Daripada berpikir lebih baik berdzikir

Merdeka.com - Dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru, dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut).

Sedangkan dari segi istilah, dzikir adalah pembersihan dari medan kealpaan dan kelupaan, melalui pelanggengan hadirnya qalbu dan lisan menuju padang musyahadah (penyaksian kepada-Nya).

Dalam Islam, dzikir berarti mengingat Allah di dalam hati dan menyebut-Nya dengan lidah. Dzikir adalah cara yang sangat ampuh dan sederhana untuk beribadah kepada Allah (SWT) ketika kita kekurangan waktu, yang membawa banyak manfaat dan kebajikan.

Allah (SWT) ingin kita mengingat-Nya dalam setiap situasi tidak peduli apakah itu situasi bahagia atau sedih sebisa mungkin. Dengan memuji dan memuliakan Allah (SWT) kita menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya dan mengakui keluhuran-Nya.

Dzikir membawa banyak manfaat ketika kita terus mengamalkannya. Berikut manfaat berdzikir dalam islam jika rutin dilakukan dirangkum dari Liputan6:

2 dari 4 halaman

Manfaat berdzikir yang pertama adalah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Orang yang senantiasa memuji kebesaran Allah akan selalu terlindung dari keburukan. Dzikir juga bisa membuka pintu keselamatan dunia akhirat.

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini di sore hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan mendapat bahaya racun di malam tersebut. (HR. Ahmad 2/290).

Mendekatkan diri pada Allah

Berdzikir merupakan salah satu amalan yang paling disukai Allah SWT. Ini tertuang dalam hadis yang berbunyi:

“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, Para Sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377).

Berdzikir juga bisa mengingatkan diri pada kehidupan setelah kematian, dan membuat selalu ingat akan kebesaran-Nya.

Dicukupi kebutuhannya

Manfaat berdzikir selanjutnya yaitu bisa membuka pintu rezeki. Ini membuat segala urusan dunia dan akhirat terasa lancar dan mudah dilalui. Saat berdzikir, Anda akan merasa selalu bersyukur dengan segala apa yang telah dimiliki. Ini membuat hati selalu merasa cukup dan jauh dari perasaan tamak dan serakah.

3 dari 4 halaman

Karena termasuk amalan yang disukai Allah SWT, manfaat berdzikir tentunya memiliki ganjaran yang luar biasa. Siapa pun yang berdzikir setiap harinya akan dijanjikan surga oleh Allah.

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari (7/150, no. 6306).

Amalan yang disukai Rasulullah

Berdzikir juga merupakan amalan yang disukai Rasulullah. Rasulullah tidak pernah melewatkan dzikirnya setiap hari. Inilah mengapa dzikir menjadi salah satu sunah rasul yang dianjurkan oleh umat muslim.

Tentu saja manfaat berdzikir ini juga termasuk meneladani sifat-sifat Rasulullah yang dapat mendekatkan diri kita kepadanya.

Memberi ketenangan

Manfaat berdzikir bisa membuat umat muslim merasa tenang hatinya. Saat berada di dekat Allah SWT, hati akan selalu merasa tenang dan damai. Ini sesuai dengan ayat Al Quran yang berbunyi:

“…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

4 dari 4 halaman

Selain beribadah, ternyata manfaat berdzikir juga baik untuk kesehatan.

Sebuah penelitian Universitas Washington, yang dimuat dalam majalah Scientific American edisi Desember 1993, menyebutkan bahwa berzikir bisa mengaktifkan syaraf-syaraf otak.

Apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif.

Dzikir sebagai pembersih hati

Allah menciptakan manusia dari tanah yang merupakan lambang dari kehinaan dan kekotoran. Al-Qur’an menyebutkan sebagai nutfah atau saripati tanah. Setelah proses penciptaan dari tanah tersebut, kemudian Allah menyatakan:

lalu aku titipkan kedalamnya ruh ku (QS. Al-Hijr : 29).

Karena tercipta dari tanah, maka sifat kemanusiaan (basyariyyah) manusia menjadi selalu kotor. Oleh karenanya, manusia ingin menafikan kekotorannya tersebut dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir.

Hapus Dosa

Manfaat berdzikir yang terakhir adalah mencegah seseorang melakukan dosa, menghapus dosa dan menyelamatkan seseorang dari siksa Allah. Mu adh Ibn Jabal R.A berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Anak Adam tidak pernah melakukan perbuatan yang membawa jaminan keselamatan kepadanya, dari hukuman Allah lebih dari mengingat Allah SWT,'' (Shahih Al-Jaami 5633).

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

Daripada berpikir lebih baik berdzikir

Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA

(Wakil Ketua Umum MUI Jawa Tengah)

Assalamu’alaikum wrwb. Sahabatku, alhamdulillah wa al-syukru liLlah, kita bangun dalam sehat afiat atas karunia dan nikmat Allah. Shalawat dan salam kita menyertai shalawat Allah dan Malaikat pada Nabi saw. Kita nantikan syafaat beliau nanti di akhirat.

Saudaraku, manusia diciptakan di dunia ini tujuannya untuk ibadah (QS. Al-Dzariyat:56).

Apakah kita sempat renungkan untuk berfikir tentang mengapa Allah menciptakan dan melahirkan kita di dunia ini?
Allah memberi modal dasar pada kita akal dan hati, agar kita mampu berfikir dan merasakannya dengan penuh kekhusyu’an dan kerendahhatian (tawadlu’ dan tadlarru’).

Al-Qur’an menyebut يتفكرون “agar kita berfikir” dalam setidaknya 10 kali (QS. Al-A’raf: 176, Yunus: 24, Al-Ra’d: 3, al-Nahl: 11, 44, 69, Al-Rum: 21, Al-Zumar: 42, Al-Jatsiyah: 13, dan Al-Hasyr: 21) dalam bentuk kata kerja sedang atau akan datang (فعل مضارع). Ini menunjukkan maksud supaya manusia berfikir secara terus menerus dan berkelanjutan (استمرار التجدد).

Ayat-ayat di atas, singkatnya manusia supaya memikirkan tentang: 1. Kehidupan dunia ini apa tujuannya; 2. Allah menciptakan bumi ada siabg dan malam, ditumbuhkan tanaman dan buah-buahan untuk dimakan, 3. Buah-buahan dengan berbagai macamnya; 4. Allah menurunkan wahyu dan kitab suci sebagai pedoman untuk brribadah; 5. Manusia diciptakan berpasangan, supaya berkeluarga dan mendapatkan kebahagiaan sakinah mawaddah wa rahmah atau سكينة مودة ورحمة. 6. Manusia diciptakan dati tidak ada menjadi ada, dan akhirnya mati dan akan sihisiokan lagi. 7. Allah menundukkan langit dan bumi untuk manusia. 8. Seandainya Al-Qur’an diturunkan pada gunung, sungguh gunung akan menundukkan diri secara khusyu’ karena takut kepada Allah.

Tujuannya agar manusia menangkap pesan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Mencipta, Maha Esa, dan Maha dalam segala hal. Dengan demikian, tidak memberi ruang sekecil apapun untuk membanggakan dan menyombongkan diri sendiri (سمعة dan تكبر) dalam diri kita. Hanya Allah saja yang pantas untuk sombong, namun itu pun Allah sering menggunakan kata Kami bukan Aku, seperti QS. Al-Nahl: 44, Al-Hasyr: 21.

Dengan fikir manusia juga dapat memahami dengan baik apa yang dikatakan, dikerjakan, dan dihayati dan diamalkan. Mengagumi diri sendiri dan sombong itu, adalah awal kesyirikan, na’udzu biLlah. Karena itu, semestinya, seseorang bertambah ilmu bertambah taat dan tawadlu’nya atau rendah hatinya.

Untuk membangun diri kita agar terhindar dari sikap sombong dan mengagumi diri sendiri, perlu disertai dengan senantiasa berdzikir mengingat Allah yang selalu hadir dalam diri kita.

Seruan agar manusia berdzikir dalam bentuk kata kerja sedang dan akan datang (فعل مضارع) disebut dalam QS. Al-Baqarah: 221, Ibrahim: 25, Al-Qashash: 43, 46, 51, Al-Zumar: 27, dan Al-Dukhan: 58).

Kadang juga disebut indikator orang-orang yang cerdas (اولو الالباب) adalah orang-orang yang senantiasa berdzikir mengingat Allah dalam berbagai keadaan, berdiri, duduk, berbaring, dan berfikir tentang penciptaan langit dan bumi. Karena Allah tidak pernah menciptakan sesuatu pun yang sia-sia (QS. Ali ‘Imran:190-191). Kecerdasan adalah perpaduan harmonis antara akal dan hati, antara akal manusia dan kehadiran hidayah dan inayah Allah, yang pasti akan menumbuhkan dan menghasilkan ketenangan (طماءنينة). Inilah pesan penting keseimbangan antara fikir dan dzikir (QS. Al-Ra’d: 28).

Saudaraku yang dicintai Allah, mumpung kita masih diberi umur panjang sehat afiat, mari kita manfaatkan akal kita untuk berfikir, dari mana kita diciptakan, untuk apa kita hidup, dan akan menuju ke mana? Agar kita mampu mengenal Allah, kita tingkatkan ibadah kita sebagai wasilah dzikir kita kepada Allah. Karena kita milik Allah, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Semoga kita akan disambut oleh Allah dengan “senyuman” dan sambutan-Nya, dalam keadaan husnul khatimah. Amin.

Allah a’lam bi al-shawab.
Wassalamu’alaikum wrwb.

Ngaliyan, Semarang, 22/1/2017.

MUI Jateng