Hayman tinggal di pesisir pantai pembangkit energi listrik alternatif yang dapat digunakan adalah

Andi tinggal di pesisir pantai. Pembangkit energilistrik alternatif yang dapat digunakan Andi adalah ...

Edo tinggal di pesisir pantai. Pembangkit energi listrik alternatif yang harus digunakan Edo adalah... a. sel surya dan kincir angin b. kincir air dan kincir angin c. tenaga alam dan matahari d. ombak dan minyak bumi

Andi tinggal di pesisir pantai pembangkitan energi listrik alternatif yang dapat digunakan Andi adalah a sel surya dan kincir angin B kincir air dan kincir angin c panas bumi dan matahari D ombak dan minyak bumi tolong di jawab yh kk☺​

Andi tinggal di pesisir pantai pembangkit energi listrik alternatif yang dapat digunakan Andi adalah

Jawaban: 1
Buka kunci jawaban

Energi Listrik untuk Masyarakat Pesisir

Kamis , 22 Sep 2016, 07:05 WIB
Istimewa
Ardian Nengkoda
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr. Ardian Nengkoda *]


Sudah tidak diragukan lagi, gas alam merupakan salah satu sumber energi yang ramah lingkungan. Tren penggunaannya meningkat dari tahun ke tahun, termasuk untuk industri, bahan petrokimia, transportasi ataupun rumah tangga seiring dengan meningkatnya keperdulian akan lingkungan termasuk peruntukannya sebagai sumber daya tenaga listrik. Pada saat yang sama, jenis sumber hidrokarbon ini, juga memainkan peranan penting dalam memenuhi permintaan energi yang ramah lingkungan.

Dalam laporan terbaru Pusat Informasi Energi Amerika [EIA] bulan Mei 2016 lalu, tercatat, bahwa konsumsi gas alam di seluruh dunia diproyeksikan meningkat tajam dari 120 triliun kaki kubik [Tcf] di 2012 ke 203 Tcf pada 2040 [Internasional Energi Outlook/ IEO 2016]. Angka ini menyiratkan secara gamblang bahwa dibandingkan sumber energi lain, gas alam menyumbangkan peningkatan terbesar dalam konsumsi energi primer dunia. Dalam laporan IEO 2016 ini, secara spesifik, konsumsi gas alam untuk sektor listrik diperkirakan naik sebesar 2,2 persen per tahun. Sektor listrik baik untuk industri dan lainnya adalah penyerap 74 persen, terbanyak dari kenaikan ini.

Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan data BP Statistics 2016 teranyar, konsumsi energi Indonesia secara umum naik sekitar 3.9 persen di 2015, meningkat sekitar dua kali lipat sejak 15 tahun terakhir. Cadangan gas alam terbukti Indonesia mencapai skeitar 103 triliun kaki kubik. Beberapa cadangan gas alam di Indonesia tersebar baik di darat ataupun di laut, ada yang ekonomis, marjinal atau bahkan stranded. Yang marjinal dan stranded banyak yang belum dimanfaatkan karena dinilai tidak ekonomis, misalnya seperti gas dari lapangan dengan cadangan kecil.

Solusi gas to power

Menurut data ESDM, sekitar 70 persen cadangan migas Indonesia terdapat di cekungan-cekungan tersier lepas pantai [laut], dan lebih dari separuhnya terletak di laut dalam. Ada sekitar 36 perusahaan minyak di wilayah kerja [WK] lepas pantai yang melaksanakan eksplorasi serta aktivitas operasinya di lepas pantai, sehingga jika kita mengacu pada pendapatan negara dari sektor migas, hampir sepertiga hasil minyak dan gas bumi diperoleh dari ladang-ladang minyak dan gas bumi di lepas pantai. Menurut Litbang ESDM pula, pada 2016 telah terindikasi potensi 66 cekungan migas di seluruh Indonesia beberapa di antaranya ada di laut dangkal.

Namun state-of-the-art teknologi yang tersedia untuk mengkomersilkan gas marginal dengan kandungan H2S/CO2 yang tinggi serta berkalori rendah [low BTU] tidaklah begitu banyak. Dengan volume serta kualitas gas alam yang selalu bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya ditambah pula lokasi-nya yang dilaut, ditambah lagi kandungan H2S/CO2 yang tinggi, serta terhampar jauh dari pusat industri. Oleh karena itu, harga gas bisa menjadi lebih mahal untuk transportasinya saja.

Dalam beberapa kasus, biaya untuk mengangkut energi dalam bentuk gas secara signifikan lebih besar daripada minyak. Sehingga, cadangan marjinal serta transportasi adalah salah satu kendala bagaimana meningkatkan penggunaan gas serta pemanfaatannya yang optimal. Di sinilah wacana transformasi rantai nilai untuk lapangan gas marjinal di laut menjadi penting dan layak.

Di banyak negara, penggunaan gas marjinal untuk listrik memiliki keuntungan utama, termasuk kecepatan pembangunan, akses ke pasokan gas baru, belanja modal [CAPEX] yang lebih rendah, fleksibilitas yang lebih tinggi untuk mendukung ekspansi energi terbarukan [energi mix], memenuhi kebutuhan listrik lokal, serta meningkatkan daya saing harga. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat pantai serta pembentukan komunitas baru masyarakat di bibir pantai yang dapat dialiri listrik serta penyediaancooling storagedan containerpendingin ikan dari pemanfaatan marjinal gas, solusi gas to power ini akan sangat menarik.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, tantangan dalam mengembangkan lapangan gas marjinal atau BTU rendah adalah bagaimana menghubungkan kebutuhan gas dan pasokan pada waktu yang sama dan bertemu secara geografis sehingga mampu merangsang pertumbuhan ekonomi lokal. Tanpa adanya permintaan serta kebutuhan gas lokal, tentu akan sulit untuk mengembangkan pasokan gas. Dan begitu pula sebaliknya, tanpa adanya pasokan listrik untuk kebutuhan masyarakat pesisir, pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat akan lambat berkembang. Infrastruktur untuk mempertemukan gas to power kepada masyarakat dapat melalui pipa atau CNG. Gas to power juga dapat mengurangi urbanisasi sehingga masyarakat tidak perlu ke kota-kota besar untuk meningkatkan kesejahteraan.

Daerah yang belum banyak terailiri listrik adalah daerah pesisir. Masyarakat pesisir yang tinggal di pinggir-pinggir pulau, sangatlah jauh dari pembangkit listrik yang dimiliki oleh PLN. Pun kita memiliki sekitar 13 ribu pulau. Sangat disayangkan bahwa negeri dengan garis pantai terpanjang di dunia, tapi wilayah pantainya belum dapat teraliri listrik dengan baik. Strategi gas to power untuk masyarakat pesisir dapat mendukung program NAWACITA pemerintah.

Teknologi yang saat ini tersedia [Gambar 1] untuk menghasilkan listrik dari gas alam adalah menggunakan turbin gas generator [GTGs], baik dengan siklus-sederhana atau konfigurasi siklus gabungan. Pembangkit listrik berbasis gas-turbin telah terbukti berbiaya rendah untuk skala.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah pemerintah serius dengan program NAWACITA nya dan mengangkat potensi maritim? Apakah ‘cetak biru’ infrastruktur gas nasional sudah mencakup perekonomian masyarakat pesisir [maritim]?

Gambar 1


*] Pemerhati ketahanan energi, Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia [IATMI] Timur Tengah. WNI dan tinggal di Arab Saudi.

  • energi listrik
  • energi listrik pesisir
  • gas to power
  • ardian nengkoda
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Subscribe to Notifications

Video liên quan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề