Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di indonesia yaitu

Karakter manusia yang berbeda-beda dapat diselaraskan melalui integrasi. Pengertian integrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.

Integrasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang sosial. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, nilai dan norma. Definisi ini tercantum dalam buku Sosiologi karya Kun Maryati.

Adapun beberapa definisi mengenai integrasi sosial menurut para ahli sebagai berikut:

  • Menurut Soerjono Soekanto, integrasi sosial adalah sebuah proses sosial individu atau kelompok untuk berusaha memenuhi tujuan melawan lawan yang disertai dengan suatu ancaman dan/atau kekerasan.
  • Michael Banton menjelaskan bahwa integrasi sosial adalah suatu integrasi sebagai sebuah pola hubungan yang mengakui adanya suatu perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan suatu fungsi penting pada perbedaan dalam sebuah ras.
  • Gilin menyatakan bahwa integrasi sosial adalah suatu bagian dari proses sosial yang terjadi karena suatu perbedaan fisik, emosional, budaya, dan perilaku.

Mengutip Sosiologi Hukum: Suatu Pengantar, integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya keteraturan sosial. Untuk menciptakan integrasi sosial dalam rangka mewujudkan keteraturan sosial diperlukan berbagai upaya yang optimal dan berkesinambungan.

Integrasi nasional dapat diartikan sebagai proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga tercipta keserasian dan keselarasan secara nasional.

Baca Juga

Dalam buku Social Change with Respect to Culture and Original Nature, William F. Ogburn menjelaskan, ada tiga syarat terjadinya integrasi sosial, yaitu:

Advertising

Advertising

  • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain.
  • Telah dicapai konsensus bersama mengenai nilai-nilai dasar yang dijadikan acuan utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • Nilai dan norma-norma dasar tersebut telah hidup dan berkembang cukup lama dan konsisten, serta tidak berubah-ubah.
  • Masing-masing individu dan kelompok sosial yang berbeda-beda mau dan mampu mengendalikan diri, dan saling menyesuaikan diri satu sama lain.
  • Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan untuk keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  • Masing-masing pihak merasa perlu memajukan pergaulan yang komunikatif dan akomodatif demi mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga

Integrasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut.

1. Integrasi Sosial Normatif

Integrasi normatif dapat diartikan sebagai sebuah bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat.

Misalnya, bangsa Indonesia mengusung semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung makna “meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Semboyan ini menunjukkan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, golongan, agama, dan bahasa tetapi tetap mengakui satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air, yaitu Indonesia.

Baca Juga

Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.

Indonesia terdiri dari berbagai suku yang mengintegrasikan diri dengan melihat fungsi dari suku masing-masing. Contohnya, suku Bugis yang gemar melaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut, suku Minang yang pandai berdagang berfungsi sebagai penjual dari hasil laut tersebut. Dengan demikian, tercipta sebuah integrasi fungsional dalam masyarakat.

3. Integrasi Sosial Koersif

Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Terciptanya integrasi ini berawal dari cara penguasa yang koersif [kekerasan] dalam mengatur. Contoh integrasi koersif adalah demonstran yang berhenti ketika polisi menembakkan gas air mata ke udara.

Baca Juga

Faktor-faktor pendorong integrasi sosial dijelaskan sebagai berikut.

  • Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda. Toleransi yang mendorong terjadinya komunikasi yang efektif antara kebudayaan yang berbeda tersebut akan mendorong terciptanya integrasi di antara mereka.
  • Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Hal ini dapat mempercepat proses integrasi sosial. Dengan sistem ekonomi demikian, setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas kemampuan dan jasanya.
  • Sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya. Jika tiap pihak mengakui kelemahan dan kelebihan kebudayaan masing-masing, tiap individu dapat saling mendukung sehingga mudah bersatu.
  • Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan jika penguasa memberikan kesempatan yang sama kepada golongan minoritas agar mendapat hak yang setara yang golongan mayoritas.
  • Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan. Pengetahuan tentang persamaan unsur kebudayaan dapat mendekatkan anggota masyarakat. Hal ini berpotensi untuk menghilangkan prasangka yang semula ada di antara pendukung kebudayaan tersebut.
  • Perkawinan campuran [amalgamasi]. Faktor ini mampu mendorong dua kebudayaan yang berbeda agar menjadi satu sehingga tercapai integrasi sosial. Dalam sistem sosial masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa perkawinan merupakan penyatuan dua keluarga, integrasi sosial sangat mungkin terjadi melalui amalgamasi.
  • Adanya musuh bersama dari luar. Ketika terdapat suatu ancaman eksternal, maka masyarakat cenderung bersatu untuk menghadapinya. Sikap ini merupakan bentuk nasionalisme di mana berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat akan bersatu demi keutuhan bangsa.

Penjelasan tersebut tercantum dalam buku Sosiologi oleh Kun Maryati.

tirto.id - Terdapat sejumlah faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional. Sebab, integrasi nasional tidak muncul begitu saja.

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yakni “integrasi" dan “nasional". Integrasi berasal dari Bahasa Inggris [integrate] yang memiliki arti menyatupadukan, mempersatukan atau menggabungkan.

Sedangkan, integrasi nasional adalah menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Indonesia merupakan negara yang kaya, baik sumber daya alam maupun kebudayaan. Kekayaan ini akhirnya membuat Indonesia menjadi negara yang sangat beragam dan majemuk.

Namun, keberagaman yang ada harus ditata agar negara tidak hancur karena perbedaan. Karena itulah diperlukan integrasi nasional.

Keberhasilan proses penyatuan berbagai kelompok budaya dalam masyarakat sebagai keberhasilan proses integrasi memerlukan beberapa persyaratan. Mengutip modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X [2020], berikut merupakan syarat-syarat keberhasilan integrasi nasional bagi bangsa Indonesia:

  • Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka dapat berhasil untuk saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya. Hal ini bertujuan supaya timbul persatuan dan kesatuan secara luas dalam kehidupan bermasyarakat;
  • Terciptanya sebuah kesepakatan bersama [konsensus] terkait norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam melakukan berbagai kegiatan;
  • Norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial akan dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial. Hal tersebut bertujuan supaya proses integrasi nasional dapat terjadi di masyarakat.

Integrasi nasional merupakan usaha serta proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada suatu negara hingga tercipta keserasian serta keselarasan secara nasional.

Integrasi nasional tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa integrasi nasional ada. Berikut ini adalah faktor pendorong, pendukung serta penghambat dari integrasi nasional yang dikutip dari publikasi Universitas Udayana.

Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Sosial Budaya dan Keamanan

Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Berikut ini faktor-faktor pendorong integrasi nasional yang terdiri dalam empat faktor, mulai dari adanya persamaan sejarah hingga ancaman dari luar.

1. Adanya persamaan sejarah

Persamaan sejarah, rasa senasib dan seperjuangan pada zaman dahulu digunakan untuk kemerdekaan Indonesia dan lepas dari penjajah mendorong integrasi nasional. Namun saat ini rasa senasib dan seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional agar tercipta persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.

2. Adanya ideologi nasional

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang bisa menjadi pendorong integrasi. Pancasila digunakan sebagai pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari untuk mengingat Indonesia merupakan negara yang multikultural.

3. Adanya keinginan untuk bersatu

Indonesia merupakan yang majemuk dan ada dalam unsur keberagaman. Meskipun begitu, perbedaan tidak menjadi alasan untuk memunculkan konflik.Justru perbedaan tersebut memunculkan keinginan untuk mempersatukan perbedaan dalam suatu kesatuan yang utuh. Mempersatukan bangsa menjadi satu kesatuan yang utuh merupakan salah satu perwujudan nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.

4. Adanya ancaman dari luar

Era globalisasi yang memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, namun nyatanya juga dapat memberikan dampak buruk bagi suatu negara. Ancaman dari luar perlu diminimalisir agar terwujudnya integrasi nasional di setiap lapisan masyarakat yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Pengertian Integrasi Nasional Secara Politis dan Antropologis

Faktor Pendukung Integrasi Nasional

Selain faktor pendorong, ada pula faktor pendukung integrasi nasional. Faktor pendukung ini adalah elemen tambahan yang menjadi pendorong utama integrasi nasional. Berikut adalah faktor pendukung tersebut:

1. Penggunaan bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa nasional sejak dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Adanya semangat para pemuda saat itu membuat bahasa Indonesia disepakati sebagai bahasa pemersatu tanpa memandang perbedaan di dalamnya.

2. Semangat persatuan serta kesatuan dalam bangsa

Persatuan dan kesatuan dibutuhkan untuk menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan serta sikap saling tolong menolong antar sesama dan nasionalisme. Selain itu, untuk dapat hidup secara berdampingan diperlukan toleransi serta rasa kemanusiaan.

3. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yakni Pancasila

Pancasila merupakan landasan ideal yang memiliki kedudukan tinggi serta berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seseorang yang memiliki jiwa patriotisme tinggi akan menerapkan butir-butir Pancasila dalam aspek kehidupannya.

4. Adanya rasa serta semangat gotong royong

Sikap gotong-royong merupakan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan secara bersama serta menikmati hasil pekerjaan secara adil. Sistem gotong-royong dilakukan tanpa pamrih dan sukarela oleh masyarakat menurut batas kemampuan masing-masing.

Baca juga: Pengertian Integrasi Nasional Menurut Ahli, Politis & Antropologis

Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Kendati ada faktor pendorong dan pendukung, integrasi nasional juga dihadapkan pada beberapa faktor penghambat, antara lain:

1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan

Budaya di Indonesia sangatlah majemuk, namun kemajemukan dalam sektor budaya ini terkadang kurang dihargai oleh sekelompok masyarakat. Hal ini menyebabkan kebudayaan tersebut menjadi terkikis secara perlahan-lahan.

2. Kurangnya toleransi antar sesama golongan

Konflik sosial merupakan salah satu hal yang perlu dihindari karena dapat mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik sosial sendiri dapat muncul karena kurangnya toleransi. Minimnya toleransi akhirnya membuat negara menjadi hancur dan integrasi nasional tidak terwujud.

3. Kurangnya kesadaran dalam diri masing-masing rakyat Indonesia

Globalisasi memicu munculnya sikap individualis dan tidak memperdulikan kondisi serta situasi yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat memicu minimnya kesadaran dalam diri masyarakat guna menjaga persatuan serta kesatuan untuk mewujudkan integrasi nasional.

Karena itulah, diperlukan kiat untuk menumbuhkan karakter bangsa di era globalisasi agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.

4. Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan

Otonomi daerah yang berlaku di Indonesia membuat sebagian wewenang serta tanggung jawab pemerintah pusat dilimpahkan ke pemerintah daerah. Hal ini memicu munculnya ketimpangan dalam bidang sosial hingga ekonomi. Perlu adanya kesadaran diri agar keadilan sosial dapat dirasakan oleh masyarakat di semua daerah di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Integrasi Nasional: Konsep dan Faktor Pembentuknya

Baca juga artikel terkait INTEGRASI atau tulisan menarik lainnya Endah Murniaseh
[tirto.id - end/agu]


Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Agung DH
Kontributor: Endah Murniaseh

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề