Jelaskan bagaimana terjadinya tekanan sistol

Tekanan darah adalah kondisi yang tidak berjalan secara pasti, karena akan berubah-ubah. Ini karena tekanan darah akan bervariasi setiap saat, tergantung pada aktivitas yang Anda lakukan. Olahraga, perubahan postur [dari duduk ke berdiri], dan bahkan berbicara sekalipun dapat menyebabkan tekanan pada darah Anda berubah.

Oleh karena itu, fakta tekanan darah yang perlu Anda tahui bahwa umumnya tekanan darah akan berbeda sesuai waktu pagi, siang atau malam. Menurut Livescience, sebuah penelitian menyebutkan bahwa tekanan darah yang diukur pada pagi hari dapat melihat adanya masalah kesehatan lebih baik dibanding jika dilakukan pada malam hari.

Sebenarnya tekanan darah setiap orang akan selalu berubah-ubah. Polanya akan mulai tinggi pada pagi hingga siang hari kemudian mencapai puncaknya pada sore dan kemudian kembali turun pada malam hari.

Pola perubahan tekanan pada darah ini sangat berkaitan dengan jam biologis tubuh alias ritme sirkadian. Jam biologis tubuh mengatur kerja setiap organ tubuh manusia berdasarkan jadwal tertentu dalam rentang waktu 24 jam atau satu hari.

Jika perbedaan tekanan darah ini terjadi pada Anda, coba ingat kembali apakah Anda memiliki faktor-faktor risiko berikut.

  • Merokok dan hobi ngopi. Kebiasaan merokok dan minum kopi bisa membuat risiko tekanan darah akan meningkat di pagi hari menjadi semakin besar.
  • Obat-obatan. Beberapa obat-obatan yang Anda konsumsi juga dapat memengaruhi kenaikan tekanan darah yang kemudian menyebabkan perbedaan tekanan darah. Misalnya pada obat asma, obat kulit dan alergi, serta obat flu.
  • Kerja larut malam. Bila Anda sering begadang atau bekerja pada shift malam, ini dapat berperan menyebabkan perbedaan tekanan darah sehingga pada pagi hari tekanan darah akan meningkat.
  • Stres berlebihan. Kecemasan maupun stres yang berlebih, seiring berjalannya waktu dapat menurunkan kinerja sistem jantung dan pembuluh darah Anda sehingga kemudian menyebabkan masalah tekanan darah permanen.

Memahami cara mengukur tekanan darah

Apabila Anda ingin menjaga agar tekanan darah normal, maka fakta tekanan darah berikutnya yang penting bagi Anda pahami yaitu kapan dianggap normal dan tidak normal.

Saat tenaga medis mengukur tekanan darah Anda, di alat pengukur tekanan darah akan muncul dua jenis angka, yaitu sistolik dan diastolik yang dipisahkan dengan garis miring seperti sebuah pembagian.

Sistolik adalah angka yang ada di “atas” dan diastolik adalah angka yang ada di “bawah”. Sistolik menunjukan tekanan ketika jantung Anda memompa darah ke seluruh tubuh,. Sementara diastolik menunjukkan tekanan ketika jantung Anda dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung [di antara ketukan atau detak].

Sumber: Shutterstock

Jika tekanan darah Anda adalah 120/80, 120 adalah tekanan sistolik dan 80 adalah diastolik. Angka normal tekanan darah adalah angka atas [sistolik] lebih rendah dari 120, dan angka bawah [diastolik] yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80.

Sedangkan tekanan pada darah dianggap tinggi [hipertensi] jika angka atas [sistolik] lebih tinggi dari 140 atau jika angka bawah [diastolik] lebih dari 90 dalam dua kali pengukuran. Meski angka tersebut tidak bisa selalu dianggap hipertensi, namun Anda harus selalu waspada karena angka tersebut sudah di atas normal.

Apabila angka tekanan darah Anda di antara 120/80 dan 140/90, ini artinya Anda mengalami kondisi prehipertensi di mana Anda belum memerlukan obat namun perlu waspada terhadap tekanan darah Anda. Pada kondisi ini Anda harus mulai melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

Mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan pada darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah [arteri]. Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung [misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat] dan daya tahan pembuluh darahnya.

Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri [mmHG]. Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Tidak hanya itu, stres dan perasaan cemas juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah Anda. Tekanan pada darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan pusing. Sementara tekanan darah terlalu tinggi mungkin tidak menyebabkan gejala apapun, namun bisa juga memicu stroke. Tekanan darah yang tinggi dan terjadi secara terus menerus juga dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, gagal ginjal, pengerasan arteri, dan komplikasi lainnya.

Anda akan dipastikan memiliki tekanan darah tinggi saat dokter mendeteksinya dalam pemeriksaan fisik rutin, karena Anda mungkin tidak memiliki gejala apapun. Karena merasa bahwa tidak ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya, kebanyakan orang mungkin tidak rajin medical check up ke dokter kecuali Anda merasa sakit. Nah, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa hipertensi disebut sebagai “silent killer.”

Bagaimana cara mencegah hipertensi?

Sumber: Shutterstock

Faktanya, orang yang memiliki berat badan berlebih, entah itu overweight atau obesitas mempunyai 2 sampai 6 kali peluang lebih besar mengalami hipertensi. Oleh karena itu, usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal, karena tak hanya bisa mencegah hipertensi tapi dengan begitu Anda bisa menurunkan berbagai risiko penyakit lainnya.

Sistole [Tekanan Sistolik] adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan berkontraksi [berkerut] memompa darah ke seluruh tubuh.

Dengan demikian jawaban yang tepat adalah A. keluarnya darah dari bilik jantung ke seluruh tubuh.

Tekanan darah seseorang ditentukan dengan melibatkan dua pengukuran, yakni tekanan darah sistolik dan diastolik. Saat tekanan darah Anda menunjukkan angka 120/80 mmHg, itu artinya tekanan darah sistolik Anda 120, sedangkan tekanan diastolik Anda 80. Namun, sebenarnya apa itu sistolik dan diastolik? Seberapa penting memeriksakan dan mengetahui tekanan darah kita? 

Apa itu Sistolik dan Diastolik?

Tekanan darah adalah ukuran dari seberapa kuatnya jantung dalam memompa darah hingga beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Dengan kata lain, tekanan darah menjadi salah satu indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler dan seberapa optimalnya kinerja tubuh seseorang.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Tekanan darah dinyatakan dalam mmHg dan terdiri dari tekanan darah atas [sistolik] dan tekanan darah bawah [diastolik]. Rata-rata tekanan darah normal pada orang dewasa berada pada angka 120/80 mmHg.

Sementara itu, tekanan darah yang berada pada angka 140/90 atau lebih dianggap hipertensi sedangkan di bawah 90/60 menandakan hipotensi.

Tekanan darah dapat dapat berubah-ubah [naik atau turun] tergantung aktivitas yang dilakukan, makanan dan kondisi emosional diri sendiri. Kondisi ini normal, selama angkanya tidak konsisten tinggi atau rendah dalam jangka waktu yang lama.

Tekanan Darah Sistolik

Di saat jantung berdetak, otot jantung akan berkontraksi untuk memompa darah melalui arteri ke seluruh tubuh. Kontraksi otot jantung tersebut kemudian akan menimbulkan tekanan pada arteri. Tekanan inilah yang disebut sebagai tekanan darah sistolik atau tekanan tertinggi yang dicapai saat otot jantung berkontraksi.

Tekanan darah sistolik normal pada orang dewasa yakni berkisar antara 90-120 mmHg. Jika berada pada kisaran angka 120-139 mmHg maka termasuk pra-hipertensi. Seseorang dianggap hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya berada pada angka 140 atau lebih.

Tekanan Darah Diastolik

Ketika kontraksi otot jantung telah berakhir, maka otot jantung pun akan menjadi rileks. Hal ini mengakibatkan suplai darah ke aorta [arteri terbesar dalam tubuh] akan berhenti kira-kira 1/10 detik.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Pada saat inilah, aorta akan kembali ke posisi semula dan tekanan darah pun menurun. Tekanan darah di dalam arteri ketika jantung sedang beristirahat/rileks [antar detak] inilah yang kemudian disebut dengan tekanan darah diastolik.

Pada orang dewasa, tekanan darah diastolik normalnya berada pada kisaran angka 60-80 mmHg. Apabila berkisar pada angka 80-89 masih termasuk normal, namun kurang ideal. Sedangkan jika berada pada angka 90 atau lebih maka dianggap hipertensi.

Tabel Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Sistolik Diastolik
Definisi Tekanan darah yang terjadi ketika otot jantung berkontraksi untuk memompa darah melalui arteri ke seluruh tubuh Tekanan darah di dalam arteri ketika jantung sedang beristirahat/rileks [antar detak]
Range Normal 90-120 mmHg [dewasa] 60-80 mmHg [dewasa]
Hipertensi Sama dengan atau di atas 140 mmHg Sama dengan atau di atas 90 mmHg
Hipotensi Di bawah 90 mmHg Di bawah 60 mmHg
Penentuan Ketika manset mengempis, maka suara denyut yang pertama kali di dengar melalui stetoskop ialah tekanan darah sistolik Ketika suara denyut menghilang, maka tekanan darah yang di dengar melalui stesoskop ialah tekanan darah diastolik
Penulisan Tekanan darah atas Tekanan darah bawah

Baca Selengkapnya: Tabel Tekanan Darah Normal dan Tidak Normal

Bagaimana Cara Mengukur Tekanan Darah?

Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer [tensimeter] dan stetoskop. Sphygmomanometer sendiri terdiri atas manset, bola tensi, selang, tabung skala dan air raksa. 

Cara menggunakan alat pengukur tekanan darah adalah dengan melilitkan manset pada lengan atas dan stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam. Kemudian, manset dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya melalui bola tensi.

Manset yang mengembang akan menekan pembuluh darah lengan dan membuat aliran darah berhenti sementara. Ketika manset mengempis, maka suara denyut yang pertama kali di dengar melalui stetoskop itulah yang dinamakan tekanan darah sistolik.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Seiring dengan terus mengempisnya manset, suara denyut yang terdengar melalui stetoskop pun akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk ketika suara denyut menghilang itulah yang disebut dengan tekanan darah diastolik.

Penulisan jumlah tekanan darah sistolik selalu ditulis pertama kali, kemudian baru diikuti dengan jumlah tekanan darah diastolik. Misalnya, jika tekanan darah dibaca 120 di atas 80, maka penulisannya menjadi 120/80 [dibaca: 120 per 80]. Satuan tekanan darah selalu dinyatakan dalam mmHg [milimeter air raksa] sekalipun pemeriksaan dilakukan dengan tensimeter digital atau tensimeter aneroid.

Umumnya pemeriksaan dilakukan sebanyak 3 kali guna menentukan nilai rata-rata dari tekanan darah sistolik dan diastolik. Keakuratan hasil pemeriksaan bergantung pada pemeriksa dan tensimeter yang digunakan [tensimeter harus dikalibrasi secara periodik].

Seberapa Pentingkah Memeriksakan Tekanan Darah?

Memeriksakan dan mengetahui tekanan darah begitu penting. Pasalnya, tekanan darah merupakan salah satu indikator penting dalam menilai sistem kardiovaskuler dan kinerja tubuh seseorang.

Perlu diketahui bahwa seseorang yang mengidap hipertensi kerap kali tidak menunjukkan gejala sampai timbul komplikasi yang membahayakan seperti jantung, stroke, diabetes melitus hingga ginjal. Kurangnya kesadaran akan pemeriksaan tekanan darah inilah yang dapat menjadi bom waktu. Seperti terasa tenang, padahal berbagai penyakit telah mengintai.

Oleh karena itulah, penting untuk rutin memeriksa tekanan darah setidaknya 1 bulan sekali. Jika setelah beberapa kali pemeriksaan hasilnya selalu konsisten di sekitaran angka normal, maka kedepannya mungkin cukup dengan pemeriksaan rutin setahun sekali atau sesuai anjuran dokter.

Namun, jika nilainya 140/90 atau lebih tinggi, maka segera konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan solusi agar tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami dapat diatasi. Begitupun, jika mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah [di bawah 90/60 mmHg].

Baca Juga: Ciri-Ciri Tekanan Darah Tinggi yang Sering Tak Disadari

Bisakah Saya Memeriksakan Tekanan Darah Sendiri di Rumah? 

Memeriksa tekanan darah memang sebaiknya dipercayakan pada tenaga medis yang telah berpengalaman guna mendapatkan hasil yang akurat. Namun, ada kalanya juga pembacaan hasil tekanan darah yang dihasilkan menjadi kurang akurat karena yang diperiksa grogi atau gelisah sehingga tekanan darahnya pun meningkat.

Dalam kondisi tersebut, maka pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan sendiri di rumah. Anda hanya perlu menyiapkan stetoskop dan tensimeter digital yang dilengkapi dengan manset, kemudian dililitkan di lengan atas.

Agar hasilnya semakin akurat, konsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis mengenai cara penggunaan dan posisi tubuh yang benar. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan di pagi hari. Hindari berolahraga, merokok, dan minum minuman berkafein setidaknya 1 jam sebelumnya.

Lakukan pemeriksaan selama beberapa kali [biasanya 3 kali] untuk mendapatkan nilai rata-rata dan keakuratan hasil. Selalu catat hasil dari tiap pemeriksaan, kemudian konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah diperlukan pengobatan khusus atau tidak.

Ingat, tekanan darah tinggi atau hipertensi kerap tidak menunjukkan gejala apapun pada para penderitanya. Oleh karena itu, jangan terbuai meskipun saat ini merasa baik-baik saja. Periksalah tekanan darah Anda secara rutin dan terapkan pola hidup sehat, karena tak ada hal yang lebih baik dibandingkan tindakan pencegahan.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
[1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat]

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề