan. o Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan. Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di daerah lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika). o Pengaruh bahan kimia. Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam. o Pengaruh alat yang satu dengan yang lain. Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwaalat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya Respirator Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang terkombinasi penyimpanannya dari dipisahkan, logam-kaca, pada waktu sedapat mungkin hendak dipakai dalam barulah dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada magnet. Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet. o Nilai/harga dari alat Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang yang murah. Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut. o Bentuk dalam set Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet, semimicroapparatus. Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam set electromagnet harus diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan tanpa aturan karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:  Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.  Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).  Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat: 1. Pengelompokan alat–alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi. 2. Pengelompokan alat–alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi. 3. Pengelompokan alat–alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti: logam, kaca, porselen, plastik dan karet Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan atau perawatan peralatan laboratorium: 1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit. 2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia. 3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit. 4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali. 5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan perbaikan. 6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk. 7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan alat tersebut. 8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali. Penyimpanan alat-alat praktikum juga didasarkan dengan penggolongan alat-alat tersebut terbuat dari apa. Penyimpanannya sebagai berikut : 1) Ruang besi(RB) Ruang ini terbuat bebas dari kelembaban, cairan, larutan dan air. Gunanya untuk menyimpan alat-alat dan besi dan logam lainnya seperti kaki tiga, statif besi, klem, statif corong, ring besi, dan alat dari besi lainnya. 2) Ruang alat kayu.(RK) Ruang ini berupa lemari bertahap pada susunan agak atas, karena alat dan kayu cukup ringan. Hindarkan tempat ini dari kelembaban, uap zat dan percikan cairan atau larutan. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah jepit tabung, rak tabung reaksi, alat sendok bak, bantalan jepit batu baterai dan lain-lain. 3) Ruang alat optik (RO) Ruang ini merupakan lemani khusus dan sipasang listrik 15-25 watt di dalamnya. Hindarkan dari udara dingin atau kelembaban maupun uap zat. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah mikroskop, refraktotneter, proyektor, kamera dan lensa-lensa lainnya. 4) Ruang karet, gabus dan plastik (RKGP) Ruang ini berupa laci atau lemari khusus dan letaknya tidak menjadi masalah. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : selang karet, selang plastik, prop karet, prop gabus, gelas kimia plastik, alat injeksi, pompa hisap plastik, sendok dan spatula plastik. 5) Ruang alat ukur (RU) Ruang ini bisa berupa laci atau lemari khusus, tertutup dan dapat dibuka secara mudah, harus bersih dan kering serta tidak miring. Contoh alat yang disimpan dalam ruangan ini adalah : termometer, areometer, piknometer, voltmeter, amperemeter, multimeter dan lainlain. 6) Ruang alat listrik Ruang ini sama dengan ruang optik. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah: supply transformator, adaptor, stabilisator, pengaduk listrik dan lain-lain. Di samping cara penyimpanan tersebut juga ada cara penyimpanan atas dasar frekwensi pemakaian, pencucian, alat volumetri dan lain-lain sebagai berikut: 1) Alat-alat yang sering digunakan Apabila harga alat-alat ini murah, tempatkan alat ini pada tempat yang mudah dijangkau praktikan. Contohnya adalah statif kaki tiga, kasa asbes, pembakar spinitus, dan jepit tabung 2) Alat-alat yang sering dicuci Alat-alat ini disimpan pada tempat tersendiri, sehingga siswa mudah mengambilnya. Contoh alat-alat ini adalah : gelas kimia, corong, tabung reaksi. 3) Alat volumetri Alat ini agak sulit disimpan sehingga lebih baik dibuatkan ternpat khusus untuk menyimpan buret dan pipet. III. Kesimpulan  Perawatan alat-alat praktikum berdasarkan penggolongan alat-alat berdasarkan jenisnya adalah : 1. Golongan alat yang berbahan dasar kaca 2. Golongan alat yang berbahan dasar besi 3. Golongan alat yang berbahan dasar kayu 4. Golongan alat yang berbahan dasar porselin 5. Golongan alat yang berbahan dasar plastik 6. Golongan alat yang berbahan dasar karet 7. Golongan alat yang berbahan dasar logam dan alat listrik 8. Golongan alat optik Sehingga dari perawatan tersebut kita dapat merawat alat-alat tersebut dengan baik dan juga dari penggolongan tersebut kita dapat mengetahui sifat-sifat masing-masing alat yang mana hal-hal tersebut dapat merusak alat-alat yang akan kita gunakan.  Cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan atau perawatan peralatan laboratorium: 1. Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit. 2. Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia. 3. Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit. 4. Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali. 5. Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan perbaikan. 6. Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk. 7. Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan alat tersebut. 8. Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali. Penyimpanan alat-alat praktikum juga didasarkan dengan penggolongan alat-alat tersebut terbuat dari apa. Penyimpanannya sebagai berikut : 1) Ruang besi(RB) Ruang ini terbuat bebas dari kelembaban, cairan, larutan dan air. Gunanya untuk menyimpan alat-alat dan besi dan logam lainnya seperti kaki tiga, statif besi, klem, statif corong, ring besi, dan alat dari besi lainnya. 2) Ruang alat kayu.(RK) Ruang ini berupa lemari bertahap pada susunan agak atas, karena alat dan kayu cukup ringan. Hindarkan tempat ini dari kelembaban, uap zat dan percikan cairan atau larutan. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah jepit tabung, rak tabung reaksi, alat sendok bak, bantalan jepit batu baterai dan lain-lain. 3) Ruang alat optik (RO) Ruang ini merupakan lemani khusus dan sipasang listrik 15-25 watt di dalamnya. Hindarkan dari udara dingin atau kelembaban maupun uap zat. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah mikroskop, refraktotneter, proyektor, kamera dan lensa-lensa lainnya. 4) Ruang karet, gabus dan plastik (RKGP) Ruang ini berupa laci atau lemari khusus dan letaknya tidak menjadi masalah. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : selang karet, selang plastik, prop karet, prop gabus, gelas kimia plastik, alat injeksi, pompa hisap plastik, sendok dan spatula plastik. 5) Ruang alat ukur (RU) Ruang ini bisa berupa laci atau lemari khusus, tertutup dan dapat dibuka secara mudah, harus bersih dan kering serta tidak miring. Contoh alat yang disimpan dalam ruangan ini adalah : termometer, areometer, piknometer, voltmeter, amperemeter, multimeter dan lainlain. 6) Ruang alat listrik Ruang ini sama dengan ruang optik. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah: supply transformator, adaptor, stabilisator, pengaduk listrik dan lain-lain. IV. Daftar Pustaka Afandi, Bahtiar. 2011. Perawatan Alat Dan Bahan Laboratorium Ipa Smp/Sma. http://bahtiarbio.wordpress.com/2011/12/16/39/ (24 maret 2013) Anonim. 2012. Pemeliharaan Alat Dan Bahan Laboratorium. http://biologistkipappyk.wordpress.com/2012/10/30/makalah/ maret 2013) Budimarwati, C. laboratorium 2011. Pengelolaan alat dan bahan (24 Di kimia. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan%20alat %20dan%20bahan%20di%20laboratorium%20kimia.pdf (24 maret 2013) Koncono dan Candra, I Nyoman. 2010. Pengetahuan Laboratorium Kimia. Bengkulu :UNIB Rahmad, Aad. 2011. laboratorium. Cara pemeliharaan dan penyimpanan alat http://aadrahmat.blogspot.com/2011/12/cara- pemeliharaan-dan-penyimpanan-alat.html (24 maret 2013) Rufiati, Etna. 2011. Bagaimana Cara Mengelolah Laboratorium. http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/Bagaimanacaramenge_EtnaRufiati_9654.pdf (24 2013)

maret