Dalam lomba bakiak langkah kaki harus kompak agar?

AKURAT. CO, Banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Salah satunya dengan berbagai perlombaan yang menarik yang juga memicu adrenalin. Diantaranya ada lomba panjat pinang, balap karung, memindahkan kelereng, makan kerupuk, memasukkan belut ke dalam botol, memasukkan paku ke botol, Tarik tambang, balap Bakiak dan masih banyak lainnya.

Perlombaan tersebut diselenggarakan tidak hanya sebagai bentuk luapan kebahagiaan masyarakat dalam mengartikan kata Merdeka tetapi juga untuk melengkapi spirit dalam diri masyarakat dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Perlu diketahui, bahwa setiap perlombaan tersebut sejatinya memiliki nilai, makna dan latar belakang sejarah yang kemudian menjadi alasan masyarakat agar diselenggarakannya serentak, bersama-sama dan penuh sukacita.Misalnya saja perlombaan Balap Bakiak.

Bakiak biasanya berupa kayu panjang mirip seluncur yang diberi beberapa selop, akan tetapi kali ini akan diberikan sesuatu yang sedikit berbeda yaitu bakiak tali. Dimana untuk selop tersebut digantikan dengan tali, yang panjangnya diperkirakan sampai ke tangan [sebagai pegangan].

Berikut adalah cara pakai Bakiak Tali dan aturan mainnya dalam perlombaan 17 Agustus :

1. Bakiak dipakai layaknya alas kaki oleh 3 orang pemain [dalam 1 grup]

2. Letakkan masing-masing kaki dibawah tali, kemudian tali yang panjang dijadikan pegangan [seperti naik kuda].

3. Untuk dapat melangkah, tali di bagian tangan kiri dan kaki kiri harus secara bersamaan diangkat untuk bisa melangkahkan kaki kiri, begitu juga sebaliknya dengan melangkahkan kaki kanan. Apa bila tali tidak diangkat, maka tidak akan bisa melangkah. Agar dapat berjalan cepat dan tidak terjatuh, diperlukan kekompakan antara pemain dalam satu grup. Supaya grup tetap kompak, para pemain sepakat mulai mengangkat kaki kanan atau kiri dulu. Selanjutnya, mereka akan berjalan sambil memberi komando pada langkah mereka

4. Begitulah selanjutnya sampai ke garis finish.

5. Grup mana yang lebih cepat, maka merekalah pemenangnya.

Sekilas Tentang Bakiak

Permainan ini menguji ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, wawasan serta kejujuran. Bakiak adalah salah satu permainan tradisional. Bahannya dibuat dari kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dihaluskan [diamplas] dan diberi beberapa selop diatasnya, biasanya untuk 2-3 orang. Memainkan bakiak biasanya secara berkelompok atau tim, yang masing-masing tim berlomba untuk sampai ke garis finish.

Sejarah Bakiak

Sebenarnya Bakiak adalah permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Anak-anak dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an, sering dan biasa memainkan bakiak atau terompah panjang ini. Bakiak panjang atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Sepasang 'bakiak' minimal memiliki tiga pasang sandal atau dimainkan tiga anak. Biasanya juga untuk diperlombakan di tingkat kecamatan dan kelurahan pada 17 Agustusan.

Berbeda halnya dengan daerah Sumatera Barat. Bakiak merupakan sebutan di Jawa Tengah untuk sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku dikedua sisinya. Di Jawa Timur dikenal dengan sebutan Bangkiak. Sangat populer karena murah terutama dimasa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin. Diperkirakan bakiak diinspirasikan oleh Jepang yang sudah memakai telapak kayu untuk Geisha-Geisha.

Geisha adalah seniman atau penghibur tradisional Jepang. Kata geiko digunakan di Kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19. Di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah yi ji, yang pengucapannya mirip dengan ji dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi. Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha [ Okiya ] membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula [maiko] selama masa pelatihan. Berikut adalah gambar alas kaki yang sering digunakan Geisha-Geisha Jepang.

Demikian tentang latar belakang Bakiak yang hingga saat ini masih digunakan untuk lomba pada 17 Agustus pada beberapa daerah di Indonesia. Semoga bisa bermanfaat dan membuka cakrawal berpikir kita semua dan meningkatkan lagi rasa nasionalisme pada bangsa Indonesia.[]

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề