Dasar-dasar Ilmiah Pancasila sebagai satu KESATUAN yang Sistematis dan Logis

Tolong bantu jawab, ngasal reportMaaf kalo gambarnya kebalik

pembentukan BPUPKI??​

Bantuin 1 - 4 pilihan ganda

uraikan keuntungan adanya pembangian kekuasaan pemerintahan pusat dan pemerintah daerah! ​

Apa yang harus kita lakukan jika pendapat kita tidak diterima oleh peserta diskusi​

jelaskan sejarah singkat bagaimana salah satu isi pancasila bisa berubah​

Sistem perekonomian yang dikembangkan adalah sistem ekonomi yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Landasan operasional dalam sistem ekonomi yang be … rdasarkan nilai-nilai Pancasila ditegaskan dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 33 yang menegaskan seperti berikut, kecuali....a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan b.Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hdup orang banyak dikuasai oleh negara.c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.d. Swasta tidak diberikan kesempatan untuk berkembang di Indonesia.​

menurut pendapatmu bagaimana proses diskusi perumusan pancasila​

Bangsa kita melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda tetapi tidak berhasil jelaskan?​

Sebutkan dan jelaskan persamaan dan ideologi Pancasila liberalisme, komunisme dan sosialisme dalam bidang hukum

pada awal kemerdekaan tahun 1945-1950Indonesia dihadapkan masalah serius dan penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa jelas … kan masalah yang dimaksud ​

Ranasya Eliza Rara Alexa Milea Gebrieal Alexxender1.mengapa manusia disebut makhluk hidup? 2.mengapa kita sebagai sesama manusia harus saling membantu … ? Not : Asli gak lucu masuk RS lagi T-T​

A.jodohkan pernyataan berikut dengan jawaban yang tersedia. no. keterangan 1.kehidupan keragaman suku di indonesia di setiap daerah .(....)2.ke … rja sama yang dapat dilakukan siswa dalam rangka menghargai jasa pahlawan(....) 3.yang diperlukan bagi kerukunan dan kerja sama dalam perbedaan (....)4.sikap kita ketika bermain dengan teman yang berbeda daerah .(....)5.bersatu kita teguh mengandung makna menyatunya berbagai unsur dan perbedaan yang ada menjadi suatu... yang utuh dan serasi sehingga muncul suatu kekuatan (....)JAWABAN A.kesatuan B.rukunC.persatuan dan kesatuan D. saling bahu membahu memberikan. pertolongan kepada korban bencana alam E.menghargai dan menghormatiTOLONG DI BANTU YA KK!!! ​

emas mempunyai kondisi baik atau rusak​

apa tanggapan kamu mengenai praktik keberagaman yang ada di Indonesia

arti hukum adalah hak yang timbul berdasarkan jaminan udang undang dan peraturan perundang undangan di bawah nya​

untuk mengungkapkan keberadaan dan perkembangan tari di Indonesia maka sejarah tari diklasifikasikan berdasarkan periodesasi ada beberapa periodesasi … di Indonesia sebutkan dan jelaskan​

6.Pilihlah kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan nilai sila keempat Pancasila! Berilahtanda centang (√) pada kolom Sesuai atau Tidak Sesuai!a.b.C.d.e.P … ernyataanAyah membagi tugas di dalam rumah dengan adil.Ibu, Kakak, dan Adik mendiskusikan menu makanan.Ayah menghormati hasil keputusan.Adik tidak menerima keputusan yang Ibu buat.SesuaiTidakSesuai​

apakah kewajiban kita dalam penggunaan air​

tulislah secara singkat pristiwa sejarah tentang PRRI​

DASAR-DASAR ILMIAH PANCASILA SEBAGAI SUATU KESATUAN SISTEMATIS DAN LOGIS

Pengertian ilmiah

Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu, ilmu, menurut The Liang Gie (1998:15) merupakan seraingaikan kegiatan manusia dengan peikirian dan menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan sekumpulan pengetaahuan yang teratur mengenai genjala-genjala alami, kemasyarakatan, perorangan dan tujuan mencapai kebenaran, memperloleh pengalaman, dan memberilan penjelasan, atau melakukan penerapan. Pengertian ilmu dapat dijelaskan dengan tiga segi yakni kegiatan, tata cara, dan pengatahuan yang teratur sebagai hasil kegiatan.

Syarat-syarat pengetahuan ilmiah

Pengetahuan dikatakan ilmiah jika memenuhi sayarat-sayarat ilmiah :

1.        Berobjek berarti memiliki sasaran atau objek material dan titik perhatian tertentu atau objek formal.

2.        Bermetode atau mempunyai metode berarti memiliki seperangkat pendekatan sesuai dengan aturan-aturan yang logis.

3.        Bersistem atau bersifat sistematis atau bermakna memiliki kebulatan dan keutuhan.

4.        Bersifat universal, atau dapat dikatakan bersifat objektib, dalam arti bahwa penelusuran kebenaran tidak didasarkan oleh alasan rasa senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, melainkan alasan karna yang dapat diterima oleh akal, dengan demikian kebenarannya relative tidak dapat dibatasi oleh waktu, ruang, keadaan, kondisi, jumlah tertentu.

Dari pembahasan secara ilmiah ini diketahui bahwa terdapat kesatuan logis dari pancasila. Roseslen Abdul Gani salah sesseorang tokoh BPUPKI menoloak pendapat yang mengatakan bahwa pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Dalam menguatkan posisi argumenya. Abdul Gani mengutip pendapat khain yang mengatkan pancasila adalah sebuah sintesis dari gagasa-gagasan islam modern, ide demokrasi ,sosialisasi, dan gagasan demokrasi asli seperi dijumpai di desa-desa dan didalam komunalisme penduduk asli, juga,bersandar pada pendapat khain, Abdul Gani mengatakan bahwa pancasila adalah satu filsafat social yang sudah dewasa. Konsekuesinya dengan sifat pancasila yang demikian hendaklah dilaksanakan sebaik-baiknya dalam arti disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

A.                Pendekatan sejarah

Dengan pendekatan sejarah diharapkan dapat terlihat dengan jelas proses pertumbuhan dan perlembagaan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan (pribadi-masyarakat-negara). Pendekataan sejarah ini perlu mengingat sipat nilai nilai pancasila yang abstrak,sehingga menjadi jelas seakan-akan konkeritlah nilai tersebut dalampikiran kita.

Konkretitasi hal yang abstrak akan sangat menolong memudahkan kita berpikir. disamping hal tersebut sejarah menjabatani jarak waktu dan tempat.misalnya kejadian apa dari zaman seriwijaya dan majapahit. Sudah dapat dipastikan antara kita tidak ada yang mengetahui kejadian-kejadian tersebbut secara factual. Dengan ungkapan sejarah,kejadian-kejadian sekan-akan nyata dalam pikiran kita. Demikan lah kegunaan sejarah sebagai pengetahuan factual dalam arti diketahui sendiri.

Perlu ditegaskan bahwa pembahasan aspek historis bukanlah sama dengan pelajaran ilmu sejarah murni,tetapi terbatas hanya pada pengungkapan fakta sejarah yang ada kaitanya langsung dengan proses pertumbuhan serta pelaksanaan nilai-nilai pancasila.dengan kata lain kita tidak akan mengikutu bagaimana peristiwa terbunuhnya putra mahkota F.ferdinand di sarajewo sebgai permulan pecahnya perang dunia 1, ataupun Hilter Nazi membantai orang-oraang yahudi di erpa dalam perang duunia II ,tetapi hanya membijarakan sejarah yang ada sangkut pautnya dengan pancasila . pembahsan lebih mendalam mengenai pendekatan sejarah ini dapat pelajari pada penjelasan berikutnya.

B.                 Pendekatan yuridisi kontitutional

Pancasila dari sisi hukum dan hukum katatanegaraan sangatlah penting artinya untukdi pelajari. Hukum mengatur kegiataaan hidup kita sebagai warga masyarakat dan Negara. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara. Dengan demikan hukum haruslah di mengerti dengan baik agar dapat mengamalkan pancasila dengan baik pula.

Sekalilagi hal ini penting untuk dihayati sebab sulit bagai kita bertindak atau berbuat jika tidak mengetahui dengan baik segi-segi hukum dan hukum katatanegaraan dari pancasila dikatakan demikian peraturan perundang-undangan secara herarkhis mengalir dari nilai-nilai pancasila.

C.                Pendekatan filosofis

Dalam pendekatan filosofis ini kita tidak membicarakan seluruh ilmu filsafat yang sangat

luas cakupan dan cabang-cabangnya. Tetapi sebagai pengantar ke pendekatan filsafat disini akan didiskripsikan tentang fisafat.

1.    Pengertian filsafat

Untuk mengerti istilah perlu ditelusuri etimologinya. Istilah filsafat memiliki pandana kata bahasa arab falsafah, dalam kosakata bahasa inggris philosophy. Ditilik dari penggunaan dalam bahasa yunani terdapat dua pengertian tetapi secara sematis memiliki makna yang sama. Sebagai kata benda filsafat merupakan panduan kata majemuk philos (sahabat) dan sophia (pengetahuan yang bijak sana,kebijaksanaan) dan juga sebagai kata kerja sebagai panduan philein (mencinta) dan shopos (hikmah, kebijaksanaan). Dari pengertian sebagai kata kerja yakni cinta kepada pengetahuan yang bijaksana, sehingga mengusahakanya. Sebagaimana dikutip dari ali mudofir istilah filsafat pada umumnya merupakan suatu istilah yang secara umum digunakan untuk menunjukan suatu usaha menuju kepada keutamaan mental,the fursuit of mental excellence. Dalam perjalan sejarah yang panjamg, sebagai ilmu yang berguna bagi sikap kritis dan analisis, lingkup pengetahuan fisafat sebagai pandangan hidup, sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional, kelompok tiori dan system pemikiran, sebagai proses kritis dan sitematis dari pengetahuan manusia, sebagai usaha memperoleh pandangan yang menyeluruh, tentu semuanya memiliki cirri-ciri berpikir yang tertentu.

2.    Ciri-ciri berpikir secara filsafat

Kegiatan berpikir membedakan manusia dengan makhluk lainya, namun tidak semua kegiatan berpikir adalah kegiatan berfilsafat. Sementara kegiatan berpikir filsafati tidak semata-mata tidak ditandai dengan merenung dan berkomplasi yang tidak bersangkut paut dengan realitas. Bepikir secara filsafat senantiasa berkaitan dengan masalah-masalah manusia yang bersifat actual dan hakiki. Berpikir secara kefilsafatan  di samping berkaitan dengan ide-ide tetapi juga harus memperhatikan realitas konkret. Ada pun ciri-ciri berpikir filsafat antara lain :

a.        Bersifat keritis

Kegiatan berpikir secara kefilsafatan ditandai dengan sifat keritis senantiasa mempertanyakan sesuatu, tidak mudah menerima sesuatu jawaban tanpa berpikir secara baik hingga clear and distinct jelas dan terpilih, mengenai persoalan-soalan yang dihadapi manusia. Sifat kritis tersebut dipengaruhi oleh sifat berpikir dari berbagai segi dan sudut pandang dan dinamis.

b.        Bersifat terdalam

Yang dimaksud berpikir terdalam adalah sampai kepengertian tentang inti mutlak permasalahanya. Berpikir terdalam hanya merumuskan fakta yang sifatnya husus dan empiris, namun pada hakekatnya atau pengertian yang fundamental. Berfikir terdalam akan mengetahui sesuatu permasalahan sampai pada akarnya, sehingga merupakan pengetahuan yang sifatnya umum universal.(nor ms. Bakry ,1994:15)

c.         Bersifat konseptual

Perenungan kefilsafatan merupakan kegiatan akal budi dan mental manusia menyusun suatu bagan yang bersifat kosenptual yang merupakan seatu hasil genralisasi dan abstraksi dari pengalaman-pengalaman yang sifatnya sangat husus dan individual  ( kattsoff,1986:7 ). Berpikirkonseptual tidak dimaksudkan untuk berpikir secara terkai dengan masalah-masalah konkerit yang dihadapi oleh umat manusia, dengan membuat konsep-konsep yang jelas dan tepat mengenai pokok persoalan. Oleh karna itu tidaklah cukup menyimpulkan persoalan hanya dengan bukti-bukti yang empiris dan kuantitatif atau particular saja ( kaelan,1986:9)

d.        Koheren

Berpikir secara kefilsafatan juga menuntut adanya sifat koheren yakni keruntutan. Pemikiran filsafat bukan pemikiran yang acak,kacau,dan fragmentasi. Runtut bererti tidak ada pertentangan koradiktif,kontrakdisi interminis dalam rumusan-rumusanya satu sama lain. Sifat kheren tersebut didukung oleh atasan-atasan pemikiran logis dalam tata cara penyimpulan ( berdasarkan logika yang memang sejak dulu dikembangkan oleh para filsuf )

e.         Bersifat konperhensif

Pemikiran kefilsafatan tidak hannya didasarkan pada suatu fakta yang husus dan individual saja yang melahirkan kesimpulan yang husus dan individual juga,melainkan pemikiran filsafat ingin sampai pada kesimpulan yang bersifat umum, sehingga dituntut untuk untuk berpikir secara komperhensif: menyeluruh (luas). Menyeluruh berarti tidak ada sesuatu pun yang di luar jangkaunya ( kattsoff,1986:12), misalnya,mengenai objekmateri manusia, jika dipandang salah satu dari aspek-aspeknya,asapek ekonomi,atau aspek fisik tentulah tidak cukup untuk memaknai majusia, memcahkan persoalan-persoalan hidup manusia, maka perlu manusia itu derenungkan dari berbagai segi sehingga kesimpulannya dapat diterima seluas-luasnya karna sifatnya yang menyeluruh itu.

f.             Bersivat universal

Berpikir kefilsafatan termasuk sebagai upaya untuk menyapai suatu kesimpulan yang bersifat umum ( universal) yang dapat digunakan oleh manusia pada umumnya, manusia dimana pun, dan dalam keadaan bagaimanapun.

g.        Bersifat sepekulatif

Bersifat sepekualatif memiliki sifat mereka-reka,mereka menduga, tetapi bukan sembarang perekaan. Perekaan yang dimaksud disini adalah pengajuan dugaan-dugaan yang masuk akal (rasional) yang mendahului atau melampau fakta-fakta. Ini merupakan kegiatan akal budi manusia dengan melalui kemampuan dalam imaginasi yang berdisiplin menghadapi persoalan-persoalan yang menuntut pemecahan yang bijaksana secara menyeluruh hasil-hasil dari ilmu pengetahuan dan demikan diharapkan dicapai kemajuan-kemajuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya. Hal ini telah dibuktikan oleh para filsuf dahulu dengan mengajukan dugaan yang cerdas dan dapat dibuktikan kemudian.

h.        Bersifat sistematis

Pemikiran kefilsafatan yang pada dasarnya menuntut keruntutan, koperhensif dan universal serta tidak bersifat fragmentaris, tidak acak, merupakan keseluruhan yang bersistem,setematis. Berpikir sistematis dimaksudkan bahwa dalam berpikir terrdapat bagian-bagian yang senantiasa berhubungan antara satu dengan yang lainya. System adalah satu kesatuan keadaan atau barang suatu yang bagian-bagianya saling berhubungan secara fungsional dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama ( soejono seomargono,1983:6 ) 

i.          Bersifat bebas dan bertanggung jawab

Dalam berfilsafat manusia bebas memikirkan apa saja sehingga asfek kretivitas dapat tumbuh kembang dengan baik. Tetapi kebebasan harus dipertanggung jawabkan, misalnya pertama-tama dipertangung jawabkan kepada suara hati,hati nuraninya. Dengan kebebasan bertanggung jawab berpikir yang dimiliki, secara langsung maupun tidak langsung orang tidak terkekang dan terjajah oleh pendapat oerang lain. Itulah bebrapa cirri berpikir secara kefilsafatan dan masih banyak lagi jika hendak memerincinya.

Salah satu contoh pendekatan pancasila dari sisi filsafat yang dapat diajukan adalah pendekatan etika,sebab etika adalah cabang dari filsafat yang erat kaitanya dengan moral,misalnya ketentuan hukum yang diwajibkan warga negaranya membayar pajak.

SISTEM FILSAFAT PANCASILA DAN SISTEM FILSAFAT LAIN DI DUNIA

Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bekerja sama sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga membentuk suatu tujuan yang sama.

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

Sistem Filsafat 

adalah kumpulan atau kesatuan pemikiran/ajaran yang saling berhubungan dan mampu menjangkau seluruh realitas yang ada, mencakup pemikiran teoritis tentang realitas adanya tuhan, alam, dan manusia, untuk mencapai tujuan tertentu.

     Pancasila dikatakan sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan (theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan keadilan (hakekat keadilan).

Filsafat Pancasila

Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie (cita-cita bersama). Dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu “system” yang tepat. Adapun menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat pancasila.

Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila

Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.

2.      Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);

3.      Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta

4.       Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:

1.      Tuhan, yaitu sebagai kausa prima;

2.      Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;

3.      Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri;

4.      Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan hergotong royong;

5.      Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

PERBANDINGAN FILSAFAT PANCASILA DENGAN SISTEM FILSAFAT LAINNYA

Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di Dunia Secara filosofis,  Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain  paham filsafat di dunia.

1.    Dasar Antologis Sila-sila Pancasila

Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak,

oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.

2.    Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila

Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan.  Kalau manusia merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.
Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

3.        Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a.       Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.

b.      Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan.

c.       Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat dibedakan atas empat tingkatan sebagai berikut :

·         Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.

·         Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.

·         Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen, karsa) manusia

·         Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan jika dibandingkan dengan filsafat-filsafat lainya yaitu :

1.      Materialisme

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.

2.      Liberalisme

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.

3.      Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.

4.      Komunisme

Komunisme adalah :

a.    Paham yang menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita menghapus hak milik perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama (dikontrol pemerintah).

b.    Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, 

UNSUR-UNSUR  PANCASILA  SEBAGAI  SISTEM  FILSAFAT

1.        Unsur Ketuhanan

Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya pencipta yaitu Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, mempunyai sifat sebagai individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia tidak sempurna. Namun diantara makhluk, manusia adalah yang paling sempurna.

Berdasarkan pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian rupa maka bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya peninggalan, tulisan dan adat istiadat.

2.        Unsur Kemanusiaan

Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai kemanusiaan. Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah adil dan beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu menerima bangsa lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup sendirian terlepas dari bangsa lain.

3.      Unsur Persatuan

Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat Indonesia bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka.

4.       Unsur Kerakyatan

Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat. Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya unsur-unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan secara Nasional formal.

5.       Unsur Keadilan

Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial.

KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Fundamental,  dan menyeluruh. Untuk itu, sila-sila Pancasila merupakan suatu nilai-nilai yang  bersifat bulat dan utuh, hierarkis, dan sistematis. Dalam pengertian inilah, sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Konsekuensinya kelima sila tidak terpisah-pisah dan memiliki makna sendirisendiri, tetapi memiliki esensi serta makna yang utuh.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan harus  berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, . kerakyatan, dan  keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara adalah  merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang  merupakan masyarakat hukum (legal society).


Page 2