Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

JAKARTA , iNewsCirebon.id - Fakta unik tradisi tidur di atas pasir yang masih dilakukan masyarakat Madura. Madura merupakan salah satu pulau yang ada di wilayah NKRI dan memiliki karakteristik yang khas baik budaya dan tradisinya.

Salah satu tradisi yang unik dan terdengar sedikit anah adalah tradisi tidur diatas kasur pasir. tradisi ini diklaim sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Tradisi ini sampai sekarang masih bisa dijumpai di tiga desa, yaitu Desa Lengung Timur, Lengung Barat, dan Dapenda. Bahkan mengutip dari laman Pulau Madura, masyarakat di sana terbiasa tidur di atas kasur pasir.

Tidur di atas pasir bahkan dianggap kewajiban, sehingga itu pasti tersedia di dalam rumah masing-masing keluarga. Kasur pasir biasanya dibuat di kamar, halaman rumah, dan tempat-tempat tertentu sehingga bisa dipakai bersama keluarga dan tetangga.

Lantas apa saja keunikan dibalik tradisi tidur di atas pasir yang masih dilakukan masyarakat Madura. Dikutip dari berbagai sumber, Rabu (30/11/2022) berikut fakta unik tradisi tidur di atas pasir yang masih dilakukan masyarakat Madura.

Fakta unik tradisi tidur di atas pasir:

Jadi Kebutuhan Dasar

Tidak memandang kemampuan ekonomi, kasur tersebut sudah seperti kebutuhan dasar rumah tangga, layaknya kasur tidur biasa. Kebanyakan anak di Desa Legung juga dilahirkan di atas pasir. Dan orang-orang yang tumbuh dewasa di atas kasur ini bahkan biasa dijuluki Manusia Pasir.

Warga tiga desa nelayan tersebut, menganggap pasir bermanfaat bagi tubuh, selain mendukung tidur lebih nyenyak. Pasir yang diambil dari sekitar Pantai Lombang itu dikatakan tidak lengket meski kulit dalam keadaan basah.

Tidak Sembarangan Pasir yang Digunakan

Kekhasan lain pasir yang dijadikan tempat tidur tersebut adalah butiran memiliki kristal pasir yang sangat halus, bersih mengkilap, dan memiliki warna putih gading. Sebelum digunakan, pasir diayak untuk menyaring batu atau benda berbahaya lain. Pasir lalu dijemur agar tak basah atau lembab.

Bisa untuk Pengobatan

Masyarakat Legung Timur percaya, pasir tempat mereka tidur memiliki sejumlah khasiat. Contohnya, menyembuhkan otot pegal, reumatik, melawan cuaca dingin, dan lain sebagainya. Adapun khasiat lain yang diklaim paling mujarab adalah dapat memperpanjang umur.

Nah, itulah fakta unik tradisi tidur di atas pasir yang masih dilakukan masyarakat madura. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca semua.

mycity.co.id – Pernahkan cityzen lihat orang-orang tidur beralaskan pasir tapi bukan di pantai? Mungkin banyak dari cityzen yang belum tahu dengan tradisi ini.

Alih-alih menggunakan sebuah kasur empuk sebagai alas tidur, masyarakat Madura di Jawa Timur justru menggunakan pasir. Tradisi unik ini tidak disemua daerah di Madura tetapi lebih tepatnya berada di ujung Pulau Garam, desa Legung Timur, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Baca juga: Tradisi Berdarah di Bali Timur Bernama Mekare-kare

Pasir sebagai alas tidur ini sudah ada sejak ratusan tahu lalu dan banyak anak desa yang lahir di atas pasir. Ini bisa dikatakan tradisi turun temurun warga desa Legung yang juga dikenal dengan kampung pasir.

Mungkin dari cityzen berpikir, tidur di atas pasir bukanlah hal yang lumrah dan kotor serta menyimpan banyak penyakit. Tapi hal tersebut tidak berlaku pada masyarakat di kampung pasir.

Baca juga: Tradisi Unik yang Hanya Ada di Indonesia

Meski begitu, pasir yang digunakan sebagai alas tidur bukanlah sembarangan. Sebab, sebelum digunakan, masyarakat akan memastikan bahwa pasir tidak bercampur dengan batu atau benda tajam serta berbahaya.

Bahkan bila dilihat, pasir memiliki tekstur lembut, bersih dan mengkilap. Masyarakat mengambil pasir ini dari sekitaran Pantai Lobang. Yang unik adalah, saat pasir terkena tubuh dalam keadaan basah, pasir ini tidak akan lengket dan menempel.

Nah, apakah cityzen tertarik untuk mencoba tidur di atas pasir?

Related Topics:kasur pasirMaduratradisiturun temurun

Up Next

Iran Akhirnya Merevisi Kewajiban Berhijab untuk Perempuan

Don't Miss

Tak Harus Berhenti Operasional, Argo Parahyangan dan KCJB Punya Pangsa Pasar Sendiri

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Maria Regina Oktavia

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Advertisement

You may like

  • Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

    Bullet Ant Glove: Ritual Kedewasaan Pria Mengerikan dari Amazon

  • Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

    Mengenal Tradisi Ma’Nene Asal Toraja

  • Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

    Lotus Feet, Simbol Kecantikan Perempuan Tiongkok Zaman Dulu

  • Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

    5 Senjata Tradisional Indonesia yang Dianggap Mempunyai Unsur Magis

  • Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

    Tradisi Sunda Ngemitan, Jarang Orang Ketahui

  • Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
    Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

    Tradisi Potong Gigi di Bali Simbol Menghilangkan Sifat Buruk Manusia

CityView

Sumur Windu di Surabaya, Sumur Sakti Penangkal Bahaya

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Published

7 hours ago

on

29 December 2022

By

Arie Nugroho

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Sumur Windu di Gadel Surabaya. (Rakyat Merdeka)

mycity.co.id – Nama Sumur Windu, bisa dikaitkan dengan kata “Windu” yang bermakna 8 tahun. Namun, kemudian bergeser jadi bermakna ukuran waktu yang lama yang kuno.

Akan tetapi, tak demikian halnya dengan Sumur Windu yang berada di Gadel, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Surabaya.

Sumur ini terlihat seperti sumur biasa. Tapi, bagi sebagian warga Gadel, dia dianggap sakral. Ritual pemujaan kerap dilakukan untuk melakukan penghormatan kepada para leluhur. Dia juga dianggap bisa menghindarkan Gadel dari bencana.

Sebelum tahun 2000-an, Sumur Windu digunakan sebagai sumber air bersih bagi warga Gadel. Lama-lama sumur itu pun dianggap keramat. Menurut cerita warga setempat, dulu ada seseorang bernama Windu akan menyeberangi sungai kecil yang membelah Gadel Barat dengan Gadel Timur. Dia melalui sungai itu dengan menunggangi kudanya. Setelah sampai di seberang sungai, dia pun turun dari kuda dan mengikatnya pada pohon trembesi.

Tiba-tiba, tanah yang dipijak kuda ambles dan ia pun terjerembap. Akibatnya, sebuah lubang besar terbentuk menyerupai tapak kaki kuda. Seiring waktu, lubang itu pun dijadikan sumur oleh warga sekitar dan dinamakan “Sumur Windu”,

Bukti pengeramatan Sumur Windu dapat dilihat dari adanya punden untuk memuja roh-roh leluhur. Di tengah punden terdapat pohon trembesi yang digunakan Windu untuk mengikat kudanya. Sekarang pohon itu telah dibalut kain kafan.

Kemudian, setiap tanggal satu suro antara bulan 9 atau 10, warga Gadel selalu menggelar sedekah bumi. Mereka biasanya membawa sejumlah tumpeng atau buah sumbangan para warga, lalu mengaraknya beramai-ramai berkeliling desa. Bawaan itu akan dimakan bersama-sama.

Tapi, sebelum itu, tumpeng dan buah harus didoakan terlebih dahulu di punden dengan melakukan beberapa ritual, dimulai dengan tari-tarian dengan lagu jawa. eringkali ada warga yang kerasukan selama ritual punden berlangsung.

Perayaan sedekah bumi selalu meriah. Selain banyak makanan, acara tersebut juga diramaikan oleh para warga Gadel, tokoh adat, tokoh keagamaan, dan warga desa tetangga.

Sumur Windu Dapat Menangkal Bahaya

Kini ritual tersebut sudah tak sesering dulu pelaksanaannya. Hanya beberapa kali, namun tetap meriah dan ramai. Pada malam-malam tertentu seperti Jumat legi, masih dapat ditemukan orang-orang membakar kemenyan di bawah pohon trembesi tadi.

Selain ada keinginan yang hendak dicapai, mereka melakukan itu karena takut Gadel kembali dilanda bencana. Pada 2003, Desa Gadel pernah dihadang banjir besar, khususnya kawasan dekat Sumur Windu. Pohon besar yang berdiri di sekitar sungai, tumbang dan menimpa rumah-rumah warga.

Sumur Windu memang dianggap memiliki dampak positif dan negatif. Dia dipercaya dapat mendatangkan malapetaka bagi warga Gadel yang sengaja atau tidak, tidak melaksanakan ritual tahunan untuk menghormati Sumur Windu. Konon, dulu pernah ada musibah tak henti-henti menimpa Gadel. Banyak orang meninggal karena tidak menggelar ritual.

Pada kenyataannya, sekarang tak semua warga Gadel menganggap Sumur Windu sebagai situs yang sakral atau keramat. Memang sebagian masih demikian, tapi banyak juga yang melihat sumur itu sebagai benda profan atau biasa saja.

Sumur Windu dianggap sakral mungkin karena banyak berkah yang telah diperoleh darinya. Selain itu, sumur ini juga disebut cerminan atau refleksi kehidupan warga Gadel. Tetapi, sebagian lainnya justru menganggap Sumur Windu layaknya sumur biasa, tidak sakral alias profan. Mereka percaya hanya Tuhan-lah yang sakral.

Continue Reading

CityView

Huacachina Desa Tersembunyi yang Mengelilingi Oasis Gurun

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Published

1 day ago

on

28 December 2022

By

Tiara Riski

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Keindahan Desa Huacachina di Peru, Amerika Latin. Foto: Instagram/agpfoto

mycity.co.id – Ketika mendengar kata gurun, otak akan langsung memproses hamparan pasir yang menggunung di sekitarnya dengan cuaca yang panas. Cityzen harus tahu, kalau di Peru tepatnya di distrik Ica ada sebuah desa terpencil di sekitar oasis gurun pasir bernama Huacachina.

Huacachia merupakan desa yang indah dengan panorama yang menawan ditawarkan oleh Negara Peru. Tempat ini cocok bagi kamu yang ingin melakukan liburan bersama teman-teman maupun keluarga, Honneymoon bersama pasangan atau yang senang berjalan-jalan sendirian.

Huacachina menawarkan pengalaman baru dengan papan pasir, ski pasir, dan wahana dune buggy untuk para wisatawan. Bagi kamu yang berjiwa petualang, ada perahu kayuh di danau dan mendaki bukit pasir untuk menyaksikan matahari terbenam nan indah.

Di sekitaran Oasis terdapat kumpulan resort dan restoran yang berada di sekitar laguna biru-hijau yang dikelilingi oleh bukit pasir besar. Dari sana kamu bisa beristirahat sambil memandangi pemandangan desa dari tempat-tempat itu.

Desa tersebut dibangun di sekitar oasis kecil. Lokasinya dikelilingi oleh bukit pasir di barat daya Peru. Jaraknya sekitar 5 km dari pusat kota Peru. Desa ini memiliki penduduk sekitar 100 orang, namun bisa menampung puluhan ribu turisnya setiap tahun.

Oasis di tengah desa dipercaya memiliki legenda tentang seorang putri Inca yang berubah menjadi putri duyung setelah bersembunyi di dalam Oasis. Dilansir mycity dari penabicara.com, Menurut cerita dari masyarakat, putri itu berasal dari Inca yang dikenal sebagai Huacca China.

Ia menghabiskan hari-harinya di tempat yang tenang ini. Wanita ini memiliki karunia suara yang indah membuat semua orang jatuh hati padanya. Pada suatu kesempatan, ketika sang putri sedang berjalan, seorang pria mengamatinya dan terpesona oleh kecantikannya, jadi dia memutuskan untuk mendekat. Sang putri lari darinya karena takut.

Sepanjang jalan, wanita itu menerobos semak-semak hingga menemukan dataran berpasir. Cermin yang selalu dia bawa juga jatuh, dan ketika pecah, itu menjadi danau tempat dia menenggelamkan dirinya dan menjadi putri duyung.

Dari sang putri itulah nama Huacachina diadaptasi menjadi nama desa ini. Keindahan lanskap yang ditawarkan tempat ini kepada para wisatawan begitu memanjakan mata sehingga, pada tahun 2017, surat kabar Inggris The Telegraph memasukkan Huacachina di antara 21 tujuan paling mengesankan di dunia untuk dikunjungi, satu-satunya di Amerika Latin dalam daftar bergengsi.

Continue Reading

CityView

Jepang Punya Torii di Atas Rel

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Published

1 day ago

on

28 December 2022

By

Maria Regina Oktavia

Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?
Di daerah manakah tradisi tidur di atas pasir?

Torii di Stasiun Nagano (Twitter @Alpino305)

mycity.co.id – Jepang menjadi salah satu destinasi incaran wisatawan dan kereta api menjadi transportasi pilihan utama. Stasiun di Jepang pun kerap kali menjadi salah satu tujuan wisata yang murah meriah dan unik.

Seperti di daerah Gunma yang memiliki pohon kesemek dan buahnya tergantung di atas peron. Kemudian di Nagano memiliki satu-satunya kebun anggur peron di Negeri Sakura itu. Nah, baru-baru ini ada lagi hal yang cukup eksentrik yakni torii berwarna merah terang tepat berada di atas rel kereta api di peron Prefektur Yamaguchi.

Torii tersebut menjadi pemandangan misterius pertama kali dan menarik perhatian semua orang pada Maret tahun lalu. Pemandangan tersebut diunggah oleh akun Twitter @Alpino305 yang mengabadikan foto torii atau gerbang di stasiun prefektur Yamaguchi.

Menurut @Alpino305, gerbang ini berada di Stasiun Nagatoshi yang didirikan oleh Departemen Kereta Api Nagato West Japan Railway pada 14 Maret 2020. Dalam foto tersebut ada sebanyak 20 torii yang dipasang saat jalur Nagato atau Hagi mulai beroperasi antar kedua kota tersebut di jalur utama Sanin.

Torii tersebut ditempatkan terpisah 1,5 meter dan bertambah tinggi dengan penambahan tiga sentimeter untuk menciptakan efek 3-D dalam waktu singkat. Meski torii berada di atas rel, cityzen tak perlu lagi bertanya-tanya kenapa ada di atas rel.

Sebab jalur kereta yang sebenarnya terletak di samping peron O yang saat ini tidak beroperasi. Uniknya lagi, bukannya ‘menghapus’ jalur itu, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkannya dengan baik dan membuat sebuah stasiun menjadi menarik bagi pengunjung. Torii ini pun menginspirasi dari Kuil Motonosumi yang menjadi salah satu destinasi terkenal di sana.

Meskipun kereta berukuran biasa tidak dapat melewati torii di Stasiun Nagatoshi, ukurannya pas untuk dilewati troli pemeriksaan rel kecil, yang akan menjadi perjalanan yang menyenangkan bagi anak-anak jika mereka ingin membuat aktivitas menggambar pengunjung di acara-acara.

Torii sendiri adalah gerbang kuil Shinto yang berfungsi sebagai pembatas antara area tempat manusia tinggal dan area suci tempat para Dewa dan Dewi tinggal. Torii ini adalah dua batang palang yang disangga dengan dua pilar vertikal dan dicat dengan wana oranye yang menyala.

Pelancong bisa menemukan torii di gerbang kuil Shinto dan mausoleum kaisar Jepang dan di beberapa kuil Buddha di Jepang. Bahkan Kuil Fushimi Inari Taisha yang berlokasi di Kyoto ini terkenal akan Toriinya yang indah dan luar biasa. Termasuk sebagai salah satu objek wisata terpopuler di Jepang, para pelancong mengunjungi kuil ini untuk melihat 1000 buah toriinya yang indah.

Daerah Manakah tradisi tidur di atas pasir dilakukan?

Salah satu tradisi warga Desa Legung, Madura adalah tidur diatas pasir. Pasir yang digunakan sebagai alas tidur ini bukanlah sembarang pasir. Sebelum digunakan, warga memastikan betul bahwa pasir tidak menyimpan batu atau benda tajam dan benda berbahaya lainnya.

Coba jelaskan faktor apa saja yang membuat masyarakat Sumenep memilih tidur di atas pasir?

Timbunan pasir ini diyakini memiliki efek relaksasi sekaligus menyembuhkan penyakit, seperti gatal di kulit hingga keluhan nyeri punggung sampai rematik. "Pasir ini seolah menyesuaikan suhu, karena bila cuaca panas, pasir ini tetap terasa sejuk dan nyaman," imbuh Hanafi.

Coba jelaskan apa saja manfaat dari tidur di atas pasir?

Masyarakat Legung Timur percaya, pasir tempat mereka tidur memiliki sejumlah khasiat. Contohnya, menyembuhkan otot pegal, reumatik, melawan cuaca dingin, dan lain sebagainya. Adapun khasiat lain yang diklaim paling mujarab adalah dapat memperpanjang umur.