Ciri bahasa dalam negosiasi yang berhasil adalah bahasa yang santun dan

Ilustrasi menulis. [dok. Pixabay.com/Free-Photos/Putu Elmira]

Bola.com, Jakarta - Teks negosiasi adalah teks yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam teks negosiasi berisi kalimat-kalimat kesepakatan mengenai persoalan yang membutuhkan penyelesaian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak [kelompok atau organisasi] dan pihak [kelompok atau organisasi] yang lain.

Dalam kehidupan sehari-sehari, proses negosiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Bahkan, setiap orang mungkin pernah melakukan kegiatan tawar menawar, terutama dalam hal jual beli.

Kedua pihak yang melakukan negosiasi mempunyai hak terhadap hasil yang akan disepakati. Hasil akhir dari negosiasi tersebut harus terdapat persetujuan dari semua pihak dengan kesepakatan bersama.

Mungkin itu sedikit gambaran mengenai apa itu teks negosiasi. Untuk mengetahui lebih dalam tentang teks negosiasi bisa memahami ciri-ciri, tujuan, struktur hingga contohnya.

Berikut ini rangkuman mengenai tujuan ciri-ciri, struktur, hingga contoh teks negosiasi, seperti dilansir dari laman Pendidikanmu, Kamis [8/10/2020].

Ilustrasi menulis. [dok. pixabay.com/Asnida Riani]

Tujuan Negosiasi

Adapun tujuan dilakukan negosiasi dalam hal bisnis, beberapa di antaranya untuk:

1. Mencapai kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, saling pengertian, dan persetujuan.

2. Mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi secara bersama.

3. Mencapai kondisi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan [win-win solution].

Ciri-Ciri Teks Negosiasi

1. Menghasilkan kesepakatan [yang saling menguntungkan].

2. Mengarah pada tujuan praktis.

3. Memprioritaskan kepentingan bersama.

4. Merupakan sarana untuk mencari penyelesaian.

Ilustrasi menulis. [sumber: unsplash]

Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

  • Menggunakan bahasa yang santun.
  • Terdapat ungkapan persuasif [bahasa untuk membujuk].
  • Berisi pasangan tuturan.
  • Kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan dua belah pihak.
  • Bersifat memerintah dan memenuhi perintah.
  • Tidak berargumen dalam 1 waktu.
  • Didasari argumen yang kuat disertai fakta.
  • Minta alasan dari pihak mitra negosiasi [mengapa ya/tidak].
  • Jangan menyela argumen.

Struktur Kompleks Teks Negosiasi

Orientasi: Kalimat pembuka, biasanya ucapan salam. Fungsinya untuk memulai negosiasi.

Permintaan: Suatu hal berupa barang atau jasa yang ingin dibeli oleh pembeli.

Pemenuhan: Kesanggupan hal berupa barang atau jasa dari penjual yang diminta oleh pembeli.

Penawaran: Puncaknya negosiasi yang terjadi, kedua pihak saling tawar menawar.

Persetujuan: Kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap negosiasi yang telah dilakukan.

Pembelian: Keputusan konsumen jadi menyetujui negosiasi itu atau tidak.

Penutup: Kalimat penutup, biasanya ucapan salam atau terima kasih.

Ilustrasi menulis, puisi. [Photo by rishi on Unsplash]

Contoh 1

Penjual : "Ada yang bisa dibantu mas?"

Pembeli : "Baju yang ini ukuran L ada enggak?"

Penjual : "Ada mas, sebentar saya ambil."

Pembeli : "Iya."

Penjual : "Ini mas yang ukuran L."

Pembeli : "Berapa harganya mas?."

Penjual : "Itu 300 ribu, pas nya 290 ribu."

Pembeli : "Bisa 260 enggak pak?"

Penjual : "Tidak bisa mas, paling kurangi 5 ribu jadi 285 ribu."

Pembeli : "Ya 280 ribu deh pak, langsung saya beli."

Penjual : "Iya baiklah."

Contoh 2

Calon Penumpang: "Bang, ke Pasar Wage berapa?"

Tukang Ojek: "10 ribu, mas."

Calon Penumpang: "Kok mahal amat, Bang, kan deket tuh di situ, 5 ribu saja ya."

Tukang Ojek: "Aduh, itu kemurahan, enggak nutup uang bensin atuh."

Calon Penumpang: "Iya deh iya, Bang, saya tambah 2 ribu biar jadi jadi 7 ribu ya, bagaimana?"

Tukang Ojek: "Tambah 1 ribu lagi deh, langsung berangkat."

Calon Penumpang: "Okela, Bang, saya setuju, antar saya ke Pasar Wage."

Contoh 3

Anak: "Pak, setelah lulus nanti saya ingin sekolah di SMA."

Bapak: "Kenapa di SMA, Nak? Padahal, bapak ingin kamu sekolah di SMK."

Anak: "Alasannya apa Pak, kenapa bapak ingin supaya saya melanjutkan di SMK?"

Ayah: "Begini Nak, di SMK itu lulusannya bisa langsung masuk di dunia kerja."

Anak: "Jadi gampang dapat kerja ya Pak? Kalau gitu iya deh saya setuju."

Ayah: "Baguslah kalau kamu setuju, nanti kita pilih bareng SMK yang bagus."

Anak : "Siap Pak"

Sumber: Pendidikanmu

Berita Video Spotlight 5 Pelatih yang Sukses Melatih Mantan Klubnya Termasuk Zinedine Zidane di Real Madrid

Ilustrasi menulis Teks [Photo created by stories on Freepik]

Bola.com, Jakarta - Teks negosiasi adalah jenis teks yang berisi gambaran bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] daring, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak [kelompok atau organisasi] dan pihak [kelompok atau organisasi] yang lain.

Kegiatan negosiasi secara tidak langsung sering dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal jual beli. Negosiasi tersebut dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama.

Jadi, teks negosiasi bisa juga disebut sebagai teks yang di dalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak.

Perlu diingat, dalam menyusun teks negosiasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti penggunaan bahasa. Ada beberapa ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi yang penting untuk diketahui dan dipahami.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi, struktur dan cara membuat, dan contohnya, seperti dilansir dari laman emodul.kemdikbud.go.id, Rabu [5/1/2022]. 

Berita video spotlight kali ini membahas tentang lima mantan pemain Premier League yang hijrah ke Liga China.

Ilustrasi menulis teks. [Photo created by pch.vector on Freepik]

Sebelum membahas ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi, ketahui terlebih dahulu strukturnya. Secara umum, teks negosiasi mempunyai struktur sebagai berikut:

Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa, dan sebagainya.

Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.

Penawaran merupakan suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar dari pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.

Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

Penutup merupakan akhir dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Ilustrasi menulis teks. [Photo created by jannoon028 on Freepik]

Kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi, sebagai berikut:

1. Bahasa persuasif

Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Contoh kalimatnya: "Bagus itu, Bu. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir".

2. Kalimat deklaratif

Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Contoh: 'Kualitas kaos ini setara dengan yang impor'.

3. Bahasa yang sopan

Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak terjalin komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.

Contoh:

  • Kalau harga segitu saya masih rugi, Bu. [sopan].
  • Enak saja, nawar gak pakai mikir [tidak sopan].

4. Menggunakan konjungsi

Contoh:

  • Meski buatan dalam negeri, kualitas baju ini sangat baik.
  • Ibu tidak akan menyesal, walau harus membayar agak mahal 

Ilustrasi menulis teks. [Photo by Lukas Blazek on Unsplash]

5. Menggunakan kalimat yang efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai kaidah bahasa yang berlaku.

6. Berisi pasangan tuturan

Dalam teks negosiasi, tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah

Contoh:

"Coba ambilkan contoh kaos yang ukuran XL!"

8. Menggunakan pronomina

Kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh: saya, kami, Anda.

9. Menggunakan kalimat langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh narasumber.

Contoh: "Bu, ada sepatu merek xxx?"

10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepakatan atau tidak.

Contoh: "Baik Bu, akan membeli berapa buah?"

11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

Contoh kalimatnya: "Bulan lalu harganya masih Rp70 ribu, masa sekarang sudah jadi Rp80 ribu?"

Ilustrasi menyusun teks. [Nick Morrison/ Unsplash]

Berikut ini langkah-langkah menulis teks negosiasi:

Menentukan topik

Berikut ini contoh hal-hal yang cocok dijadikan topik dalam teks negosiasi:

  • Harga barang
  • Tempat studi wisata
  • Besaran upah minimum karyawan
  • Besaran iuran anggota koperasi
  • Tujuan tempat berkemah

Menentukan para pihak

Berikut ini contoh para pihak yang cocok dijadikan contoh dalam menyusun teks negosiasi:

  • Penjual dan pembeli
  • Siswa dan guru
  • Karyawan dan pengusaha
  • Pengurus dan anggota koperasi
  • Pramuka dan pembina

Menentukan konflik/perbedaan

Berikut contoh konflik/perbedaan yang cocok dijadikan ide dalam menyusun teks negosiasi:

  • Perbedaan asumsi harga barang
  • Perbedaan pandangan tentang tempat wisata yang bagus
  • Perbedaan pandangan tentang upah minimum bagi karyawan
  • Perbedaan pandangan tentang besaran iuran koperasi
  • Perbedaan pandangan tentang tempat berkemah yang bagus

Menentukan solusi dalam penawaran

Berikut ini contoh solusi yang cocok dijadikan ide dalam menyusun teks negosiasi:

  • Harga yang telah disepakati antara penjual dan pembeli
  • Tempat wisata yang berhasil disepakati antara siswa dan guru
  • Besaran upah minimum yang telah disepakati antara karyawan dan pengusaha
  • Besaran iuran koperasi yang telah disepakati antara pengurus dan anggota koperasi
  • Tempat berkemah yang berhasil disepakati antara Pramuka dan pembina

Menentukan model kesepakatan

Berikut contoh model kesepakatan yang cocok dijadikan ide dalam menyusun teks negosiasi:

  • Terjadinya transaksi jual beli di antara pihak-pihak terkait
  • Jadi melaksanakan studi wisata yang telah disepakati pihak-pihak terkait
  • Terjadinya pembayaran upah minimum sesuai kesepakatan pihak-pihak terkait
  • Terjadinya pembayaran iuran koperasi sesuai kesepakatan pihak-pihak terkait
  • Terjadinya perkemahan di tempat yang telah disepakati pihak-pihak terkait

Ilustrasi menulis teks. Credit: pexels.com/Ylanite

Mengembangkan Kerangka Teks Negosiasi

Kembangkan kerangka teks negosiasi yang telah Anda susun menjadi sebuah teks negosiasi yang baik dan lengkap, serta memenuhi unsur-unsur strukturnya.

Menyunting Teks Negosiasi

Langkah terakhir dalam proses penulisan teks negosiasi adalah menyunting teks tersebut. Penyuntingan teks bisa difokuskan ke dalam beberapa hal.

Pertama tentang penerapan penggunaan EYD, apakah teks negosiasi tersebut telah menggunakan EYD yang benar. Kedua, tentang penggunaan kata baku dan tidak baku. Teliti penggunaan kata yang dipilih apakah sudah memenuhi kaidah kebakuan.

Ketiga, penggunaan kalimat efektif. Apakah teks laporan hasil observasi yang disusun telah menggunakan kalimat efektif? Apabila belum, ubahlah kalimat tersebut agar efektif.

Contoh:

  • Kata baku dan tidak baku.

Hakikat [baku] hakekat [tidak baku]

Nasihat [baku] nasehat [tidak baku]

Kepada Bapak Kepala Sekolah waktu dan tempat kami persilakan. [tidak efektif]

Bapak Kepala Sekolah kami persilakan memberikan sambutan. [efektif]

Ilustrasi Menulis Teks [Photo by rishi on Unsplash]

Negosiasi antara Penjual dan Pembeli

Siang itu di Pasar Klewer, seperti biasa terjadi kegiatan jual beli. Anton, yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh-oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar antara Anton dan penjual kerudung.

Penjual: Selamat siang.

Anton: Selamat siang

Penjual: Mau beli apa, Mas?

Anton: Ini, Mbak, mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual: Cari yang modelnya bagaimana, Mas?

Anton: Yang biasa saja, Mbak.

Penjual: Silakan, Mas, ke sini

Sesampainya di dalam toko...

Penjual: Silakan, Mas, dipilih, banyak pilihannya.

Anton: Saya suka yang hijau, Mbak, kalau dilihat segar

Penjual: Iya Mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas.

Anton: Ini berapa Mbak?

Penjual: Rp50 ribu

Anton: Wah, kok mahal, Mbak? Rp30 ribu boleh tidak?

Penjual: Tidak boleh, Mas, itu bahannya bagus soalnya.

Anton: Tidak bisa kurang Mbak?

Penjual: Rp45 ribu deh, Mas.

Anton: Rp40 ribu ya, Mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

Penjual: Benar-benar tidak boleh Mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.

Anton:  Ya sudah mbak Rp45 ribu, saya ambil yang ini.

Penjual: Mau beli apa lagi, Mas?

Anton: Itu saja, Mbak. Ini uangnya Mbak.

Penjual: Uangnya Rp50 ribu, kembali Rp5 ribu. Terima kasih ya, Mas.

Anton: Iya, Mbak, sama-sama.

Sumber: Kemdikbud

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề