Contoh pasangan yang sepadan Menurut Alkitab

Banyak umat Kristen yang kadang tidak terpikirkan tentang ciri-ciri jodoh menurut Kristen. Padahal ada banyak anak Tuhan yang sedang menantikan jodoh dan pendamping hidup seperti yang mereka harapkan. Namun seringkali banyak yang tidak sadar bahwa jodoh itu ada bersama mereka sejak sebelumnya. Bahwa Tuhan ternyata menetapkan ayat Alkitab tentang jodoh berupa pasangan hidup kita tersebut yang melekat dekat dengan kita dari awal. Inilah terkadang kebodohan yang dialami umat Allah. Dimana akhirnya mencari pengganti yang berada di luar iman dan bahkan menggadaikan keselamatan demi pasangan hidup.

Tanpa dipenuhi hikmat yang lebih dalam tentang konsep apakah atau siapakah jodoh seturut yang Tuhan kehendaki. Oleh karena itu, jika sedang mengalami pergumulan akan masa depan termasuk pendamping hidup, ada baiknya mengetahui lebih detail tentang ciri-ciri jodoh menurut Kristen yang juga sesuai dengan firman Allah.

1. Sepadan

Tentunya Tuhan akan memberikan pendamping serta pasangan hidup yang sepadan dengan kita umatNya. Di dalam hal ini sepadan artinya bahwa pasangan hidup kita akan memiliki pemikiran yang kurang lebih sama. Karena menyatukan dua pemikiran yang berbeda tentu akan menjadi sesuatu yang tidak mudah. Demikian pula jika menjalin hubungan dengan orang lain yang tidak sepemikiran dan satu tujuan atau memiliki visi dan misi yang sama dalam hidupnya.

Oleh karena itu, Allah tidak akan membiarkan umatNya memiliki pendamping yang tidak memiliki pemikiran yang sama. Salah satunya dalam memahami konsep keselamatan dan takut akan Allah. Tentu ini adalah pondasi semua rumah tangga, sehingga ini adalah hal penting yang bisa menunjukkan siapa yang layak menjadi pasangan hidup kita nantinya. Apalagi jika keras hati dan keras kepala untuk menerima orang yang tidak seiman atau tidak memiliki konsep Allah yang sama. Tentu ini jauh dari kata sepadan dan nantinya akan lebih susah untuk menyelaraskan rumah tangga dalam memiliki visi dan misi yang sesuai dengan kehendak Allah.

2. Takut Akan Tuhan

Selanjutnya yang paling penting jika berbicara tentang cara memilih pasangan hidup menurut iman Kristen atau jodoh yaitu memiliki rasa takut akan Tuhan yang sama. Terutama bagi laki-laki yang akan memimpin suatu keluarga. Tentunya jika memiliki pasangan terutama suami yang tidak takut akan Allah akan lebih susah dalam menjalankan dan mengatur rumah tangga yang sudah diidam-idamkan.

Karena dasar kasih suami istri, kasih dalam keluarga, ketaatan dan kekuatan iman rumah tangga berpatok akan rasa takut kepada Tuhan Allah yang sama. Disinilah pasangan hidup kita merupakan penyokong dalam segala aktivitas rohani kita yang membawa kita bertumbuh lebih jauh dan lebih dalam. Jika tidak demikian, tentu akan susah untuk menyelaraskan kehidupan yang telah kita pilih dengan pasangan hidup kita nantinya.

3. Menjadi Penolong

Pasangan hidup tentunya merupakan orang yang akan menjadi penolong utama dalam kehidupan kita nanti dan bersama-sama dalam membangun rumah tangga. Karena itu tentunya jodoh adalah orang yang Tuhan siapkan untuk menjadi penolong segala kegiatan yang dilakukan mulai dari hal kecil seperti mengurus anak hingga perkara besar seperti mengatasi pergumulan. Karena itu berpatokanlah dengan mencari orang yang tentunya mampu atau sanggup untuk menjadi penolong dalam segala hal.

Tentunya jika Allah menyiapkan jodoh untuk umatNya tentu akan memberi yang terbaik dan yang sanggup  bekerja sama dalam mengarungi bahtera rumah tangga nantinya. Apabila pasangan yang kita pilih dari awal tidak menunjukkan sikap yang demikian, maka besar kemungkinan dia bukan orang yang tepat untuk pasangan hidup kita. Oleh sebab itu ketahui dengan benar calon pasangan hidup kita, apakah merupakan orang yang diperuntukkan ke kita dari Allah atau bukan dengan melihat sebesar mana nantinya dia sanggup menjadi penolong kita dalam segala hal.

4. Memiliki Buah Roh

Satu hal penting dari orang yang menjadi jodoh di dalam Tuhan yaitu memiliki buah-buah Roh Kudus yang dapat dilakukan dan diterapkan dalam hidup sehari-hari. Seperti firman Allah nyatakan, bahwa buah Roh ini meliputi kasih, sukacita, damai sejahtera, sabar, adil, murah hati, lemah lembut, setia dan penguasaan diri. Sehingga jika menemui karakter yang demikian pada diri seseorang dan dia merupakan orang yang dekat, bisa jadi ini merupakan jodoh yang Tuhan telah sediakan.

Sehingga pergumulkan hal tersebut dengan sungguh dan biarlah Allah yang memastikan apakah itulah ciri-ciri jodoh menurut Kristen yang sudah Tuhan berikan bagi kita. Apabila kita sedang dekat dengan seseorang namun tidak memiliki karakter yang demikian, bisa jadi ini bukanlah kehendak Allah. Karena itu melalui cara berdoa dalam roh dan pergumulkan dengan benar siapa pasangan hidup kita nantinya.

5. Lahir Baru

Ciri-ciri jodoh menurut Kristen dapat pula berupa seseorang yang telah lahir baru di dalam Tuhan dan dekat pada Allah. Hal ini sangat penting supaya hubungan rumah tangga nantinya merupakan hubungan yang sesuai dengan kehendak Bapa. Karena jika tidak tentunya akan berbeda hasilnya nanti. Bisa jadi rumah tangga yang dibangun tidak memiliki sukacita ataupun damai sejahtera karena memiliki pasangan yang tidak mengenal Allah dalam arti mungkin hanya Kristen tapi tidak sungguh-sungguh dan masih sering melakukan dosa.

Dengan memiliki pasangan seiman yang taat dan takut akan Allah tentunya akan lebih mudah supaya nantinya rumah tangga yang dibina diberkati penuh oleh Allah. Karena dalam memilih pasangan hidup yang tepat artinya menyenangkan hati Allah. Jika Allah senang maka Ia akan senantiasa memberkati kita setiap waktu.

6. Membawa Pada Kebenaran

Tentunya orang yang Tuhan sudah siapkan sebagai pendamping kita dalam rumah tangga nantinya merupakan orang yang membawa kita pada kebenaran akan firman Allah. Sehingga jika memang benar dari Allah, tentu ia akan memberikan karakter yang mampu menuntun kita pada jalan yang benar. Terutama seorang laki-laki yang menjadi imam dalam rumah tangga. Sebagai kepala rumah tangga, suami harus dapat menuntun istri untuk mendekatkan diri pada Allah dan istri merupakan penolong untuk membangun hal tersebut dan mewujudkannya.

Karena itu sebaiknya pastikan bahwa calon jodoh kita adalah orang yang senantiasa melakukan kebenaran dan berusaha menjauhkan diri dari dosa. Karena apabila melakukan dosa, terutama macam-macam dosa menurut Alkitab sebelum pernikahan maka hal ini adalah dipandang keji di mata Allah. Tentunya orang yang demikian berarti bukan yang Allah kehendaki untuk menjadi pendamping hidup kita. Sehingga sebaiknya pertimbangkan dengan baik apa yang menjadi keinginan Tuhan dalam hidup kita tentang pasangan hidup yang dijanjikan.

7. Mendapat Restu Orang Tua

Tuhan sendiri telah berfirman supaya kita taat dan hormat kepada orang tua. Inilah salah satu parameter penting yang juga Tuhan berikan bahwa mereka yang menjadi pasangan hidup kita adalah orang-orang yang berkenan di mata orang tua kita. Saat orang tua mau menerima calon jodoh kita di situlah orang tua sebagai wakil Allah di dunia telah menerima dia sebagai calon pendamping atau suami/istri kita kelak. Oleh sebab itu jangan sampai kita menikahi orang yang tidak disetujui orang tua kita.

Karena jika demikian bisa jadi orang tersebut bukan yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita untuk mendampingi sebagai pasangan hidup. Padahal ini adalah hal yang sering terjadi dimana pasangan menikah tanpa restu orang tua. Biasanya akan membawa pada akhir yang tidak sesuai dan tidak menuju jalan Tuhan. Lain halnya pernikahan yang mendapat restu orang tua dan dilakukan seturut dengan kehendak Allah.

8. Menjadi Berkat

Pasangan atau jodoh tentunya merupakan orang yang hidupnya mampu menjadi berkat bagi kita. Karena itu selalu perhatikan apakah calon jodoh kita ini adalah orang yang tepat dengan jalan melihat kehidupannya. Jika ia memang orang yang telah Tuhan sediakan tentunya ia akan mampu menjadi berkat baik bagi kita dan keluarga. Disini menjadi berkat bisa dengan menjadi penolong baik dalam hal fisik maupun juga rohani. Pasangan yang baik akan mampu memahami keadaan kita maupun keadaan orang tua dan keluarga kita.

Sehingga jika memang dia merupakan penolong yang Tuhan sediakan, maka ia akan memampukan dirinya untuk memahami kehendak Tuhan melalui menjadi pendamping hidup kita. Jika dia sulit memahami keadaan kita dan terus mengeluh serta tidak mampu memberikan pertolongan yang kita butuhkan, bisa jadi dia bukan yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan. Maka dari itu mencari jodoh adalah sesuatu yang perlu doa dan bila perlu ambil waktu untuk doa dan cara puasa orang Kristen supaya mendapatkan jodoh yang benar, baik dan setia seperti yang kita kehendaki.

Itulah beberapa ciri-ciri jodoh menurut Kristen yang sebaiknya diketahui dari awal sebelum memutuskan siapa yang akan menjadi pendamping hidup paling tepat. Karena itu sebaiknya doakan dengan yakin supaya dapat memperoleh yang terbaik sesuai yang Tuhan telah pilihkan dan janjikan. Ikuti tuntunan tujuan karunia Roh Kudus dalam memilih pendamping hidup yang terbaik. Jangan hanya memikirkan duniawi saja, tetapi pahami apa kehendak Allah melalui pendamping hidup kita nantinya. Sehingga di kelak rumah tangga yang dibina tidak akan melenceng dari firman Allah, melainkan selalu tunduk dan penuh ketaatan akan Allah. Tuhan memberkati.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Siapa yang tidak ingin mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dan selaras dengan kita, yang bisa bahu-membahu menjalani mahligai rumah tangga? Setiap kita pasti memiliki angan-angan atau cita-cita seperti apakah pasangan yang ingin kita miliki sebagai pendamping hidup kita. Idealkah kriteria pasangan yang kita angankan itu? Haruskah kriteria itu ideal dan sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab? Apakah kata Alkitab tentang pasangan hidup?

Dalam Kejadian 2:18, dinyatakan bahwa TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Apakah arti penolong di sini? Penolong menunjukkan bahwa suami membutuhkan bahkan “bergantung” pada dukungan dan pertolongan istri. Eit, jangan salah mengerti dulu, bukan berarti bahwa seolah-olah suami harus berada di “bawah ketiak” sang istri. Karena firman Tuhan juga berkata “laki-laki tidak diciptakan untuk perempuan, tetapi perempuan untuk laki-laki” (1Kor. 11:9). Namun ini juga tidak menunjukkan bahwa laki-laki lebih superior atau lebih tinggi daripada perempuan. Allah menciptakan perempuan menjadi seorang penolong yang “sepadan” (literal = koresponden kepada) bagi laki-laki. Allah mendesain laki-laki membutuhkan perempuan dan perempuan membutuhkan laki-laki (lihat 1Kor.11:11). Kedua-duanya adalah manusia yang equal dan juga memiliki sekaligus peranan berbeda untuk sama-sama menggenapi panggilan Allah dalam hidup mereka sebagai pasangan.

Allah tidak menciptakan Hawa dari debu. Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam. Mengapa? Ini untuk menunjukkan kepada Adam bahwa istrinya adalah bagian dari dia, equal dengan dia, bukan ciptaan yang lebih rendah. Seorang laki-laki harus mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri (Ef. 5:28-29). Perempuan tidak diambil dari kepala Adam sehingga dapat memerintah atas laki-laki, tidak juga dari kaki sehingga dia dapat direndahkan oleh laki-laki, tetapi diambil dari rusuknya sehingga dia dapat melindunginya dan menjaganya selalu dekat di hatinya.

Dengan tidak menciptakan perempuan secara bersamaan dengan laki-laki, Allah membuat Adam menjadi kepala, menjadi yang lebih dahulu, menjadi yang aktif merasa memerlukan istri. Adam tidak menemukan pasangan yang sepadan di dalam dunia ini, karena tidak ada manusia lain, dan Adam mengetahui, bahwa binatang tidaklah sepadan dengannya. Ketika Hawa dibawa ke hadapan Adam, Adam langsung menyadari bahwa Hawa adalah bagian darinya dan menamainya “perempuan” karena diambil dari laki-laki. Perempuan (Ibr: ishshah), diambil dari laki (ibr: ish), merupakan suatu anugerah yang sangat elok bagi kebutuhan Adam yang terdalam. Jadi seperti apakah seharusnya pasangan hidup kita? Sudah jelas dia adalah bagian dari hidup kita yang equal: bersama-sama saling menunjang, saling bahu membahu hidup menjalankan panggilan Tuhan secara bersama.

Menemukan pasangan yang sepadan hanya bermodalkan romantic love, yaitu jatuh cinta pada pandangan pertama, tidaklah menjadi satu acuan bahwa dia adalah pasangan hidup kita. Hanya sekadar mengandalkan falling in love yang lebih banyak bermain di romantic love dan bukan berlandaskan kebenaran, tidak membawa kita memiliki pasangan hidup yang sepadan.

Ishak dalam menemukan pasangan yang sepadan, dia tunduk kepada kebenaran yang diajarkan oleh ayahnya Abraham. Sesuai dengan pesan ayahnya, Ishak menikah dengan perempuan yang berasal dari keluarganya. Perhatikan bahwa Ishak menikah dengan Ribka bukan karena cinta pada pandangan pertama. Ribka dibawa ke Ishak oleh hamba Abraham yang diminta kembali ke negeri Abraham untuk menemukan seorang gadis yang pantas untuk Ishak. “Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang istri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang istri bagi Ishak, anakku” (Kejadian 24:2-4).

Anda sedang jatuh cinta? Allah tidak melarang kita jatuh cinta… tetapi kepada siapakah Anda jatuh cinta? Pasangan yang sepadan dari Allah atau pasangan pilihan hati? (DS)