Contoh abstrak tentang hikmah bencana alam

Oleh : itsdil | | Source : ITS ONLINE

Ilustrasi bencana alam yang terjadi di tahun 2020 hingga April ini.

Kampus ITS, Opini – Baru melewati tiga bulan pertama, 2020 sudah menghadirkan banyak bencana. Bencana alam maupun nonalam telah dirasakan seluruh lapisan masyarakat di berbagai penjuru dunia, salah satunya di Indonesia. Meski begitu, Tuhan selalu memberi tawa di setiap tetes air mata dan jawaban di setiap doa. Tinggal bagaimana kita, manusia, mencuplik hikmahnya.

Hingga Bulan Februari, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada sekitar 652 bencana telah terjadi di Indonesia. Diantaranya 255 kejadian banjir, 202 puting beliung, 133 tanah longsor, 58 kebakaran hutan dan lahan, 1 gempa bumi, 1 kekeringan, dan 1 gelombang pasang.

Di awal dekade, tepatnya Rabu (1/1), kegiatan di Daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya lumpuh akibat bencana banjir. Dilansir dari laman Kompas.com, hingga Kamis (2/1), tercatat 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan di daerah Jakarta harus mengungsi akibat rumahnya terendam banjir. Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga sejumlah jalan protokol di Jakarta.

Tak berhenti di situ, memasuki awal Maret, masyarakat dikejutkan dengan pengumuman kasus Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia. Pasien 1 dan 2 diumumkan positif Covid-19 pada Senin (2/3) lalu. Hari berganti hari, kasus Covid-19 pun kian bertambah. Tercatat hingga Senin (13/4), 4241 orang positif Covid-19 dengan korban meninggal dunia 373 orang dan sembuh 359 orang. Hal tersebut membuat pemerintah Indonesia semakin ketat dalam menegakkan peraturan physical distancing.

Ada pula letusan Gunung Anak Krakatau akhir pekan lalu yang juga sempat membuat geger. Pasalnya, letusan ini kerap dikaitkan dengan suara dentuman misterius yang terdengar dari wilayah Jakarta hingga Provinsi Lampung. Namun, Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) memastikan bahwa dentuman tersebut bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

Menarik Pelajaran

Banyaknya musibah di atas tak membuat masyarakat berleha-leha, malah berbondong-bondong melakukan kebaikan. Dari banjir di bulan Januari, para korban semakin peduli terhadap lingkungan. Banyak di antara mereka yang mulai sadar akan pentingnya membuang sampah di tempat yang semestinya. Mereka tidak ingin bencana tersebut hadir untuk ke sekian kalinya.

Dampak yang luar biasa juga dapat dirasakan akibat pandemi Covid-19. Adanya program bekerja dari rumah (work from home) dan physical distancing sayangnya membuat banyak orang kehilangan penghasilan, bosan, berbagai acara penting terpaksa ditunda, stress, dan masih banyak lagi. Namun sisi positifnya, jalanan yang biasanya dipenuhi polusi udara, kini benar-benar berkurang. Mengutip data IQAIR.com, di Jakarta sendiri, sejak 10 Maret lalu sampai hari ini nilai udaranya antara 60-90. Berbeda dari sebelum merebaknya Covid-19 yang berada di angka 101-150 dan masuk dalam kategori tak sehat. Untuk kepentingan pribadi, kini kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga.

Selanjutnya, 2020 mengajarkan kita sebagai makhluk sosial untuk saling tolong menolong dengan sesama. Banyak dari kita yang memberikan bantuan berupa baju bekas, makanan, dan bahkan tempat tinggal sementara saat banjir di Jakarta. Tidak hanya itu, banyak masyarakat yang turut membantu para korban Covid-19 bahkan petugas medis. Contohnya seperti menggalang donasi, membuat Alat Perlindungan Diri (APD), melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit dari kita yang lebih peduli dengan sekitar akibat adanya bencana ini. Hal-hal seperti ini mungkin tidak akan dilakukan jika bencana ini tidak terjadi.

2020 juga menuntut kita untuk bisa memilah dan memilih informasi yang benar dan salah. Kita tidak boleh mudah termakan berita-berita palsu dari sumber yang tidak valid. Karena hal tersebut akan membuat kita semakin cemas, panik, dan khawatir.

Mari Saling Menguatkan

Kita memang tidak tahu apa yang sedang direncanakan Tuhan dengan tahun ini. Yang pasti, tidak perlu menyalahkan keadaan, apalagi Tuhan. Mari bahu-membahu untuk merefleksi diri dan saling menasihati tanpa menggurui. Mari bergerak dengan kapasitas masing-masing. Perlu diingat juga bahwa dunia beserta isinya ini adalah milik-Nya dan tidak ada yang melebihi kekuasaan-Nya.

2020 memang tahun yang begitu berat. Tapi kita harus yakin dengan ikhlas, sabar, peduli, bersatu, berpikir positif, dan banyak berdoa agar kita bersama dapat melewati ini semua dengan baik. Petiklah hal-hal positif yang dapat dipetik dari ini semua, karena Tuhan selalu punya rencana baik di balik cobaan yang hadir, dan Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar kemampuan umatnya. Tetap semangat dan jangan lupa berdoa. Kita bersatu untuk saling menguatkan.

Tuhan selalu memberi pelangi di setiap hujan, ketenangan di setiap badai, tawa di setiap tetes air mata, jawaban di setiap doa, dan berkat di setiap pencobaan.

Ditulis oleh:
Nadila Wulan Cahyani
Mahasiswi S1 Departemen Biologi
Angkatan 2019
Reporter ITS Online