Jelaskan arti makanan kering dan basah serta makanan jadi dan setengah jadi

Sebutkan jenis-jenis bahan setengah jadi hasil perikanan dan peternakan? Contoh olahan pangan atau makanan setengah jadi dari ikan dan daging telah kami sebutkan pada pembahasan materi sebelumnya. Apa itu bahan pangan setengah jadi? Secara singkat merupakan bahan pangan metah yang telah mengalami proses pengolahan dengan cara pengawetan.

Jenis bahan pangan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan pada umumnya harus diolah terlebih dahulu baru dapat dikonsumsi. Namun ada beberapa yang bisa langsung untuk disantap, dimakan atau konsumsi.

Penyimpanan bahan makan setengah jadi yaitu dengan cara dibekukan agar awet dan tahan lama. Contohnya seperti sosis, bakso, nugget. Selain dalam kondisi beku, ada juga makanan setengah jadi yang diawetkan dalam kondisi kering. Contohnya seperti abon, dendeng, dan telur asin.

Dengan cara diawetkan, olahan pangan setengah jadi dapat digunakan kapan saja untuk dikonsumsi. Beberapa kelebihan atau keuntungan bahan pangan yang telah diolah menjadi bahan pangan setengah jadi, antara lain :

  • Tahan lama dan lebih kuat terhadap kondisi cuaca panas dan dingin.
  • Mengurangi ruang dan biaya dalam proses penyimpanan
  • Menjadi bahan baku yang fleksibel dan siap digunakan untuk industri pengolahan lanjutan
  • Proses distribusi ke tempat-tempat menjadi lebih aman
  • Karena awet, maka dapat dijual belikan ke daerah lain, bahkan bisa di ekspor

Dibawah ini contoh jenis-jenis bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan sebagai bahan baku dalam membuat makanan siap untuk di konsumsi, meliputi :

Contoh olahan setengah jadi dari hasil perikanan :

  1. Sarden (dari bahan ikan Sarden)
  2. Terasi (dari bahan udang)
  3. Ikan Teri (dari bahan ikan teri)
  4. Ikan Asap
  5. Ikan Asin
  6. Ikan Giling
  7. Dendeng Cumi
  8. Tepung Rumput Laut

Contoh olahan setengah jadi dari hasil peternakan :

  1. Kornet Daging Sapi
  2. Sosis Daging Sapi
  3. Bakso Daging Sapi
  4. Nugget Daging Ayam
  5. Bakso Daging Ayam
  6. Sosis Daging Ayam
  7. Keju (dari bahan susu sapi)
  8. Telur Asin

Nah itulah berbagai macam contoh olahan pangan berdasarkan jenis-jenis bahan setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan. Penjelasan masing-masing contoh makanan setengah jadi diatas bisa baca disini :

Contoh Tugas Laporan Observasi dan Wawancara

Nama makanan : Tumis Sosis Saus MerahBahan setengah Jadi : Sosis (daging ayam atau sapi)

Bahan lainnya :

  • 10 buah sosis (dipotong-potong)
  • 2 buang bawang bombay (diris-iris)
  • 2 buah wortel (dipotong serong)
  • 2 siung bawang putih (digeprek)
  • 4 sdm saus tomat atau saus sambal
  • 1 sdm saus tiram, kecap asin, kecap manis, dan tepung maizena
  • 1 sdt merica
  • 100 mk air
  • 1 sdm mentega atau dengan minyak sayur

Langkah-langkah pembuatan :

1. Panskan mentega dan tumis sosis sampai warnanya berubah

2. Masukan bawah putih dan tumis sampai terasa aroma harumnya, lalu masukan bawang bombay dan wortel, aduk hingga rata.

3. Selanjutnya masukan saus tomat dan tiram, kecap manis dan asing, serta merica secukupnya. Masukan juga air dan aduk hingga merata, masak sampai bumbu meresap sempurna.

4. Di wadah panci lain, cairkan tepung maizena yang telah disiapkan dengan 3 sdm air, lalu campurkan ke dalam masakan dan aduk hingga kuahnya mengental.

5. Dan tumis sosis merah siap untuk disantap.

Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis bahan setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan beserta contoh olahan pangan dari bahan setengah jadi menjadi makanan siap saji atau siap dikonsumsi. Sekian, terimakasih.

Ilustrasi produk makanan awetan. Sumber: Pexels

Produk makanan awetan adalah produk makanan ataupun minuman yang telah diproses sehingga memiliki tingkat keawetan lebih tinggi dari sebelumnya. Meski namanya makanan awetan, jenis produk ini tidak identik dengan penggunaan bahan pengawet dan semacamnya.

Proses yang dilalui produk makanan awetan membuatnya memiliki jangka waktu tertentu sampai kedaluwarsa. Proses tersebut, misalnya, pengolahan dan pengemasan. Di samping itu, produk makanan awetan juga melalui banyak proses yang membuatnya tahan lama.

Menurut buku berjudul Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1 yang ditulis Hendriana Werdhaningsih dkk., makanan dapat dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah. Produk makanan juga dikelompokkan menjadi makanan jadi dan makanan setengah jadi.

Makanan jadi merupakan makanan yang bisa langsung disajikan dan dimakan. Sedangkan makanan setengah jadi adalah makanan yang membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap disajikan dan disantap.

Produk Makanan Awetan Nabati dan Hewani

Produk makanan, khususnya makanan awetan, dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu yang berbahan nabati dan berbahan hewani.

Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1, makanan awetan berbahan nabati adalah makanan awet yang berasal dari bahan baku tumbuh-tumbuhan. Misalnya, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Definisi makanan awetan dari bahan hewani, sebagaimana dikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 2 karya dari penulis yang sama, adalah makanan yang dibuat dari sumber daya alam hewani dan sudah melalui pengolahan yang tepat dan dikemas dengan baik.

Pengolahan tersebut bisa meliputi penggunaan pengawet (sesuai kriteria BPOM) maupun tidak, sehingga mempunyai umur simpan yang lebih panjang.

Ilustrasi produk makanan awetan. Sumber: Pexels

Metode Penetapan Harga Produk Makanan Awetan

Suatu produk tentunya dibuat untuk dipasarkan atau dijual. Dalam kegiatan ini penetapan harga merupakan hal yang penting, sehingga diperlukan beberapa pendekatan.

Secara umum terdapat tiga pendekatan dalam metode penetapan harga produk. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1, berikut adalah penjelasan dari tiga pendekatan tersebut.

Pendekatan ini dilakukan dengan merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan. Caranya dengan menghitung variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga. Beberapa variabel tersebut misalnya situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain sebagainya.

2. Pendekatan Permintaan dan Penawaran

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada, dapat ditentukan harga keseimbangan, yaitu dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen. Sehingga, akan terbentuk nilai jumlah permintaan yang sama dengan jumlah yang ditawarkan.

Pendekatan ini adalah menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan, baik dengan mark up pricing dan break even analysis.