Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia

Pengaruh masuknya hindu-buddha terhadap masyarakat Indonesia:

1.       Bidang agama

Sebelum Hindu Buddha  masuk ke Indonesia, kepercayaan yang dianut di Indonesia adalah animisme dan dinamisme. Tapi setelah hindu Buddha masuk ke Indonesia, kepercayaan ini tidak ditinggalkan begitu saja, tetapi telah terjadi pencampuran (akulturasi) diantara keduanya. Hal ini dilihat dari segi pemujaan dewa-dewa dan roh nenek moyang

2.       Bidang politik/pemerintahan

Sebelum hindu Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia masih terdiri atas kelompok-kelompok yang dipimpin oleh kepala suku. Tetapi setelah hindu Buddha datang ke Indonesia, kepala suku pun digantikan oleh raja yang dianggap sebagai keturunan dari dewa yang memiliki kekuatan, suci dan hampa. Hal ini tentunya akan memperkuat kedudukan raja untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun-temurun.

3.       Bidang social

Setelah hindu Buddha masuk ke Indonesia, terjadi perubahan terhadap tata kehidupan masyarakat Indonesia. Misalnya dalam masyarakat hindu diperkenalkan system kasta dan dalam masyarakat Buddha diperkenalkan golongan biksu dan biksuni

4.       Bidang arsitektur

Pengaruh hindu Buddha dalam bidang arsitektur dapat dilihat dari bangunan candi. Meskipun bangunan candi merupakan pengaruh dari India, namun dalam arsitektur nya terdapat perpaduan dengan arsitektur punden berundak-undak pada zaman megalitikum

5.       Bidang seni rupa/lukis

Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya area Buddha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati ditemu-kan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang ada di India.

6.       Bidang bahasa

Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dsb.

7.       Bidang sastra

Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adnya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:

a.       Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa

b.       Sotasoma, karya Mpu Tantular

c.       Negarakertagama, karya Mpu Prapanca

8.       Bidang astronomi

Pengaruh astronomi disini lebih kepada system kalender. Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaan tahun Saka. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan ke dalam bentuk kalimat.sumber : www.rahmandilligent.com

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Lihat Foto

Shutterstock/saiko3p

Ilustrasi Candi Borobudur

KOMPAS.com - Ketika pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, kebudayaan lama atau tradisi lokal masyarakatnya tidak lantas hilang.

Dua kebudayaan tersebut berinteraksi sehingga melahirkan beberapa kebudayaan baru sebagai bentuk perpaduan atau terjadi proses akulturasi.

Wujud akulturasi budaya lokal dengan Hindu-Buddha dapat dilihat dalam bentuk seni bangunan, seni ukir, karya sastra, ataupun kepercayaan.

Berikut ini contoh wujud akulturasi kebudayaan nusantara dan Hindu-Buddha yang banyak dijumpai hingga saat ini.

Seni bangunan

Candi Hindu maupun Buddha pada dasarnya merupakan perwujudan akulturasi budaya lokal dengan budaya India.

Unsur-unsur Hindu-Buddha dapat dilihat dari bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa, serta bagian-bagian candi dan stupa.

Sementara bentuk candi yang pada hakikatnya adalah punden berundak merupakan unsur budaya lokal.

Baca juga: Daftar Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Seni rupa dan seni ukir

Masuknya pengaruh Hindu-Buddha juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat, dan seni ukir.

Contohnya dapat dilihat pada relief yang dipahatkan pada bagian dinding-dinding candi.

Misalnya relief di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha di mana sekitarnya terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Lihat Foto

Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf

Ilustrasi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah

KOMPAS.com - Agama Hindu-Buddha ke Indonesia sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu.

Tetapi pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha masih dapat dirasakan hingga sekarang ini oleh masyarakat.

Ada yang masih dijalankan hingga kini. Banyak pengaruh Hindu-Buddha yang juga dipelajari oleh masyarakat.

Masuknya kebudayaan dan agama Hindu-Buddha juga menyebabkan akulturasi dengan kebudayaan lokal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.

Baca juga: Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Berikut pengaruh Hindu-Buddha di masyarakat Indonesia:

Seni bangunan (arsitektur)

Salah satu bentuk peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah seni bangunan.

Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu Buddha, dan Masa Islam (2019) karya Tri Worosetyaningsih, perkembangan Hindu Buddha di Indonesia telah membawa pengaruh besar dalam berbagai karya seni dan kerajinan maupun bangunan.

Salah satu hasil karya adalah candi. Bagi Hindu dan Buddha candi memiliki fungsi yang berbeda.

Bagi candi bercorak Hindu berfungsi sebagai makam, sementara candi bercorak Buddha memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan.

Seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya (Baca : Proses Masuknya Agama Hindu Budha ke Indonesia), hubungan dagang antara bangsa-bangsa di Indonesia dengan India adalah penyebab utama mengapa pengaruh agama dan kebudayaan berlatar Hindu Budha bisa masuk ke Indonesia dan mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai daerah.

Pengaruh budaya berlatar hindu budha tersebut bisa dilihat di berbagai bidang dan aspek masyarakat seperti seni sastra, seni rupa, seni patung, seni bangunan, upacara keraton, ketata negaraan, dan kemasyarakatan.

Berbagai budaya yang ada saat ini, sebagiannya adalah hasil dari akulturasi budaya antara budaya asli Indonesia dengan pengaruh dari India.

Istilah yang tepat untuk menyebut pengaruh budaya hindu budha pada budaya asli Indonesia, menurut F.D.K Bosch disebut dengan fecundation yang artinya penyuburan. Dengan kata lain, penyuburan budaya asli Indonesia oleh unsur-unsur budaya Hindu Budha.

Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Agama

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Mempercayai bambu petuk memiliki khasiat ghaib adalah salah satu bentuk masih adanya kepercayaan kuno hingga saat ini via busy.org/@bim.scouting

Sebelum mendapatkan pengaruh dari agam hindu budha dari India, bangsa-bangsa di kepulauan Indonesia sudah memiliki beberapa kepercayaan asli, antara lain :

  • Animisme adalah kepercayaan yang mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia.
  • Dinamisme  adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar.
  • Animatisme adalah sistem kepercayaan yang meyakini bahwa benda-benda atau tumbuhan di sekitar manusia memiliki jiwa dan bisa berpikir.
  • Totemisme adalah kepercayaan yang mempercayai adanya daya atau sifat ilahi yang dikandung sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia.

Kepercayaan-kepercayaan tersebut lambat laun tergeser dengan hadirnya agam Hindu dan Budha, diawali dari pemimpin-pemin lokal sampai kemudian merambah keseluruh masyarakat bawah.

Meskipun begitu, kebudayaan dan agama Hindu Budha yang masuk tidak serta merta menghapus kepercayaan asli masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Lebih tepatnya, kepercayaan baru yang datang yaitu pengaruh Hindu Budha berbaur dengan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya.

Hal ini membuktikan bahwa dengan masuknya pengaruh dari luar, masyarakat tidak serta merta menerimanya saja tapi menyaring dan menyesuikan dengan kepercayaan yang sudah ada pada saat itu.

Salah satu pengaruh agama Hindu dan Budha yang paling kentara, dalam hal kepercayaan misalnya saja mengenai pemimpin. Raja dipercaya sebagai keturunan dewa, atau dewa yang turun ke dunia dalam wujud manusia. Hal ini bisa dilihat pada arca peninggalan dari masa itu, sebagai contoh adalah arca raja Airlangga yang diabadikan dalam arca berwujud dewa Wisnu.

Kepercayaan ini mengakibatkan timbulnya pengkultusan terhadap pribadi raja. raja diagung-agungkan, dan kata-kata serta perintahnya pantang untuk dibantah.

Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Bahasa

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Prasasti Mulawarman Dalam Bentuk Yupa yang Menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa

Kebudayaan dan agama Hindu Budha dalam sejarah tidak bisa dilepaskan dari penggunaan bahasa Sansekerta atau sanskrit. Bahasa sansekerta bukanlah bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya, dan hanya bisa digunakan oleh para Brahmana. Yang mana golongan tersebut sangat identik dengan agama dan kebudayaan bernafaskan Hindu Budha.

Karena itulah, dengan masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia. Maka bahasa Sansekerta pun turut digunakan pada masa itu. Lebih detailnya, penggunaan bahasa Sansekerta banyak ditemukan pada prasasti-prasasti kuno peninggalan zaman itu seperti prasasti Mulawarman, prasasti Tugu, prasasti Kebon Kopi, dan prasasti Ciaruteun.

Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Pemerintahan

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Raja Airlangga Mengendarai Garuda Sebagai Avatar Dewa Wisnu

Berubahnya sistem kemasyarakatan tak luput juga dari pengaruh kebudayaan dan agama Hindu Budha. Dalam hal ini, sistem kasta atau caturwarna mulai digunakan. Pengertian sistem kasta sendiri adalah penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajatnya. Masyarakat secara umum mulai digolongkan berdasarkan kasta sebagai berikut :

  • Kasta Brahmana adalah orang yang mengabdikan dirinya dalam urusan bidang spiritual seperti sulinggih, pandita dan rohaniawan.
  • Kasta Ksatria adalah para kepala dan anggota lembaga pemerintahan. Seseorang yang menyandang gelar ini tidak memiliki harta pribadi semua harta milik negara.
  • Kasta Waisya adalah orang yang telah memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri petani, nelayan, pedagang, dan lain-lain.
  • Kasta Sudra adalah pelayan bagi ketiga kasta di atasnya. via https://id.wikipedia.org/wiki/Kasta

Meskipun pada saat itu sistem kasta mulai digunakan, dalam pelaksanaannya penggunaan sistem ini tidaklah seketat penggunaan di negeri asalnya, India. Dalam pemerintahan, pengaruh kebudayaan Hindu Budha bisa dilihat dari sistem kerajaan dengan gambaran sebagai berikut :

  • Hubungan antara penguasa dan rakyatnya berdasar pada hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah.
  • Pergantian kekuasaan dilakukan secara turun temurun berdasarkan keturunan.
  • Gelar penguasa disebut dengan raja, bahkan maharaja
  • Dalam sistem pemerintahan, identitas asli Indonesia terlihat dari pemerintahan yang tidak semuanya dipegang sang raja secara mutlak.
  • Kerajaan-kerajaan di Indonesia terdiri atas wilayah-wilayah yang lebih kecil dan masing-masing wilayah diperintah oleh rakai yang memiliki otonomi cukup luas. Para pemerintah daerah ini pada umumnya masih memiliki hubungan kerabat dengan raja. Hubungan kerabat yang dimaksud tidak terbatas pada hubungan darah, namun juga hubungan kerabat yang terjalin dari perkawinan.

Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Seni Bangunan

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Candi Prambanan, peninggalan kerajaan Mataram Kuno di Yogyakarta via unsplash.com/@eugeniaclara

Sebelum datangnya kebudayaan dari India, monumen yang dibangun oleh masyarakat untuk melakukan pemujaan roh nenek moyang adalah punden berundak.

Setelah terkena pengaruh kebudayaan Hindu Budha dari India, masyarakat mulai mengenal teknik pembangunan bangunan pemujaan seperti stupa, candi, dan petirtaan.

Di India, candi khusus dibangun untuk melakukan pemujaan terhadap dewa. Namun di Indonesia, selain digunakan sebagai sarana pemujaan terhadap dewa, candi juga digunakan untuk memuja roh nenek moyang.

Bangunan candi di Indonesia dibangun dengan teknik yang memadukan seni bangunan candi India dengan pundek berundak Indonesia. Bangunan candi sudah jelas mangandung unsur-unsur kebudayaan India. Namun hingga saat ini para ahli belum berhasil menghubungkan gaya bangunan candi Indonesia dengan candi manapun di India.

Dalam membangun candi, para arsitek zaman dahilu menggunakan Silpasastra sebagai dasar konsep pelaksanaannya. Silpasastra adalah sebuah kitab dan pegangan yang berisi tentang berbagai arahan dan panduan membangun candi, arca, dll.

Bangsa Indonesia hanya mengambil unsur dan panduan dari budaya India sebagai dasar dalam pembangunan candi dan arca. Hasilnya adalah candi-candi yang bercorak khas Indonesia seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendut, dll.

Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Pendidikan

Kebudayaan dan agama Hindu Budha juga mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam bidang penggunaan aksara. Sebelum masuknya budaya bercorak Hindu Budha, masyarakat Indonesia masih berada pada masa akhir prasejarah atau belum mengenal aksara.

Namun setelah masuknya kebudayaan dari India, masyarakat Indonesia mulai mengenal aksara dan memasuki zaman sejarah.

Penggunaan bahasa sansekerta dan huruf pallawa dalam prasasti peninggalan dari zaman itu merupakan bukti adanya pengaruh budaya Hindu Budha dalam bidang pendidikan. Bahasa sansekerta merupakan bahasa yang digunakan pada kalangan bangsawan kerajaan dan brahmana.

Setelah itu muncul dan berkembanglah bahasa-bahasa lain seperti bahasa jawa kuno, bahasa bali kuno, bahasa kawi yang merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.

Dari situ bisa ditarik kesimpulan bahwa pada saat itu, sebagian masyarakat Indonesia sudah mengenal baca tulis.

Pada saat itu, sistem pendidikan berasrama juga sudah mulai digunakan untuk mengajarkan dan memperdalam ajaran agama Hindu Budha. Sistem pendidikan ini kemudian diadaptasi dan banyak digunakan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia di masa mendatang.

Pengaruh ajaran Hindu Budha juga ditunjukan dengan berkembangnya ajaran budi pekerti yang berlandaskan Hindu Budha. Pendidikan budi pekerti yang menanamkan nilai kasih sayang, welas asih, kedamaian, dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat pada saat itu.

Pengaruh Hindu Budha dalam bidang Sastra

Identifikasi pengaruh Hindu-Budha dalam bidang seni sastra dalam kehidupan masyarakat di indoensia
Penjelasan Kakawin Arjuna Wiwaha via wayangku.id

Perkembangan Sastra

Sebelum masuknya pengaruh sastra India, sastra di Indonesia masih berupa sastra tutur atau sastra lisan karena pada saat itu masyarakat Indonesia masih belum mengenal aksara. Pada perkembangannya, sastra tulis mulai bermunculan.

Dimulai dari zaman Mataram Kuno sampai dengan zaman Majapahit Awal (Majapahit Bagian I) berupa sastra tembang yang disebut kakawin/kakahwin/kakawian. Memasuki zaman Majapahit Akhir (Majapahit Bagian II), irama kakawin mulai digeser dengan irama Kidung.

Hasil Karya Sastra

Hasil karya sastra Indonesia yang muncul karena pengaruh sastra India, dapat dikelompokkan berdasarkan zamannya sebagai berikut :

Zaman Mataram Kuno
  • Kakawin Ramayana dan bagian-bagian Mahabarata.
Zaman Kediri
  • Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa.
  • Kakawin Kresnayana karya Mpu Triguna.
  • Kakawin Sumanasantaka karya Mpu Monaguna.
  • Kakawin Smaradahana karya Mpu Dharmaja.
  • Kakawin Baratayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
  • Kakawin Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh.
  • Kakawin Wertasancaya karya Mpu Tanakung.
Zaman Majapahit Awal (Majapahit Bagian I)
  • Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
  • Sotasoma karya Mpu Tantular.
Zaman Majapahit Akhir (Majapahit Bagian II)
  • Tantu Panggelaran
  • Calon Arang
  • Bubuksah
  • Sundayana
  • Pararaton
  • Ranggalawe
  • Sorandaka

Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dari India sangat tampak dari inspirasi asli cerita-cerita yang berasal dari India. Sebagai contoh adalah kisah Ramayana dan Mahabarata yang merupakan karya asli dari sastrawan India.

Kisah-kisah tersebut pada perkembangannya mengalami perubahan dan menjadi sedikit berbeda dengan aslinya, menyesuaikan dengan nilai-nilai asli Indonesia. Salah satu contohnya adalah dalam kisah yang ada di Indonesia, terdapat tokoh-tokoh baru yang sama sekali tidak muncul di cerita aslinya.

Kelak cerita ini dimodifikasi setelah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, dengan memunculkan tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk yang jenaka.