Contoh pantun nasehat 4 baris

Kita mengenal macam-macam pantun.

Berdasarkan jumlah barisnya, pantun ada yang terdiri dari dua baris, empat baris, dan enam baris.

Dari semua jenis pantun tersebut, pantun empat baris merupakan pantun yang paling banyak.

Kita bisa menemukan pantun empat baris, baik pantun nasehat, pantun agama, maupun pantun jenaka.

Maka berikut ini berbagai macam pantun empat baris dengan berbagai tema.

Di bawah ini merupakan 10 bait pantun nasehat. Pantun jenis ini merupakan pantun yang paling banyak.

Burung gagak diam termenung,

Walau harta setinggi gunung,

Hiduplah dengan sederhana.

Lalu sembunyi di balik bata.

Hidup ini tak mungkin lama,

Kepada Allah kembali kita.

Adik belajar dalam kelas,

Melihat dara di atas dahan.

Betapa indah berhati ikhlas,

Hanya mencari ridha Tuhan.

Betapa indah sayap angsa,

Jangan takut berbuat kebaikan,

Semua kebaikan dibalas pahala.

Belang-belang tubuh rusa,

Rusa tua panjang tanduknya.

Allah adalah Tuhan Yang Esa,

Jangan pernah menduakan-Nya.

Datang orang berbagai bangsa,

Hanya untuk mencari makan.

Semua harta pasti binasa,

Sungguh indah di tepi telaga,

Melihat pipit dengan tekukur.

Tak akan cukup semua harga,

Jika di hati tiada syukur.

Batik mahal bernilai seni.

Minum kopi pahit rasanya.

Mari menghormati ayah bunda,

Berbaktilah agar mereka bahagia.

Pantun Empat Baris Cinta

Randu bukan sembarang randu,

Rindu bukan sembarang rindu,

Rindu di hati tiada berakhir.

Ranting tua terlihat renta,

Tersangkut pada kain renda.

Bukan sayang bukan cinta,

Hanya rindu menggebu di dada.

Sungai Musi airnya bersih,

Masak di tungku hingga mendidih.

Begini nasib ditinggal kekasih,

Kupu-kupu terbang melayang,

Dari gunung turun ke rawa.

Selamat berbahagia sayang,

Semoga sakinah hingga tua.

Jalan-jalan ke kota Tuban,

Kalau cinta pasti berkorban,

Kaki sakit tertusuk duri.

Cinta sejati tak meminta,

Cinta sejati selalu memberi.

Sepatu lama ditinggalkan.

Cinta bukan untuk memiliki,

Cinta untuk membahagiakan.

Langit mendung terlihat kelam,

Perahu kecil bocor karam.

Walau berkorban siang malam,

Demi kekasih hatipun rasa tentram.

Kalau terkena getah nangka.

Apa gunanya bermain cinta,

Kalau hanya mendapat luka?

Menulis surat dengan tinta,

Duduk berdiang cari kehangatan.

Berikan aku sepucuk cinta,

Kuberikan padamu pengabdian.

Pantun Empat Baris Tentang Pendidikan

Kita selalu membutuhkan ilmu. Ilmu diambil dari pendidikan. Maka pantun pendidikan ini merupakan sebagian kecil dari pantun lainnya.

Manis sekali buah pepaya,

Ilmu bagaikan berkas cahaya,

Membeli kain, kain batik,

Minyak kelapa satu tangki.

Mari didik hati menjadi baik,

Bersihkan dari iri dan dengki.

jangan sembarang berkata.

Lihatlah yang halal saja.

Sudah merah buah rambutan,

Petik satu di atas papan.

Pendidikan bagai jembatan,

Gadis desa tersenyum ramah,

Walau belajar hanya di rumah,

Belajarlah dengan disiplin.

Ramai sungguh suasana kota,

Menyandung batu yang mengganjal.

Ke surga adalah tujuan kita,

Belajarlah ilmu dan amal.

Hampir datang musim bersemi,

Turun hujan sangat lebat.

Hancur segala yang di Bumi,

Saat didatangkan hari kiamat.

Kayu kering mudah terbelah,

Mudah pula menjadi patah.

Menimba ilmu yang berkah.

Indah sekali langit biru,

Di bawah pohon angin bertemu.

Mari hormati ibunda guru,

Dialah pembawa obor ilmu.

Pantun Empat Baris Lucu

Pantun lucu disebut juga sebagai pantun jenaka. Merupakan pantun ajakan untuk bersenda gurau.

Burung perkutut burung kutilang,

Sayap patah alangkah malang.

Kalau kentut ga bilang-bilang,

Pasti pantatnya belang-belang.

Kangkung manis saus tiram,

Ada susahnya orang hitam,

Kalau malam tak kelihatan.

Kayu keras menjadi tiang.

Alangkah susah orang peyang,

Tertiup angin goyang-goyang.

Kupu-kupu jadi kepompong,

Tertiup angin jatuh ke kali.

Kalau tertawa lucu sekali.

Mulut manis suka membual,

Sepatu baru nginjek gituan.

Sepi sendiri di negeri orang.

Siang malam hati merindu,

Yang dirindu diambil orang.

Waktu susah berjuang bersama,

Sudah kaya dengan yang lain.

Sudah miskin berlagak sombong,

Nasib katak merasa lembu.

Bukan aku berkata bohong,

Memang lezat tahu gejrot,

Tambah cabai warna merah.

Ada susahnya badan gembrot,

Kalau berjalan disangka gajah.

Persiapkan hari kebangkitan.

Senang duduk di pelaminan,

Sayang hanya dalam lamunan.

Pantun Empat Baris Tentang Corona

Belajar di rumah kerja di rumah,

Semenjak beredar virus corona.

Ingin berangkat ke sekolah.

Batik tulis di atas kain,

Tinta habis tempatnya kering.

Tak mengerti, kepala pening.

Benteng kuat untuk perisai.

Negeri makmur serta damai.

Menempel ke tanah begitu lekat.

Berbuat baik pada tetangga,

Pakai masker kemana juga,

Supaya sehat tetap terjaga.

Tangan kecil suka meraba,

Menulis surat pensil bertinta

Semoga usai wabah corona.

Orang tua rambut beruban,

Sudah banyak jatuh korban,

Mari berhati-hati wahai kawan.

Kue manis di atas nampan.

Cuci tangan sering-sering,

Matikan virus serta kuman.

Tak dibuang pada tempatnya.

Agar kita taubat pada-Nya.

Pantun Empat Baris Anak Sekolah

Sebagai murid, kita harus menghormati guru. Guru merupakan pembawa ilmu, menyampaikannya dengan penuh kasih sayang. Mengharapkan muridnya agar menjadi pandai.

Rusa kecil lari mengejar.

Pagi-pagi berangkat sekolah,

Niat di hati untuk belajar.

Kalau di kelas jangan tidur,

Dengarkan guru yang menerangkan.

Bunga bersemi begitu indah,

Di bawah langit yang biru.

Hormati bapak dan ibu guru.

Sakit tangan teriris sembilu,

Entah sembuh sampai kapan.

Tentu sukses di masa depan.

Surya datang waktu fajar,

Mulai hangat di waktu duha.

Ilmu didapat dengan belajar,

Bukan dengan berleha-leha.

Belanda pulang sudah kalah,

Negara tak lagi terpecah belah.

Pagi kita berangkat sekolah,

Sore hari belajar di madrasah.

Supaya kamu tidak kelaparan.

Air berkumpul jadi genangan,

Sekolah ini penuh kenangan,

Suatu hari penuh kerinduan.

Mari belajar dengan giat,

Agar rezeki datangnya cepat.

Masuk rumah datang topan.

Kalau susah mencari ilmu,

Pantun Empat Baris Tentang Kesehatan

Orang sehat kadang-kadang lupa bersyukur. Mereka baru tahu harga kesehatan setelah sakit. Oleh karena itu harus ada motivasi yang kuat, sehingga mereka selalu menjaga kesehatannya.

Bangun pagi langsung mandi,

Badan sehat sehat di badan.

Masakan lezat ikan udang,

Tambah juga dengan karang.

Apa gunanya suka begadang,

Hanya membuat badan meriang.

Putri cantik sedang dandan,

Olah raga jangan ditinggalkan.

Jalan sepi sungguh rawan,

Coba temani seorang ajudan.

Ingat tidur, ingat makan.

Badan sehat, senang hati.

Hancurkan kembang di taman.

Keliling kampung bersama teman.

Awan tipis begitu ringan,

Pagi hari tunaikan janji.

Jajan jangan sembarangan,

harus bersih dan bergizi.

Apa gunanya tiang pancang,

Kalau tegak di tengah hutan.

Apa gunanya umur panjang,

Jika badan sakit-sakitan.

Mencari batu yang berongga.

Dengan rajin berolahraga.

Tempat ayam sering berkokok.

Gara-gara menghisap rokok.

Pantun Empat Baris Tentang Sekolah

Banyak tanaman di sana sini.

Kaki terikat tangan meronta,

Angin berhembus bawa debu.

Mari jaga sekolah tercinta,

Tempat kita menuntut ilmu.

Surya bangkit bumi terang,

Cahaya menimpa bunga di taman.

Berangkat sekolah hati riang,

Berjumpa dengan teman-teman.

Walaupun sekolahku sederhana,

Kuah kari mana ketupatnya,

Terbakar oleh jilatan api.

Buang sampah di tempatnya,

Supaya sekolah bersih rapi.

Pahit rasanya minum kopi,

Tentu tambah sedikit gula.

Itulah sekolahku yang tercinta.

Kayu terbakar bersisa abu,

Badan terbakar tiada iman.

Di sini anda mencari ilmu,

Bersama teman yang Budiman.

Buka pintu suara berderit.

Guru menyayangi para murid.

Baru dibeli kemarin lusa.

Terima kasih guru tercinta,

Untuk apa menjadi pertapa,

Mintalah pada Yang Maha Kuasa.

Jasamu tak akan pernah kulupa,

Pantun Empat Baris Romantis

Sungguh indah dipandang mata,

Cinta sejati Sampai Mati.

Bunga mawar tumbuh di hulu,

Tangkai jatuh saling beradu.

Lama sudah tidak bertemu,

Itulah sebabnya Aku rindu.

Lempar jauh ke pohon pisang.

Hanya kamu yang ku sayang,

Dari dahulu sampai sekarang .

Gurun pasir begitu gersang,

Cahaya turun, datang bayang.

Walau abang tak punya uang,

Kembang indah kembang melati,

Hanya kamu di dalam hati.

Walau hujan sedang gerimis,

Mari menyusun rangkaian kata.

Walau banyak gadis yang manis,

Ikan timbul lalu tenggelam,

Di sungai kecil berenang-renang.

Menangis siang sampai malam,

Teringat kekasih diambil orang.

Alangkah nikmat makan pisang,

Selamat pagi duhai sayang,

Semoga hari ini kau bahagia.

Padi tumbuh di atas lumpur,

Lumpur subur dalam sawah.

Selamat malam selamat tidur,

Semoga kamu mimpi yang indah.

Dari mana datangnya lintah,

Dari sawah turun ke kali.

Dari mana datangnya cinta,

Pantun Empat Baris Untuk Anak-Anak

Masa depan masihlah terang.

Naik delman keliling desa,

Dari siang hingga petang.

Cemilannya goreng kentang.

Dari dahulu sampai sekarang,

Bermain di sawah selalu senang.

Sambil bermain air hujan.

Banyak daging tak bertulang.

Hujan turun sangat lebat,

Saatnya untuk berpetualang.

Tinggi sekali pohon pinang,

Lebih tinggi dari tangga.

Bertamasya bersama keluarga.

Sebelum badai datang angin,

Angin topan berputar-putar.

Walau hati senang bermain,

Jangan lupa untuk belajar.

Sungguh tajam gigi buaya,

Pergi memancing dapat cakalang,

Pulangnya naik kereta delman.

Hati senang bukan kepalang,

Bermain bersama dengan teman.

Gadis manis duduk bergaya,

Sambil memakai baju kebaya.

Cukup sekian pantun saya,

Semoga bisa menghibur semua.

Berangkat ke pasar beli kain.

Cukup sekian terimakasih,

Sampai jumpa di pantun lain.

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề