Gambar jantung koroner dan penjelasannya

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Usia merupakan faktor yang amat berpengaruh terhadap kejadian PJK, terutama terhadap terjadinya proses aterosklerosis pada arteri koroner. Saluran arteri koroner ini dapat diibaratkan sebagai saluran pipa ledeng, yang semakin tua umurnya maka semakin besar kemungkinan timbulnya kerak di dindingnya yang mengakibatkan terganggunya aliran air dalam pipa.

Pria memiliki risiko yang lebih tinggi daripada wanita, ini berkaitan dengan hormon estrogen yang bersifat protektif terhadap aterosklerosis.  Setelah menopause risiko akan meningkat karena jumlah hormon estrogen mulai menurun.

Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia atau penyakit jantung akan meningkatkan risiko terkena PJK, terutama bagi yang keluarganya terserang  penyakit di usia dini (kurang dari 55 tahun).

Ras kulit putih lebih berisiko terkena PJK dibandingkan dengan ras kulit hitam

Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningkat sebagai manivestasi kelainan metabolisme atau transportasi lemak/lipid. Lipid atau lemak adalah zat yang kaya akan energi, yang berfungsi sebagai sumber utama dalam proses metabolisme

Diabetes menyebabkan faktor risiko terhadap PJK  apabila kadar glukosa darah naik, terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama karena gula darah (glukosa) tersebut dapat menjadi racun terhadap tubuh, termasuk sistem kardiovaskuler.

Pasien diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung berperan menaikkan kadar kolesterol.

Proses degeneratif vaskular dan metabolisme lemak yang tidak normal ini memegang peranan terhadap terjadinya pertumbuhan atheroma sehingga pembuluh darah arteri menjadi sempit (aterosklerosis).

Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 85-89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per 80 mmhg.

Obesitas dapat merusak beberapa sistem pada organ tubuh. Jantung bekerja lebih berat pada orang yang mengalami obesitas, dan volume darah serta tekanan darah juga mengalami peningkatan. Penurunan berat badan secara signifikan akan mempengaruhi penurunan kadar kolesterol yang berkontribusi terhadap penimbunan lemak  pada penderita PJK.

Para perokok  mempunyai risiko dua sampai tiga kali meninggal karena PJK dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Merokok memicu munculnya radikal bebas yang berakibat pada lebih cepat rusaknya dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida dapat menyebabkan hipoksia jaringan arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambah reaksi trombosit dan menyebabkan  kerusakan  pada dinding arteri. Sedangkan glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding arteri.

Faktor risiko tersebut dibedakan menjadi dua yaitu faktor resiko yang bisa dirubah dan tidak bisa dirubah:

Faktor resiko yang dapat dirubah

Faktor resiko yang tidak dapat dirubah

  • Merokok
  • Kolestrol tingkat tinggi
  • Hipertensi (darah tinggi)
  • Diabetes (kencing manis)
  • Kurang berolahraga
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Depresi, isolasi sosial, dan kurangnya dukungan sosial yang berkualitas.
  • Usia
  • Jenis kelamin laki-laki
  • Memiliki riwayat keluarga penderita penyakit jantung
  • Ras

Kabar baiknya meskipun faktor risiko tersebut tidak dapat diubah, kita masih dapat menurunkan faktor risiko secara keseluruhan dengan cara menjalankan pola hidup sehat dan minum obat yang diresepkan oleh dokter.

Jantung adalah organ vital yang berfungsi sebagai pemompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Apabila jantung mengalami gangguan, peredaran darah dalam tubuh dapat terganggu sehingga menjaga kesehatan jantung sangatlah penting agar terhindar dari berbagai jenis penyakit jantung.

Jenis Penyakit Jantung

Saat ini penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab utama kematian tertinggi di Indonesia dan dunia baik pria maupun wanita pada segala usia. Terdapat beberapa jenis penyakit jantung antara lain:

1. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh tumpukan plak maupun zat-zat kimia dari makanan dan minuman. Hal tersebut membuat adanya penggumpalan darah pada bagian arteri sehingga aliran darah terganggu.

2. Kelainan Irama Jantung

Kelainan irama jantung atau aritmia merupakan kondisi dimana laju irama jantung tidak normal. Laju dapat terasa terlalu cepat, terlalu lambat, atau ritmenya tidak teratur. Pada umumnya kelainan irama jantung tergolong tidak berbahaya, dapat menimbulkan gejala dan komplikasi yang parah apabila penyakit ini muncul karena adanya kondisi gangguan jantung lemah atau rusak.

3. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan sebagian besar disebabkan adanya kelainan struktur maupun fungsi jantung sejak bayi dalam kandungan. ASD (Atrial Septal Defect) dan VSD (Ventricular Septal Defect) atau yang lebih  dikenal sebagai jantung bocor merupakan penyakit jantung bawaan yang umum terjadi. Penyakit jantung bawaan dapat terjadi karena turunan genetik dari salah satu atau kedua orang tua.

4. Kelainan Katup atau Klep Jantung

Kelainan klep jantung merupakan penyakit yang terjadi ketika katup jantung tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Katup jantung yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan darah dapat mengarah balik dan sulit keluar dari jantung. Kondisi ini juga dapat menyebabkan terbentuknya lubang kecil pada sekat jantung yang dusebut jantung bocor.

5. Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tidak dapat memompa darah dengan optimal sehingga darah yang dipompa tidak membawa oksigen dan nutrisi yang cukup dan tubuh menjadi kesulitan untuk mendapat kebutuhannya.

Faktor Penyebab Resiko Penyakit Jantung

Lalu apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan resiko penyakit jantung? Pada umumnya terdapat dua faktor resiko yaitu faktor resiko yang tidak dapat dirubah dan dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah antara lain usia, jenis kelamin, serta genetik atau keturunan. Sedangkan faktor resiko yang dapat dirubah adalah hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, kurang aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol berlebih.

Gejala Penyakit Jantung

Penyakit jantung yang dapat terjadi baik dewasa maupun anak-anak membuat pentingnya mendeteksi gejala-gejala penyakit jantung agar terhindar dari resiko penyakit jantung yang parah. Gejala-gejala yang dapat muncul antara lain nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar, hingga cepat lelah. Adapun gejala-gejala tidak khas yang menyertai seperti mual, muntah, dan tidak jarang ditemukan pasien dengan penyakit jantung yang tidak bergejala. Hal tersebut dikarenakan pasien menderita neuropati diabetik atau gangguan saraf akibat penyakit diabet.

Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, segera berkunjung ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan dan pemeriksaan secara tepat agar pengobatan dapat cepat dilakukan serta meminimalkan resiko terburuk. Untuk mendiagnosa penyakit jantung, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti anamnesa, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang seperti EKG atau disebut juga dengan rekam jantung, echocardiography (USG jantung) serta treadmill test bila diperlukan.

Dalam pencegahan dan memelihara kesehatan jantung dibutuhkan perubahan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK” yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik kurang lebih 30 menit dalam sehari, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup minimal 7 hingga 8 jam per hari, dan Kelola stress.

Gambar jantung koroner dan penjelasannya

Penyakit arteri koroner adalah salah satu jenis penyakit jantung yang paling umum di dunia. Penyakit ini juga kerap disebut sebagai penyakit jantung koroner atau penyakit jantung iskemik. Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Pada 2013, angka kematiannya mencapai 37 persen.

Salah satu tanda awal penyakit arteri koroner bagi sebagian orang adalah serangan jantung. Gejala yang lazim terjadi adalah angina atau rasa nyeri pada dada. Angina bisa terjadi saat terdapat penumpukan plak yang terlalu banyak di dalam arteri.

Gambar jantung koroner dan penjelasannya

Arteri menjadi sempit dan memicu angina karena aliran darah ke jantung dan bagian lain tubuh terhalang. Gejala lainnya meliputi:

– Rasa lemas

– Mual

– Berkeringat dingin

– Nyeri pada lengan atau pundak

– Napas pendek

Seiring dengan berjalannya waktu, penyakit arteri koroner dapat melemahkan otot jantung. Akibatnya bisa berupa gagal jantung, kondisi serius yang terjadi ketika jantung tak bisa memompa darah sebagaimana mestinya.

Penyebab Penyakit Arteri Koroner

Penyakit arteri koroner dipicu oleh penumpukan plak di dinding pembuluh darah arteri yang memasok darah ke jantung serta bagian tubuh lain. Plan ini terbentuk dari kolesterol dan zat lain yang mengendap di dalam arteri.

Arteri akan menyempit dan mengeras akibat plak yang terus menumpuk. Dalam jangka waktu tertentu, plak akan menutup akses aliran darah. Kejadian ini disebut aterosklerosis.

Baca Juga:  Pemeriksaan ABI Untuk Deteksi Penyakit Arteri Perifer

Faktor lain yang memperbesar risiko penyakit arteri koroner termasuk:

– Kelebihan berat badan

– Jarang berkegiatan secara fisik

– Terbiasa makan tidak sehat

– Kebiasaan merokok

Riwayat penyakit jantung dalam keluarga juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit arteri koroner. Khususnya jika anggota keluarga yang memiliki penyakit jantung pada usia 50 tahun ke bawah.

Untuk mendeteksi risiko penyakit arteri koroner, tenaga medis akan mengukur tekanan darah, kadar kolesterol dalam darah, serta kadar gula darah. Dokter juga dapat menggunakan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penyakit arteri koroner, misalnya elektrokardiogram, penggunaan sinar-X pada dada, dan kateterisasi jantung.

Terapi yang Dapat Dilakukan

Jika terdiagnosis menderita penyakit arteri koroner, pasien bisa menjalani terapi untuk memulihkan diri. Terapi ini diterapkan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih SEHAT, yaitu :

  • Seimbangkan  diet
  • Enyahkan rokok
  • Hadapi stress
  • Atasi hipertensi
  • Teratur olahraga

Terapi ini didampingi dengan konsumsi obat-obatan untuk menekan risiko penyakit arteri koroner. Prosedur lanjutan juga mungkin direkomendasikan jika kondisi tak kunjung pulih, di antaranya:

– Angioplasti: untuk menghancurkan plak yang menumpuk dan memperlebar arteri yang tersumbat. Angioplasti dapat dilakukan dengan atau tanpa pemasangan cincin.

– Operasi bypass: operasi untuk memulihkan aliran darah ke jantung

Baca Juga:  Penyakit Katup Jantung: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

– Enhanced external counterpulsation: prosedur non-invansif untuk merangsang pembentukan pembuluh darah kecil baru guna secara alami memotong arteri yang tersumbat. Tindakan ini dapat dilakukan jika prosedur angioplasti dan operasi bypass tidak memungkinkan untuk dilakukan, misalnya pertimbangan umur atau faktor risiko yang memperberat operasi yang akan dilakukan.

Program terapi yang penting bagi orang yang menderita penyakit arteri koroner dan pernah mengalami serangan jantung, gagal jantung, atau masalah jantung lain adalah rehabilitasi jantung. Rehabilitasi ini dapat membantu kualitas hidup pasien dan mencegah terjadinya masalah jantung yang lain.

Program ini dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis. Di dalamnya tercakup aktivitas fisik, edukasi untuk hidup sehat, konsumsi obat, serta konseling untuk meredakan stres dan meningkatkan kesehatan mental guna memulihkan kondisi dari penyakit arteri koroner.

Ditinjau oleh:

dr. Darwin Maulana,Sp.JP

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Hospital Makassar

Sumber gambar : Freepic

Referensi:

https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/what-is-cardiovascular-disease/coronary-artery-disease

https://www.cdc.gov/heartdisease/coronary_ad.htm

Bagikan ke :
Gambar jantung koroner dan penjelasannya
Gambar jantung koroner dan penjelasannya
Gambar jantung koroner dan penjelasannya