Gambarkan karakteristik permintaan wisatawan berdasarkan sosio demografi dan psikografi

Segmentasi psikografis wisatawan merupakan proses pengelompokan wisatawan berdasarkan faktor-faktor psikis atau kejiwaan dari suatu individu. Faktor-faktor psikis yang digunakan dalam segmentasi ini biasanya dari sudut pandang gaya hidup (life style), AIOs (activities-interest-oppinions), preferensi, kelas sosial, tipologi, personaliti dll. Yang akan saya uraikan disini adalah jenis segmentasi psikografis yang lebih menitikberatkan kepada minat dan tingkat keterlibatanya di destinasi. Pendekatan segmentasi ini digunakan oleh Greenland Tourism (2015). Berikut merupakan pemetaan 11 segmen psikografis wisatawan yang digunakan oleh pengelola destinasi Greenland:

11 Segmen Psikografis Wisatawan

Gambarkan karakteristik permintaan wisatawan berdasarkan sosio demografi dan psikografi
Sumber: Greenland Tourism (2015)

Greend Land Tourism (2015) membagi segmen psikografis wisatawan ke dalam 11 (sebelas) segmen yang berasal dari pemetaan dua variabel pendekatan. Variabel tersebut yaitu mengenai minat atau ketertarikan terhadap alam, budaya atau tantangan, dan variabel yang satunya adalah tingkat keterlibatan dalam aktivitas wisatanya. Kedua variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

INTEREST FOCUS (MINAT)

Minat merupakan motivasi dalam melakukan perjalanan dan apa yang ingin dialami pada saat melakukan perjalanan wisata. Terdapat empat variabel segmen dalam kategori minat ini yaitu (1) segmen yang terfokus murni hanya berminat pada pengalaman budaya (culture), (2) segmen yang murni berminat pada pengalaman alam (nature), (3) segmen yang memiliki minat dalam mencari keseimbangan antara pengalaman berbasis alam dan budaya (cultere & nature), dan (4) segmen yang melakukan perjalanan dengan alasan yang sama sekali berbeda, seperti mengejar tantangan pribadi atau melakukan suatu hobi tertentu (personal chalange). Variabel segmen ini memiliki pengaruh terhadap perilaku pembelian dalam hal komposisi perjalanan wisata atau komposisi produk wisata yang dilakukan.

ENGAGEMENT LEVEL (TINGKAT KETERLIBATAN)

Tingkat keterlibatan merupakan kedalaman dari ke-empat segmen minat yang di atas, yang merupakan tujuan dari minat itu sendiri. Segmen ini terdiri dari tiga jenis yaitu (1) pelibatan secara mendalam (total immersion), (2) interaksi (interaction) dan (3) observasi (observation). Variabel segmen ini memiliki pengaruh terhadap perencanaan perjalanan, apakah memakai jasa agen perjalanan atau tidak, pemilihan jenis akomodasi, atau penggunaan jasa pramuwisata di destinasi wisata.

Gambarkan karakteristik permintaan wisatawan berdasarkan sosio demografi dan psikografi

Dari pemetaan terhadap kedua variabel tersebut, maka Tourism Greenland menjabarkan ke dalam 11 (sebelas) segmen psikografis yang dapat dijelaskan di bawah ini:

Segmen psikografis wisatawan yang pertama adalah segmen penikmat budaya. Segmen ini adalah jenis segmen yang mencari dan menggali sejarah yang dikaitkan pada konteks masa kini. Mereka adalah pembelajar dan pembaca yang baik, mereka mengunjungi destinasi yang spesifik, yang memiliki sejarah, peninggalan-peninggalan, atau peristiwa-peristiwa penting yang telah mereka pelajari sebelumnya. Mereka membutuhkan layanan pemandu yang baik, yang dapat menceritakan segala informasi mengenai kebudayaan di suatu destinasi. Mereka senang mengikuti rencana perjalanan (itinerary) yang telah banyak dilakukan oleh pengunjung sebelum mereka. Mereka tidak membutuhkan banyak fasilitas aktivitas, sebaliknya mereka lebih memilih untuk melatih pikirannya. Karena minatnya banyak melibatkan material semenjak berabad-abad yang lalu, mereka mencari kegiatan seperti tur museum, yang memungkinkan mereka untuk mengamati dan belajar pada waktu yang bersamaan.

Contoh: tur museum, wisata sejarah, dark tourism, dll

Segmen psikografis wisatawan yang kedua yaitu pecinta budaya. Jenis segmen ini memiliki kegemaran atau hobi yang terkait dengan seni, musik, sejarah, serta orang-orang, dan mereka cenderung tertarik dengan kegemarannya tadi kemapun mereka bepergian. Mereka senang bisa merasakan denyut nadi destinasi yang dikunjungi. mereka tidak membutuhkan keterlibatan penuh untuk merasa puas, tapi mereka memang menikmati aktivitas interaktif yang memungkinkannya memiliki pengalaman dengan kebudayaan. Mereka senang membeli perjalanan wisata yang berbasis budaya selama mereka dapat melihat bakat-bakat lokal dengan cara alami dan tidak dipentaskan.

Contoh: wisata heritage, wisata urban, mengunjungi festival kesenian, wisata kuliner, mengunjungi sentra kerajinan, mengunjungi pameran seni, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ketiga yaitu pencari keaslian. Segmen ini menyukai keaslian budaya yang masih bertahan atau masih asli dan belum tercampur dengan budaya lain atau modernisasi. Dalam banyak hal mereka membayangkan dan berharap akan menemukan destinasi yang didalamnya masih terdapat orang-orang yang menjalani hidup secara sederhana atau masih tradisional. Mereka menyukai dipandu oleh pemandu lokal yang masih menjunjung tinggi tradisi dan bersedia untuk menceritakan kisah-hisah masa lalu. Terkadang mereka mengunjungi tempat-tempat tertentu yang dikenal dengan populasinya yang masih asli. Mereka sangat kecewa jika mengetahui bahwa globalisasi telah mengubah cara hidup masyarakat disuatu destinasi. Mereka ingin memperlihatkan perilaku berwisatanya dan melibatkannya dalam budaya tradisional sehingga mereka juga dapat merasakan kehidupan seperti jaman terdahulu.

Contoh: mengunjungi Negara, pedesaan, perkampungan yang masih asli, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-empat yaitu Etnofil. Segmen ini  mencintai budaya manusia,  mereka berusaha untuk menemukan masyarakat tradisional dan modern, yang sama-sama cenderung tinggal di desa-desa kecil, karena mereka tinggal di tempat yang perkembangan lebih besar dan maju. Kebutuhan utamanya adalah untuk merasakan kehidupan sehari-hari yang asli di destinasi dengan melibatkan diri di masyarakat. Mereka ingin mengalami aspek budaya yang tidak biasa dilakukan oleh pengunjung biasa. Dalam beberapa hal, mereka bahkan tidak ingin tampil sebagai wisatawan. Mereka adalah seorang pelancong independen yang lebih suka membuat koneksi sendiri dengan penduduk setempat, tapi mereka tahu hal tersebut lebih mudah dilakukan di beberapa komunitas daripada yang lain. Karena itu, mereka rela membeli produk wisata yang menyuguhkan keterlibatan diri, seperti homestay, agar bisa mendapatkan kontak yang diinginkan dengan penduduk setempat.

Contoh: beraktivitas di desa wisata, perkampungan, berinteraksi dengan masarakat, menginap di homestay, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-lima adalah Globetrotter, yaitu penjelajah yang mencari pengetahuan baru tentang dunia. Mereka telah mengunjungi destinasi yang paling umum dan sekarang mencari tempat yang dikunjungi oleh sangat sedikit orang. Mereka ingin mendengar cerita tak terhitung tentang alam dan budaya setempat. Mereka cenderung tidak puas mengamati hal-hal dari kejauhan. Mereka lebih memilih untuk terlibat dalam aktivitas interaktif untuk mendapatkan nuansa tujuan yang lebih dekat. Mereka suka menggunakan jasa pemandu yang baik, tetapi mereka juga senang dengan menemukan caranya sendiri di destinasi. Mereka juga suka menjelajah sendiri, asalkan mereka memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukannya.

Contoh: mengelilingi dunia dengan sepeda, motor, balon udara, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-enam yaitu Sightseer. Segmen ini menyukai berkunjung ke tempat wisata alam dan budaya yang paling penting atau paling popular. Mereka mencari saran tentang apa yang harus dilihat dari sumber-sumber terpercaya, yaitu buku perjalanan atau agen perjalanan, untuk memanfaatkan perjalanannya sebaik mungkin. mereka hampir selalu memanfaatkan jasa pemandu berkualitas untuk mengetahui apa yang dibutuhkannya destinasi. Mereka tidak banyak berinteraksi dengan destinasi dan lebih memilih aktivitas yang nyaman dan kurang menuntut secara fisik. Gaya aktivitas ini memungkinkan mereka untuk melihat dan menikmati atraksi.

Contoh: mengunjungi museum, jalan-jalan di kota, menikmati taman bertema, jalan-jalan di pantai, melihat kawah gunung berapi, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-tujuh yaitu penikmat pemandangan alam. Segmen ini melakukan perjalanan dengan satu tujuan utama yaitu untuk melihat keajaiban alam di dunia. Mereka secara khusus memilih destinasi yang terkenal dengan atraksi alamnya. Mereka mengandalkan jasa pemandu yang berkualitas baik untuk mencapai destinasi. Mereka tidak perlu benar-benar dekat dengan daya tarik untuk menikmatinya. Sebaliknya, mereka biasanya puas melihatnya dari tempat-tempat tertentu seperti dari kapal, helikopter, kendaraan dll. Mereka biasanya memilih kegiatan yang nyaman dan kurang menuntut pengorbanan secara fisik.

Contoh: tur menggunakan perahu/kapal laut, flightseeing, perjalanan safari, jalan-jalan, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-delapan yaitu pecinta alam. Segmen ini dilatarbelakangi oleh keinginan yang kuat untuk menikmati pemandangan alam yang menakjubkan, tidak peduli apakah itu adalah daya tarik terkenal di dunia atau hanya seonggok bebatuan yang dirasa unik. Mereka secara aktif mencari dan selalu menemukan cara untuk menikmati keindahan alam di destinasi. Mereka adalah pengunjung yang beragam, ada yang mau mengikuti tur tertentu atau pergi sendiri untuk mendapatkan pengalaman yang terbaik. Mereka tidak menghindar dari kegiatan fisik dan biasanya ingin terlibat sedemikian rupa untuk mendekati alam.

Contoh: whale watching, bersepeda, bermain ski, bermain kayak, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-sembilan yaitu pencari alam liar. Segmen ini memiliki rasa hormat yang mendalam terhadap alam dan merasakan adanya hubungan dengannya dan mereka menginginkan kesendirian di alam. Mereka secara khusus memilih destinasi yang terpencil, tidak tersentuh, dan murni. Meskipun mereka di alam liar, mereka tidak harus melakukan aktivitas fisik yang ekstrem. Sebaliknya, mereka hanya mencari aktivitas yang melibatkan dirinya di lingkungan. Mereka sangat menghindari perjalanan menggunakan pemandu wisata, karena mereka menginginkan pengalaman yang berkembang secara alami dan membuat petualangannya sendiri.

Contoh: aktivitas hiking, trekking, camping di alam liar, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang ke-sepuluh yaitu petualang minat khusus. Segmen ini memiliki minat yang besar dalam menghabiskan sebagian besar waktu luangnya. Mereka sangat mengerti akan minatnya tersebut, dan berusaha melakukan perjalanan kemanapun yang penting kemampuannya dapat dimanfaatkannya dengan baik. Biasanya, minatnya tersebut menentukan tujuan perjalanannya. Mereka memilih destinasi karena telah dikenal sebagai produk yang berkaitan dengan minat khususnya. Mereka juga memilih destinasi tertentu karena memungkinkan mereka untuk mengejar ketertarikannya dengan cara yang baru atau unik. Petualang Minat Khusus hanya memiliki satu fokus di destinasi, dan mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu dengan kegiatan yang tidak perlu. Oleh karena itu, biasanya mereka menyewa jasa pemandu profesional yang sangat terampil untuk memastikan bahwa petualangannya akan berhasil.

Contoh: berburu, memancing, mengamati burung, fotografi, dll.

Segmen psikografis wisatawan yang terakhir yaitu segmen petualang ekstrim. Segmen ini terus menerus mencari pengalaman selanjutnya yang akan meningkatkan adrenalinnya. Mereka menyukai tantangan secara fisik yang besar. Mereka juga bertujuan untuk memperlihatkan status, kebanggaan atau suatu prestasi tertentu di destinasi. Bahkan mereka ada yang mendapatkan sponsor dari perusahaan yang terkenal. Biasanya mereka memilih destinasi yang memiliki wilayah yang belum terpetakan, puncak yang tidak didaki, atau perairan yang belum terjamah. Mereka bisa melakukan perjalanan selama berminggu-minggu atau lebih. Mereka tidak menggunakan jasa pemandu wisata, namun terkadang mereka akan meminta pertolongan kepada penduduk lokal yang memahami apa yang mereka cari.

Contoh: perjalanan ekspedisi, pendakian pada jalur baru, ski udara, menjelajahi perut gunung berapi (Islandia), bersepeda pada jalur maut (Bolivia), menjelajahi pulau beruang kutub (Kanada), dll.

Begitulah 11 segmen pasar psikografis wisatawan yang dapat saya share kali ini, semoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bishawab

Referensi:

Greenland Tourism Booklet. (2015). Market Segmentation in Greenland, Greenland Tourism