Diantara titik didih aquades dan larutan gula titik didih manakah yang lebih tinggi

Lihat Foto

thoughtco.com

Ilustrasi sifat koligatif larutan

KOMPAS.com - Soal UAS memahami diagram P-T sifat koligatif larutan dan pembahasannya.

Perhatikan diagram P-T berikut ini!

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Diagram PT sifat koligatif larutan


Soal 1: Titik didih larutan urea 0,2 m pada diagram dinyatakan oleh titik…

Jawaban: Titik didih larutan urea 0,2 m yaitu G

Dilansir dari chemed.chem.purdue.edu larutan urea dalam air tidak akan mendidih pada suhu yang sama dengan pelarut murninya yaitu air karena adanya penambahan titik didih.

Pelarut murni akan mendidih pada titik D sedangkan larutan 0,2 m urea akan mendidih pada titik F pada diagram. Menambahkan zat terlarut ke pelarut murni, membuat larutan tersebut lebih sukar mendidih.

Baca juga: Persamaan Reaksi Kimia

Soal 2: Berdasarkan diagram PT tersebut tentukan garis beku pelarut dan garis penurunan titik beku larutan ditunjukkan oleh garis…

  1. EC dan FE
  2. AB dan BC
  3. AB dan EF
  4. BF dan CD
  5. CD dan DE

Jawaban:

Garis beku pelarut dan garis penurunan titik beku larutan ditunjukkan oleh garis EC dan FE.

Garis yang menunjukkan titik beku pelarut adalah garis EC yang menunjukkan perubahan fasa cair menjadi padat atau membeku. Sedangkan garis yang menunjukkan penurunan titik beku adalah garis FE.

Garis FE menunjukkan bahwa saat hanya pelarut murni akan membeku pada titik E, namun setelah dicampur dengan zat terlarut dan menjadi larutan beku pada titik yang lebih rendah yaitu titik F. Adapun garis DG menunjukkan sifat koligatif kenaikan titik didih larutan.

Baca juga: Tatanama Senyawa Kimia

Soal 3: Apakah yang dimaksud dengan titik tripel dan titik kritis?

Jawaban:

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Titik tripel dan titik kritis perubahan fasa


Dilansir dari web.mit.edu, titik tripel adalah saat dimana ditemukannya ketiga fase yaitu cair, gas, dan padat secara bersamaan. Titik tripel berada pada suatu suhu dan tekanan tertentu di mana ketiga fase tersebut berada dalam kesetimbangan.

Adapun titik kritis adalah saat di mana suatu zat berada pada suhu dan tekanan tertinggi sehingga tidak bisa dibedakan apakah ia bersifat cair atau gas.

Baca juga: Jenis-Jenis Ikatan Kimia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kenaikan titik didih menggambarkan fenomena bahwa titik didih dari cairan [suatu pelarut] akan lebih tinggi ketika senyawa lain ditambahkan, yang berarti bahwa larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada pelarut murninya. Hal ini terjadi ketika zat terlarut yang tidak mudah menguap, seperti garam, ditambahkan ke pelarut murni, seperti air. Titik didih dapat diukur secara akurat menggunakan ebulioskop.

 

Perubahan potensial kimia pelarut ketika zat terlarut ditambahkan menjelaskan mengapa terjadi peningkatan titik didih.

Kenaikan titik didih adalah sifat koligatif, yang berarti bahwa kenaikan titik didih bergantung pada keberadaan partikel terlarut dan jumlahnya, tetapi tidak pada jenis zat tersebut. Sifat ini adalah efek dari pengenceran pelarut dengan adanya zat terlarut. Kenaikan titik didih adalah fenomena yang terjadi untuk semua zat terlarut dalam semua larutan, bahkan dalam larutan ideal, dan tidak bergantung pada interaksi zat terlarut-pelarut tertentu. Peningkatan titik didih terjadi baik ketika zat terlarut adalah suatu elektrolit, seperti berbagai garam, dan nonelektrolit. Dalam istilah termodinamika, asal dari ketinggian titik didih adalah entropik dan dapat dijelaskan dalam istilah tekanan uap atau potensial kimia dari pelarut. Dalam kedua kasus, penjelasannya tergantung pada kenyataan bahwa banyak zat terlarut hanya ada dalam fase cair dan tidak masuk ke dalam fase gas [kecuali pada suhu yang sangat tinggi].

Dalam istilah tekanan uap, cairan mendidih pada suhu ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan di sekitarnya. Untuk pelarut, keberadaan zat terlarut menurunkan tekanan uapnya dengan pengenceran. Suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap memiliki tekanan uap nol, sehingga tekanan uap larutan lebih kecil daripada tekanan uap pelarut. Dengan demikian, suhu yang lebih tinggi diperlukan untuk tekanan uap untuk mencapai tekanan di sekitarnya, dan titik didih meningkat.

Dalam istilah potensial kimia, pada titik didih, fase cair dan fase gas [atau uap] memiliki potensial kimia [atau tekanan uap] yang sama yang berarti bahwa mereka setara secara energetika. Potensial kimiawi tergantung pada suhu, dan pada suhu lain baik fase cairan atau gas memiliki potensial kimia yang lebih rendah dan lebih menguntungkan secara energetik daripada fase lainnya. Hal ini berarti bahwa ketika suatu zat terlarut yang tidak mudah menguap ditambahkan, potensial kimia dari pelarut dalam fase cair berkurang oleh adanya pengenceran, tetapi potensial kimia dari pelarut dalam fase gas tidak terpengaruh. Ini berarti pada gilirannya bahwa kesetimbangan antara fase cair dan gas dibentuk pada suhu lain untuk larutan daripada cairan murni, yaitu, titik didih dinaikkan.[1]

Tingkat kenaikan titik didih dapat dihitung dengan menerapkan hubungan Clausius–Clapeyron dan hukum Raoult bersama dengan asumsi non-volatilitas zat terlarut. Hasilnya adalah bahwa dalam larutan ideal yang encer, tingkat kenaikan titik didih berbanding lurus dengan mol konsentrasi larutan sesuai dengan persamaan:[1]

ΔTb = Kb · bB

dimana kenaikan titik didih, didefinisikan sebagai Tb [larutan] - Tb [pelarut].

  • Kb, konstanta ebulioskopis, yang tergantung pada sifat-sifat pelarut. Dapat dihitung sebagai Kb = RTb2M/ΔHv, di mana R adalah konstanta gas, dan Tb adalah suhu mendidih dari pelarut murni [dalam K], M adalah massa molar pelarut, dan ΔHv adalah panas penguapan per mol pelarut.
  • bB adalah molalitas dari larutan, dihitung dengan memperhitungkan disosiasi karena kenaikan titik didih adalah sifat koligatif, tergantung pada jumlah partikel dalam larutan. Molalitas ini paling mudah dilakukan dengan menggunakan faktor van 't Hoff i dengan bB = bzat terlarut · i. Faktor i memperhitungkan jumlah partikel individu [biasanya ion] yang dibentuk oleh senyawa dalam larutan. Contoh:
    • i = 1 untuk gula dalam air
    • i = 1.9 untuk natrium klorida dalam air, karena disosiasi penuh NaCl menjadi Na+ dan Cl− [terkadang disederhanakan menjadi 2]
    • i = 2.3 untuk kalsium klorida dalam air, karena disosiasi hampir penuh CaCl2 menjadi Ca2+ dan 2Cl− [terkadang disederhanakan menjadi 3]

Faktor bilangan bulat i dihasilkan dari pasangan ion dalam larutan, yang menurunkan jumlah efektif partikel dalam larutan.

Persamaan setelah memasukkan faktor van't Hoff menjadi

ΔTb = Kb · bzat terlarut · i
  • Sifat koligatif
  • Penurunan titik beku
  • Aturan Duhring

  1. ^ a b P. W. Atkins, Physical Chemistry, 4th Ed., Oxford University Press, Oxford, 1994, ISBN 0-19-269042-6, p. 222-225

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kenaikan_titik_didih&oldid=15431599"

Titik didih larutan glukosa lebih rendah dari pada titik didih larutan garam.

Mengapa larutan gula mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada titik didih air?

karena adanya zat terlarut, yaitu gula, yang menghalangi pelarut, yaitu air, untuk menguap. oleh sebab itu, titik didih larutan gula lebih tinggi daripada air.

Kenapa garam dapat menurunkan titik beku?

Saat garam dilarutkan dalam air, garam akan terurai menjadi ion-ion komponennya yaitu Natrium dan Klorida. Nah komponen ini yang dapat memecah partikel es batu jadi cair. Pada proses tersebut membutuhkan energi, dan air mengandung energi termal yang dapat membantu proses tersebut.

Mengapa titik didih larutan elektrolit lebih tinggi?

1.2.3 Menjelaskan penyebab kenaikan titik didih larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit untuk konsentrasi yang sama Senyawa elektrolit dalam larutannya dapat mengalami ionisasi sehingga jumlah partikel zat terlarut lebih banyak dibandingkan jumlah partikel zat terlarut pada larutan nonelektrolit.

Mengapa larutan elektrolit memiliki titik didih lebih tinggi?

Larutan elektrolit memiliki jumlah partikel lebih banyak dibandingkan larutan nonelektrolit karena larutan elektrolit dapat terionisasi atau terurai menjadi ion-ionnya dan harga derajat ionisasinya [α] mendekati 1 sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat terionisasi menjadi ion-ionnya dan harga derajat ionisasinya = …

Mengapa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut?

Penambahan zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam suatu pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap. Larutan yang terbentuk harus dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi, sehingga tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan atmosfer. Oleh karena itu, titik didih larutan lebih tinggi dari pada pelarut murni.

Bagaimana hubungan molalitas larutan dengan kenaikan titik didih larutan?

Semakin besar molalitas larutan, semakin besar pula kenaikan titik didih larutan, dan semakin besar pula titik didih larutannya. Hal ini disebabkan karena kenaikan titik didih berbanding lurus dengan molalitas.

Mengapa titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya?

Apa pengaruh garam terhadap titik leleh es?

Garam mencairkan es pada dasarnya karena menambahkan garam akan menurunkan titik beku air .

Apa pengaruh penambahan air garam dengan posisi telur?

Tetapi, mengapa ketika air di dalam gelas dicampur garam membuat telur menjadi melayang? Air garam memiliki massa jenis lebih tinggi daripada air tawar. Ini membuat semakin mudah objek melayang di dalam air asin. Ketika seseorang menambahkan air garam ke dalam air tawar, maka telur akan melayang.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề