Jelaskan asbabun nuzul qs al anfal 8 72

Viral Kisah Istri Depresi karena Tinggal Serumah Bareng Mertua, Curhatannya Jadi Sorotan

Penipu Sosialita Anna Delvey Terjun ke Dunia NFT, Jual Celana Dalam Eksklusif yang Sudah Ditandatangani

Ragil Mahardika Marah ke Netizen +62, Jengkel Aksi Mesra-mesraan Victor dan Alden Dipuja-puja sedangkan Ragil dan Fred Dihina

Viral Karyawati Alfamart 14 Hari Hilang Tanpa Kabar, Orangtua Pergoki Hal Ini 2 Hari Sebelum Lenyap

Kepergok Ngamen untuk Membayar Makan, Berikut Sosok Revi Mariska Pemain Sinetron Kolosal

Sadar Amber Heard Bohong di Persidangan, Juri Sebut Tangisnya seperti Air Mata Buaya

Pria Uzbekistan Pukul Pengantin Wanita di Atas Pelaminan, Kalah Permainan Buka Permen

5 Zodiak Pria yang Paling Pencemburu dan Gampang Baper

Diduga Sindir Arya Saloka yang Tinggalkan Ikatan Cinta, Amanda Manopo: yang Punya Keluarga Bukan Kita Doang

Sifat Terbaikmu Berdasarkan Zodiak, Tak Heran Kamu Cantik Luar Biasa

Dilanda Dilema, Pria Ini Ingin Bercerai Semenjak Istrinya Cacat karena Kecelakaan

4 Jenis Rayuan Gombal Pria Ampuh Luluhkan Hati Wanita, Meleleh!

QS al Anfaal [8] ayat 72 menjelaskan mengenai bagimana seorang muslim itu bisa saling memberikan pertolongan kepada muslim lainnya. Dalam konteks ayat tersebut, saat itu dikisahkan mengenai pertolongan muslim bagi muslim lainnya yang sedang berhijrah, dengan cara menyediakan tempat bermukim. Dari ayat tersebut, bisa memunculkan banyak persepsi. Dalam kesempatan ini, Asbab an Nuzul akan melihat dari sudut pandang finansial. Sebagai seorang muslim, secara tidak langsung kita diperintahkan untuk hidup mapan. Kemapanan ini akan sangat bermanfaat ketika digunakan untuk menolong sesama yang membutuhkan. Bagaimana kita bisa memberikan pertolongan, sementara kondisi kita belum mampu melakukannya. Jangankan untuk menolong orang lain, menolong diri sendiri agar bisa surfive saja kesulitan. Karenanya, perbesar peluang kita agar bisa menolong orang lain, salah satunya melalui kemapanan secara finansial.

Untuk melengkapi pendapat tersebut, mari kita kaji sebuah hadits shahih yang didalamnya dikisahkan problematika terkait dengan kandungan makna dalam QS al Anfaal [8] ayat 72. Hadits ini terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dengan nomor 1485 serta dalam kitab Fathul Bari dengan nomor 1588. Berikut adalah redaksi haditsnya!

Telah menceritakan kepada kami Ashbagh berkata, telah mengabarkan kepada saya Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ali bin Husain dari 'Amru bin 'Utsman dari Usamah bin Zaid radliallahu 'anhum bahwa dia berkata: "Wahai Rasulullah, dimana anda akan singgah di Makkah ini?". Beliau berkata: "Apakah 'Uqail meninggalkan rumah yang luas atau rumah-rumah?". 'Uqail dan Tholib mendapatkan warisan dari Abu Tholib sedangkan Ja'far dan 'Ali radliallahu 'anhuma tidak mewarisi sedikitpun karena keduanya adalah Muslim sedangkan 'Uqail dan Tholib kafir. Dan adalah 'Umar bin Al Khaththob radliallahu 'anhu berkata: "Seorang mu'min tidak mewariskan kepada orang yang kafir". Ibnu Syihab berkata: "Mereka menafsirkan firman Allah Ta'ala QS Al Anfaal ayat 72 [yang artinya]: ["Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan menolong [orang yang berhijrah] mereka itu satu sama lain saling melindungi"].

Page 2

Home/Soal/Apa Asbabun Nuzul Dari Qs Al Anfal 8 72 Jelaskan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ



Assalamu’alaikum wr.wb. Kajian Islam [katagori posting Al-Quran].



Pembaca budiman, semoga Allah swt. selalu membimbing dan meridhoi kita dalam segala aktivitas di dunia ini. Aamiin…







Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, kembali memposting
materi :
Asbabun Nuzul Surat Al.Jin.














قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوٓا۟ إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا  ﴿الجن














]

١:

















“Katakanlah [



hai
Muhammad] Telah diwahyukan kepadaku bahwa



sanya telah mendengarkan sekumpulan j



in [akan al-Quran]



, lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Quran yang menakjubkan





[QS 72 : 1].












1.


Dalam suatu riwayat dikemukakn bahwa Rasulullah saw. tidak pernah membacakan al-Quran kepada Jin, dan tidak pernah melihat mereka. Ketika Rasulullah bersama-sama rombongan Sahabatnya menuju ke pasar ‘Ukkadh, sesampainya di Tuhamah Rasulullah saw. dan rombongan berhenti untuk shalat Fajar, hal ini menyebabkan berita-berita di langit yang biasa dicuri syaithan terhalang, malahan mereka mendapat lemparan bintang-bintang, sehingga terpaksa pulang kepada kaumnya. Setibanya di tempat kaumnya, syaithan itu ditanya : “Apa yang terjadi sehingga kalian kembali ?”. Mereka menjawab : “Kami terhalang untuk mendapat berita dari langit, bahkan kami dikejar bintang-bintang”. Kaumnya berkata : “Tak mungkin terhalang antara kita dengan berita langit. Tentu ada sebabnya. Bersebarlah kalian ketimur ke barat mencari sebab penghalang tersebut, sehingga sampailah sebagian dari mereka ke Tuhamah tempat Rasulullah saw. berhenti untuk shalat Fajar [shubuh]. Mereka mendengar bacaan Rasulullah serta memperhatikannya serta mereka berkata : “Demi Allah, ini yang menghalangi kita dengan berita langit”. Merekapun pulang ke kaumnya dan menyampaikan kejadian itu serta mengagumi al-Qur’an yang membawa mereka kejalan petunjuk Allah sehingga mereka beriman.

Berkenaan dengan kejadian tersebut, maka turunlah

al-Qur’an Surat Al-Jin ayat one
sebagaimana tertulis di atas, sebagai pemberitahuan kepada Nabi saw. untuk memberitahu kepada ummatnya tentang kejadian itu.




































[


At-Tarmidzi juz v hal nine99 hadits 3379]












































































Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi dan lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas.







































ii.


Dalam suatu riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Sahl bin Abdillah berada di bekas negara Kaum “Ad” terlihat olehnya bekas sebuah kota yang di tengahnya terdapat sebuah gedung batu terukir yang dihuni Jin. Ia pun masuk ke dalam gedung itu dan di dalamnya terdapat seorang kakek yang tinggi besar sedang shalat menghadap qiblat. Ia memakai Jubah yang dibuat dari wool yang sangat indah. Ia mengagumi bentuk tubuhnya yang tinggi besar tetapi ia lebih mengagumi keindahan Jubahnya. Ia pun memberi salam kepadanya dan kakek itu menjawab salamnya dan berkata : Hai Shal
! . Sesungguhnya badan itu tidak merusak pakaian, akan tetapi yang merusak pakaian itu adalah bau dosa, dan makanan yang haram. Jubah yang kupakai ini berumur tujuh ratus tahun dan dalam jangka waktu itu aku bertemu dengan Isa As. dan Muhammad [alaihimmassalam]. Aku beriman kepada keduanya. Sahl berkata : “Siapakah Tuan ?” Kakek itu menjawab : “Aku termasuk antara yang tersebut di dalam ayat :

Baca Juga:  Sebutir Peluru Bermassa 10 Gram Bergerak Dengan Kecepatan 100m/s















قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ  [الجن







]


١

























“Katakanlah [



hai
Muhammad] Telah diwahyukan kepadaku bahwa



sanya telah mendengarkan
sekumpulan j





in
[akan al-Quran]



,














Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi di dalam kitab Shafwatush Safwan dengan sanadnya yang bersumber dari Sahl bin Abdillah.




وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا ﴿الجن





]٦








“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki




diantara manusia meminta perlind



ungan kepada beberapa laki-laki di antara Jin, maka mereka menjadikan Jin itu bertambah sombong



“.

[QS Al-Jin : 6]







3.


Dalam suatu riwayat lain dikemukakan bahwa Kardam Abi Sa’ib al-Anshari berangkat dengan bapaknya ke Madinah untuk keperluan tertentu. Pada waktu itu Rasulullah saw. baru dikenal orang sebagai Rasul. Di perjalanan mereka menginap di rumah seorang penggembala kambing. Pada tengah malam se-ekor srigala membawa lari se-ekor anak kambing, maka keluarlah penggembala itu sambil berteriak : “Hai penjaga lembah [yang dimaksud adalah Jin], Tetanggamu” . Maka terdengarlah suara yang memanggil [tanpa kelihatan orangnya]: “Hai Sirhan” [memanggil srigala]. Maka kembalilah anak kambing itu mengembik ketakutan masuk ke tempat asalnya.

Sehubungan dengan peristiwa ini Allah menurunkan kepada RasulNya di Mekah ayat ini [QS 72 :  6], yang memberitahukan bahwa ada orang-orang yang meminta perlindungan kepada Jin
.















Ket. Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abus Syaikh di dalam kitab al-Adhimah yang bersumnber dari Kardam bin Abi Southa’id
Al-Anahari.



















4.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Rasulullah saw. diutus sebagai Rasul, Abi Raja al-Atharidi bekerja sebagai penggembala untuk membiayai kehidupan keluarganya. Ia melarikan diri bersama keluaranya dan sampai ke suatu tanah dataran yang luas, bahkan pada malam hari pun mereka menetap di sana tanpa tempat berlindung. Berkatalah orang tertua dari mereka : “Kami berlindung kepada yang perkasa di lembah ini dari golongan Jin pada
malam
ini”. Merekapun menirukan ucapan itu.










Sampailah berita kepada mereka bahwa tuntunan yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. adalah “Syahadatu alla ilaha lilallah wa anna muhammadar rasulullah”. Dan barangsiapa yang mengakui [berikrar] dengan sahadat ini, jiwa dan hatinya akan selamat. Maka merekapun pulanglah dan masuk Islam. Selanjutnya Abu Raja berkata : Aku yakin bahwa ayat ini [QS 72 : 6] turun berkenaan dengan diriku dan
keluargaku“.













Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d yang bersumber dari Abi Raja al-Atharidl suku Tamim.









5.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rafi’ bin Umair [dari Bani Tamim] menceritakan awal mula pertama ia masuk Islam. Pada suatu malam ia sedang berjalan di lautan pasir dan merasa sangat ngantuk. Ia turun dari kendaraannya kemudian tidur. Sebelum tertidur ia meminta perlindungan kepada Jin yang agung penjaga lembah itu. Ia bermimpi dalam tidurnya melihat seorang laki-laki yang membawa tombak yang akan ditusukkan ke tulang rusuk ontanya. Ia pun terbangun dengan kaget dan melihat ke kiri ke kanan tapi tidak melihat apapun. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa itu hanyalah mimpi. Iapun tertidur kembali dan bermimpi itu lagi [hal yang sama] sehingga terbangun. Ia melihat ontanya berontak dan tampaklah kepadanya seorang pemuda yang terlihat dalam mimpinya itu membawa tombak dan seorang tua yang memegang tangan si pemuda untuk menghalangi perbuatannya itu. Pada waktu keduanya sedang bertengkar dan berselisih, tiba-tiba datanglah tiga ekor banteng. Berkatalah orang tua itu kepada pemuda tadi : “Ambilah yang mana engkau sukai, sebagai pengganti unta tetanggaku bangsa manusia ini”. Maka berangkatlah si pemuda tadi dan menangkap salah seekor banteng dan menghilanglah. Kemudian Rafi’ menoleh kepada orang tua yang berkata : “Wahai saudara, apabila engkau berhenti pada suatu lembah di antara lembah-lembah ini dan engkau merasa takut, ucapkanlah : “Aku berlindung kepada Tuhannya Muhammad saw. dari bahaya lembah ini dan janganlah engkau berlindung kepada Jin karena telah hilang kekuatannya.”  Rafi’ bertanya : “Siapakah Muhammad itu?” Ia menjawab : Ia adalah seorang Nabi berbangsa Arab, bukan bangsa Timur dan juga bukan bangsa Barat. Ia lahir pada Hari Senin”.  Rafi bertanya “Dimana tempat tinggalnya?” Ia menjawab : ” Di Yatsrib [Madinah] yang banyak pohon kurmanya.”

Rafi’pun berangkat naik untanya dan ketika waktu Shubuh ia pun sampai ke Madinah setelah menempuh perjalanan yang sangat payah. Rasulullah saw. melihat Rafi’ dan yang kemudian beliau menceritakannya serta mengajak Rafi’ masuk Islam.  Menurut Sa’id bin Jubair, ayat ini [QS 72 : 6] turun berkenaan kejadian Rafi’ bin Tamim ini.













Ket. Diriwayatkan oleh al-Khara-ithi di dalam kitab Hawatiful-jan dari Abdullah bin Muhammad al-Balawi dari Imarah bin Zaid dari Abdullah bin al-Ala dari Muhammad bin Akbar yang bersumber dari Sa’advertizement bin Jubair.











vi.


Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini [QS 72 : 16] turun berkenaan dengan peristiwa tidak turun hujan selama tujuh tahun kepada kaum kafir Quraisy, sebagai peringatan akan kekufurannya.













Ket. Diriwayatkan oleh al-Khara-ithi dalam kitab Hawatiful-january yang bersumber dari Muqathil.











وَأَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلَّـهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ اللَّـهِ أَحَدًا ﴿الجن


]١٨













“Dan sesungguhnya masjid-mas





jid itu






adalah kepunyaan Allah





. Karena







janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya,
selain [menyembah] Allah”.




[QS 72 : 18]





7

.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Jin berkata kepada Nabi saw. : “Ya Rasulullah ! Berilah izin kepada kami untuk turut serta shalat bersama di masjidmu”. Maka Allah menurunkan ayat ini [QS 72 : 18] sebagai penegasan bahwa masjid itu hanyalah kepunyaan Allah

.










Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.









viii

.
 Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Jin berkata kepada Nabi saw. : “Bagaimana mungkin kami dapat ke masjid-masjid ini padahal kami jauh, bagaimana mungkin kami dapat [berjama’ah] shalat dengan  tuan padahal kami jauh dari tempat tuan” Maka turunlah ayat ini [QS 72 : 18] yang menegaskan bahwa shalat itu dapat dilakukan di masjid-masjid manapun.










Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair.



















[22


















قُلْ إِنِّى لَن يُجِيرَنِى مِنَ اللَّـهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِن دُونِهِۦ مُلْتَحَ

[
الجن














“Katakanlah




: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku d



ari [adzab] Allah, dan sekali-kali aku ti



ada akan memperoleh tempat berlindung selain daripadaNya”.

[QS 72 : 22]









9

.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pembesar Jin yang banyak pengikutnya berkata kepada anak buahnya : “Tiada lain Muhammad ingin dilindungi oleh Allah, dan akulah yang melindunginya”. Maka Allah menurunkan ayat ini [QS 72 : 22] sebagai penegasan bahwa Allah sajalah yang dapat melindunginya.


















Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Hadlrami.























Demikian ringkasan Asbabun Nuzul Surat Al-Jin. Semoga dapat menambah wawasan dalam mempelajari makna Al-Qur’an.















Pembaca klik link ini

Aqidah
sebagai tambahan wawasan.


















Sumber :









Asbabun Nuzul : Oleh KH.Q.Shaleh


                          H.A.A Dahlan


                          Prof. DR.H.M.D.Dahlan








Penerbit : CV Diponegoro Bandung.






Source: //www.rasiyambumen.com/2016/10/asbabun-nuzul-surat-al-jin.html

Setelah Anda Membicarakan Masalah Modal Anda Harus Beralih Ke Pembahasan. Pembahasan. Pilihlah jawaban yang menggambarkan …

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề