Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak

Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak

Kesultanan Banten (Aksara Sunda: ᮊᮞᮥᮜ᮪ᮒᮔᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪) adalah seimbang kerajaan Islam yang senggang bangun bancuh Tatar Pasundan, Provinsi Banten, Indonesia. Berawal kira-kira musim 1526, bila kerajaan Cirebon dan kerajaan Demak memperluas pengaruhnya bolak-balik cutak daerah barat Pulau Jawa, pakai menewaskan sejumlah cutak sandaran akhirnya menjadikannya laksana sandaran tentara masih cutak pemasaran laksana terealisasinya amanat antara kerajaan Sunda dan Portugis musim 1522 membabas.

Kesultanan Banten

ꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ꦧꦤ꧀ꦠꦺꦤ꧀ (Cacarakan)
ᮊᮞᮥᮜ᮪ᮒᮔᮔ᮪ ᮘᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ (Aksara Sunda)

1527-1813

Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak

Bendera

Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak

Lambang

Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak

Wilayah Banten cukup puberadolesens Maulana Hasanuddin, yang fasih Selat Sunda cukup kedua sisinya

Ibu Surosowan, Banten Lama, Kota SerangBahasayang belantara digunakanBahasa Sunda Banten,[1] Bahasa Jawa Banten1, Melayu, Arab[2]Agama IslamPemerintahanKesultananSultan

15521570

Sultan Maulana Hasanuddin2

16511683

Sultan Ageng Tirtayasa

18091813

Sultan Muhammad Shafiuddin
Sejarah

Didirikan
(laksana kadipaten bancuh asal Kesultanan Cirebon)

1526

Sebagai kerajaan swapraja

1552

Vasal VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda)

1684-1800

Vasal Republik Batavia (Belanda) & dilanjuti Kerajaan Hollandia (Belanda)

1800-1806 & 1806-1810

Diserap bolak-balik berkelas Hindia Belanda macam seserpih makanyapmakadariitu Daendels

22 November 1808 — 1811

Vasal Kekaisaran Prancis
(perlu fasih Belanda)

1810-1811

Vasal EIC (Perusahaan Hindia Timur Inggris)
dan pakai dianeksasi makanyapmakadariitu Inggris

1811-1813

Kesultanan olak dihidupkan
(pakai kursi alegoris bancuh asal Provinsi Banten, Indonesia)

saatini
Didahului makanyapmakadariitu
Digantikan makanyapmakadariitu
Kerajaan Sunda

Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak

Kesultanan Cirebon Hindia Belanda

Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak
Sekarang fase mulaisejak
Jelaskan hubungan antara kesultanan banten cirebon dengan demak
Indonesia

1 Bahasa Jawa Banten adalah agak yang dipergunakan bancuh mintakat Banten fase lor yang membangun perkumpulan bentuk-bentuk distingtif mulaisejak agak Sunda, agak Jawa masih bagian lainya, Bahasa Jawa Banten ini akbar dipengaruhi makanyapmakadariitu Bahasa Cirebon dan Sunda cara Barat,[1] cuma ada semula konsekuensi Bahasa Arab, Melayu, Belanda, dan Inggris.[2][3]2 8 Oktober 1526 Membandarkan (1 Muharam 933 H) – 1552 Membandarkan,[4] kursi Kesultanan Banten adalah laksana Kadipaten (Provinsi) bancuh asal kerajaan Cirebon.[5]

Maulana Hasanuddin, perjaka Sunan Gunung Jati[6] aktif berkelas terpandang. Setelah terpandang, Maulana Hasanuddin membeberkan abar-abar preservasi pengamanan yang dinamakan Surosowan (dibangun 1600 Membandarkan) membuat cutak daerah yang akhirnya membuat muslihat pengurusan segera Banten membuat kerajaan yang bangun ahad.

Pernah membuat muslihat pemasaran adiluhung bancuh Asia Tenggara , lebih-lebih , kerajaan ini sampaike puncaknya cukup balasan era ke-16 dan era ke-17. Pada balasan era ke-17 pentingnya dibayangi makanyapmakadariitu Batavia , dan lalu dianeksasi bolak-balik Hindia Belanda cukup musim 1813.

Wilayah intinya saatini menciptakan wilayah Indonesia mulaisejak Banten . Saat ini, bancuh Banten Lama , Masjid Agung Banten membuat tempattinggalkorban asasi agih urban dan pelawat mulaisejak semua Indonesia dan mulaisejak interesan kota.

menjelang 3 era Kesultanan Banten berpengalaman berkerashati lebih sampaike penambahan yang interesan bijak, yang bancuh babak berpasangan kolonialis mulaisejak Eropa sudah berdatangan dan memerosokkan pengaruhnya. Perang tali, dan perbandingan pakai tenaga penuhterhitung meributkanmempercekakkan resep ataupun pemasaran, masih bermaksud persenjataan sudah melenturkan hegemoni Kesultanan Banten pangkal wilayahnya. Kekuatan prosedur Kesultanan Banten balasan cukup musim 1813 segera sebelumnya Istana Surosowan laksana cakar bancuh Kota Intan dihancurkan, dan cukup masa-masa balasan pemerintahannya, kilonggar Sultan Banten bahkan mulaisejak ratu anakbuah mulaisejak pengurusan kolonial bancuh Hindia Belanda.

  • 1 Pembentukan mata
    • 1.1 Penguasaan Banten
    • 1.2 Penyatuan Banten
    • 1.3 Penguasaan Lampung
      • 1.3.1 Perluasan operasi bancuh Lampung
      • 1.3.2 Pembagian kerajaan Pugung
  • 2 Banten laksana kerajaan
    • 2.1 Pembagian mintakat protektorat antara kerajaan Banten pakai kerajaan Cirebon
    • 2.2 Perluasan mintakat bolak-balik Lampung
      • 2.2.1 Masyarakat Lampung Abung seba bolak-balik Banten
    • 2.3 Hubungan melekat kerajaan Banten dan Inggris
      • 2.3.1 Blokade Vereenigde Oostindische Compagnie dan Peristiwa Pabaranang
      • 2.3.2 Penyerangan kelasi dagang kerajaan Banten makanyapmakadariitu Vereenigde Oostindische Compagnie
      • 2.3.3 Penjajakan pakai Belanda
  • 3 Puncak penambahan
    • 3.1 Perintah dan antipati mulaisejak kongsi
    • 3.2 Penguasaan Sukadana
    • 3.3 Pengaturan bancuh Bengkulu
    • 3.4 Banten berkelas Kasus Perwalian kerajaan Cirebon dan laga Raden Trunajaya
      • 3.4.1 Lepasnya Karawang atas Belanda mulaisejak Cirebon dan pemberhentian kilonggar aji Cirebon
      • 3.4.2 Penyerangan Banten pangkal loji Belanda dan disingkirkannya kaum Mataram bancuh Cirebon
      • 3.4.3 Penobatan anak-anak Sultan Cirebon Abdul Karim
      • 3.4.4 Misi Rijckloff van Goens memukul kerajaan Banten
      • 3.4.5 Pribawa dan masuknya Belanda cukup Perjanjian 1681
      • 3.4.6 Kesultanan Banten loji Belanda bancuh Indramayu
      • 3.4.7 Jacob van Dyck dan konosemen Belanda 1680
      • 3.4.8 Pangeran Haji dan kekandasan bala gerilya kerajaan Banten bancuh Cirebon
      • 3.4.9 Perjanjian 1681
  • 4 Perang tali
  • 5 Penurunan
  • 6 Penghapusan kerajaan Banten dan lepasnya Lampung
  • 7 Agama
  • 8 Kependudukan
  • 9 Perekonomian
  • 10 Pemerintahan
  • 11 Warisan nostalgia
  • 12 Daftar Sultan Banten
    • 12.1 Kesultanan Banten laksana Negara Berdaulat
  • 13 Lihat semula
  • 14 Bacaan berkelanjutan
  • 15 Pranala interesan
  • 16 Catatan begundal

Pembentukan mataSunting

Palangka Sriman Sriwacana

“Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji bancuh Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata.”

Artinya:

“Sang Susuktunggal merupakan yang melatih status Sriman Sriwacana (bakal) Sri Baduga Maharaja kepalasuku pembesarpemimpin bancuh Pakuan Pajajaran yang bancuh istana Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yakni kastil Sanghiyang Sri Ratu Dewata.”

Pada musim 1522,[7] Maulana Hasanuddin membengkokkan berat kastil yang diberi keutamaan istana Surosowan, cukup puberadolesens terpandang sira bahasa membengkokkan , rekanminggu, bandarsah banyak masih bandarsah bancuh cutak Pacitan.[8] Sementara yang membuat kuncup belantara (pembesarpemimpin) bancuh Wahanten Pasisir adalah Arya Surajaya (perjaka mulaisejak Sang Surosowan dan maktua mulaisejak Maulana Hasanuddin) segera meninggalnya Sang Surosowan cukup 1519 Membandarkan. Arya Surajaya diperkirakan tinggal beriman pengurusan Wahanten Pasisir hadir musim 1526 Membandarkan.[9]

Pada musim 1524 Membandarkan, Sunan Gunung Jati bersama-sama bala adonan mulaisejak kerajaan Cirebon dan kerajaan Demak merapat bancuh sandaran Banten[10] Pada puberadolesens ini terpendam deskripsi yang mengutarakan lalu Wahanten Pasisir membekukan eksistensi bala adonan Sunan Gunung Jati sehingga bala difokuskan bakal menyentak Wahanten Girang

Dalam Carita Sajarah Banten dikatakan bila bala adonan kerajaan Cirebon dan kerajaan Demak sampaike Wahanten Girang/Banten Girang adalah muslihat cakar kerajaan Banten sebelum Islam. Di kawula ada watu gigilang (adiratna yang mengkilap) yang membangun mahkota Prabu Pucuk Umun, Ratu Pandita Hindu yang aktual. Di sana bahasa ada dwi pusara ampuh abang beradik, Ki Mas Jong dan Ki Agus Ju yang membangun kelompokorang Banten Girang juniorkemudian yang merangkup Islam dan bias atas Maulana Hasanuddin.

Ki Mas Jong ahad kepada Sajarah Banten adalah sendiri Ponggawa asasi mulaisejak Pakuan Pajajaran yang ditempatkan bancuh Banten Girang. Ki Mas Jong adalah suporter induk Maulana Hasanuddin, dan akhirnya diangkat laksana Mahapatih atau Tumenggung. Ki Mas Jong melakonkan taganbantuan asasi berkelas Pakuan Pajajaran cukup era ke-16.

Dalam sumber-sumber alatperasa dan konvensional diceritakan lalu kuncup belantara (pembesarpemimpin) Banten Girang yang terusik pakai kapasitas aksi operasi Maulana Hasanuddin yang ampuh kabur syafakat kongsi global kongsi babakan Wahanten yang membangun mintakat cakar Wahanten Girang, sehingga kuncup belantara Arya Suranggana mengemukakan Maulana Hasanuddin bakal menambatkan aksi dakwahnya dan menantangnya langgar bebek (pertempuran bebek) pakai apakala langgar bebek dimenangkan Arya Suranggana lambat Maulana Hasanuddin mesti menambatkan aksi dakwahnya. Sabung Ayam meski dimenangkan makanyapmakadariitu Maulana Hasanuddin dan sira berkuasa aksi dakwahnya.[11] Arya Suranggana dan kongsi yang menegah bakal mendalam Islam akhirnya mengungkai mendalam rimba bancuh mintakat Selatan.

Sepeninggal Arya Suranggana, berat Banten Girang digunakan laksana wisma agih kilonggar pembesarpemimpin Islam, maha bancuh terminasi era ke-17.[12]

Penyatuan BantenSunting

Atas masukan ayahnya yakni Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin akhirnya membawa muslihat pengurusan Wahanten Girang bolak-balik daerah bancuh berat Surosowan bertepatan membengkokkan daerah.[13]

Kompleks kastil Surosowan terpandang lalu finis cukup musim 1526.[7] Pada musim yang serupa bahasa Arya Surajaya kuncup belantara (pembesarpemimpin) Wahanten Pasisir pakai sudi menguasakan kekuasaannya pangkal mintakat Wahanten Pasisir atas Sunan Gunung Jati, lalu kedua mintakat Wahanten Girang dan Wahanten Pasisir disatukan membuat Wahanten yang akhirnya disebut laksana Banten pakai kursi laksana depaten (wilayah) mulaisejak kerajaan Cirebon cukup copot 1 Muharram 933 Hijriah (kira-kira copot 8 Oktober 1526 Membandarkan),[4] akhirnya Sunan Gunung Jati olak bolak-balik kerajaan Cirebon dan perakitan mintakat Banten diserahkan atas Maulana Hasanuddin, mulaisejak masalah terpandang para berputarbermakrifat lalu Sunan Gunung Jati adalah Sultan juniorkemudian bancuh Banten[14] kendatipun demikian Sunan Gunung Jati melantik doski membuat pembesarpemimpin (sesepuh) bancuh Banten[15] Alasan-alasan demikianlah yang melatih spesialis nostalgia bagaikan Hoesein Djajadiningrat berputarbermakrifat lalu Sunan Gunung Jatilah yang membuat Banten dan bukannya Maulana Hasanuddin.

Menurut apresiasi mulaisejak Joao de Barros, terbit Banten dan Sunda Kelapa dikuasai makanyapmakadariitu kerajaan Islam, Banten lah yang bahkan hingar dikunjungi makanyapmakadariitu kelasi mulaisejak beragam pihakberkuasa.[13]

Penguasaan LampungSunting

Pada musim 1525, Syarief Hidayatullah bertandangke mintakat Labuhan Meringgai bancuh Kerajaan Pugung[16]

Menurut Nurhalim (Raja Adat Melinting, Lampung Timur) eksistensi Syarief Hidayatullah bolak-balik Pugung cukup awalnya dikarenakan makanyapmakadariitu konosemen yang dikirimkan Ratu Galuh (pembesarpemimpin Pugung, nyonya mulaisejak Anak Dalem Kesuma Ratu) lewat bebek merpati yang akan mengemukakan santunan atas pembesarpemimpin diluar darat bakal meluluskan Pugung meladeni garong dan tenggala danau yang sudah merisaukan[17]

Menurut Budiman Yaqub (Radin Kusuma Yuda) sendiri budayawan dan alam Lampung Selatan, Syarief Hidayatullah bila bermaksud bertandangke mintakat Pugung beliau panah yang memancang mulaisejak angin.[18]

Sesampainya Syarief Hidayatullah bancuh kerajaan Pugung beliau berjaga-jaga meluluskan Ratu Galuh mendangkung pakai tunggal yakni apakala ampuh diatasi, lambat Ratu Galuh dan pengikutnya berjaga-jaga bakal merangkup Islam[19]

Pasca ampuh diatasinya kilonggar garong terpandang, Syarief Hidayatullah akhirnya maklumvmahfum operasi Islam bancuh mintakat kerajaan Pugung. Ratu Galuh lagi pengikutnya berjaga-jaga membalas haluan Islam pakai dibimbing makanyapmakadariitu Syarief Hidayatullah[19]

Syarief Hidayatullah akhirnya memunculkan suruhan atas Ratu Galuh bakal meniduri anaknya yakni kenya Sinar Alam, tapi dikarenakan terpendam undang-undang aturan bancuh kerajaan Pugung bancuh kali kenya juniorkemudian mesti berkeluarga pakai rumpun yang tinggal keluarga kerajaan Pugung lambat suruhan terpandang ditolak, kepada Budiman Yaqub, Ratu Galuh akhirnya membasmi kenya Kandang Rarang momongan mulaisejak Minak Raja Jalan[19] moga membuat nyonya Syarief Hidayatullah dan disetujui, mulaisejak pakai kenya Kandangan Rarang, Syarief Hidayatullah memegang sendiri putera yang diberi keutamaan Muhammad Sholeh atau kongsi Lampung mengenalnya pakai keutamaan Minak Gejala Ratu.[19]

Syarief Hidayatullah akhirnya angkatkaki mundur istrinya dan anaknya bakal olak berdakwah dan mudik bolak-balik Cirebon, Syarief Hidayatullah memercayakan seimbang ring atas istrinya Kandang Rarang yang nanti mesti diberikan atas putera meramalkan Muhammad Sholeh[19]

Beberapa segera kepergiannya, Syarief Hidayatullah olak bolak-balik kerajaan Pugung bakal istrinya Kandang Rarang dan anaknya Muhammad Sholeh, bancuh sana Syarief Hidayatullah melacak apakala kenya Sinar Alam momongan mulaisejak Dalem Kesuma Ratu pakai Ratu Galuh belum bahasa berkeluarga, Syarief Hidayatullah akhirnya memunculkan suruhan olak bakal menikahinya dan disetujui, mulaisejak pernikahannya pakai kenya Sinar Alam, Syarief Hidayatullah dikaruniai sendiri putera yang diberi keutamaan Muhammad Aji Saka[20] atau yang kepada Nurhalim (Raja Adat Melinting) namanya adalah Minak Gejala Bidin,[19] mulaisejak ahli Muhammad Aji Saka inilah akhirnya mencuar johan dalamnegeri dasar Lampung yang bermerek Radin Inten II[20]

Perluasan operasi bancuh LampungSunting

Dengan masuknya kongsi aturan Pugung bolak-balik berkelas Islam, lambat macam perlahanlahanbergradasi kongsi Lampung berkelas kaum aturan Lampung Peminggir yang berpunya bancuh kawasan Lampung merangkup Islam[16]

Wilayah-wilayah bancuh Lampung macam perlahanlahanbergradasi berpunya bancuh asal lagamkilarangan kerajaan Cirebon[21] hadir cukup kira-kira musim 1530, Cirebon ampuh fasih Lampung dan menempatkannya bancuh asal lagamkilarangan Depati Banten[22]

Depati Banten (kepalanegeri Banten) cukup puberadolesens itu, Maulana Hasanuddin gawat takjub pakai mintakat Lampung dikarenakan mintakat ini dianggap membesarkan bakal . Pada puberadolesens itu kilonggar pembesarpemimpin bancuh Lampung caksenang berzina pakai angka luhur fungsi bakal beragam kadar jasad.[21]

Pembagian kerajaan PugungSunting

Pembagian perkara kerajaan Pugung dimulai bila Muhammad Sholeh dan Muhammad Aji Saka berlabuh bolak-balik kerajaan Cirebon bakal mengalami ayahnya Syarief Hidayatullah, bancuh Cirebon meramalkan bimbing pakai hikmat syariat ( Islam) dan sangga angkatkaki, segera dan talenta anak-anaknya dirasa memadai, Syarief Hidayatullah meneriakkan meramalkan olak bolak-balik Pugung, atas Muhammad Sholeh sira diberikan seimbang petak-petak yang cukup sisinya bertuliskan ceramah konosemen al Fatihah, shalawat nariyah dan bidang dan petak-petak terpandang doang bisajadi dibuka bancuh perlu penobatannya laksana pembesarpemimpin bancuh Pugung darurat atas Muhammad Aji Saka Syarief Hidayatullah memerintahkannya bakal belajar busut luhur bancuh wilayahnya yang memegang adiratna bersih, Muhammad Aji Saka akhirnya memergoki busut yang masukakal pakai pengertian ayahnya yakni busut Rajabasa[23]

Di Labuhan Meringgai akhirnya diadakan pembicaraan bakal meluluskan dwi kerajaan Pugung, Muhammad Sholeh akhirnya menganut status membuat pembesarpemimpin bancuh Labuhan Meringgai dan mempreteli petak-petak mulaisejak ayahnya, bancuh berkelas petak-petak ampuh sepotong tiras yang bertuliskan kepalasuku adiwangsa bersih, kepada Nurhalim (Raja Adat Melinting) alihbahasa mulaisejak kepalasuku adiwangsa bersih adalah atasan yang cocok dan arif, mulaisejak apa-apa pose yang rendah,[23] kerajaan yang dipimpin makanyapmakadariitu Muhammad Sholeh akhirnya dikenal pakai keutamaan keratuan (kerajaan) adiwangsa bersih Melinting atau kerajaan Melinting, darurat Muhammad Aji Saka mengungkai bakal bertempattinggal bancuh mintakat busut Rajabasa, mintakat kekuasaannya akhirnya dikenal pakai keutamaan keratuan (kerajaan) adiwangsa bersih Rajabasa[23]

Kerajaan-kerajaan adiwangsa bersih ini akhirnya membuat mintakat Islam yang bancuh Lampung bertepatan berpengalaman datangbulan kongsi kaum aturan Lampung Peminggir bakal merangkup Islam[16]

Banten laksana kerajaanSunting

Kesultanan Demak menjelmakan pembicaraan berkelas menyikapi ihwal meninggalnya Pati Unus (depati Banten bertepatan putera buahmata Kesultanan melik) bancuh Demak, Maulana Yusuf atau Raden Abdullah menyerupai momongan mulaisejak pembesarpemimpin depati Banten cukup perlu bala melik ,Mendaratkan bala Banten bancuh Banten, Yusuf atau Raden Abdullah diajak semula bakal rugi bancuh Banten bakal ekspedisi mudik bolak-balik Demak, Para bos dan penasehat bala yang tinggal berwarisbergolongan tunggal serupa kaku gawat bimbang jika Yusuf atau Raden Abdullah bermaksud dibunuh berkelas penyerobotan mahkota mengacuhkan sepeninggal Pati Unus.

Pembagian mintakat protektorat antara kerajaan Banten pakai kerajaan CirebonSunting

Pasca amanat rukunberdamai Cirebon pakai kerajaan Pajajaran cukup musim 1530 dan segera kerajaan Banten bangun cukup musim 1552, lambat mintakat antara kali(besar) Angke dan kali(besar) Cipunegara dibagi dwi. Menurut Carita Sajarah Banten, Sunan Gunung Jati[24] cukup era bolak-balik 15[25] meluluskan mintakat antara kali(besar) Angke dan kali(besar) Cipunegara membuat dwi fase pakai kali(besar) Citarum laksana pembatasnya, arah timur kali(besar) Citarum hadir kali(besar) Cipunegara mendalam mintakat Kesultanan Cirebon yang saatini membuat Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dan arah barat kali(besar) Citarum hadir kali(besar) Angke membuat mintakat anakbuah Kesultanan Banten pakai keutamaan Jayakarta.[2]'[26]

Pada musim 1568,[27] Maulana Hasanuddin laksana pembesarpemimpin Banten yang bahasa membawahi mintakat Jayakarta memasyhurkan menantunya yakni Kawis Adimarta (Tubagus Angke) mulaisejak Ratu Ayu Fatimah (momongan bolak-balik enam mulaisejak Maulana Hasanuddin)[28] laksana pembesarpemimpin Jayakarta, sebelumnya, semenjak ihwal Kelapa cukup musim 1527 hadir diangkatnya Kawis Adimarta cukup musim 1568, mintakat ini berpunya bancuh asal cakar Fadillah Khan[29]

Perluasan mintakat bolak-balik LampungSunting

Maulana Hasanuddin bahasa pendirian cakar bolak-balik Lampung. Pada musim 1530 bila mintakat aturan Lampung Peminggir sudah merangkup Islam dan berpunya bancuh asal cakar Syarief Hidayatullah[16] mintakat aturan Lampung Abung (Pepadun) belum terpendam yang berpunya bancuh asal cakar Syarief Hidayatullah, lebih cukup puberadolesens cakar Maulana Hasanuddin laksana Sultan Banten, kongsi aturan Lampung Abung (Pepadun) belum terpendam yang membangun seba ( Sultan) bolak-balik Banten, kongsi Lampung Abung (Pepadun) cukup puberadolesens itu tinggal melindungi aturan istiadatnya yang beragam animisme.[16]

Pada kira-kira mata era ke-16 faktual terpendam sendiri minak mulaisejak mandala kongsi aturan Lampung Abung (Pepadun) yang sudah merangkup Islam bagaikan Minak Sangaji (mulaisejak mandala Tulang Bawang) yang membangun mulaisejak Bolan, tapi Minak Sangaji diperkirakan membalas Islam bukanbuatan mulaisejak kerajaan Banten alih-alih mulaisejak Melaka[16]

Maulana Hasanuddin aktif berkelas Islam bancuh cutak Lampung, hanya itu bahasa sudah membangun persentuhan dagang pakai ratu Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan Inderapura), Sultan Munawar Syah dan dianugerahi lamang makanyapmakadariitu ratu terpandang.[2]

Maulana Yusuf momongan mulaisejak Maulana Hasanuddin, menganut status cukup musim 1570[30] Banten bolak-balik cutak babakan Sunda pakai menewaskan Pakuan Pajajaran musim 1579. Kemudian digantikan anaknya Maulana Muhammad, yang bertenggang fasih Palembang musim 1596 laksana fase mulaisejak jalan Banten berkelas memperkuat aksi Portugal bancuh Nusantara, cuma batal lewat tutup berkelas terpandang.[31]

Masyarakat Lampung Abung seba bolak-balik BantenSunting

Pasca meninggalnya Sultan Banten Maulana Muhammad cukup musim 1596 cukup penyerbuan bolak-balik Palembang pangkal dorongan Pangeran Mas (putera Arya Penggiri, batih Sunan Prawoto mulaisejak kerajaan Demak) yang beragan membuat pembesarpemimpin Palembang[32] dan pasca meninggalnya Unyai terjadilah konflik bancuh antara momongan batih Minak Paduka Begeduh, konflik terpandang berhubungan pakai bingung seba ( sesepuh), seba bolak-balik Banten atau bolak-balik Palembang[33] hadir lalai tunggal mulaisejak meramalkan akur cakar kerajaan Banten[16] dan yang satunya lalu seba bolak-balik Palembang dan mundur mintakat aturan Lampung Abung.

Minak Paduka Begeduh memegang 4 momongan, yakni Unyi, Nunyai, Nuban (wanita) dan Subing. Minak Paduka Begeduh membangun momongan mulaisejak Minak Rio Begeduh, batih mulaisejak Indra Gajah dan cicit mulaisejak Umpu Serunting yang membikin keratuan (kerajaan) Pemanggilan.[16] Minak Paduka Begeduh memegang dwi nyonya yakni Minak Majeu Lemaweng mulaisejak keratuan (kerajaan) Pogung dan Minak Munggah bancuh Abung mulaisejak Selebar[33]

Perwakilan mulaisejak kongsi aturan Abung yang seba ( sesepuh) bolak-balik Banten adalah Minak Semelesem (batih Unyai),[16] darurat mulaisejak mandala kongsi aturan Lampung Abung (Pepadun) yang mengungkai bakal seba ( sesepuh) bolak-balik Palembang adalah Mukodum muter antariksa, beliau akhirnya olak lalu bolak-balik mintakat aturan Lampung Abung dan mengungkai bakal menciptakan kongsi Kayu Agung dan bertempattinggal bancuh sana.[33]

Hubungan melekat kerajaan Banten dan InggrisSunting

Pada puberadolesens Pangeran Ratu momongan mulaisejak Maulana Muhammad, membuat ratu juniorkemudian bancuh Pulau Jawa yang berbelanja label “Sultan” cukup musim 1638 pakai keutamaan Arab Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada puberadolesens ini Sultan Banten sudah macam langkas membangun hubungan cara pakai tenaga kaku yang terpendam cukup babak itu, lalai tunggal bocor konosemen Sultan Banten atas Raja Inggris, James I musim 1605 dan musim 1629 atas Charles I.[2]

Pada musim 1629, Sultan Banten Abu al Mafakir Mahmud Abdul Kadir membagikan konosemen atas pembesarpemimpin Inggris Raja Charles I mengutarakan kegembiraannya lewat orang-orang Inggris berniat mempreteli lalu dagangnya bancuh Banten, hanya itu Sultan Abu al Mafakir Mahmud Abdul Kadir bahasa mengemukakan donasi persenjataan dan pupuramunisi atas Inggris, kejadian terpandang berharga bakal bersitegang preservasi pengamanan kerajaan Banten[2]'[34]

Permintaan kerajaan Banten bermaksud senjata dan pupuramunisi gawat dimungkinkan bakal ihwal penyerbuan mintakat Banten cukup 1626 terulang, perlu itu dwi musim segera serah dapat boleh jumlah mulaisejak Sultan Banten yakni Pangeran Ranamanggala, Mataram cukup puberadolesens cakar Sultan Agung Hanyakrakusuma membangun penyerbuan olak atas kerajaan Banten yang bahar ini dibantu makanyapmakadariitu Palembang, tapi penyerbuan ini bahasa ampuh[24]

Blokade Vereenigde Oostindische Compagnie dan Peristiwa PabaranangSunting

Sikap Bersahabat kerajaan Banten pakai Inggris ini angkatkaki hujung pakai pose yang diambil kerajaan Banten atas Belanda. Pada musim 1633, Vereenigde Oostindische Compagnie membangun penyerbuan bolak-balik mintakat kerajaan Banten bancuh antaranya Tanahara, Anyer, dan Lampung, kejadian terpandang dikarenakan kepada Vereenigde Oostindische Compagnie Banten akbar yang melewati pengrusakan dan atas mal dan kadar properti Vereenigde Oostindische Compagnie, cukup agenda November terlaksana antuk adiluhung antara kerajaan Banten pakai Vereenigde Oostindische Compagnie, paksa kerajaan Banten ampuh membasmi bala Vereenigde Oostindische Compagnie yang cukup puberadolesens itu berulang benyai ekor beradak pakai Mataram[35]

Pada copot 5 Januari 1634 Vereenigde Oostindische Compagnie membagikan lalu bala danau yang bahkan ahli bakal mendesak Surosowan, lambat diadakanlah komprehensif pangkal mintakat perairan Banten. Pengepungan Vereenigde Oostindische Compagnie bancuh perairan Tanahara boleh digagalkan makanyapmakadariitu bala yang dipimpin Tubagus Singaraja, pemodal kerajaan Banten bancuh Tanahara, melainkan blokade bancuh perairan sandaran Banten, gres boleh digagalkan segera digunakan resep yang gres[35] yakni pakai membangun Vereenigde Oostindische Compagnie pakai kelasi adiluhung yang disebut Barungut, kelasi Barungut yang sebelumnya diperbaiki bancuh Batavia cukup gelita harinya dibakar pangkal petunjuk Wangsadipa,[2] ihwal ini dikenal pakai keutamaan Pabaranang.[36]

Pembakaran danau Vereenigde Oostindische Compagnie makanyapmakadariitu kerajaan Banten terkuak berkelas dwi rapat, rapat juniorkemudian terlaksana cukup gelita bancuh copot 4 dan 5 Januari 1634 dan rapat kedua terlaksana cukup gelita bancuh copot 10 dan 11 Januari 1634.[24][34]

Penyerangan kelasi dagang kerajaan Banten makanyapmakadariitu Vereenigde Oostindische CompagnieSunting

Satu musim segera ihwal Pabaranang yakni cukup musim 1635 Belanda olak membangun penyerbuan perkara Banten bahar ini yang membuat sasarannya adalah kelasi dagang Banten yang hamil genting mulaisejak Ambon,[34] Pangeran Anom (Abu al Ma’ali Ahmad) yang membangun momongan mulaisejak Sultan Banten Abu al Mafakir Mahmud Abdul Kadir bertepatan wakilnya maka membagikan konosemen atas Raja Charles I mulaisejak Inggis bakal mengemukakan donasi meladeni Vereenigde Oostindische Compagnie bancuh Batavia, Pangeran Abu al Ma’ali Ahmad mengemukakan moga Inggris berniat membagikan prajuritnya berkelas meluluskan kerajaan Banten meladeni Vereenigde Oostindische Compagnie tapi apakala Inggris penentangan atau berjaga-jaga pakai penyebab lambat Pangeran doang bermaksud mengemukakan donasi persenjataan , merupakan bom dan pupuramunisi[2]'[34]

Penjajakan pakai BelandaSunting

Pada musim 1636 kerajaan Banten membangun penelitian pakai Belanda, cukup puberadolesens ini kondisi kerukunan berat kontributif, Hindia Belanda cukup perlu itu terpendam bancuh asal pengurus Gubernur Jenderal Antonio van Diemen yang berperan semenjak 1 Januari 1636. Pada puberadolesens penelitian ini kerajaan Banten meski merangsang atas semua kongsi bancuh mintakat kerajaan Banten moga memuat . Pada musim 1639 amanat ampuh dicapai[34]

Puncak penambahanSunting

De Stad Bantam, atlas kutipan ceper aurum (engraving) karangan François Valentijn, Amsterdam, 1726[37]

Kesultanan Banten membangun kerajaan nautikal dan mempertanggungkan pemasaran berkelas berpedoman perekonomiannya. Monopoli pangkal pemasaran bancuh Lampung, mengirim pembesarpemimpin Banten bertepatan laksana pemasar penengah dan Kesultanan Banten beranakpinak cepat, membuat lalai tunggal muslihat niaga yang asasi cukup puberadolesens itu.[38] Perdagangan danau beranakpinak bolak-balik semua Nusantara, Banten membuat cutak multi-etnis. Dibantu Inggris, Denmark dan Tionghoa, Banten pakai Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Tiongkok dan Jepang.[39]

Perintah dan antipati mulaisejak kongsiSunting

Imbauan olak yang sudah dimulai semenjak 1636 mengalami antipati kongsi bancuh alam Lampung dan Bengkulu, kongsi kerajaan-kerajaan bancuh Bengkulu yang berpunya bancuh asal lagamkilarangan kerajaan Banten bagaikan Selebar jika bertemu ajakan yang terbayangkan memajukan[34]

Penguasaan SukadanaSunting

Masa Sultan Ageng Tirtayasa ( 1651-1682) dipandang laksana puberadolesens penambahan Banten.[40] Di asal sira, Banten memegang bala yang sensasional, dibangun pangkal iktibar Eropa, masih bahasa sudah membayar Eropa bergaya cukup Kesultanan Banten.[30] Dalam membasmi arah pelayarannya Banten bahasa membagikan bala lautnya bolak-balik Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat saatini) dan menaklukkannya musim 1661.[41] Pada puberadolesens ini Banten bahasa berniaga berdesir mulaisejak lagukalimat yang dilakukan VOC, yang sebelumnya sudah membangun pangkal kapal-kapal dagang melekati Banten.[30]

Pengaturan bancuh BengkuluSunting

Pada copot 12 Februari 1663, Sultan Banten Abdul Fatah melepaskan akibat memenuhi jasad dijual atas bisajadi tapi yang bakal terpandang mesti tambahanpula depan dibawa bolak-balik Banten, apakala akibat penyelarasan penjualan ini dilanggar lambat laksana hukumannya nyonya dan anaknya bermaksud dibawa bolak-balik Banten[42]

Banten berkelas Kasus Perwalian kerajaan Cirebon dan laga Raden TrunajayaSunting

Pada perlu Pangeran Girilaya dan kedua momongan tertuanya yakni Martawijaya dan Kartawijaya diundang bolak-balik Mataram bakal membalas berhimpun angkattopi pangkal naiknya Pangeran Girilaya membuat pembesarpemimpin Cirebon tapi cepat olak, kerajaan Cirebon berjumpa perguncangan lewat adanya atasan bancuh kerajaan Cirebon. Pada puberadolesens terpandang bakal kerajaan Cirebon mulaisejak huru-hara dikarenakan bancuh istana Cirebon Pangeran Girilaya tinggal memegang ahli mulaisejak istri-istrinya yang kaku bagaikan Pangeran Ketimang dan Pangeran Giyanti (momongan Pangeran Girilaya mulaisejak istrinya yang membangun ahli darah Cirebon) dan Bagus Jaka (momongan Pangeran Girilaya pakai istrinya yang membangun komunitas bijak), lambat Sultan Ageng Tirtayasa mulaisejak kerajaan Banten menyatakan aji Wangsakerta (adik aji Martawijaya dan Kartawijaya) bakal membuat sesepuh ayahnya olak.[43] Keluarga lalu menarikhati aji Wangsakerta membuat Wali kembalinya ayahnya aji Girilaya mulaisejak Mataram.

Lepasnya Karawang atas Belanda mulaisejak Cirebon dan pemberhentian kilonggar aji CirebonSunting

Sepeninggal sesepuh Agung Hanyaraka Kusuma mulaisejak Mataram, penerusnya yakni Amangkurat I berpose bahkan nyanyar atas Belanda, amanat antara keduanya bakal meluluskan meski dilakukan, cukup puberadolesens pembangkangan Trunojoyo, Mataram mengemukakan donasi Belanda bakal memadamkannya, Belanda yang diwakili Admiral Speelman (yang dikemudian membuat Gubernur Jendral Cornelis Speelman) lewat Syahbandar Jepara yakni Wangsadipa memunculkan yakni pendirian mintakat cakar Belanda hadir kali(besar) Cipunegara (bancuh fase lor) pun merunutmengusut bolak-balik hadir bersua danau. Syarat terpandang dibawa makanyapmakadariitu residen James Cooper cukup copot 4 Maret 1677 dan terlaksana makanyapmakadariitu sesepuh Mataram, Amangkurat I dan putranya (sejumlah agenda pagibuta Trunojoyo menyentak akar Mataram copot 28 Juni 1677 dan mengeluarkan putra-putra aji Girilaya yang ditahan makanyapmakadariitu Mataram yakni Martawijaya dan Kartawijaya).[44]

Syarat terpandang akhirnya disetujui makanyapmakadariitu Amangkurat I walau mintakat yang diminta sebagiannya adalah properti kerajaan Cirebon yakni mintakat Karawang atau para kongsi mengenalnya pakai Rangkas Sumedang (mintakat antara kali(besar) Citarum dan Cibeet hadir kali(besar) Cipunegara yang saatini membuat kabupaten Karawang, kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang), kilonggar aji Cirebon ditahan laksana sandar Cirebon berniat membantu mintakat daerah fase baratnya bakal Belanda.[44]

Pangeran Wangsakerta yang berpunya bancuh Cirebon dan membuat segera ayahnya (aji Girilaya) cepat olak mulaisejak Mataram ekor ditahan makanyapmakadariitu Amangkurat I akhirnya mengemukakan donasi kerajaan Banten, sesepuh Ageng Tirtayasa akhirnya membagikan donasi persenjataan atas Trunojoyo pakai memintanya bakal mengeluarkan kilonggar aji Cirebon yang ditahan makanyapmakadariitu Mataram, bila Trunojoyo ampuh menyentak istana Mataram, orang-orang yang terpendam bancuh dalamnya akhirnya ditawan dan dibawa bolak-balik Kediri,[45] awalnya Tronojoyo melacak lalu kilonggar aji Cirebon terpendam bancuh antara kilonggar rintangan yang dibawa bolak-balik Kediri, segera beranggapan kilonggar rintangan yang berakar mulaisejak Mataram dan memergoki kilonggar aji Cirebon, Trunojoyo akhirnya mengeluarkan meramalkan pakai penghormatan dan mengirimnya bolak-balik kerajaan Banten.[44]

Posisi Cirebon yang berulang benyai cukup perlu itu ditambah pakai kosongnya sesepuh dan doang diisi makanyapmakadariitu sendiri sesepuh melatih kerajaan Cirebon belum kuasa menyentak olak mintakat Karawang yang direbut Belanda macam bertegah dan sisi pakai donasi Amangkurat I mulaisejak Mataram, sehingga bila kedua aji Cirebon olak mulaisejak Banten dan menerima kerajaan Cirebon pakai keutamaan Kasepuhan dan Kanoman meramalkan menerima wilayahnya yang sudah dikurangi mintakat Karawang yang diambil sisi terpandang, sehingga mintakat cakar kerajaan Cirebon maha barat merupakan mintakat Kandang Haur dan sekitarnya hadir ambang kali(besar) Cipunegara.

Penyerangan Banten pangkal loji Belanda dan disingkirkannya kaum Mataram bancuh CirebonSunting

Pada balasan musim 1676, seimbang kelasi mulaisejak Cirebon yang membumi bancuh Banten melapor lalu Pekalongan selesai ampuh dikuasai bala Trunajaya cukup kira-kira 25 Desember 1676, pembesarpemimpin alam daerah cukup puberadolesens itu Singawangsa diberitakan cakmembonceng pakai kilonggar bala Trunajaya[46]

Pada copot 2 Januari 1677, Tegal ampuh dikuasai bala Trunajaya nir- keganasan[46]

Pada copot 5 Januari 1677, bala Trunajaya yang dipimpin makanyapmakadariitu Ngabehi Sindukarti (maktua Trunajaya) dan Ngabehi Langlang Pasir bancuh sandaran Cirebon pakai 12 kelasi ampuh 150 bala, meramalkan mengikat moga kaum Mataram yang ditempatkan bancuh Cirebon laksana Syahbandar yakni Martadipa bertekuklutut dan menarikhati syarat-syaratnya, yakni[47]

1. Cirebon lalu memesan depot atas Mataram, 2. Tentara Madura mesti mencegah anak-anak dan perempuan, 3. Sandera Cirebon terpendam lalu yang dikirim bolak-balik Mataram, 4. Selanjutnya Cirebon berpunya bancuh asal pengurusan rajanya ahad, 5. Cirebon berpunya bancuh asal rungguh hak-hak Sultan Banten,

6. Orang Cirebon menangsel Banten pakai senjata masih menghalalkan mengijabkan Sultan Banten laksana barier

Syarat-syarat terpandang disertai pakai bencana misalnya terlaksana.[47] Martadipa yang cukup perlu itu sudah berusia berkelanjutan lalu membalas yang disodorkan kepadanya pangkal keutamaan Raden Trunajaya[46] dan berjaga-jaga menguasakan kekuasaannya atas ahli atau keluarga akrab Sultan Abdul Karim (Sultan Cirebon yang ditawan Mataram)[48]

Penobatan anak-anak Sultan Cirebon Abdul KarimSunting

Pembagian perkara kerajaan Cirebon macam aci terlaksana cukup musim 1679 perlu Pangeran Martawijaya dan Kartawijaya dinobatkan membuat sesepuh bancuh istana Pakungwati, kerajaan Cirebon, pagibuta kedua aji olak bolak-balik Cirebon segera diselamatkan makanyapmakadariitu Tronojoyo mulaisejak Mataram pakai donasi persenjataan mulaisejak kerajaan Banten cukup musim 1677, Sultan Ageng Tirtayasa mulaisejak Banten terhimpit meluluskan kerajaan Cirebon membuat dwi kerajaan dan tunggal peguron dikarenakan bakal friksi rumpun kerajaan Cirebon lewat adanya ketaksesuaian kirakira bancuh mandala rumpun adiluhung keadaan kerajaan Cirebon, kirakira rumpun adiluhung serpih dan kondusif ketiganya (Martawijaya, Kartawijaya dan Wangsakerta) bakal membuat pembesarpemimpin, lambat Sultan Ageng Tirtayasa menjadikan ketiganya membuat pembesarpemimpin Cirebon bancuh Banten cukup musim yang serupa segera meramalkan keluar(kendaraan) bancuh kerajaan Banten mulaisejak Mataram yakni cukup musim 1677, dwi membuat sesepuh dan memegang wilayahnya terpisah ( belum bersemangat berkomitmen atau baka[47]) yakni Pangeran Martawijaya dan Kartawijaya darurat tunggal yakni Pangeran Wangsakerta membuat Panembahan nir- mintakat cakar tapi beriman cakar pangkal daftarpustaka istana.[43]

Hal terpandang membangun aras gres agih kerajaan Cirebon, bancuh kali kerajaan bercabang membuat tiga dan terpisah dahsyat dan babaran kilonggar pembesarpemimpin , lalu label ketiganya segera aci dinobatkan:

  • Sultan Kasepuhan, Pangeran Martawijaya, pakai label Sultan Sepuh Abil Makarimi Muhammad Samsudin (1679-1697)
  • Sultan Kanoman, Pangeran Kartawijaya, pakai label Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badrudin (1679-1723)
  • Panembahan Cirebon, Pangeran Wangsakerta pakai label Pangeran Abdul Kamil Muhammad Nasarudin atau Panembahan Tohpati (1679-1713)

Perubahan label mulaisejak Panembahan membuat Sultan agih dwi perjaka tertua Pangeran Girilaya ini dilakukan makanyapmakadariitu Sultan Ageng Tirtayasa, lewat keduanya dilantik membuat Sultan Cirebon bancuh Banten. Sebagai sesepuh, meramalkan berwenang mintakat cakar komplet, komunitas, dan istana terpisah. Pangeran Wangsakerta diangkat membuat sesepuh alih-alih doang Panembahan. Ia memegang mintakat cakar atau istana ahad, bermaksud cuma bangun laksana Kaprabon (Paguron) yakni wadah melancarkan kilonggar ahli istana.

Misi Rijckloff van Goens memukul kerajaan BantenSunting

Pada 4 Januari 1678, Rijckloff van Goens ditunjuk laksana palsu Gubernur Jenderal Joan Maetsuycker akhirnya cukup 31 Januari 1679 Rijckloff van Goens konosemen atas otoritas Belanda, sira lalu

yang sepenuhhati buat bakal pemberadaban kota hamba (Belanda) merupakan pemberantasan dan pembatalan Banten, Banten mesti ditaklukkan atau kompeni bermaksud enyah

[49]

Pribawa dan masuknya Belanda cukup Perjanjian 1681Sunting

Penobatan ketiga perjaka Sultan Cirebon Abdul Karim laksana pembesarpemimpin mintakat dan pembesarpemimpin peguron cukup musim 1677 bancuh Banten makanyapmakadariitu Sultan Abdul Fatah dan dilanjutkan pakai permakluman ketiganya bancuh istana Pakungwati cukup 1679 tinggal menyisihkan ketidakpuasan, Pangeran Martawijaya yang selesai dinobatkan membuat Sultan Sepuh Syamsuddin dan dahsyat bancuh kerajaan Kasepuhan tinggal menyengaja lalu sira adalah pewaris status yang asli lewat sira adalah putera tertua mulaisejak Sultan Cirebon Abdul Karim yang tutup bila berkelas penahanan Mataram, paradoks pahamintern ahli Sultan Abdul Karim diperkirakan bersumber bila Sultan Abdul Fatah mulaisejak Banten doang memediasi ketiganya pakai hukum menjadikan meramalkan bertiga laksana pembesarpemimpin mintakat dan pembesarpemimpin peguron tapi meluluskan mintakat cakar atas masing-masingnya macam baka dan berkomitmen[47]

Pangeran Martawijaya yang sudah dinobatkan membuat Sultan Sepuh Syamsuddin akhirnya mempermaklumkan keinginannya atas duta Vereenigde Oostindische Compagnie yang bermerek Jacob van Dyck moga Vereenigde Oostindische Compagnie Belanda berniat membantunya bakal status kerajaan Cirebon, kejadian ini akhirnya bakal kesumat makanyapmakadariitu Pangeran Kartawijaya yang sudah dinobatkan membuat Sultan Anom Badriddin dan Pangeran Wangsakerta yang sudah dinobatkan membuat Panembahan Nasiruddin. Pangeran Kartawijaya (Sultan Anom Badruddin) berputarbermakrifat lalu meramalkan sudah sama-sama dinobatkan laksana pembesarpemimpin mintakat bancuh Cirebon, menyikapi kejadian ini akhirnya Pangeran Kartawijaya mengemukakan asilum atas kerajaan Banten, darurat Pangeran Wangsakerta (Panembahan Nasiruddin) mengikat moga doski bahasa boleh dahsyat bancuh Cirebon lewat saat terlaksana ekor babe dan saudaranya ditawan makanyapmakadariitu Mataram dialah yang membuat Wali dan mempraktikkan pengurusan kerajaan Cirebon[47]

Kesultanan Banten loji Belanda bancuh IndramayuSunting

Pada agenda April musim 1679 kerajaan Banten Loji (agak Indonesia: bilik) Vereenigde Oostindische Compagnie bancuh Indramayu bancuh asal pengurus Arya Surya dan Ratu Bagus Abdul Qadir,[50] penyerbuan kerajaan Banten ini adalah fase mulaisejak bertengkar gerilya kerajaan Banten perkara Vereenigde Oostindische Compagnie dan sekutunya bancuh darat Jawa.

Jacob van Dyck dan konosemen Belanda 1680Sunting

Pada agenda September 1680, bila bala gerilya kerajaan Banten bancuh Cirebon bancuh dempang deklinasi makanyapmakadariitu Vereenigde Oostindische Compagnie, Jacob van Dyck yang sebelumnya adalah duta Vereenigde Oostindische Compagnie yang diminta donasi makanyapmakadariitu Pangeran Martawijaya (Sultan Sepuh Syamsuddin) moga mempermaklumkan keinginannya Vereenigde Oostindische Compagnie berniat membantunya berkelas bakal status kerajaan Cirebon sudah diutus bolak-balik Cirebon laksana sendiri Commissaris[47] (agak Indonesia: penghubung atau hakim amanat) bakal menguasakan konosemen akibat pengurusan setinggi-tingginya Belanda yang mengutarakan lalu pengurusan setinggi-tingginya Belanda selesai mengakui kilonggar pembesarpemimpin Cirebon laksana sultan-sultan yang terlindungtersembunyi bersimpul makanyapmakadariitu paksa manapun dan pengurusan setinggi-tingginya Belanda beriktikad bermaksud mencegah kilonggar pembesarpemimpin Cirebon pakai hukum menempatkannya laksana kekuasaan (mintakat berkelas asilum Belanda)[47]

Pada perlu yang serupa Gubernur Jenderal Rijckloff van Goens dan kilonggar penasihatnya yang diketuai makanyapmakadariitu Cornelis Janzoon Speelman (berperan semenjak 18 Januari 1678[51]) selesai menderetkan pustaka amanat yang bermaksud diserahkan atas tiga pembesarpemimpin Cirebon, pustaka amanat terpandang disusun ahad makanyapmakadariitu Cornelis Janzoon Speelman yang akhirnya cukup copot 29 Oktober 1680 ditunjuk laksana Gubernur Jenderal Hindia Belanda.[52] Penunjukan Cornelis Janzoon Speelman laksana Gubernur Jenderal dikarenakan Gubernur Jenderal Rijckloff van Goens mengutarakan keinginannya bakal memulangkanmembatalkan angkatkaki, harapan Gubernur Jenderal Rijckloff van Goens bakal memulangkanmembatalkan angkatkaki dikarenakan grogi berpengalaman lalu meladeni kesumat apakala kesumat yang dilakukan makanyapmakadariitu Cornelis Janzoon Speelman dan rekan-rekannya bancuh pengurusan luhur[52]

Pengajuan penundaan angkatkaki yang dilakukan makanyapmakadariitu Gubernur Jenderal Rijckloff van Goens sedianya sudah dilakukan semenjak 1679 tapi gres bakal respon mulaisejak Heeren XVII (tujuh asmara atasan luhur Vereenigde Oostindische Compagnie) lewat konosemen tertanggal 29 Oktober 1680, bancuh berkelas konosemen terpandang Heeren XVII membalas penundaan doski pakai penghormatan dan laksana aplaus pangkal jasa-jasanya saat ini atas Vereenigde Oostindische Compagnie, Heeren XVII membasmi atas anaknya yang bermerek Rijckloff van Goens Jr yang cukup puberadolesens itu berperan laksana Gubernur mintakat tawanan Belanda bancuh Srilanka seimbang statusiklim bancuh pengurusan luhur[52]

Pangeran Haji dan kekandasan bala gerilya kerajaan Banten bancuh CirebonSunting

Pada puberadolesens gerilya ini Sultan Abdul Fatah mulaisejak kerajaan Banten meladeni paradoks pahamintern yang dipicu makanyapmakadariitu kebimbanganhati Pangeran Haji bermaksud status kerajaan Banten yang sepertinya bermaksud kepadanya, paradoks pahamintern ini puncaknya bila Cornelis Janzoon Speelman ditunjuk laksana Gubernur Jenderal Hindia Belanda bakal mengutuskan Rijckloff van Goens cukup 29 Oktober 1680.[52]

Pangeran Haji akhirnya cukup copot 25 November 1680 membagikan konosemen congor aman atas Cornelis Janzoon Speelman pangkal kaidah doski laksana Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pengiriman konosemen congor aman makanyapmakadariitu Pangeran Haji atas Cornelis Janzoon Speelman menyulut kegagalan Sultan Abdul Fatah dikarenakan cukup puberadolesens itu Vereenigde Oostindische Compagnie gres memukul bala gerilya kerajaan Banten bancuh Cirebon[35] yang berkesudahan cukup ampuh dikuasai absolut mintakat kerajaan Cirebon makanyapmakadariitu Vereenigde Oostindische Compagnie Belanda.[53]

Perjanjian 1681Sunting

Pada balasan musim 1680 pengurusan setinggi-tingginya Belanda menarikhati akal pustaka amanat yang ditujukan atas kilonggar pembesarpemimpin Cirebon, akhirnya cukup perlu musim gres 1681 tujuh duta mulaisejak tiga pembesarpemimpin Cirebon yang masih bancuh Batavia menghadiri berhimpun kenegaraan bancuh panti Rijckloff van Goens (Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang gres memulangkanmembatalkan angkatkaki cukup 29 Oktober 1680) yang dipimpin makanyapmakadariitu Jacob van Dyck, segera berkelahi bakal ketenangan Raja Belanda pakai anggur spanyol lambat diserahkan konosemen akibat otoritas setinggi-tingginya Belanda bakal ketiga pembesarpemimpin Cirebon disertai pakai hadiah-hadiah atas meramalkan dan administrator meramalkan (kilonggar pembesarpemimpin Cirebon), buat gelita harinya Jacob van Dyck angkatkaki pakai dwi akhir kelasi diikuti makanyapmakadariitu perahu-perahu yang datangbulan kilonggar duta Cirebon melekati bolak-balik Cirebon, rusuk Jacob van Dyck bancuh sandaran Cirebon empat akhirnya (copot 5 Januari 1681), arak-arakan Jacob van Dyck disambut makanyapmakadariitu ujud bom dan juragankapal Joachim Michiefs yang sudah tambahanpula depan terpendam bancuh Cirebon.[47],[54]

Pada keesokan harinya copot 6 Januari 1681, diadakanlah berhimpun yang dihadiri makanyapmakadariitu kilonggar pembesarpemimpin Cirebon bancuh yang disertai ujud bom laksana konstruksi angkattopi, akhirnya konosemen akibat pengurusan setinggi-tingginya Belanda yang dibawa mulaisejak Batavia cukup copot 1 Januari 1681 terpandang dibacakan.[47][54]

Pada copot 7 Januari 1681 dimulailah pembicaraan bancuh antara kilonggar pembesarpemimpin Cirebon dan cukup gelita harinya dicapailah konvensi bakal menetapkan amanat antara Belanda dan Cirebon, Perjanjian terpandang akhirnya ditandatangani makanyapmakadariitu ketiga pembesarpemimpin Cirebon.[55][56] Pada amanat terpandang Belanda diwakili makanyapmakadariitu komisioner Jacob van Dijk dan juragankapal Joachim Michiefs,[57] amanat cintakasih yang dimaksud adalah bakal memonopoli pemasaran bancuh mintakat Cirebon bancuh antaranya pemasaran jasad , beras, ,[57] , masih Jati bertepatan mengundang kesultanan-kesultanan bancuh Cirebon kekuasaan Belanda (mintakat bancuh asal pemberian Belanda).[58]

Perjanjian Belanda – Cirebon 1681 terpandang bahasa memenjara pemasaran, memenjara bestel kelompokorang dan Vereenigde Oostindische Compagnie menemui eigendom bancuh sana[53]

Perang taliSunting

Sekitar musim 1680 ceduk konflik berkelas Kesultanan Banten, ekor penyerobotan cakar dan pertikaian antara Sultan Ageng pakai putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan makanyapmakadariitu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang mempersalinkan santunan atas Sultan Haji, sehingga bertengkar tali boleh dielakkan. Sementara berkelas bersitegang posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar bahasa lengang membagikan 2 utusannya, mengalami Raja Inggris bancuh London musim 1682 bakal bakal santunan masih donasi persenjataan.[2] Dalam bertengkar ini Sultan Ageng terhimpit meninggalkan mulaisejak istananya dan silih bolak-balik cutak yang disebut pakai Tirtayasa, cuma cukup 28 Desember 1682 cutak ini bahasa dikuasai makanyapmakadariitu Sultan Haji bersama-sama VOC. Sultan Ageng bersama-sama putranya yang kaku Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf mulaisejak Makasar meninggalkan bolak-balik abah babakan Sunda. Namun cukup 14 Maret 1683 Sultan Ageng menemui akhirnya ditahan bancuh Batavia.

Sementara VOC pun memeriksa dan melindas antipati partisipan Sultan Ageng yang tinggal berpunya berkelas pengurus Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. Pada 5 Mei 1683, VOC mentransfermempersiapkan Untung Surapati yang agung letnan lagi bala Balinya, akur pakai bala pengurus Letnan Johannes Maurits van Happel membabat cutak Pamotan dan Dayeuh Luhur, bancuh kali cukup 14 Desember 1683 meramalkan ampuh rancak Syekh Yusuf.[59] Sementara segera lalu Pangeran Purbaya mengutarakan menguasakan angkatkaki. Kemudian Untung Surapati disuruh makanyapmakadariitu Kapten Johan Ruisj bakal menghela Pangeran Purbaya, dan berkelas ekspedisi datangbulan Pangeran Purbaya bolak-balik Batavia, meramalkan menjelang pakai bala VOC yang dipimpin makanyapmakadariitu Willem Kuffeler, cuma terlaksana bancuh antara meramalkan, puncaknya cukup 28 Januari 1684, rumahjaga bala Willem Kuffeler dihancurkan, dan Untung Surapati lagi pengikutnya membuat target VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya ahad gres cukup 7 Februari 1684 bancuh Batavia.[60]

PenurunanSunting

Bantuan dan santunan VOC atas Sultan Haji wajibperlu dibayar pakai mempersalinkan timbalanbayaran atas VOC bancuh antaranya cukup 12 Maret 1682, mintakat Lampung diserahkan atas VOC, bagaikan maktub berkelas konosemen Sultan Haji atas Mayor Issac de Saint Martin, Laksamana kelasi VOC bancuh Batavia yang berulang membumi bancuh Banten. Surat itu akhirnya dikuatkan pakai konosemen amanat copot 22 Agustus 1682 yang melatih VOC menemui eigendom dominasi pemasaran bancuh Lampung.[61] Selain itu amanat copot 17 April 1684, Sultan Haji bahasa wajibperlu memampas dahiat ekor bertengkar terpandang atas VOC.[62]

Setelah meninggalnya Sultan Haji musim 1687, VOC mencengkeramkan pengaruhnya bancuh Kesultanan Banten, sehingga tauliahwisuda kilonggar Sultan Banten wajibperlu membujur titiktemu mulaisejak Gubernur Jendral Hindia Belanda bancuh Batavia. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengutuskan Sultan Haji tapi doang dahsyat kira-kira tiga musim, digantikan makanyapmakadariitu saudaranya Pangeran Adipati pakai label Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan akhirnya dikenal bahasa pakai label Kang Sinuhun ing Nagari Banten.

Perang tali yang bekerja bancuh Banten mundur kelabilan pengurusan puberadolesens . Konfik antara ahli pembesarpemimpin Banten[63] ataupun pernyataan ketidakpuasan kongsi Banten, pangkal cakmembonceng campurnya VOC berkelas kerepotan Banten. Perlawanan komunitas olak sangatkurus cukup puberadolesens balasan pengurusan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, bancuh antaranya antipati Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat paradoks yang berhanyut-hanyut Sultan Banten olak mengemukakan donasi VOC berkelas membinasakan sejumlah antipati rakyatnya sehingga semenjak 1752 Banten sudah membuat vasal mulaisejak VOC.[41]

Penghapusan kerajaan Banten dan lepasnya LampungSunting

Keris Naga Sasra yang digunakan makanyapmakadariitu Pangeran Kornel (Pangeran Kusumahdinata IX) perlu bersalaman mengamalkan tinju kiri (alamat adanya antipati perkara tujuan Belanda berkelas pembinaan Jalan Raya Pos pakai Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels cukup ihwal Cadas Pangeran

Reruntuhan Keraton Sultan cukup musim 1859 (penampang makanyapmakadariitu C. Buddingh mulaisejak Geschiedenis van Nederlandsch Indië atau “Sejarah Hindia Belanda”)

Reruntuhan Keraton Kaibon, sarung kastil target Ibu Suri Sultan Banten, cukup musim 1933

Pada musim 1808 Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, pembinaan Jalan Raya Pos bakal melindungi darat Jawa mulaisejak terjangan Inggris.[64] Daendels Sultan Banten bakal membawa akar kotanya bolak-balik Anyer dan menyisihkan kegairahan bedelaktivitas bakal membengkokkan sandaran yang direncanakan bermaksud dibangun bancuh Ujung Kulon. Sultan menegah amanat Daendels, laksana jawabannya Daendels penyerbuan pangkal Banten dan pemberantasan Istana Surosowan. Sultan lagi keluarganya disekap bancuh Puri Intan (Istana Surosowan) dan akhirnya dipenjarakan bancuh Benteng Speelwijk. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin akhirnya diasingkan dan dibuang bolak-balik Batavia. Pada 22 November 1808, Daendels mengatakan mulaisejak markasnya bancuh Serang lalu mintakat Kesultanan Banten sudah diserap bolak-balik berkelas mintakat Hindia Belanda.[65] Selain itu Gubernur Jendral Herman Willem Daendels melepaskan konosemen akibat cukup copot 22 November 1808 bakal membantu Lampung mulaisejak mintakat kerajaan Banten dan keterkaitannya pakai Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mintakat Lampung berkelas konosemen akibat terpandang samad berpunya bancuh asal kir Gubernur Jenderal.[66]

Kesultanan Banten aci dihapuskan musim 1813 makanyapmakadariitu otoritas kolonial Inggris.[67] Pada musim itu, Sultan Muhammad polong Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa rugi status makanyapmakadariitu Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini membangun serbuan pamungkas yang membunuh babad Kesultanan Banten.

AgamaSunting

Lukisan litograf Masjid Agung Banten cukup kala 1882-1889.

Berdasarkan amanat arkeologis, puberadolesens mata kongsi Banten dipengaruhi makanyapmakadariitu sejumlah kerajaan yang datangbulan religi Hindu-Buddha, bagaikan Tarumanagara, Sriwijaya dan Kerajaan Sunda.

Dalam Babad Banten bercerita berapa Sunan Gunung Jati bersama-sama Maulana Hasanuddin, membangun Islam macam langkas atas pembesarpemimpin Banten Girang lagi penduduknya. Beberapa alkisah misterius bahasa mengeloskanmengantarkan praktik islamisasi bancuh Banten, global bila cukup puberadolesens Maulana Yusuf maklumvmahfum operasi atas kelompokorang babakan Sunda, yang ditandai pakai Pakuan Pajajaran.

Islam membuat punggur buahpikiran Kesultanan Banten, Sultan Banten dirujuk memegang atas Nabi Muhammad, dan mengirim kilonggar memegang konsekuensi yang adiluhung berkelas jiwa masyarakatnya, serempak itu kebatinan ataupun kebatinan bahasa beranakpinak bancuh Banten. Sementara kongsi mencucup Islam laksana fase yang terhambat. Beberapa hukumadat yang terpendam dipengaruhi makanyapmakadariitu deraian Islam bancuh kongsi, bagaikan kelihatan cukup kesenian sangga angkatkaki Debus.

Kadi melakonkan taganbantuan asasi berkelas pengurusan Kesultanan Banten, hanya berperan berkelas jalankeluar permusuhan komunitas bancuh , bahasa berkelas penegakan asas Islam bagaikan hudud.[68]

Toleransi jemaah bancuh Banten, beranakpinak pakai bahari. Walau didominasi makanyapmakadariitu orangislam, cuma lapisan distingtif dipersetujui membengkokkan kendaraan peribadatan meramalkan, bancuh kali kira-kira musim 1673 sudah bangun sejumlah klenteng cukup cutak kira-kira sandaran Banten.

KependudukanSunting

Kemajuan Kesultanan Banten ditopang makanyapmakadariitu kelas kelompokorang yang akbar masih multi-etnis. Mulai mulaisejak Jawa, Sunda dan Melayu. Sementara bon Nusantara kaku pakai kelas luas antara kaku Makasar, Bugis dan Bali.

Dari sejumlah Eropa disebutkan kira-kira musim 1672, bancuh Banten diperkirakan ada antara 100.000 200.000 pria yang ada bakal beradak, kaku menginstruksikan, lalu bancuh Banten boleh direkrut para 10 000 yang ada melanting senjata. Namun mulaisejak yang maha boleh diandalkan, cukup Dagh Register-(16.1.1673) menginstruksikan mulaisejak sensus yang dilakukan VOC cukup musim 1673, diperkirakan kelompokorang bancuh Banten yang berpengalaman mengamalkan seligi atau senjataapi berjumlah kira-kira 55.000 . Jika totalitas kelompokorang dihitung, apa meski kewarganegaraan meramalkan, diperkirakan berjumlah kira-kira 150.000 kelompokorang, global wanita, anak-anak, dan lansia.[69]

Sekitar musim 1676 ribuan kongsi Tiongkok belajar kedewaan dan bergaya bancuh Banten. Gelombang ini ekor berkecamuknya bertengkar bancuh Fujian masih cukup cutak Tiongkok Selatan lainnya. Masyarakat ini biasanya membengkokkan pemukiman kira-kira pemisah kawasan dan kali(besar) masih memegang keseimbangan kelas yang luas dibandingkan kongsi India dan Arab. Sementara bancuh Banten sejumlah bon kongsi Eropa bagaikan Inggris, Belanda, Prancis, Denmark dan Portugal bahasa sudah membengkokkan pemondokan dan bilik bancuh kira-kira Ci Banten.

PerekonomianSunting

Dalam ajaran pembinaan ekonomi Banten, hanya bancuh jalur pemasaran bakal alam daerah, cukup cutak babakan prolog sawah diperkenalkan. Asumsi ini beranakpinak lewat cukup babak itu bancuh sejumlah cutak babakan bagaikan Lebak, perekonomian masyarakatnya ditopang makanyapmakadariitu kesibukan persawahan, sebagaimana apresiasi mulaisejak goresan sanghyang siksakanda ng karesian yang bercerita adanya kata pahuma (pekebun), panggerek (pemburu) dan panyadap (arit). Ketiga kata ini definitif bahkan atas tatanan perlak, betul bahasa pakai keutamaan peralatannya bagaikan pisau, hamba, baliung, kored, dan sadap.

Pada puberadolesens Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 kerja lungkang adiluhung dilakukan bakal membeberkan pertanian. Antara 30 dan 40km pelimbahan gres dibangun pakai mengamalkan kegairahan para 16.000 . Di pelimbahan terpandang, antara 30 dan 40.000 ribu hektare sawah gres dan ribuan hektare persawahan kelambir ditanam. 30 000-an petambak ditempatkan bancuh pangkal bentala terpandang, global Bugis dan Makasar. Perkebunan tebu, yang didatangkan produser Tiongkok cukup musim 1620-an, dikembangkan. Di asal Sultan Ageng, deraian kelompokorang Banten melaju luas.[41]

Tak boleh dimungkiri cukup musim 1678, Banten sudah membuat praja, pakai kelas kelompokorang dan kapital yang dimilikinya mengundang Banten laksana lalai tunggal tertinggi bancuh jagat cukup puberadolesens terpandang.[69]

PemerintahanSunting

Bendera Kesultanan Banten, nomor leper Jepang musim 1876.

Setelah Banten ceduk laksana kerajaan yang independen, penguasanya mengamalkan label Sultan, darurat berkelas alam kastil ada label Pangeran Ratu, Pangeran Adipati, Pangeran Gusti, dan Pangeran Anom yang disandang makanyapmakadariitu kilonggar pewaris. Pada pengurusan Banten ada seseorang pakai label Mangkubumi, Kadi, Patih masih Syahbandar yang memegang keikutsertaan berkelas tatausaha pengurusan. Sementara cukup kongsi Banten ada bon darah yang digelari pakai tubagus (Ratu Bagus), kepalasuku atau sayyid, dan bagian tersendiri lainnya yang membujur alamat garib adalah terdiri pangkal keturunan , pengayom tanah, masih keturunan cempiang.

Pusat pengurusan Banten berpunya antara dwi akhir kali(besar) yakni Ci Banten dan Ci Karangantu. Di cutak terpandang dahulunya bahasa didirikan rekanminggu, dan Istana Surosowan yang dikelilingi makanyapmakadariitu pematang lagi comberan, darurat bancuh arah lor mulaisejak kastil dibangun Masjid Agung Banten pakai tower beraut apimenarasuar yang harapan dahulunya bahasa aktif laksana tower bas bakal eksistensi kelasi bancuh Banten.

Berdasarkan Sejarah Banten, mintakat rekanminggu induk bancuh Banten berpunya antara Masjid Agung Banten dan Ci Banten, yang dikenal pakai keutamaan Kapalembangan. Sementara cukup cutak ada paseban yang digunakan makanyapmakadariitu Sultan Banten laksana wadah bakal mempermaklumkan proklamasi atas rakyatnya. Secara totalitas program Banten beraut tujuanaspek empat yang dipengaruhi makanyapmakadariitu filosofi Hindu-Buddha atau pemerian yang dikenal pakai keutamaan padang.[41] Selain itu cukup cutak ada sejumlah tempat yang menghubungkan distingtif, bagaikan Kampung Pekojan (Persia) dan Kampung Pecinan.

Kesultanan Banten sudah bayaran pangkal kapal-kapal yang berteduh bolak-balik Banten, bayaran ini dilakukan makanyapmakadariitu Syahbandar yang berpunya bancuh cutak yang dinamakan Pabean. Salah sendiri komendur yang eminen cukup puberadolesens Sultan Ageng bermerek Syahbandar Kaytsu.

Warisan nostalgiaSunting

Setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, mintakat Banten membuat fase mulaisejak cutak kolonialisasi. Pada puberadolesens pengurusan Hindia Belanda, musim 1817 Banten dijadikan keresidenan, dan semenjak musim 1926 mintakat terpandang membuat fase mulaisejak Provinsi Jawa Barat. Kejayaan puberadolesens belakanghari Kesultanan Banten menginspirasikan masyarakatnya bakal mengundang cutak Banten olak membuat tunggal cutak provinsialisme, ralat pengurusan Indonesia aktif melecut cutak Banten laksana wilayah eksklusif yang akhirnya ditetapkan lewat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Selain itu kongsi Banten sudah membuat tunggal komposit eksklusif yang diwarnai makanyapmakadariitu kombinasi antar-etnis yang senggang terpendam cukup puberadolesens penambahan Kesultanan Banten, dan heterogenitas ini senggang mengundang kongsi Banten laksana lalai tunggal tenaga yang memerintah bancuh Nusantara.

Daftar Sultan BantenSunting

Artikel induk: Daftar Sultan Banten

Berikut adalah kalender sesepuh Banten:[70][71]

Kesultanan Banten laksana Negara BerdaulatSunting

No. Masa/Tahun Nama Sultan Nama Lain Keterangan Sultan Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Sultan ke-2 Kesultanan Cirebon 1 1552 – 1570 Sultan Maulana Hasanuddin Pangeran Sabakinking 8 Oktober 1526 Membandarkan (1 Muharam 933 H) – 1552 Membandarkan, laksana kadipaten bancuh asal Kesultanan Cirebon 2 1570 – 1585 Sultan Maulana Yusuf Pangeran Pasareyan 3 1585 – 1596

Sultan Maulana Muhammad

  • Pangeran Sedangrana
  • Prabu Seda ing Palembang

4 1596 – 1647

Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir

  • Pangeran Ratu
  • Sultan Agung

5 1647 – 1651

Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad

  • Pangeran Anom
  • Sultan Kilen

6 1651 – 1683

Sultan Ageng Tirtayasa[72]

  • Abu al-Fath Abdul Fattah
  • Pangeran Dipati
  • Pangeran Surya

7 1683 – 1687

Sultan Abu Nashar Abdul Qahar

  • Sultan Haji
  • Pangeran Dakar

(Catatan) 18 1687 – 1690 Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya 9 1690 – 1733

Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin

  • Pangeran Adipadi
  • Kang Sinihun ing Nagari Banten

10 1733 – 1750 Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin 1750 – 1752 Sultan Syarifuddin Ratu Wakil2 Pangeran Syarifuddin berkelas konsekuensi Ratu Syarifah Fatima[73][74]11 1752 – 1753 Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi Pangeran Arya Adisantika 12 1753 – 1773 Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin 13 1773 – 1799 Sultan Aliyuddin I Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin 14 1799 – 1801 Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 15 1801 – 1802 Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin 1802 – 1803 Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya Untuk darurat tatausaha Kesultanan Banten dipegang makanyapmakadariitu sendiri Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya 16 1803 – 1808 Sultan Aliyuddin II Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin 1808 – 1809 Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala Untuk darurat tatausaha Kesultanan Banten dipegang makanyapmakadariitu sendiri Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala 17 1809 – 1813 Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin Muhammad polong Muhammad Muhyiddin Zainussalihin

Catatan:

1. Penobatan ini disertai sejumlah limitasi. Persyaratan terpandang akhirnya dituangkan berkelas seimbang amanat yang ditandatangani cukup 17 April 1684 yang meminimalkan independensi Banten lewat pakai amanat itu apa-apa objek yang berkepang pakai kerepotan berkelas dan interesan kota mesti pangkal titiktemu VOC.

2. Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang bolak-balik Ambon, istrinya Ratu Syarifah Fatima ampuh mengajak Belanda (Baron van Inhoff) bakal menjadikan putranya mulaisejak anteseden laksana Sultan Banten. Pangeran Syarifuddin menganut status pakai label Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, cuma cukup aktual yang dahsyat adalah Ratu Syarifah Fatima.[75] Hal terpandang yang memicu diakuinya Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin ataupun Ratu Syarifah Fatima laksana Sultan Banten ke-11.

Lihat semulaSunting

Bacaan berkelanjutanSunting

  • Hussein Jayadiningrat, Critische Beschouwing van de Sadjarah-Banten, Disertasi Doktor, 3 Mei 1913, Universitas Leiden.
  • Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono, Banten avant l’Islam – Etude archéologique de Banten Girang (Java Indonésie) 932 (?)-1526 (“Banten pagibuta Islam – Studi arkeologis bab Banten Girang 932 (?)-1526”), École française d’Extrême-Orient, 1994, ISBN 2-85539-773-1
  • Darsa, Undang A. 2004. Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan, Makalah disampaikan berkelas Kegiatan Bedah Naskah Kuno yang diselenggarakan makanyapmakadariitu Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1 23.
  • Ekadjati, Edi S. 1995. Sunda, Nusantara, dan Indonesia; Suatu Tinjauan Sejarah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar berkelas Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran cukup Hari Sabtu, 16 Desember `1995. Bandung: Universitas Padjadjaran.
  • Ekadjati, Edi S. 1981. Historiografi Priangan. Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Padjadjaran.
  • Ekadjati, Edi S. (Koordinator). 1993. Sejarah Pemerintahan bancuh Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
  • Raffles, Thomas Stamford. 1817. The History of Java, 2 vols. London: Block Parbury and Allen and John Murry.
  • Raffles, Thomas Stamford. 2008. The History of Java (Terjemahan Eko Prasetaningrum, Nuryati Agustin, dan Idda Qoryati Mahbubah). Yogyakarta: Narasi.
  • Z., Mumuh Muhsin. Sunda, Priangan, dan Jawa Barat. Makalah disampaikan berkelas Diskusi Hari Jadi Jawa Barat, diselenggarakan makanyapmakadariitu Harian Umum Pikiran Rakyat Bekerja Sama pakai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat cukup Selasa, 3 November 2009 bancuh Aula Redaksi HU Pikiran Rakyat.
  • Uka Tjandrasasmita. (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Kepustakaan Populer Gramedia.
  • E. Rokajat Asura. (September 2011). Harisbaya berbaur 2 ratu – Kemelut asmara bancuh antara dwi kerajaan Sumedang Larang dan Cirebon. Penerbit Edelweiss.
  • Atja, Drs. (1970). Ratu Pakuan. Lembaga Bahasa dan Sedjarah Unpad. Bandung.
  • Atmamihardja, Mamun, Drs. Raden. (1958). Sadjarah Sunda. Bandung. Ganaco Nv.
  • Joedawikarta (1933). Sadjarah Soekapoera, Parakan Moencang sareng Gadjah. Pengharepan. Bandoeng,
  • Lubis, Nina Herlina., Dr. MSi, dkk. (2003). Sejarah Tatar Sunda angka I dan II. CV. Satya Historica. Bandung.
  • Herman Soemantri Emuch. (1979). Sajarah Sukapura, seimbang pemeriksaan filologis. Universitas Indonesia. Jakarta.
  • Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono, “La principauté de Banten Girang” (“Kerajaan Banten Girang”), Archipel, Tahun 1995, Volume 50, peranginan 13-24
  • Ricklefs, Membandarkan. C., A History of Modern Indonesia since c. 1200, 2008 ( ke-4)
  • Zamhir, Drs. (1996). Mengenal Museum Prabu Geusan Ulun masih Riwayat Leluhur Sumedang. Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
  • Sukardja, Djadja. (2003). Kanjeng Prebu R.A.A. Kusumadiningrat Bupati Galuh Ciamis th. 1839 s / d 1886. Sanggar SGB. Ciamis.
  • Sulendraningrat P.S. (1975). Sejarah Cirebon dan Silsilah Sunan Gunung Jati Maulana Syarif Hidayatullah. Lembaga Kebudayaan Wilayah III Cirebon. Cirebon.
  • Sunardjo, Unang, R. H., Drs. (1983). Kerajaan Carbon 1479-1809. PT. Tarsito. Bandung.
  • Suparman, Tjetje, R. H., (1981). Sajarah Sukapura. Bandung
  • Surianingrat, Bayu., Drs. (1983). Sajarah Kabupatian I Bhumi Sumedang 1550-1950. CV.Rapico. Bandung.
  • Soekardi, Yuliadi. (2004). Kian Santang. CV Pustaka Setia.
  • Soekardi, Yuliadi. (2004). Prabu Siliwangi. CV Pustaka Setia.
  • Tjangker Soedradjat, Ade. (1996). Silsilah Wargi Pangeran Sumedang Turunan Pangeran Santri namasamaran Pangeran Koesoemadinata I Penguasa Sumedang Larang 1530-1578. Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
  • Widjajakusuma, Djenal Asikin., Raden Dr. (1960). Babad Pasundan, Riwajat Kamerdikaan Bangsa Sunda Saruntagna Karadjaan Pdjadjaran Dina Taun 1580. Kujang. Bandung.
  • Winarno, F. G. (1990). Bogor Hari Esok Masa Lampau. PT. Bina Hati. Bogor.
  • Olthof, W.L. ( IV 2008). Babad Tanah Jawi – mulaisejak Nabi Adam musim 1647. PT. Buku Kita. Yogyakarta Bagikan.
  • A. Sobana Hardjasaputra, H.D. Bastaman, Edi S. Ekadjati, Ajip Rosidi, Wim van Zanten, Undang A. Darsa. (2004). Bupati bancuh Priangan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda. Pusat Studi Sunda.
  • A. Sobana Hardjasaputra (Ed.). (2008). Sejarah Purwakarta.
  • Nina H. Lubis, Kunto Sofianto, Taufik Abdullah (awal), Ietje Marlina, A. Sobana Hardjasaputra, Reiza D. Dienaputra, Mumuh Muhsin Z. (2000). Sejarah Kota-kota Lama bancuh bancuh Jawa Barat. Alqaprint. ISBN 979-95652-4-3.

Pranala interesanSunting

Wikimedia Commons memegang tempatbadan keadaan Banten.
  • (Indonesia) Kompas: Sia-sia, Kalau Bangkitkan Sosok Sultan Banten
  • (Indonesia) Republika: Menunggu Kembalinya Sultan Banten
  • (Indonesia) Tempo Interaktif: Ribuan Peziarah Serbu Masjid Agung Banten Diarsipkan 2007-09-30 bancuh Wayback Machine.

Catatan begundalSunting

  1. ^ a b Taufiqurokhman; Widodo, Hari; Gunawan, Muhammad; Lambe, Sulaeman (2014). Banten mulaisejak Masa bolak-balik Masa (PDF). Serang: Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. ISBN9786027140400.
  2. ^ a b c d e f g h i Pudjiastuti, Titik. 2007. Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  3. ^ Facal, Gabriel. 2016. Keyakinan dan Kekuatan: Seni Bela Diri Silat Banten. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  4. ^ a b Lubis, Nina Herlina, 2004. Banten berkelas perkelahian nostalgia: sesepuh, , cempiang. Jakarta: LP3ES
  5. ^ Wildan, Dadan. 2003. Sunan Gunung Jati antara babad dan pertanda: pembumian Islam pakai ancangan struktural dan kultural. Bandung: Humaniora
  6. ^ Uka Tjandrasasmita, (2009), Arkeologi Islam Nusantara, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 979-9102-12-X.
  7. ^ a b Pudjiastuti, Titik 2000, ‘Sadjarah Banten: risalah pustaka dan alihbahasa disertai visipengetahuan alif-bata dan aba-aba. Depok: Universitas Indonesia
  8. ^ Untoro, Heriyanti Ongkodharma, 2007. Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten 1522 – 1684. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  9. ^ Effendy, Khasan. Sumanang Rana Dipaprana. 1994. Pertalian rumpun sultan-sultan Jawa Kulon pakai Keraton Pakungwati: Sunan Gunung Djati hilir aktual rumpun sultan-sultan Jawa Kulon. Bandung: Indra Prahasta
  10. ^ Hendarsyah, Amir. 2010. Cerita Kerajaan Nusantara. Yogyakarta: Great Publisher
  11. ^ Sariyun, Yugo. 1991. Nilai Budaya berkelas Permainan Rakyat Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  12. ^ “Syahdana, Darussalam Jagad. 2015. Gunung Pulasari; Kunci Penaklukkan Banten Girang makanyapmakadariitu Sunan Gunung Jati. [[kota Tangerang|Tangerang]]: Banten Hits”. Diarsipkan mulaisejak nomor betul copot 2016-08-08. Diakses copot 2016-06-16.
  13. ^ a b Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1997. Kongres Nasional Sejarah, 1996: Sub ragi dorongan ramah ekonomi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
  14. ^ Ruhimat, Mamat, Nana Supriatna, Kosim. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah). Bandung: Grafindo Media Pratama
  15. ^ Adhyatman, Sumarah. 1981. Antique ceramics found in Indonesia. Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia
  16. ^ a b c d e f g h i Tim Pusat Penelitian dan Sejarah Budaya. 1980. Adat Istiadat Daerah Lampung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  17. ^ Tim Radarcom.id. 2018. Asal-Usul dan Hubungan Keratuan Darah Putih pakai Syarief Hidayatullah (1). Bandar Lampung: Radar Komunikasi Digital
  18. ^ Asikin, Zainal. 2018. Jejak Sejarah Keratuan Ratu Darah Putih bancuh Desa Kuripan Lampung Selatan. Bandar Lampung: Teras Lampung
  19. ^ a b c d e f Tim Radarcom.id. 2018. Asal-Usul dan Hubungan Keratuan Darah Putih pakai Syarief Hidayatullah (II)[pranala nonaktif konsisten]. Bandar Lampung: Radar Komunikasi Digital
  20. ^ a b al Fadillah, Nizar. 2018. Radin Inten II, Pahlawan mulaisejak Lampung Selatan. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
  21. ^ a b van Dijk, Toos. Nico de Jonge. 1980. Ship Cloths of the Lampung, South Sumatera: A Research of Their Design, Meaning and Use in Their Cultural Context. Amsterdam: Galerie Mabuhay
  22. ^ Yulianto, Kresno. 2008. Dinamika kediaman berkelas Indonesia. Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia
  23. ^ a b c 2016. Asal-Usul dan Hubungan Keratuan Darah Putih pakai Syarief Hidayatullah (III). Lampung: harianlampung.com
  24. ^ a b c Djajadiningrat, Hoesein. 1983. Tinjauan genting bab sajarah Banten: jasa agih pujianpemahaman sifat-sifat pendaftaran nostalgia Jawa. Jakarta: Djambatan
  25. ^ Staf Citarum.org. 2001. Sungai Citarum Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hadir Sekarang, Menuju Tujuan Bersama. Bandung: Citarum.org
  26. ^ [1] Diarsipkan 2014-11-21 bancuh Wayback Machine.|jayakarta
  27. ^ Shahab, Yasmine Zaki. 1997. Betawi berkelas sudut terakhir: deraian, keupayaan, dan tantangannya. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Betawi
  28. ^ Adi, Windoro. 2010. Batavia, 1740: alur Betawi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  29. ^ Aziz, Abdul. 2002. Islam & kongsi Betawi. Ciputat: Logos Wacana Ilmu
  30. ^ a b c Hasan Muarif Ambary, Jacques Dumarçay, (1990), The Sultanate of Banten, Gramedia Book Pub. Division, ISBN 979-403-922-5.
  31. ^ Keat Gin Ooi, (2004), Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor, Volume 1, ABC-CLIO, ISBN 1-57607-770-5.
  32. ^ Mukarrom, Ahwan. 2014. Sejarah Islam Indonesia I: Dari Awal Islamisasi Periode Kerajaan-Kerajaan Islam Nusantara. Surabaya: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel
  33. ^ a b c Hadikusuma, Hilman. 1989. Masyarakat dan adat-budaya Lampung. Bandung: Mandar Maju
  34. ^ a b c d e f Prasetyo, Agus. 2019. Raja Sufi mulaisejak Kesultanan Banten: Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir (1596-1651 Membandarkan). Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
  35. ^ a b c Michrob, Drs Halwani, Drs A. Mudjahid Chudori. 1993. Catatan Masa Lalu Banten. Serang: Penerbit Saudara
  36. ^ Pudjiastuti, Titik. 2015. Menyusuri alur Kesultanan Banten. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
  37. ^ From Valentijn, Beschrijving van Groot Djava, ofte Java Major, Amsterdam, 1796. Ludwig Bachhofer, India Antiqua (1947:280) notes that Valentijn engat been in Banten in 1694.
  38. ^ Heriyanti Ongkodharma Untoro, (2007), Kapitalisme mata kerajaan Banten, 1522-1684: kupasan arkeologi-ekonomi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, ISBN 979-8184-85-8.
  39. ^ Yoneo Ishii, (1998), The junk trade from Southeast Asia: translations from the Tôsen fusetsu-gaki, 1674-1723, Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 981-230-022-8.
  40. ^ Nana Supriatna, Sejarah, PT Grafindo Media Pratama, ISBN 979-758-601-4.
  41. ^ a b c d Atsushi Ota, (2006), Changes of regime and social dynamics in West Java: society, state, and the outer world of Banten, 1750-1830, BRILL, ISBN 90-04-15091-9.
  42. ^ Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977. Sejarah Daerah Bengkulu. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayan
  43. ^ a b Ekajati, Edi Suherdi. 2005. Polemik goresan Pangeran Wangsakerta. Pustaka Jaya: Bandung
  44. ^ a b c “Tim Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon. 2015. Riwayat Berdirinya Keraton-Keraton bancuh Cirebon. [[Cirebon]]: Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon”. Diarsipkan mulaisejak nomor betul copot 2016-08-11. Diakses copot 2020-04-11.
  45. ^ <| Noer, Nurdin Membandarkan. 2015. Awal Pecahnya Kerajaan Cirebon, Kasepuhan dan Kanoman. Cirebon: Cirebon Trust Diarsipkan 2020-04-11 bancuh Wayback Machine.
  46. ^ a b c de Graaf, Hermanus Johannes. 1987. Runtuhnya kastil Mataram. Bogor: Grafiti Pers
  47. ^ a b c d e f g h i Deviani, Firlianna Tiya. 2016. Perjanjian 7 Januari 1681 Dan Implikasinya
    Terhadap Kehidupan Sosial Politik Ekonomi bancuh Kerajaan Cirebon (1681 Membandarkan – 1755 Membandarkan). Cirebon: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati
  48. ^ Sunardjo, R. H. Unang . 1996. Selayang Pandang Sejarah Masa Kejayaan Kerajaan Cirebon: kupasan mulaisejak ciri prosedur dan pengurusan. Cirebon: Yayasan Keraton Kasepuhan Cirebon
  49. ^ Mansyur, Khatib. 2001. Perjuangan komunitas Banten melekati wilayah: apresiasi akreditasi sendiri pemberita. Serang: Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi Banten
  50. ^ Suparman, Sulasman, Dadan Firdaus. 2017. Tawarikh: Political Dynamics in Cirebon from the 17th to 19th Century. Bandung: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati
  51. ^ de Jonge, Johan Karel Jakob. 1873. De opkomst van het Nederlandsch gezag over Java: verzameling van onuitgegeven stukken uit het oud-koloniaal archief, Volume 4. s Gravenhague The Hague: Martinus Nijhoff
  52. ^ a b c d Heniger, J. 2017. Hendrik Adriaan Van Reed Tot Drakestein 1636-1691 and Hortus, Malabaricus. Abingdon-on-Thames: Routledge
  53. ^ a b Molsbergen, Everhardus Cornelis Godee. 1931. Uit Cheribon’s geschiedenis en Gedenkboek der Gemeente Cheribon 1906-1931. Bandung: Nix
  54. ^ Kartodihardjo, Sartono. 1988. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500 – 1900 (mulaisejak Emporium Imperium). Jakarta: Gramedia
  55. ^ Roseno, Edi. 1993. Perang Kedondong 1818. Depok: Universitas Indonesia
  56. ^ a b Chambert-Loir, Henri. Hasan Muarif Ambary. 1999. Panggung nostalgia: dedikasi atas Prof. Dr. Denys Lombard. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  57. ^ Tim Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1982. Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  58. ^ Azyumardi Azra, (2004), The origins of Islamic reformism in Southeast Asia: networks of Malay-Indonesian and Middle Eastern ‘Ulamā’ in the seventeenth and eighteenth centuries, University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2848-8.
  59. ^ Ann Kumar, (1976), Surapati: man and legend: a study of three Babad traditions, Brill Archive, ISBN 90-04-04364-0.
  60. ^ Amir Hendarsah, Cerita Kerajaan Nusantara, Great! Publisher, ISBN 602-8696-14-5.
  61. ^ Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, (1992), Sejarah dalamnegeri Indonesia: Jaman dan deraian kerajaan-kerajaan Islam bancuh Indonesia, PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-409-8
  62. ^ Atsushi Ota, Banten Rebellion, 1750-1752: Factors behind the Mass Participation, Modern Asian Studies (2003), 37: 613-651, DOI: 10.1017/S0026749X03003044.
  63. ^ Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas. Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia. 2008 November. hlm.12. ISBN978-979-709-391-4.
  64. ^ Sartono Kartodirdjo, (1966), The peasants’ revolt of Banten in 1888: Its conditions, course and sequel. A case study of social movements in Indonesia, Martinus Nijhoff.
  65. ^ Komandoko, Gamal. 2010. Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
  66. ^ R. B. Cribb, A. Kahin, (2004), Historical dictionary of Indonesia, Scarecrow Press, ISBN 0-8108-4935-6.
  67. ^ Euis Nurlaelawati, (2010), Modernization, tradition and identity: the Kompilasi asas Islam and berlaku practice in the Indonesian religious courts, Amsterdam University Press, ISBN 90-8964-088-6.
  68. ^ a b Claude Guillot, Banten in 1678, Indonesia, Volume 57 (1994), 89-114.
  69. ^ “Silsilah Sultan Sultan Banten dan Keturunannya | Ranji Sarkub”. Ranji Sarkub. 2015-06-18. Diarsipkan mulaisejak nomor betul copot 2017-02-02. Diakses copot 2017-04-14.
  70. ^ Drs. H. Tri Hatmadji, (2005), Ragam Pusaka Budaya Banten, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, ISBN 979-99324-0-8.
  71. ^ {{Sejak puberadolesens pengurusan Sultan Ageng Tirtayasa, gelar-gelar Banten ditertibkan: Sultan bakal ratu, Pangeran Ratu bakal perjaka buahmata atau pewaris status juniorkemudian, Pangeran Adipati bakal pewaris status kedua atau adik Pangeeran Ratu (Djajadiningrat, 1983: 209-10)}}
  72. ^ redaksi. “Ingin Kuasai Banten, Ratu Syarifah Fatimah Malah Dibuang bolak-balik Pulau Edam”. Timika Satu. Diarsipkan mulaisejak nomor betul copot 2017-01-16. Diakses copot 2017-04-14.
  73. ^ “Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC bolak-balik Jantung Keraton”. Sportourism.id. Diarsipkan mulaisejak nomor betul copot 2017-05-04. Diakses copot 2017-04-14.
  74. ^ “Ratu yang Dibenci Rakyat Banten | Republika Online”. Republika Online. Diakses copot 2017-04-14.

Diperoleh mulaisejak “https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesultanan_Banten&oldid=20560925”

Video yang atas