Contoh pembelajaran berdiferensiasi di SMA

Artikel berikut berkaitan dengan Pembelajaran berdiferensiasi khusunya dalam membuat Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat Siswa. Materi ini juga merupakan salah satu materi yang ada pada program guru penggerak. Selamat membaca.

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan murid yang berbeda-beda. Guru pada hakikatnya perlu melakukan pembelajaran berdiferensiasi mengingat betapa heterogennya siswa yang ada di kelas. Strategi Pembelajaran berdiferensiasi yang dapat diterapkan oleh guru antara lain Diferensiasi berdasarkan :

Lihat Juga : Guru Penggerak Akan Menempati Posisi Strategis

Berikut ini Penjelasannya :

  • Diferensiasi Konten : Berkaiatan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
  • Diferensiasi Proses : Berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan oleh Guru. Dalam proses ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri.
  • Diferensiasi Produk :  Berkaitan dengan Produk yang akan di hasilkan oelh siswa. Produk yang dimaksud di sini merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kebutuhan Belajar Siswa

Berdasarkan Minatnya, Kebutuhan belajar siswa dapat digolongkan menjadi :

  • Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat Siswa
  • Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness) Siswa
  • Berdasarkan Profil Belajar Siswa

Lihat Juga : 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Diagram Frayer Untuk Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Definisinya : Pembelajaran yang dirancang berdasarkan minat,  Profil Belajar dan kesiapan belajar siswa
  • Ciri – Ciri : Memiliki Pendekatan yang berbeda antara murid yang satu dengan lainnya berdasarkan Minat, Profil Belajar dan Kesiapan Belajar, Memiliki Proses yang berbeda dan Menghasilkan Produk yang berbeda
  • Contoh : Pembelajaran yang menghasilkan Produk yang berbeda sesuai dengan pendekatan Minat dan Gaya Belajar Murid serta Murid dibagi atas beberapa kelompok berdasarkan kebutuhan belajarnya.
  • Bukan Contoh : Pembelajaran yang sama untuk semua murid tanpa memperhatikan kebutuhan belajar murid dan Pembelajaran yang tidak memperhatikan proses yang berbeda dan tergantung kepada kebutuhan belajar murid

Contoh pembelajaran berdiferensiasi di SMA

Lihat Juga : Diagram Frayer : Pengertian dan Contohnya

Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi (differentiated instruction) merupakan sebuah proses untuk pengajaran yang efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk semua siswa dalam komunitas ruang kelasnya. Pembelajaran ini dilakukan dengan beraneka ragam, termasuk cara untuk :

  • Mendapatkan konten;
  • Mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan
  • Mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian.

Tujuan dari pembelajaran berdiferensisasi ini adalah agar siswa di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif.

Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa.

Dalam menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi, Guru hendaknya mampu menyajikan pembelaajran yang sesuai dengan kebutuhan Siswa. Namun, setiap orang yang terlibat harus mengambil tanggung jawab masing-masing. Guru dan murid harus bekerja sama untuk kesuksesan bersama dan tercapainya tujuan belajar yang sudah ditentukan sebelumnya.

Berikut ini contoh pemetaan Kebutuhan Belajar siswa

Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar. Guru memberikan perhatian terhadap keunikan karakteristik siswa yang berbeda – beda sehingga tidak bisa diberikan perlakuan yang sama antara satu siswa dan siswa yang lain yang berbeda karakteristik. Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memberikan tindakan yang masuk akal dalam mensikapi perbedaan karakteristik siswa. Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti memberikan perlakuan berbeda untuk setiap siswa atau membedakan antara siswa yang pintar dan kurang pintar.

Ciri pembelajaran berdiferensiasi antara lain :

  • lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar
  • kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
  • terdapat penilaian berkelanjutan
  • guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid
  • dan manajemen kelas efektif.

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah pemberian materi dengan menggunakan beragam cara sehingga siswa dapat menyerap informasi yang disampaikan. Contoh kelas yang belum menerapkan konsep pembelajaran berdiferensiasi adalah guru memberikan materi berdasarkan kehendaknya guru sendiri, tidak memahami minat dan keinginan siswa.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru harus melakukan hal hal berikut :

  1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa yang didasarkan pada tiga aspek, yaitu : kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa (bisa menggunakan metode wawancara, observasi, atau survey)
  2. Merencanakan pembelajaran dengan konsep diferensiasi yang didasarkan pada hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik strategi, materi, maupun cara belajar).
  3. Melakukan evaluasi dan refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran.

Pemetaan kebutuhan belajar siswa menjadi kunci untuk melanjutkan langkah selanjutnya. Apabila hasil pemetaan tidak akurat, maka tindakan yang dilakukanpun menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan siswa, guru perlu mempertimbangkan data yang akurat baik dari siswa, orang tua, maupun lingkungan. Dalam memetakan kebutuhan siswa, hendaknya siswa dan orang tua memberikan data yang valid sehingga tindakan yang akan dilakukan akan tepat sasaran.

Terdapat tiga strategi pembelajaran diferensiasi yaitu :

  1. Diferensiasi Konten
    Konten yang dimaksud adalah apa yang diajarkan kepada siswa. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai kebutuhan belajar siswa.
  2. Diferensiasi ProsesDiferensiasi proses mengacu pada bagaiman siswa memahami dan memaknai pembelajaran yang di lakukan.Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara :a. Menggunakan kegiatan berjenjangb. Meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,c. Membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,

    d. Mengembangkan kegiatan bervariasi 

  3. Diferensiasi ProdukProduk yang dimaksud adalah hasil pekerjaan siswa atau unjuk kerja. Dapat berupa karangan, pidato, rekaman, diagram atau sesuatu yang ada wujudnya.Produk meliputi dua hal :a. memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,

    b. memberikan siswa pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Menerapkan konsep pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak besar bagi sekolah, kelas dan siswa. Perlakuan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat merangsang anak dalam memaksimalkan penyerapan informasi pada pembelajaran. Dampak penerapan pembelajaran berdiferensiasi diantaranya; setiap siswa dengan berbagai karakteristik merasa disambut dengan baik dan dihargai, guru mengajar untuk kesuksesan dan perkembangan siswa, kebutuhan belajar siswa terfasilitasi, sebagai bentuk nyata keadilan dalam perlakuan pembelajaran, adanya kolaborasi guru dan siswa.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya terdapat banyak hambatan. Guru hendaknya bersikap positif terhadap tantangan pembelajaran berdiferensiasi, berikut adalah usaha menghadapi tantangan tersebut :

  1. Terus belajar dan sharing pengalaman terhadap sesama guru dalam menghadapi masalah pembelajaran berdiferensiasi
  2. Saling mendukung dan memberi semangat sesama guru
  3. Menerapkan apa yang telah dipelajari meskipun belum maksimal
  4. Mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang telah diterapkan

Salah satu nilai dari guru penggerak dan sekola penggerak adalah pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran yang memfasilitasi tumbuh kembang siswa. Hal tersebut sejalan dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun dalam rangka mendukung pembelajaran berdiferensiasi.

Sumber : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-berdiferensiasi-dan-penerapannya-di-kelas/