Harga sapi perah Boyolali

Berita Boyolali Terbaru

Peluang Bisnis Bergelimang Uang di Boyolali : Usaha Sapi Perah, Sebulan Bisa Raup Jutaan Rupiah

Kamis, 26 Agustus 2021 15:21
Penulis: Tri WidodoEditor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerasan susu sapi di peternakan milik warga, di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Baca Selanjutnya:

Vaksinasi Covid-19 untuk Usia 6-11 Tahun di Boyolali pada 2022: Tunggu Juknis dari Kemenkes

X

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Selama ini Kabupaten Boyolali memang dikenal sebagai Kota Susu, karena produksi susu sapi perah melimpah ruah.

Tapi ada kekhawatiran, julukan sebagai surga susu hanya tinggal kenangan saja.

Pasalnya, minat anak muda untuk berternak sapi perah diketahu terus menurun.

Direktur Program Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan [LPTP] Surakarta Sumino, mengatakan, sebanyak 60 persen peternak berusia diatas 50 tahun dan sisanya berusia di bawah 50 tahun.

"Peternak dengan usia di bawah 30 tahun yang dinilai masih produktif hanya berkisar 20 persen saja," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Kamis [26/8/2021].

Baca juga: Kisah Sukses Petani Porang Boyolali : Iseng Ternyata Bisa Panen Capai 1 Ton, Raup Uang Jutaan Rupiah

Baca juga: Kabar Baik : Sempat Kosong, Sentra Vaksinasi Sukowati Sragen Kembali Layani Suntik Dosis Pertama

"Sehingga dalam 10-15 tahun ke depan, kita akan mengalami krisis peternak," aku dia.

Padahal berdasarkan data Kementerian Pertanian, konsumsi rata-rata susu segar saat ini sebesar 11.09 liter perkapita tiap tahunnya.

Terlebih uang yang dihasilkan dari ternak susu sapoi perah sangat menjanjikan.

Satu ekor bisa menghasilkan 10-15 liter susu perhari dengan harga berkisar Rp 4-5 ribu per liter.

Jika punya satu ekor saja, sebulan bisa meraup Rp 2.250.000, belum lagi jika memiliki 10 ekor misalnya.

Hal tersebut menjadi peluang bagi peternak untuk mengembangkan peternakan susu sapi perah di Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa.

"Saat ini kebutuhan Susu Segar Dalam Negeri [SSDN] hanya mampu dipenuhi sekitar 20 persen saja, sedangkan sisanya masih menggantungkan dari impor," terangnya.

Kabid Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan [Disnakan] Boyolali, Gunawan mengatakan minat milenial untuk berternak sapi perah masih minim.

Dari 27.055 peternak yang tersebar di delapan kecamatan, hanya 10-20 persen peternak dengan usia muda.

"Minat anak muda pada bidang peternakan terus kami dorong," terang dia.

"Beberapa Kelompok peternakan sapi [KLP] ternak sudah melakukan regenerasi pengurus-pengurusnya anak muda," harap dia.

Kisah Sukses Porang

Ada kisah sukses pria yang menekuni jadi petani porang ternyata berhasil meraup uang jutaan rupiah.

Dia adalah Sriyanto [30] warga Dukuh Kragilan, Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

Porang adalah tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan, serta untuk obat-obatan.

Banyak di antaranya di ekspor ke luar negeri.

Tanpa perencanaan dan harapan yang muluk-muluk, dia mencoba menanam tanaman porang di lahan yang ada di sekitar rumahnya yang masih luas.

Tidak disangka, tanaman yang iseng-iseng dia tanam sejak 1,5 tahun itu akhirnya membuahkan hasil.

Kebun porang yang menjadi primadona bagi petani di Dusun Ngelundo, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Selasa [11/5/2021]. [TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin]

Baca juga: Fantastis! Modal Rp 100 Juta, Petani Karanganyar Tanam Porang Jual ke China Dapat Hasil Rp 400 Juta

Baca juga: Paidi, Mantan Pemulung Sukses Bertani Porang: Omzet Miliaran dan Cita-cita Umrohkan Warga Desanya

Ya ini hasilnya kurang maksimal. Karena perawatannya juga tidak maksimal juga masih asal-asalan, ujarnya kepada TribunSolo.com, Selasa [03/08/2021].

Meski begitu, dari memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya ini, saat ini dia berhasil memanen paling tidak 1 ton umbi porang.

Tak tanggung-tanggung berkat kesingennya ternyata membuahkan hasil, karena mendapatkan uang jutaan rupiah dalam sekejap.

Pada panen pertama dia mendapatkan uang Rp 7 juta.

Tanam kedua nanti, pengolahannya akan saya maksimalkan lagi, supaya bisa panen lebih bagus, ujarnya.

Budidaya porang ini awalnya hanya agar halaman depan dan belakang rumah orang tuanya yang masih luas bisa bermanfaat.

Diapun kemudian berfikir untuk mencari tanaman yang pas dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Ketemulah tanaman porang ini. dari pada tanah nganggur tidak dimanfaatkan, saya tanami porang saja, katanya.

Baca juga: Tanaman Dihargai Rp 5 Ribu & Tanah Rp 200 Ribu,Warga Klaten Aksi di BPN : Tolong Hargai Rakyat Kecil

Dia membiarkan begitu saja bibit porang yang telah ditanam itu tumbuh.

Tanpa banyak melakukan perawatan maupun pemupukan tanaman porangnya bisa tumbuh dengan bagus.

Melihat tanaman porang tersebut tumbuh subur, dia berencana menanam lagi dan memperluas lahan untuk menambah jumlah tanaman porang.

Terlebih umbi porang ini juga punya nilai jual yang tinggi dibanding tanaman umbi lainnya.

Saat ini Umbi porangnya dijual ke pengepul dengan harga Rp 7.000 per kilogram.

Hasilnya lumayan juga. Tapi harganya ini turun, sebelumnya umbi porang bisa tembus sembilan ribu per kilonya, ujarnya.

Untuk itu, meski sudah waktunya panen dibiarkan saja, hingga tanaman porang mengeluakan katak [Bunga porang].

Baca juga: Tanah di Solo Sempit, Gibran Preteli Water Barrier Koridor Jensud, Ganti dengan Tanaman Biar Hijau

Supaya saat tanam kedua nanti tidak usah beli bibit lagi, yang harganya jauh lebih mahal, ujarnya.

Bajuri, Ayah Sriyanto menilai tanaman porang ini memiliki prospek yang bagus.

Dibandingkan tanaman lain, seperti singkong dengan perawatan yang sama, tapi nilai jualnya lebih tinggi porang.

Makanya kami akan perluas lagi. Saat ini sudah ada 3 tempat yang akan kami sewa untuk saya tanami porang," terangnya.

"Sebab setelah ditanam ditinggal begitu saja sudah panen sendiri, jelas dia. [*]

Sumber: TribunSolo.com
Tags:
Peternakan Sapi Perah
Peluang Pekerjaan
Peternak Sapi di Boyolali
Bisnis di Tengah Pandemi
Sapi Perah
Berita Terkait:Berita Boyolali Terbaru

Penyebab Sejumlah Desa di Cepogo, Selalu Terjerat Longsor saat Musim Hujan, Sampai Akses Warga Putus

Kisah Sukses Pendiri Soto Segeer Hj Fatimah Boyolali : Berawal dari Kaki Lima, Kini Punya 10 Cabang

Video Pilihan

Sosok Sejoli Pemeran Video Syur Garut 19 Detik, Sang Pria Bukan Warga Garut Diduga Hack IG Pacar

Ikuti kami di

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề