Jelaskan fungsi tempayan yang terdapat di samping tangga rumah orang Melayu

KOMPAS.com - Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera dengan ibukota di Palembang.

Rumah Limas adalah nama rumah tradisional Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai atap seperti limas.

Rumah Limas terdapat berbagai macam komponen, seperti kerangka, atap, dinding, lantai, pintu dan tiang penyangga.

Dikutip dari buku Sumatera Selatan memasuki era pembangunan jangka panjang tahap kedua (1993), biasanya rumah limas didirikan di tepi sungai dengan menghadap ke barat yang disebut Matoari Edop atau berarti matahari terbit yang melambangkan kehidupan baru.

Untuk yang menghadap ke timur disebut dengan Matoari Mati yang berarti matahari terbenam atau melambangkan akhir dari kehidupan.

Baca juga: Mengenal Rumah Kajang Lako, Rumah Adat Jambi

Itu dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari pada rumah tangga seperti mencuci pakaian, atau perabot dapur.

Rumah Limas memiliki ruangan bertingkat yang disebut Bengkilas (berjenjang).

Di mana hanya dipergunakan pada waktu tuan rumah mengadakan hajat (kenduri atau pertemuan keluarga).

Ketika tuan rumah menerima tamu biasa cukup di teras atu jenjang kedua.

Keseluruhan bengkilas berjumlah lima, di mana mulai dari teras depan atau beranda sampai ke ruang tengah.

Hal tersebut digunakan untuk menyusun atau meletakkan para tamu sesuai dengan tingkat umur maupun kedudukan dalam keluarga atau pemerintah.

Di sebelah tangga, terdapat sebuah tempayan atau gentong berisi air untuk mencuci kaki. Tangga-tangga tersebut langsung menuju pintu masuk rumah.

Baca juga: Perbedaan Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat

Bentuk rumah limas

Gaya rumah Limas dibuat dengan gaya rumah panggung. Ukuran rumah Limas minimal 15 x 30 meter dan maksimal 20 x 60 meter.

Pada umumnya setiap tahun dihiasi dengan berbagai ukiran khas Palembang.

Biasanya dipasang pada tingkat dan kusen, di bagian atas dinding antara ruang atau kamar digubakan ukiran tembus yang berfungsi sebagai ventilasi.

Rumah Limas didirikan di atas tiang kayu unglen yang tahan dengan air.

Untuk rangka digunakan kayu seru. Kayu seru cukup langka dan sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah, karena dalam kebudayaan masyarakat katyu seru dilarang untuk diinjak dan dilangkahi.

Khusus untuk dinding, jendela, pintu dan lantai digunakan kayu tembesu yang mempunyai keunggulan dari segi ekologi dan ekonomi.

Dikutip dari situs Indonesia.go.id, bangunan rumah limas dibangun bertingkat. Kumpulan tingkat-tingkatnya disebut masyarakat sebagai Bengkalis yang memiliki makna tersendiri.

Baca juga: Identitas Nasional Bangsa Indonesia

Luasan Rumah Limas berkisar mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi, sering kali dipinjamkan pemilik rumah untuk digunakan sebagai tempat pesta pernikahan dan acara adat.

Lihat Foto KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Ruang Gegajah yang digunakan sebagai tempat menerima tahu kehormatan pemilik rumah yang merupakan salah satu ruangan di rumah Limas. Filosofi tingkatan Rumah Limas

Rumah Limas memang mempunyai banyak filosofis yang mendalam, terdiri dari lima tingkat dengan makna dan fungsi yang berbeda-beda.

Lima tingkatan ruangan diatur menggunakan filosofi Kekijing, dimana setiap ruangannya diatur berdasarkan penghuninya, yaitu usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, serta martabat.

Berikut filosi tingkatan rumah Limas:

  • Tingkat pertama atau pagar tenggalung

Tingkat pertama merupakan ruangan terhampar luas tanpa dinding pembatas.

Baca juga: Periodisasi Sastra Indonesia

Tingkat pertama difungsikan untuk tempat menerima para tamu yang datang pada saat acara adat. Uniknya, orang luar tidak bisa melihat aktivitas di dalam ruangan.

Tapi dari dalam bisa melihat suasana diluar. Hal menarik lainnya adalah lawang kipas atau pintu yang jika dibuka akan membentuk langit-langit ruangan.

  • Tingkat kedua atau jogan

Tingkat kedua merupakan tempat berkumpul yang diperuntukkan bagi anggota keluarga pemilih rumah yang berjenis kelamin laki-laki.

Masuk lebih dalam atau pada Kekijing ketiga, lebih memiliki privasi dibanding ruangan sebelumnya. Posisi lantainya lebih tinggi dan bersekat.

  • Tingkat ketiga atau kekijing

Ruangan tingkat tiga tersebut hanya digunakan oleh tamu undangan khusus ketika pemilik rumah sedang mengadakan hajat.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pada hari-hari biasa, kekijing terakhir dipergunakan sebagai tempat tidur dan menyimpan barang-barang.

Baca juga: Malahayati, Laksamana Laut Wanita Pertama Indonesia

Jika yang punya rumah mempunyai anak gadis yang sudah dewasa, maka kamar tersebut disebut kamar gadis.

Katika anak tersebut menikah, maka kamar itu dijadikan kamar pengantin. Jika ada pelaksanaan upacara, maka kekijing mempunyai fungsi lain.

  • Tingkat keempat

Khusus orang yang dihormati dan memiliki ikatan darah dengan pemilih rumah, dipersilahkan untuk ke tingkat. Contohnya seperti Dapunto atau datuk, tamu undangan yang dituakan.

Jelaskan fungsi tempayan yang terdapat di samping tangga rumah orang Melayu
Jelaskan fungsi tempayan yang terdapat di samping tangga rumah orang Melayu
Lihat Foto
KOMPAS.com/AJI YK PUTRA
Ruangan Jogan yang artinya merupakan ruang penjagaan. Di ruangan ini ada dua kamar yang di jaga oleh pengawal khusus, yakni kamar pengantin serta tamu kehormatan.

  • Tingkat kelima

Tingkat kelimat disebut juga Gegajah, di mana memiliki ruangan paling luas dibanding ruangan lainnya.

Baca juga: Integrasi Timor Timur ke Indonesia masa Orde Baru

Ruangan Gegajah lebih istimewa dan lebih bersifat privasi, hanya dimasuki oleh orang yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dalam keluarga maupun masyarakat.

Di dalamnya terdapat undukan lantai untuk bermusyawarah yang disebut Amben, dan kamar pengantin jika pemilik rumah mengadakan pernikahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.